Anda di halaman 1dari 5

Seringkali kita mengungkapkan perasan cinta namun perasaan yang sama tidak diterima dengan

baik oleh orang lain. Sebenarnya apa penyebab sampai terjadi hal demikian?

Bisa jadi karena bahasa cinta kita tidak memahami bahasa cinta orang yang kita kasihi. Setiap
orang memiliki prioritas dan kadar berbeda dalam pemenuhan kebutuhan cintanya. Sehingga kita
harus mengetahui kecenderungan orang-orang terdekat kita agar bahasa cinta yang kita sampaikan
sesuai dengan yang diharapkan. Dr. Gary Chapman mengklasifikasikan bahasa cinta dengan lima hal
berikut:

1. Bahasa Cinta Verbal

Adalah ungkapan rasa cinta melalui lisan dengan perkataan yang baik. Kata-kata cinta menjadi
sangat penting jika bahasa verbal merupakan prioritas bagi seseorang yang kita sayangi. Bukan
hanya ungkapan rasa cinta, bahasa cinta verbal juga melingkupi kata-kata penyemangat, penguatan
serta penegasan dalam momen yang tepat.

2. Bahasa Cinta Sentuhan

Sebuah studi oleh Psikolog Dr.Jan Astrom (2103) menemukan bahwa memeluk selama 10 detik akan
menghasilkan manfaat bagi kesehatan. Pelukan dapat menghasilkan hormon oksitosin yang
menenangkan serta membahagiakan. Sudahkah Bunda memeluk ananda dan pasangan hari ini?

Page | 2
3. Bahasa Cinta Quality Time

Aktivitas yang mindfulness akan memberikan efek psikologis yang positif. Hilangkan hal-hal yang
dapat mendistraksi saat melakukan aktivitas bersama, agar kebersamaan menjadi berkualitas.
Melakukan kegiatan bersama secara berkualitas adalah ungkapan cinta yang tidak bisa digantikan
dengan ungkapan lainnya.

4. Bahasa Cinta Hadiah

Hadiah dan kejutan akan menjadi ungkapan cinta tak terlupakan. Rasulullah Bersabda:

“Saling memberi hadiahlah kalian. Niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR Bukhori)

5. Bahasa Cinta Pelayanan

Pelayanan bisa merupakan hal yang sederhana seperti menyiapkan minuman untuk pasangan,
membantu mencuci piring atau membuatkan makanan kesukaan bagi buah hati. Orang dengan
prioritas bahasa cinta pelayanan akan menunjukan cintanya dengan memberikan pelayanan yang
baik.

Saat seorang anak berusia 0-5 tahun, Ia membutuhkan pemenuhan dan lima bahasa cinta di
atas agar tangki cintanya penuh. Selain itu kualitas dan kuantitas ungkapan cinta yang diterima saat
usia dini akan berpengaruh pada jumlah sinapsis antar neuron.

Selaku orang tua diharuskan untuk bisa melihat bahasa cinta manakah yang menjadi prioritas
bagi buah hati kita. Namun bagaimana cara kita mengonfirmasi apakah bahasa cinta yang kita
berikan diterima dengan baik? Semoga cara-cara di bawah ini bisa membantu.

1. Anak harus belajar untuk mengekpresikan perasaannya dengan tepat


2. Bacalah bahasa tubuh anak dan ajarkan Ia cara mengungkapkan perasaanya
3. Ajak anak untuk menganalisis penyebab dari hal yang Ia rasakan agar bisa mencari solusinya

Terkadang anak-anak kesulitan mengekspresikan emosinya. Jika anak-anak masih belum bisa
berbicara atau masih minim kosa katanya, Bunda bisa membantu dengan mengonfirmasi
perasaannya dengan membaca bahasa tubuh dan menyebutkan jenis emosi yang dimaksud.
Misalnya ketika bayi menari-nari saat diberikan kue kesukaannya. Bunda bisa membantunya dengan
memberi tahu bahwa saat ini Ia sedang gembira, sehinga anak bisa mengenali bahwa ini adalah
ekspresi kebahagiaan. Begitu juga saat anak terdiam ketika wajah ibu sedang tidak bersahabat,

Page | 3
tenangkan diri dulu kemudian bantulah si kecil untuk mengenali perasaannya tadi, apakah Ia takut
atau sedih?

