Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Analisis tujuan menentukan langkah-langkah dan keputusan yang


seharusnya diambil siswa ketika mereka sedang dalam pembelajaran. Pada awal
pembelajaran, kita dapat menginstruksikan siswa bagaimana melakukan langkah
1, langkah 2, dan langkah-langkah selanjutnya. Namun, ini biasanya tidak layak
karena dua alasan, langkah ini terlalu luas untuk diajarkan dan harus dipecah
menjadi langkah-langkah kecil atau siswa harus mendapatkan beberapa informasi
awal sebelum belajar langkah tertentu dalam tujuan pembelajaran. Langkah ini
disebut dengan keterampilan bawahan (keterampilan dasar).

Masalah utama dalam langkah ini adalah mengidentifikasi seperangkat


keterampilan dasar yang tepat dalam suatu pembelajaran. Jika keterampilan dasar
(keterampilan dasar) tidak diajarkan, maka banyak siswa yang tidak akan
memiliki dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga akan
menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak efektif. Di sisi lain, jika keterampilan
dasar yang dimiliki siswa terlalu banyak, maka pembelajaran akan menghabiskan
banyak waktu dari yang semestinya dan keterampilan yang tidak diperlukan pada
waktu pembelajaran mungkin akan mengganggu pembelajaran tersebut.

Proses yang digunakan dalam mengidentifikasi keterampilan dasar secara


langsung berhubungan dengan bermacam-macam domain / ranah dari tujuan
pembelajaran menurut Gagne (1997), yakni: 1) keterampilan intelektual, 2)
informasi verbal, 3) keterampilan psikomotor, 4) sikap. Berdasarkan keempat
ranah Gagne tersebut, maka analisis keterampilan dasar dapat dibagi menjadi dua
bagian, yakni: tujuan murni (pure goals) yang langkah-langkahnya hanya
melibatkan satu ranah dari tujuan pembelajaran. Kemudian, tujuan kompleks
(complex goal) yang melibatkan beberapa domain / ranah sekaligus. Dalam
rangka memulai sebuah analisis keterampilan dasar, perlu diperoleh deskripsi
atau gambaran mengenai tugas utama siswa yang harus ditampilkan sehingga
terpenuhilah tujuan umum pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

Berbagai teknik dalam melakukan analisis keterampilan dasar menurut


Dick and Carey, adalah:
1. Pendekatan Hierarki (hierarchical approach)
2. Analisis Prosedural (Procedural analysis)
3. Analisis Pengelompokan (cluster analysis)
4. Kombinasi ketiga analisis diatas

A. Pendekatan Hierarki (Hierarchical Approach)


Pendekatan hierarki digunakan untuk menganalisis tujuan yang
diklasifikasikan sebagai keterampilan intelektual. Pendekatan dengan analisis
hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan bahwa keterampilan-
keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik
keterampilan terendah. Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa
keterampilan bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas. Hal ini
yang merupakan ciri dari analisa hierarki.

Untuk memahami pendekatan ini, pertimbangkan terlebih dahulu


tujuan pembelajaran yang akan diperbaiki. Bagaimana cara perancang
mengidentifikasi keterampilan dasar seorang siswa yang harus dicapai
sebelum belajar keterampilan intelektual yang lebih tinggi?. Gagne
menyarankan untuk mengajukan pertanyaan "apa yang harus siswa ketahui
terlebih dahulu sehingga pengajaran keterampilan tersebut bisa diajarkan
dalam minimal waktu yang diberikan?". Dengan mengajukan pertanyaan ini
perancang dapat mengidentifikasi satu atau lebih keterampilan dasar yang
diperlukan siswa sebelum memulai pembelajaran yang lebih tinggi.

