DISUSUN OLEH :
BEKASI
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. LATAR BELAKANG…………………………………………...……………..2
B. TUJUAN DAN MANFAAT…………………………..………………………..2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. PENGERTIAN YANG MENYANGKUT AU...................................................3
B. PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN AU...............................................3
C. CONTOH KASUS PERHITUNGAN AU..........................................................6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu tenpat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan.
b. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan ntuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.
c. Mobil Penumpang (MPU) adalah mobil penumpang yang digunakan sebagai kendaraan
umum.
d. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.
e. Mobil Penumpang adalah Kendaraan Bermotor Angkutan orang yang memiliki tempat
duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya tidak
Lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
f. Standar Pelayanan Minimal adalah ukuran minimal pelayanan yang wajib dipenuhi oleh
Perusahaan Angkutan Umum dalam memberikan pelayanan kepada Pengguna Jasa yang
aman, selamat, nyaman, terjangkau, setara, dan teratur
g. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan
orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.
h. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa
Perusahaan Angkutan Umum
i. Armada adalah asset berupa kendaraan mobil bus/MPU yang dipertanggungjawabkan
perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna ataupun dalam konservasi.
j. Biaya Pokok adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu
satuan unit produksi jasa angkutan.
k. Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang kendaraan
angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah.
4
3. Perhitungan tarif angkutan umum
a. Kapasitas
Kapasitas kendaraan adalah jumlah maksimum penumpang yang dapat diangkut dalam
satu kendaraan. Secara real operasional di lapangan, kapasitas kendaraan terdiri dari 8 seat
tempat duduk, 11 seat tempat duduk, dan 24 seat tempat duduk.
b. Faktor Muat
Faktor muat merupakam perbandingan antara jumlah penumpanh yang berada di dalam
kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk persentase. Faktor muat ini diperoleh
dari pencatatn terhadap jumlah penumpang (dalam persentase) saat kendaraan dating dan
berangkat dari terminal. Di dalam Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 antara lain
disebutkan bahwa suatu trayek dapat dibuka dan tambahan kendaraan dapat dioperasikan pada
trayek yang ada jika faktor muatan rata-rata perhari diatas 70% dan terdapat fasilitas terminal
yang memadai. Untuk trayek dalam kota faktor muat tersebut harus menggunakan ukuran
dinamis penumpang naik turun, karena untuk mengetahui apakah tingkat pelayanan angkutan
tersebut masih memasuki batas ideal faktor muatan ≤ 70%, bila telah melewati batas ideal
maka perlunya penambahan jumlah armada.
c. Headway
Headway atau waktu antara adalah jarak antara kendaraan yang satu terhadap kendaraan
lain di depannya. Headway dalam angkutan umum dapat menggunkan satuan waktu maupun
satuan jarak.
d. Round Trip Time (Waktu Pulang Pergi)
RTT adalah singkatan dari Round Trip Time yaitu waktu perjalanan bis setelah berangkat
dari titik 1 sampai dengan bis tersebut siap untuk berangkat kembali dari titik 1 untuk
perjalanan selanjutnya. Oleh karenanya RTT terdiri dari :
1. Running time dari titik awal ke titik akhir
2. Lay overtime pada titik akhir
3. Running time dari titik akhir ke titik awal
4. Lay overtime pada titik awal
5
2. Penjadwalan Kendaraan
Penjadwalan kendaraan adalah pekerjaan untuk memastikan bahwa bis-bis yang akan
dioperasikan, dibuat dengan cara yang paling efisien. Pentingnya penjadwalan adalah untuk
mengetahui tim e t a ble dari pelayanan tiap trayek angkutan umum. Hingga mereka
(pengguna jasa) akan tertarik untuk menggunakannya. Tujuan Utama Penjadwalan ialah
membuat semua rencana perjalanan dapat dilaksanakan, dengan cara yang paling efisien dan
ekonomis. Cara yang ditempuh ialah merencanakan untuk meminimumkan jumlah bis yang
dioperasikan dengan meminimumkan waktu singgah di terminal. Jadwal bis atau time table
yang baik harus mencakup semua informasi yang dibutuhkan oleh penumpang terhadap
pelayanan yang ditawarkan seperti:
a. Rincian perjalanan (nomor trayek, rute yang dilalui,dll).
b. Headway keberangkatan
c. Waktu-waktu saat terjadi perubahan frekuensi pelayanan
d. Waktu keberangkatan dan kedatangan pada terminal awal dan akhir pada tiap
pemberhentian utama
e. Waktu tempuh.
Di dalam penjadwalan pelayanan dasar, terdapat 2 hal penting yaitu:
a. Waktu Perjalanan (Running Time) yaitu kelonggarann pada pengoperasian angkutan
dalam pelayanan angkutan penumpang untuk asal dan tujuan tertentu. Walaupun
running time biasanya memiliki standar pada suatu rute sepanjang hari, prinsip
running time yang berbeda juga telah diberlakukan yaitu kelonggaran waktu yang
berbeda sesuai dengan keadaan dan kondisi sepanjang hari.
b. Waktu Singgah (Lay Over Time) yaitu waktu yang mesti ditambahkan pada akhir
perjalanan bis, pada bagian tengah perjalanan untuk trayek yang panjang, yang
diperuntukkan bagi pengaturan operasional dan memberikan kelebihan. Lay over
yang kelebihan adalah suatu produk proses penjadwalan yang jika teradi dapat
dihilangkan oleh produsennya. Jika kita gagal untuk mengidentifikasikan kedua unsur
tersebut secara terpisah, maka hal tersebut dapat berakibat pada penyusunan jadwal
yang tidak tepat dan kurang efektif.
Minimum Lay over adalah waktu singgah minimum yang diperlukan sesuai dengan dana
yang tersedia. Excess Lay over adalah suatu hasil dari proses penjadwalan dan hanya
terjadi karena adanya hubungan antara round trip time dan head way . Penghapusan
excess lay over bertujuan untuk efiisiensi penggunaan bus.Perhitungan penjadwalan bus
saling berkaitan dengan penghitungan jumlah armada.
Dasar penentuan jadwal pada angkutan penumpang umum adalah :
a. Waktu Antara (headway)
b. Jumlah Armada
6
c. Jam perjalanan dari asal/tujuan, serta waktu singgah pada tempat-tempat
pemberhentian.
b. Struktur Biaya
Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu produksi
jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam tiga bagian,
yaitu:
1. Yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan.
2. Yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan.
3. Yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan dan yang berkenaan dengan
pemilikan usaha dan operasi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu meningkatkan pelayanan angkutan umum untuk menarik penumpang yang
memakai kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.