Adakalanya pula anak enggan mengekspresikan perasaannya karena beberapa alasan seperti
seringkali diacuhkan atau dinegasikan perasaannya. Padahal emosi adalah suatu rasa yang harus
dialirkan, jika Ia ditahan maka suatu saat ia tidak akan sanggup dibendung lagi. Jika perasaan tidak
diungkapkan keluar, maka Ia akan merusak ke dalam. Untuk itu kita harus belajar dan membantu
orang-orang terkasih untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat. Pintu pertama
dalam komunikasi adalah kemampuan untuk mendengarkan. Dengarkanlah apa yang disampaikan
oleh orang terkasih termasuk oleh anak. Jadikan komunikasi kita sebagai mindfull communication,
komunikasi yang dibangun atas kesadaran. Tinggalkan hal-hal yang mendistraksi seperti gadget atau
pun pekerjaan saat kita berkomunikasi dengan orang terkasih agar kita bisa mendengarkan dengan
lebih baik.

Langkah kedua setelah mendengarkan adalah menerima perasaan yang disampaikan, accepting
feeling. Bunda bisa melakukan teknik mirroring dalam berkomunikasi agar memberikan umpan balik
yang sesuai. Pada tahapan ini kita hanya diharuskan menerima perasaan, bukan memberi solusi.
Terkadang buah hati kita melakukan hal yang salah, namun ia punya alasan misalnya ketika Ia
mencubit adiknya. Pada kondisi seperti ini Ia tahu bahwa mencubit adik adalah perbuatan yang
salah, namun Ia menyampaikan bahwa ia kesal karena adik menghancurkan susunan legonya

“Bunda tau kakak sedang marah karena adik mengganggu kakak bermain”

Lalu apakah cukup menerima perasaan tanpa penanaman akhlak serta kebiasaan baik pada
anak agar anak bisa menyelesaikan masalahnya dengan cara yang tepat?

Page | 4
Pada otak terdapat bagian yang disebut amigdala. Amigdala adalah bagian dari otak yang
bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan mempersiapkan diri untuk kejadian darurat.
Amigdala adalah bagian berbentuk almond dari jaringan saraf yang terletak di temporal (sisi) lobus
otak. Setiap orang memiliki dua amigdala pada masing-masing bagian otak kiri dan kanan. Amigdala
bertanggung jawab pada persepsi emosi. Bagian atas amigdala aktif ketika seseorang mengalami
emosi positif, sedangkan bagian bawah amigdala saat seseorang mengalami emosi negatif.
Amigdala laksana sebuah thermostat (alat pengatur panas) pada otak. Ia menggunakan sistem feed
back emosi. Emosi positif yang diterima amigdala bagian atas akan mengoptimalkan kinerja bagian
otak lain termasuk frontal lobes yaitu bagian otak yang mendukung fungsi konseptual serta
kemampuan berpikir abstrak. Ketika seseorang diterima perasaannya maka akan muncul rasa
tenang, bahasa cinta verbal dan sentuhan tentu akan memberikan efek yang signifikan. Saat
amigdala bagian atas aktif, maka sistem limbiks dan neokorteks akan bekerja maksimal sehingga
kemampuan otak untuk berpikir, bernalar dan berlogika serta respon psikologis akan baik.

Kembali kepada tahapan menerima perasaan dan mengajarkan kebiasaan baik pada anak.
Maka sebagai orang tua perlu membiasakan kebiasaan baik atau membangun atmosfer pendidikan
yang positif bagi buah hati. Membangun serta merawat kebiasaan baik akan membentuk good
personality. Sehingga anak-anak akan mampu mengekspresikan emosinya dengan cara yang benar
serta mampu menemukan solusi yang tepat dari permasalahannya.
Orang tua terutama Ibu memiliki peran penting dalam pendidikan kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengerti dan memahami emosinya. Lebih lengkapnya,
kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menginterpretasi serta
memanage emosinya. Daniel Goleman menyampaikan bahwa kecerdasan emosi adalah yang
menyetir kinerja kepemimpinan seseorang. Oleh karena itu bahasa cinta memiliki peran yang sangat
besar pada pembentukan kecerdasan emosional seseorang.

Page | 5

Anda mungkin juga menyukai