Untuk mendapatkan sebuah gambaran pemahaman tentang bagaimana


perancang membangun sebuah analisi hierarki, ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Pada gambar tersebut terdapat 2 aturan yang diperlukan untuk belajar
keterampilan dasar pemecahan masalah. Hal ini penting untuk memahami
bahwa kotak ke 7 mewakili semua langkah-langkah dalam pelaksanaan tujuan
pembelajaran pada pemecahan masalah. Tehnik ini bisa juga diaplikasikan
dengan hanya menggunakan satu langkah, jika langkah tersebut merupakan
keterampilan intelektual. Setelah kedua aturan selesai diidentifikasi (kotak ke
4 dan kotak ke 6), kemudian perancang menanyakan, "Apa yang harus siswa
ketahui untuk bisa belajar aturan pertama". Jawabannya adalah siswa harus
mempelajari 2 konsep yang ditunjukkan oleh kotak 3 dan kotak 2. Pertanyaan
yang sama pada aturan yang hasil identifikasinya satu konsep, yang
ditunjukkan pada kotak ke 5. Kemudian, menanyakan "apa yang harus siswa
ketahui untuk belajar konsep pada kotak ke 3?" jawabannya adalah "tidak
ada", jadi tidak ada tambahan keterampilan dasar. Hal yang sama berlaku
pada kotak ke 5. Untuk kotak ke 2, hasil dari pertanyaan pada identifikasi
merupakan sebuah diskriminasi yang relevan. Gambar 4.1. menunjukkan
bagaimana analisis akan muncul ketika diletakkan dalam sebuah diagram.
Gambar 4.1. sesuai dengan hierarki keterampilan intelektual Gagne.
Gagne menjelaskan bahwa untuk belajar bagaimana menunjukkan
kemampuan memecahkan masalah, pertama siswa harus mengetahui
bagaimana mengaplikasikan aturan yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah. Dengan demikian, keterampilan pokok dari tujuan pembelajaran
merupakan aturan yang harus diaplikasikan dalam suatu permasalah.
Selanjutnya, Gagne menjelaskan bahwa aturan didasarkan pada
pengenalan komponen atau konsep yang digabungkan dalam aturan tersebut.
Dengan kata lain, dalam mempelajari hubungan antara sesuatu, Anda harus
dapat mengklasifikasikan mereka. Oleh karena itu, keterampilan dasar yang
diperlukan untuk semua aturan yang diberikan biasanya mengklasifikasi
konsep yang digunakan dalam aturan tersebut. Akhirnya, siswa harus dapat
membedakan apakah suatu contoh khusus itu relevan dengan konsep.
Hierarki keterampilan ini sangat membantu perancang karena dapat
digunakan untuk menyarankan jenis kemampuan dasar khusus yang akan
diperlukan untuk mendukung setiap tujuan pembelajaran atau langkah-
langkah dalam mencapai tujuan tertentu. Jika tujuan itu merupakan suatu
pemecahan masalah (memilih dan menggunakan beberapa aturan), maka
keterampilan pokok harus mencakup aturan yang relevan, konsep, dan
pembedaan. Namun, jika penerapan aturan tunggal yang sedang diajarkan,
maka hanya konsep-konsep dasar dan pembedaan yang akan diajarkan.

Gambar 4.1.

Hipotesis Analisis hierarki dari tujuan pembelajaran pada pemecahan masalah

Gambar 4.1

Dalam karya Gagne tentang analisis hierarki, dia memulai analisisnya


dengan mendeskribsikan tujuan pembelajaran dalam suatu kotak tunggal pada
bagian atas gambar. Saat prosedur analisis dilakukan, kemampuan dasar
tercantum pada kotak dibawahnya yang terhubung dengan tujuan
pembelajaran. Anda dapat memilih untuk menggunakan tehnik ini atau
memodifikasinya berdasarkan pada analisis tujuanmu.
Untuk menghubungakan teknis analisis hierarki dengan analisis tujuan
pada bab 3, diasumsikan bahwa berbagai langkah dalam tujuan ditunjukkan
dalam kotak-kotak kecil dan kotak yang besar menggambar keseluruhan dari
kotak-kotak kecil.

Pengerjaan dari semua langkah-langkah tersebut mewakili suatu tujan,


seperti kotak besar. Hal itu membantu dalam melakukan analisis hierarki,
masing-masing langkah ditunjukkan dalam kotak sehingga perancang bisa
mengidentifikasi apa yang harus dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Ini
diasumsikan bahwa semua kotak-kotak itu mencakup semua komponen dari
langkah-langkah pada tujuan.

