HIPERBILIRUBINEMIA
NIM : 18.022
TINGKAT : 2A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
- Kampus Pusat : Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388 Fax
(0341) 556746
- Kampus I : Jl. Srikoyo No. 106 Jember Telp (0331) 486613
- Kampus II : Jl. A. Yani Sumberporong Lawang Telp (0341) 427847
- Kampus III : Jl. Dr. Soetomo No. 46 Blitar Telp (0342) 801043
- Kampus IV : Jl. KH Wakhid Hasyim No. 64B Kediri Telp (0354) 773095
- Kampus V : Jl. Dr. Soetomo No. 5 Trenggalek Telp (0355) 791293
- Kampus VI : Jl. Dr. Cipto Mangunkusomo No. 82A Ponorogo Telp (0352) 461792
Website : Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI HIPERBILIRUBINEMIA
Beberapa definisi hiperbilirubinemia dari beberapa sumber :
1. Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang
menjurus kea rah terjadinya kern ikterus atau ensefalopati bilirubin bila
kadarbilirubin tidak dikendalikan (mansjoer, 2008).
2. Hiperbilirubinemia adalah akumulasi berlebihan dari bilirubin didalam darah
(wong, 2003:143)
3. Hiperbillirubin ialah suatu keadaan dimana kadar billirubinemia mencapai
suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kernikterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik (Prawirohardjo, 1997).
4. Hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin
di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan
alat tubuh lainnya berwarna kuning (Ngastiyah, 2000).
5. Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar
nilainya lebih dari normal (Suriadi dan Rita, 2001:143)
B. PATOFISIOLOGI
1. Uraian (baca ulang sudah sesuai dengan skema atau belum )
Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobin yang berasal dari pengrus
akan sel darah merah/RBCs. Ketika RBCs rusak maka produknyakan masuk
sirkulasi, diimana hemoglobin pecah menjadi heme dan globin.Gloobin {protei
n} digunakan kembali oleh tubuh sedangkan heme akan
dirubah menjadi biliverdin dan berikatan dengan albumin.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein Z
dan protein Y berkurang. Atau pada bayi hipoksia,asidosis. Keadaan lain
yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan
gangguan konjungasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan
ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak
jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang
bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini
memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi
dapat menembus sawar darah otak.
Kelaianan yang terjadi pada otak disebut kern ikterus. Pada umumnya
dianggap bahwa kelainan pada syaraf pusat tersebut mungkin akan timbul
apabila kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl. Mudah tidaknya kadar
bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada
keadaan neonatus, bilirubin indirek akan mudah melalui sawar otak apabila
bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah (BBLR), hipoksia dan
hipoglikemia. (markum, 1991)
2. Phatway
HEMOGLOBIN
Globin Heme
Biliverdin
Indikasi fototerapi
18 Refleks
Rooting : lemah
Sucking : lemah
Menelan : lemah
Berkedip : normal
Tonik neck neglick : lemah
Moro : lemah
Palmar : lemah
Graps : lemah
2. Diagnosa
1) Gangguan integritas kulit b/d peningkatan kadar bilirubin
Karakteristik integrasi kulit
Kadar bilirubin melebihi batas normal (>1,0 mg/dl)
Terlihat joundice dipermukaan kulit
Hematoma
2) Resiko terjadi gangguan suhu tubuh akibat efek samping fototerapi
b/d efek mekanisme regulasi tubuh.
Karakteristik resiko terjadi gangguan suhu tubuh
Suhu tubuh melebihi batas normal (>37,5 0C)
Kulit kemerahan
Membran mukosa kering
Tekipnea
Kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum
Kram otot, tungkai lengan atau perut
Ruam pada kulit
3) Kurangnya volume cairan akibat efek samping foto terapi b/d
pemaparran sinar dengan intensitas tinggi
karakteristik kurangnya volume cairan tubuh:
Penurunan turgor kulit
Membran mukosa kering
Kulit kering
Peningkatan suhu tubuh
Intake dan output tidak seimbang
Reflek hisap lemah
Mata cekung
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No NIC NOC Rasional
dx
1 Setelah 1 Monitor 1. warna kulit
warna kekuningan
dilakukan
dan sampai jingga
tindakan keadaan yang semakin
kulit pekat
keperawatan
setiap 4- menandakan
selama 3x24 konsentrasi
8 jam
bilirubin indirek
jam diharapkan 2 Monitor
dalam darah
integritas kulit keadaan tinggi.
bilirubin 2. kadar bilirubin
kembali direk dan indirek
baik/normal indirek merupakan
(kolabor indikator berat
dengan kriteria
asi ringan jaundice
hasil: dengan yang diderita
dokter 3. menghindari
Kadar bilirubin
dan adanya
dalam batas analis) penekanan pada
kulit yang terlalu
normal (<5 3 Ubah
lama sehingga
posisi
mg/dl) mencegah
miring terjadinya
atau dekobitus atau
Kulit
tengkura iritasi pada kulit
tidak p rubah bayi.
bewarna posisi 4. kulit yang bersih
setiap 2 dan lembab
kuning/ jam membantu
warna berbaren memberi rasa
gan nyaman dan
kuning menghindari
dengan
berkuran perubah kulit bayi
mengelupas
g an posisi
atau bersisik
lakukan
Kulit massage
tidak dan
bewarna monitor
keadaan
kuning / kulit
warna 4 Jaga
kebersih
kuning
an kulit
berkuran dan
g kelemba
Tidak pan kulit
atau
timbul
memandi
lecet kan dan
akibat pemijata
n bayi.
penekan
an kulit
yang
terlalu
lama
DAFTAR PUSTAKA
Bobak and Jansen (1984), Etential of Nursing. St. Louis : The CV Mosby Company