Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASPEK-ASPEK EVALUASI PENYELENGGARAAN ANGKUTAN

UMUM PENUMPANG (USER, OPERATOR, DAN REGULATOR)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FIRMANSYAH GAYO


KELAS : 2.10
JURUSAN : D-IV TRANSPORTASI DARAT
NOTAR :1801194

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA- STTD

BEKASI

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. LATAR BELAKANG…………………………………………...……………..2
B. TUJUAN DAN MANFAAT…………………………..………………………..2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. PENGERTIAN YANG MENYANGKUT AU...................................................3
B. PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN AU...............................................3
C. CONTOH KASUS PERHITUNGAN AU..........................................................6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..8


A. KESIMPULAN ..................................................................................................8
B. SARAN................................................................................................................8

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Populasi penduduk di Indonesia


pada saat ini mencapai jumlah yang cukup besar, sehingga meningkat pula ragam dan jumlah
aktivitas penduduk itu sendiri. Manusia dalam berinteraksi satu sama lain, memerlukan alat
penghubung diantaranya berupa angkutan. Angkutan merupakan sarana untuk memindahkan
orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain yang dikehendaki, atau mengirim barang dari
tempat asal ke tempat tujuan.
Kinerja angkutan umum penumpang yang baik harus mampu menghasilkan pelayanan
yang efektif dan efisien, serta mampu memenuhi tuntutan penumpang dan kegiatan masyarakat.
Tolak ukur yang digunakan untuk menganalisis kinerja angkutan umum penumpang adalah
kecepatan perjalanan, waktu sirkulasi, faktor muat (load faktor), waktu antara kendaraan (time
headway).
Semakin meningkatnya tingkat kemajuan teknologi pada saat ini, ditambah pula
keinginan masyarakat akan sesuatu yang praktis dan cepat,, mengakibatkan semakin banyaknya
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat pada saat sekarang ini. Dalam pelaksanaan aktivitas
tersebut tentulah diperlukan suatu sarana yang berfungsi untuk mempercepat masyarakat menuju
suatu lokasi untuk melakukan aktivitasnya tersebut. Peningkatan aktivitas tersebut, berdampak
pula pada penambahan kendaraan bermotor pada ruas jalan, dimana kendaraan merupakan sarana
transportasi yang diperlukan masyarakat dalam melakukan suatu perjalanan.

B. Tujuan dan Manfaat


 Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian seputar angkutan umum
2. Mengetahui prinsip dasar penyelenggaraan angkutan umum
3. Mengetahui contoh perhitungan angkutan umum
 Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
bagi penulis serta memberikan informasi umum seputar angkutan umum kepada pembaca

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN YANG MENYANGKUT ANGKUTAN UMUM

a. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu tenpat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan.
b. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan ntuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.
c. Mobil Penumpang (MPU) adalah mobil penumpang yang digunakan sebagai kendaraan
umum.
d. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.
e. Mobil Penumpang adalah Kendaraan Bermotor Angkutan orang yang memiliki tempat
duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya tidak
Lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
f. Standar Pelayanan Minimal adalah ukuran minimal pelayanan yang wajib dipenuhi oleh
Perusahaan Angkutan Umum dalam memberikan pelayanan kepada Pengguna Jasa yang
aman, selamat, nyaman, terjangkau, setara, dan teratur
g. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan
orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.
h. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa
Perusahaan Angkutan Umum
i. Armada adalah asset berupa kendaraan mobil bus/MPU yang dipertanggungjawabkan
perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna ataupun dalam konservasi.
j. Biaya Pokok adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu
satuan unit produksi jasa angkutan.
k. Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang kendaraan
angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah.

B. PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM


Penyelenggaraan angkutan umum penumpang di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan
teratur adalah salah satu cara penyelenggaraan angkutan untuk memindahkan orang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum
yang terikat dalam trayek tetap dan teratur dengan dipungut bayaran. Prinsip dasar
penyelenggaraan angkutan umum menguraikan antara lain:
1. Penentuan jumlah armada
2. Penjadwalan kendaraan