Untuk mengaplikasikan pendekatan hierarki ke dalam langkah-


langkah pada analisis tujuan, perancang menggunakan pendekatan yang sama
dengan pernyataan tujuan yang awal, tetapi sekarang berlaku untuk masing-
masing langkah dalam pelaksanaan tujuan. Pertanyaan yang diajukan, "apa
yang harus siswa pelajari untuk melakukan langkah pertama?". Pertanyaan itu
diulang untuk masing-masing keterampilan pada langkah pertama dan
langkah-langkah selanjutnya. Jika pendekatan ini digunakan dengan hipotesis
tujuan pemecahan masalah yang ditunjukkan pada Gambar 4.1, hasilnya
hampir sama dengan yang ditunjukkan pada Gambar 4.2

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5

Aturan 1 Aturan 2

Konsep 3

Konsep 1 Konsep 2

Diskriminasi 1

Gambar 4.2
Perhatikan bahwa pada Gambar 4.2 kemampuan pokok yang sama
telah diidentifikasi sebagai metodologi asli yang disarankan oleh Gagne :
Fakta bahwa tidak ada kemampuan pokok yang tercantum pada langkah 1,3,
dan 4 menunjukkan bahwa perancang telah menetapkan tidak ada
keterampilan yang harus siswa kuasai sebelum diajarkan langkah-langkah
selanjutnya. Sering kali, asumsi ini dianggap masuk akal. Namun, ketika
langkah-langkah dalam analisis tujuan dilakukan, mungkin akan ditemukan
bahwa ada banyak keterampilan dasar yang teridentifikasi melalui pendekatan
asli.

Gambar 4.3

Sebuah contoh dari hasil penggunaan teknik analisis pembelajaran


hierarki ditunjukkan pada Gambar 4.3. Pada diagram tersebut bisa dilihat
bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa harus memperkirakan nilai
terdekat ke seperseratus unit (plus atau minus sepereratus) titik yang ditunjuk
pada skala linear ditandai hanya dalam sepersepuluh. Pada tujuan ini, telah
teridentifikasi tiga keterampilan dasar. Yaitu, memperkirakan titik terdekat ke
seperseratus pada skala yang hanya ditandai dalam sepersepuluh unit,
membagi skala yang menjadi subunit, dan mengidentifikasititik yang ditunjuk
pada skala tertentu. Masing-masing keterampilan ini memiliki kemampuan
dasar yang teridentifikasi.

Penggunaan pendekatan tujuan analisis ke analisis hierarki


diilustrasikan pada diagram 4.4. Perhatikan bahwa tugas kognitif yang
dilakukan oleh siswa dicatat aga berbeda yaitu dalam empat langkah berturut-
turut yang diberi label 1,2,3 dan 4. Pada contoh ini, keterampilan dasarnya
sama dengan yang diidentifikasi pada Gambar 4.3. Namun, diatur dengan
langkah-langkah yang berbeda.

Gambar 4.4

Analisis tertentu tidak dirancang dengan hanya satu proses, tapi bisa
dua atau tiga proses. Dibutuhkan beberapa upaya untuk mengidentifikasi
keterampilan dasar dan hubungan timbal baliknya sebelum Anda merasa puas
bahwa Anda telah mengidentifikasi semua keterampilan yang relevant.

Setelah Anda merasa puas telah mengidentifikasi keterampilan pokok


yang diperlukan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaranmu, Anda akan
membuat diagram analisismu. Untuk mendiagramkan analisis hierarki
digunakan cara sebagai berikut :

