Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KIMIA ANALISIS PERTEMUAN KE-14 (Total 20 soal)

Nama mahasiswa : Putri Ardyni Natashia Tucunan


NIM : 1961100002
Nilai :

Review Spektrofotometri
1. Spektrofotometri memiliki banyak manfaat di bidang kefarmasian, antara lain untuk melakukan analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Salah satu jenis spektrofotometri yang jarang digunakan namun spesifik
adalah spektrofotometri fluoresensi. Dalam paper yang berjudul ‘Analisa Panjang Gelombang Fluoresensi
Dominan pada Madu yang Dieksitasi Laser Menggunakan Metode Spektroskopi Fluoeresensi’, jawablah
pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah definisi dari fluoresensi?
b. Dari sisi instrumentasi alat (gambar skema), jelaskan perbedaan antara spektrofotometri uv-visibel
dengan spektrofotometri fluoresensi?
c. Senyawa dengan sifat seperti apa yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri fluoresensi?
d. Apa jenis senyawa yang ada di dalam madu yang bisa berfluoresensi? Berikan gambar strukturnya dan
tunjukkan letak gugus kromofornya?
e. Flavonoid juga memiliki gugus kromofor, menurut Anda apakah flavonoid juga dapat dianalisis dengan
spektrofotometri fluoresensi?
f. Jelaskan mengapa panjang gelombang sebelum dan sesudah eksitasi berbeda?
g. Apabila warna madu semakin gelap, apakah intensitas cahaya laser naik atau turun? Apa penyebabnya
dan apa pengaruhnya ke nilai panjang gelombang setelah eksitasi?
Jawab :
a. Fluoresensi sendiri merupakan peristiwa terpancarnya cahaya oleh suatu zat yang telah menyerap cahaya
lain. Fluoresensi terjadi ketika cahaya berinteraksi dengan suatu materi, dimana ketika atom atau partikel
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu menyebabkan sinar yang dipancarkan kembali
memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan energinya lebih rendah daripada energi cahaya
yang diserap.
b. Pada dasarnya dari sisi instrument alat yang digunaka dari spektrovotometri UV-VIS dengan
spektrofotometri fluoresensi itu mengunakan instrument yang sama hanya saja pada spektrofotometri
fluoresensi itu ada monokromator emisi yang menangkap sinar yang diperangkap oleh sel.
c. Senyawa yang memiliki respon fluoresensi serta memiliki gugus kromofor seperti madu

d.

e. Flavonoid hanya dapat dianalisis dengan spektrovotometri uv-VIS

f. Panjang gelomang setelah ekstasi berkisar anra 490,9nm sampai dengan 641,3nm.hasilpenelitian
menunjukan nilai panjang gelombang setelah ekstasi fluorensasi dominan tertinggi adalah 641,30nm dan
nilai panjang gelombang fluorensasi dominan trendah adalah 290,90nm.panjang gelombang fluorensasi
dominan berbanding lurus dengan warna madu.semakin gelap madu maka semakin banyak molekul
penyerap yang akan menyerap energy laser,sehingga panjang gelombang fluoresensi akan meningkat
seiring dengan semakin banyaknya energy laseryang diserap oleh molekul penyerap.
g. semakin gelap warna madu, maka semakin rendah intensitas cahaya laser yang akan diteruskan melewati
sampel. Semakin gelap warna pada madu, artinya semakin banyak molekul penyerap dalam sampel yang
dilewati oleh cahaya laser. Semakin rendah intensitas cahaya laser yang melewati sampel, maka energi
dari cahaya laser pun akan berkurang seiring dengan bertambahnya nilai panjang gelombang setelah
ekstasi.