4
3. Perhitungan tarif angkutan umum

1. Penentuan Jumlah Armada


Pada dasarnya, pengguna kendaraan umumm menghendaki adanya tingkat pelayanan yang
cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu maupun keamanan dan kenyamanan yang
terjamin selama dalam perjalananan.Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan
armada angkutan penumpang umum berada pda garis yang seimbang dengan permintaan jasa
angkutan umum. Jumlah armada yang “tepat’’ sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang
dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Untuk menentukan jumlah
armada faktor-faktor yang diperhatikan yaitu :

a. Kapasitas
Kapasitas kendaraan adalah jumlah maksimum penumpang yang dapat diangkut dalam
satu kendaraan. Secara real operasional di lapangan, kapasitas kendaraan terdiri dari 8 seat
tempat duduk, 11 seat tempat duduk, dan 24 seat tempat duduk.
b. Faktor Muat
Faktor muat merupakam perbandingan antara jumlah penumpanh yang berada di dalam
kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk persentase. Faktor muat ini diperoleh
dari pencatatn terhadap jumlah penumpang (dalam persentase) saat kendaraan dating dan
berangkat dari terminal. Di dalam Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 antara lain
disebutkan bahwa suatu trayek dapat dibuka dan tambahan kendaraan dapat dioperasikan pada
trayek yang ada jika faktor muatan rata-rata perhari diatas 70% dan terdapat fasilitas terminal
yang memadai. Untuk trayek dalam kota faktor muat tersebut harus menggunakan ukuran
dinamis penumpang naik turun, karena untuk mengetahui apakah tingkat pelayanan angkutan
tersebut masih memasuki batas ideal faktor muatan ≤ 70%, bila telah melewati batas ideal
maka perlunya penambahan jumlah armada.
c. Headway
Headway atau waktu antara adalah jarak antara kendaraan yang satu terhadap kendaraan
lain di depannya. Headway dalam angkutan umum dapat menggunkan satuan waktu maupun
satuan jarak.
d. Round Trip Time (Waktu Pulang Pergi)
RTT adalah singkatan dari Round Trip Time yaitu waktu perjalanan bis setelah berangkat
dari titik 1 sampai dengan bis tersebut siap untuk berangkat kembali dari titik 1 untuk
perjalanan selanjutnya. Oleh karenanya RTT terdiri dari :
1. Running time dari titik awal ke titik akhir
2. Lay overtime pada titik akhir
3. Running time dari titik akhir ke titik awal
4. Lay overtime pada titik awal

5
2. Penjadwalan Kendaraan
Penjadwalan kendaraan adalah pekerjaan untuk memastikan bahwa bis-bis yang akan
dioperasikan, dibuat dengan cara yang paling efisien. Pentingnya penjadwalan adalah untuk
mengetahui tim e t a ble dari pelayanan tiap trayek angkutan umum. Hingga mereka
(pengguna jasa) akan tertarik untuk menggunakannya. Tujuan Utama Penjadwalan ialah
membuat semua rencana perjalanan dapat dilaksanakan, dengan cara yang paling efisien dan
ekonomis. Cara yang ditempuh ialah merencanakan untuk meminimumkan jumlah bis yang
dioperasikan dengan meminimumkan waktu singgah di terminal. Jadwal bis atau time table
yang baik harus mencakup semua informasi yang dibutuhkan oleh penumpang terhadap
pelayanan yang ditawarkan seperti:
a. Rincian perjalanan (nomor trayek, rute yang dilalui,dll).
b. Headway keberangkatan
c. Waktu-waktu saat terjadi perubahan frekuensi pelayanan
d. Waktu keberangkatan dan kedatangan pada terminal awal dan akhir pada tiap
pemberhentian utama
e. Waktu tempuh.
Di dalam penjadwalan pelayanan dasar, terdapat 2 hal penting yaitu:
a. Waktu Perjalanan (Running Time) yaitu kelonggarann pada pengoperasian angkutan
dalam pelayanan angkutan penumpang untuk asal dan tujuan tertentu. Walaupun
running time biasanya memiliki standar pada suatu rute sepanjang hari, prinsip
running time yang berbeda juga telah diberlakukan yaitu kelonggaran waktu yang
berbeda sesuai dengan keadaan dan kondisi sepanjang hari.
b. Waktu Singgah (Lay Over Time) yaitu waktu yang mesti ditambahkan pada akhir
perjalanan bis, pada bagian tengah perjalanan untuk trayek yang panjang, yang
diperuntukkan bagi pengaturan operasional dan memberikan kelebihan. Lay over
yang kelebihan adalah suatu produk proses penjadwalan yang jika teradi dapat
dihilangkan oleh produsennya. Jika kita gagal untuk mengidentifikasikan kedua unsur
tersebut secara terpisah, maka hal tersebut dapat berakibat pada penyusunan jadwal
yang tidak tepat dan kurang efektif.
Minimum Lay over adalah waktu singgah minimum yang diperlukan sesuai dengan dana
yang tersedia. Excess Lay over adalah suatu hasil dari proses penjadwalan dan hanya
terjadi karena adanya hubungan antara round trip time dan head way . Penghapusan
excess lay over bertujuan untuk efiisiensi penggunaan bus.Perhitungan penjadwalan bus
saling berkaitan dengan penghitungan jumlah armada.
Dasar penentuan jadwal pada angkutan penumpang umum adalah :
a. Waktu Antara (headway)
b. Jumlah Armada