1) Tujuan akhir pembelajaran diletakkan di dalam kotak di puncak susunan


hierarki.
2) Semua keterampilan intelektual dasar diperlihatkan di dalam kotak-kotak
yang dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas
dan bawahnya.
3) Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan
dengan keterampilan intelektual dan motorik melalui garis-garis
mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian
berikutnya.
4) Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya
ke atas menuju ke tujuan akhir.
5) Jika dua garis tidak boleh berpotongan maka menggunakan lengkungan
seperti yang ditunjukkan untuk batas antara kotak 2 dan kotak 7 pada
Gambar 4.3. Artinya, keterampilan dalam langkah 2 diperlukan untuk
langkah 5 dan 7, tetapi tidak langkah 6.
6) Rumusan semua keterampilan dasar harus menggunakan kata kerja yang
menunjukkan apa yang harus siswa kuasai. Hindari rumusan yang hanya
menggunakan kata benda.
7) Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak selalu sama. Bentuknya bisa
bermacam-macam.
8) Jika salah satu langkah dalam analisis tujuannya merupakan sebuah
pertanyaan dari keputusan, maka perlu untuk menentukan apakah ada
keterampilan bawahan yang dibutuhkan untuk melakukan keputusan
tersebut.
Mengembangkan Hierarki bukanlah tugas yang mudah. Hal itu
dikarenakan kita tidak terbiasa memahami isi dari sebuah pembelajaran.
Salah satu caranya dengan mengajukan pertanyaan "kesalahan apa yang
dilakukan siswa pada saat mereka belajar keterampilan dasar tertentu?" .
Sering kali jawaban atas pertanyaan ini adalah kunci untuk mengidentifikasi
keterampilan apa yang sesuai dengan siswa. Sebuah "kesalapahaman" yang
dilakukan siswa merupakan salah satu langkah yang bisa menunjukkan bahwa
siswa tersebut paham. Hal itu juga penting dimiliki siswa untuk mencapai
keterampilannya.

Penting untuk kita meninjau analisis yang kita lakukan sampai


beberapa kali, pastikan kita telah mengidentifikasi semua keterampilan
(pokok) yang wajib dimiliki oleh siswa untuk menguasai tujuan
pembelajaran. Disini kita bisa menggunakan prosedur langkah mundur, yaitu
dari keterampilan yang paling tinggi (kompleks) ke keterampilan terendah
dalam hierarki. Hal ini memudahkan kita untuk mengetahui apakah semua
keterampilan yang wajib dimiliki siswa telah dianalisis. Melalui
keterampilan-keterampilan tersebut kita bisa memeriksa kembali apakah
keterampilan itu sudah memenuhi keterampilan yang paling tinggi dalam
hierarki, langkah tersebut disebut langkah maju. Kita juga harus bertanya
pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apakah saya telah menguasai keterampilan pokok yang berhubungan
dengan identifikasi konsep-konsep dasar?
2. Apakah penguasaan keterampilan pokok saya bisa membuat siswa dapat
mengidentifikasi abstraksi dengan cara definisi?
3. Apakah penguasaan keterampilan pokok saya bisa membuat siswa dapat
siswa menerapkan aturan-aturan?
4. Apakah penguasaan keterampilan pokok saya dalam menganalisis bisa
membuat siswa dapat belajar bagaimana memecahkan suatu masalah yang
diperlukan untuk menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai?

Langkah terakhir dari teknik pendekatan hierarki adalah


menyampaikan hasil analisis hierarki yang telah Anda lakukan kepada rekan
Anda tentang bagaimana keterampilan dasar saling berkaitan dan dapat
mendukung keterampilan yang lebih tinggi. Jika masih ada tanggapan dan
saran dari rekan Anda, maka analisis hierarki yang telah Anda buat harus
dianalisis kembali.

Contoh:
Standar kompetensi : Memahami hubungan garis dengan garis, garis
dengan sudut, sudut dengan sudut, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi dasar : Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan
dan pertidaksamaan kuadrat
Langkah pertama yang harus dilakukan siswa adalah menetukan akar-akar
kuadrat dari suatu persamaan (kotak 1). Pada langkah terdapat dua
keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu memfaktorkan persamaan
kuadrat (kotak 4) dan melengkapkan kuadrat sempurna (kotak 5). Kemudian,
dua keterampilan tersebut juga memiliki keterampilan dasar yaitu memahami
konsep persamaan kuadrat (kotak 6).
Langkah kedua, yaitu menggunakan rumus hasil jumlah dan hasil kali akar-
akar persamaan kuadrat (kotak 2). Langkah ini memiliki dua keterampilan
dasar yang harus siswa miliki, yaitu menemukan rumus hasil jumlah akar-
akar persamaan kuadrat (kotak 7) dan menemukan rumus hasil kali akar-akar
persamaan kuadrat (kotak 8).
Langkah terakhir adalah membedakan jenis-jenis akar persamaan kuadrat.
Langkah ini hanya memiliki satu keterampilan dasar, yaitu mencari nilai
diskriminan dari suatu persamaan kuadrat (kotak 9).
Diagram Pendekatan Hierarki