2. Selain senyawa yang memiliki gugus kromofor, spektrofotometri juga dapat menetapkan kadar mineral
seperti logam dengan spektrofotometri serapan atom. Pada paper ‘Penetapan Kadar Zink Pada Sediaan
Farmasi dengan Metode Kompleksometri dan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)’, jawablah pertanyaan
di bawah ini :
a. Bagaimana prinsip analisis dengan spektrofotometri serapan atom?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan destruksi basah?
c. Mengapa semua sampel yang akan dianalisis dengan spektrofotometri perlu dilakukan destruksi basah
terlebih dahulu?
d. Sebutkan asam yang digunakan untuk destruksi basah? Mengapa digunakan 2 jenis asam?
e. Saat proses pemanasan dalam destruksi basah berlangsung, dalam kondisi yang seperti apa pemanasan
larutan dapat dihentikan?
f. Seperti tugas yang pernah dikerjakan sebelumnya, panjang gelombang Pb, Cd, Mn, Hg, dan Zn berbeda-
beda, mengapa panjang gelombang pembacaan masing-masing logam tidak sama?
g. Berdasarkan cara kerja, mengapa perlu dilakukan pengukuran larutan standar?
Jawab :
a. Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbansi cahaya oleh atom. Atom-
atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu.
b. Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan menggunakan asam kuat, baik
tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan
logam anorganik bebas.
c. Karena dekstruksi basah berperan menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi yang sangat rendah, agar
unsur-unsur tidak saling mengganggu dalam analisis, maka unsur yang tidak ingin diamati harus
dihilangkan dengan proses dekstruksi tersebut diharapakan yang tertinggal hanya logam saja.
d. Zinkid dan zincare , agar mengetahui tingkat kadar mineral yang lebih relative
e. pemanasan dihentikan sebentar, untuk ditambahkan 5 tetes H2O2 30 % dan pemanasan dilanjutkan.
Penambahan H2O2 30 % secara berulang kali sampai larutan jernih,lalu pemanasan dihntikan.
f. karena dilihat dari konfigurasi electron yang berbeda” dari setiap logam tersebut menyebabkan
penyerapan sinar panjang gelombang tesendiri.maka yng berbeda juga maka dapat menyebabkan
perbedaan dari masing masing logam tersebut.
g. perlu dilakukan pengukuran larutan standar sebagai standar dalam pengukuran yang hasilnya akan
diplotkan pada kurva kalibrasi untuk menentukan nilai regresif kurva mendkati 1,maka kelarutan hasil
perhitungan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
Review Kromatografi
3. Dibandingkan dengan spektrofotometri, kromatografi lebih banyak diterapkan dalam bidang farmasi,
salah satunya dalam pemisahan senyawa, pemurnian senyawa, analisis kualitatif (identifikasi), dan
analisis kuantitatif (penetapan kadar). Pada paper yang berjudul ‘Identifikasi Senyawa dan Uji Aktivitas
Ekstrak Etil Asetat Kulit Kayu Massoi’, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah tujuan dari penelitian dalam paper tersebut?
b. Apakah definisi ekstraksi?
c. Apakah jenis ekstraksi yang dilakukan?
d. Sebutkan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi?
e. Bagaimana cara mendapatkan ekstrak kental etil asetat?
f. Apakah tujuan analisis dengan kromatografi lapis tipis?
g. Dilihat dari cara kerjanya, bagaimana cara mengetahui manakah eluen yang terbaik?
h. Apakah Retardation factor (Rf) dan tuliskan rumusnya?
i. Dilihat dari hasil KLT, sebutkan 4 aspek yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan eluen yang
terbaik!
j. Apakah definisi fraksinasi?
k. Pada kromatografi kolom, dilihat dari metode gradien yang digunakan apakah eluen/fase gerak
yang digunakan semakin polar atau semakin non polar?
l. Bagaimana cara mengelompokkan 203 vial menjadi 7 fraksi?
m. Tuliskan dengan lengkap sistem instrumentasi KCKT yang digunakan!
Fase diam :
Fase gerak :
Laju alir (flow rate) :
Panjang gelombang :
Volume injeksi :
n. Berdasarkan tabel 9, mengapa kita tahu senyawanya ada 3? Dilihat dari nilai apa?
o. Mengapa sebelum dianalisis dengan kromatografi gas, perlu dilakukan KLT preparatif?
p. Jelaskan perbedaan sifat fisika kimia senyawa yang bisa dianalisis dengan kromatografi lapis tipis,
kromatografi kolom, kromatografi cair kinerja tinggi, dan kromatografi gas?
Jawab :
a. Untuk mengetahui identitas dan gambaran umum sampel uji, yaitu berupa: determinasi tumbuhan
(sampel), preparasi sampel (pembuatan serbuk simplisia dan ekstrak) dan uji fitokimia,serta aktivitas
Dari antibakteri dengan metode difusi cakram, uji aktivitas antioksidan dengan metode Penangkapan
Radikal Bebas.
b. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organic
c. metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan dipartisi dengan pelarut air : etil asetat (1:1).
Ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi diuji fitokimia, aktivitas antibakteri, toksisitas dan antioksidan.
Selanjutnya untuk mengidentifikasi adanya senyawa tertentu dilakukan pemisahan, pemurnian dan
identifikasi secara kromatografi kolom.
d. pelarut metanol dan dipartisi dengan pelarut air : etil asetat (1:1)
e. perlu dilakukan pengeringan dengan freezedryer
f. bertujuan untuk mengetahui pola kromatogram yang dihasilkan dari pemisahan senyawa yang
terdapat pada sampel.
g. Eluen yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa pelarut (heksan, etil asetat, kloroform,
aseton, metanol dan air) dengan perbandingan tertentu, dan telah dijenuhkan terlebih dahulu. Serta
Perbedaan nilai Rf dalam hal ini dapat mempengaruhi komposisi senyawa eluen yg akan
digunakan,serta bentuk spot yng bgus
h. Rf didefinisikan sebagai rasio jarak yang ditempuh oleh pusat titik terhadap jarak yang ditempuh
oleh bagian depan pelarut. Idealnya, nilai-nilai untuk RF setara dengan nilai-nilai R yang digunakan
dalam kromatografi kolom.
Dalam kromatografi, faktor retardasi, R, adalah fraksi sampel dalam fase gerak pada kesetimbangan,
didefinisikan sebagai