6
c. Jam perjalanan dari asal/tujuan, serta waktu singgah pada tempat-tempat
pemberhentian.

3. Perhitungan Tarif Angkutan Umum


Perhitungan tarif angkutan umum diuraikan menjadi dua yaitu:
a. Biaya Operasi Kendaraan
1. Biaya pokok atau biaya produksi adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan
untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan.
2. Rit adalah satu kali perjalanan kendaraan dari tempat asal ke tempat tujuan.
3. Hari operasi per bulan adalah jumlah hari operasi dalam satu bulan.
4. Frekwensi adalah jumlah rit dalam kurun waktu tertentu (per jam, per hari).
5. Jarak tempuh/rit adalah jarak km yang ditempuh untuk satu kali jalan dari tempat
asal ke tempat tujuan.
6. Seat-km (Pnp-km) tersedia adalah jumlah tempat duduk-km, dihitung dengan
mengalikan jumlah tempat duduk yang tersedia dengan frekwensi serta jarak
tempuh dari tempat asal ke tempat tujuan.
7. Seat-km (Pnp-km) terjual adalah jumlah produksi yang terjual yang dihitung
dengan mengalikan jumlah tempat duduk terjual dengan jarak tempuh dari tempat
asal ke tempat tujuan lalu dikalikan dengan frekwensi.

b. Struktur Biaya
Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu produksi
jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam tiga bagian,
yaitu:
1. Yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan.
2. Yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan.
3. Yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan dan yang berkenaan dengan
pemilikan usaha dan operasi.

C. CONTOH KASUS PERHITUNGAN ANGKUTAN UMUM

1. Contoh Kasus Perhitungan Round Trip Time


Diketahui: Waktu perjalanan rata-rata: 30 menit Waktu tunggu rata-rata: 5 menit
(asumsi waktu tunggu rata-rata di terminal)

Maka RTT = 2 x (waktu perjalanan + waktu tunggu)


= 2 x (30 menit + 5 menit)
= 2 x 35 = 70 menit
Jadi, round trip time kendaraan berdasarkan perhitungan diatas adalah 70 menit.

2. Contoh Kasus Penjadwalan Bus


Diketahui: Waktu perjalanan rata-rata: 30 menit
7
Waktu tunggu rata-rata: 5 menit
RTT = 2x (waktu perjalanan + waktu tunggu)
= 2x (30 menit + 5 menit)
= 2x (35)
= 70 menit

Jumlah armada = 9 kendaraan


Headway =70/9 = 7,1 menit
Jam Berangkat = 06.20 WIB
Lintasan trayek = 1-2-3-4-5
Titik Asal adalah 1 dan titik tujuan adalah 5
Panjang perjalanan total = 10 km

Jarak titik 1- titik 2 = 2,1 km


Jarak titik 2- titik 3 = 2,6 km
Jarak titik 3- titik 4 = 2,5 km
Jarak titik 4- titik 5 = 2,8 km

Waktu tempuh tiap-tiap titik pengamatan:


titik 1- titik 2 = (2,1/10) x 30 menit = 6.3 menit
titik 2- titik 3 = (2,6/10) x 30 menit = 7.8 menit
titik 3- titik 4 = (2,5/10) x 30 menit = 7.5 menit
titik 4- titik 5 = (2,8/10) x 30 menit = 8.4 menit

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau


bayar

2. Prinsip dasar penyelenggaran AU


a. Penentuan Jumlah Armada
b. Penjadwalan Kendaraan
c. Perhitungan Tarif Angkutan Umum

3. Perhitungan tarif angkutan umum


a. Biaya Operasi Kendaraan
b. Struktur Biaya

B. Saran
Perlu meningkatkan pelayanan angkutan umum untuk menarik penumpang yang
memakai kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.

Anda mungkin juga menyukai