B. Analisis Prosedural (Procedural Analisis)

Analisis prosedural merupakan teknik yang digunakan untuk


mengidentifikasi keterampilan dasar dalam tujuan psikomotor. Keterampilan
ini lebih merupakan rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap
langkah dibawahnya bukan merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Hal
ini digunakan untuk memperluas deskripsi dari setiap komponen dalam
tujuan psikomotor, yaitu dengan bertanya, "Apa yang akan siswa lakukan
ketika mereka melakukan langkah ini?" Jawaban atas pertanyaan ini
misalnya, prosedur empat langkah. Ini akan ditampilkan dalam analisis
pembelajaran sebagai berikut:

1 2 3 4 5

1.1 1.2 1.3 1.4


Dengan kata lain, langkah pertama dari analisis prosedural
menunjukkan bahwa siswa harus melakukan 4 langkah sekaligus untuk
mencapai komponen tersebut. langkah-langkah tersebut bukan keterampilan
dasar yang sebenarnya, tetapi rincian keterampilan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.

Oleh karena itu, dalam menyelesaikan analisis kemampuan


psikomotor, pada setiap langkah perlu untuk menanyakan "apa yang siswa
butuhkan untuk bisa melakukan langkah ini?". Jawabannya bisa kemampuan
psikomotor tunggal atau kemampuan intelektual yang dibutuhkan untuk
kemampuan psikomotor. Dengan demikian, analisis psikomotor yang lengkap
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

1 2 3

1.1 1.2 2.1 2.2

Diagram ini menunjukkan bahwa tujuan psikomotor memiliki tiga


langkah utama. Ketika analisis prosedur telah diaplikasikan ke masing-
masing langkah, akan ditemukan bahwa langkah kedua bisa dinyatakan
sebagai kegiatan yang terhubung secara horozontal. Baik keterampilan 2.1
ataupun 2.2 merupakan keterampilan 2, dengan melakukan 2.1 dan 2.2
kemampuan 2 akan tercapai. Ketika perancang bertanya apa yang siswa
butuhkan untuk mempelajari langkah pertama, ternyata ditemukan dua
keterampilan intelektual dasar dan yang keterampilan 3 bisa diajarkan tanpa
tambahan keterampilan dasar.

Perhatikan langkah-langkah berikut ini ketika Anda membuat diagram


analisis prosedural :
1. Masing-masing langkah atau tindakan yang terpisah ditunjukkan pada
kotak yang berbeda.
2. Masing-masing kotak memiliki nomor identifikasi yang terpisah.
3. Pernyataan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah telihat pada kotak
diatas analisis.
4. Semua garis menghubungkan antara panah dengan langkah utama secara
vertikal pada masing-masing kotak dalam analisis prosedural.
5. Pada tujuan tertentu, beberapa kegiatan mengikuti suatu keputusan yang
diberikan. setiap kegiatan yang terpisah harus dijelaskan pada analisis.
6. Kadang-kadang, hasil dari sebuah langkah akan kembali ke langkah
sebelumnya dan diulangi satu atau lebih langkah dalam suatu kegitan. Hal
ini bisa dilakukan dengan menggunakan garis yang mundur dari kotak
dengan beberapa nomor yang menunjukkan kotak "kembali". Perhatikan
kotak ke 3 yang kembali pada kotak sebelumnya.