Faktor keterbelakangan, Rf, biasanya digunakan dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis untuk menganalisis dan membandingkan berbagai zat. Secara matematis dapat dijelaskan oleh
rasio berikut

i. Pelarut, jumlah noda warna serta Rf


j. Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa berdasarkan tingkat kepolaran.
Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda – beda tergantung pada jenis
tumbuhan.
k. semakin nonpolar
l. metode gradien komposisi pelarut yang digunakan dimulai dari perbandingan 10:1 sampai dengan
1:1 (untuk pelarut yang sifatnya nonpolar) dan untuk pelarut yang lebih polar digunakan pelarut
kloroform- metanol perbandingan 5:1 sampai dengan 1:1. Fraksi-fraksi hasil tampungan eluen yang
dikumpulkan didapat sebanyak 203 vial dengan volume rata-rata 14 ml. Fraksi-fraksiini kemudian
dikelompokkan berdasarkan profil kromatografi kolom KLT
m. - Fase gerak yang digunakan adalah campuran palarut heksan-etil asetat (2:1)
- fase diam menggunakan Shperisorb S5W(untuk senyawa non polar).
- flow rate 1 ml/menit, tekanan 121-141 kg/cm2
- pada panjang gelombang 230 nm.
- fraksi diinjeksikan 20 μl menggunakan syringe.
n. Dilihat dari waktu resensi dan luas area
o. Karena Sebelumya fraksi 4 harus difraksinasi pada kromatografi kolom,dan dimurnikan dengan
menggunakan KLT Preparatif.
p. kromatografi lapis tipis,senyawa yg harus polar dan non polar
kromatografi kolom, lebih ke pemisahan serta berdasarkan kepolaran
kromatografi cair kinerja tinggi, memisakan berdasarkn muatan positif maupun negative ,juga
memishkn berdasarkn dari kepolaran, senywa yg bisa dipasahkn itu sifatnya larutan ,jika padat harus
bisa dilarutkn.
kromatografi gas berlaku untuk senyawa yg mudah menguap.

Anda mungkin juga menyukai