Contoh:
Standar kompetensi : Memahami hubungan garis dengan garis, garis
dengan sudut, sudut dengan sudut, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi dasar : Melukis sudut
Tujuan pembelajaran : Melukis sudut yang besarnya 52,50
Langkah pertama yang harus dilakukan siswa adalah melukis sudut yang
besarnya 600, dalam melukis sudut yang besarnya 600, sebelumnya siswa
harus menguasai langkah-langkah dalam melukis sudut sehingga dapat
melukis sudut yang besarnya 600 yang ditunjukkan dalam 1.1. Kemudian,
dalam menguasai langkah-langkah dalam melukis sudut yang besarnya 600,
dan ada keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu dapat membuat
ruas garis dan dapat membuat busur lingkaran dengan jari-jari tertentu.
Langkah kedua, yaitu membagi Sudut yang besarnya 900 menjadi dua bagian
yang sama besar, didapatkan sudut yang besarnya 450 . Dari langkah 2
terdapat keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu menguasai
langkah-langkah dalam membagi sudut menjadi 2 bagian sama besar,
kemudian keterampilan tersebut juga mempunyai keterampilan dasar yaitu
dapat membuat busur lingkaran dengan jari-jari tertentu.
Langkah terakhir adalah membagi sudut yang besarnya 1050 yang dibentuk
dari sudut 600 dan sudut 450 menjadi dua bagian yang sama besar, sehingga
didapatkan sudut yang besarnya sudut 52,50 dengan keterampilan dasar yang
sama pada langkah 2.

Diagram Analisis Prosedural

C. Analisis Pengelompokan (cluster analysis)


Analisis ini dilakukan pada salah satu ranah tujuan pembelajaran
Gagne , yaitu informasi verbal. Bagaimana menggambarkan diagram analisis
cluster? Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik hirarkis dengan
tujuan di bagian atas dan setiap gugusan utama sebagai keterampilan dasarnya.
Pada analisis ini, beberapa keterampilan disusun sehingga antara keterampilan
yang satu dengan keterampilan yang lain tidak menunjukkan adanya
ketergantungan walaupun semuanya saling berhubungan.
Berikut diberikan contoh analisis “Cluster” pada pembelajaran
matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya pada materi
bangun ruang sisi lengkung..

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta


menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan
bola
Dengan tujuan pembelajaran atau dalam hal ini yakni Kompetensi
Dasar (KD) Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. Maka
berdasarkan ranah pembelajaran Gagne (1997), tujuan tersebut berada pada
ranah informasi verbal. Oleh karena itu, untuk menganalisis keterampilan
prasyaratnya dilakukan analisis “Cluster”.

D. Teknik Analisis Pembelajaran untuk Tujuan Sikap


Untuk menentukan keterampilan dasar untuk suatu tujuan sikap,
perancang seharusnya bertanya, “Apa yang harus dilakukan siswa ketika
menunjukkan sikap tersebut?” Jawaban dari pertanyaan pertama adalah siswa
harus melakukan keterampilan psikomotor atau keterampilan intelektual.
Tujuan dari teknik analisis ini adalah untuk membantu siswa dalam memilih
keterampilan apakah yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan sikap
tersebut. Setelah siswa memilih keterampilan yang akan dilakuakan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan perancang adalah memilih teknik
analasis yang sesuai dengan keterampilan tersebut.

Langkah kedua analisis ini menjelaskan mengapa siswa harus


membuat pilihan tertentu untuk menunjukkan suatu sikap. Jawaban untuk
pertanyaan ini adalah informasi verbal yang akan diberikan apakah berkaitan
dengan keterampilan psikomotor atau keterampilan intelektual. Informasi
verbal juga bisa dianalisis menggunakan analisis berkelompok yang terpisah
atau bisa dianalisis mnenggunakan gabungan analisis prosedural dan analisis
hirarki yang dilakukan pada tahap pertama analisis. Informasi verbal
merupakan bagian persuasif dalam pembentukan sikap.

Dalam rangka untuk mewakili sebuah sikap pada diagram analisis


tujuan pembelajaran, tulis secara sederhana tujuan sikap pada sebuah kotak di
samping analisis prosedural atau tujuan kemampuan intelektual yang akan
dianalisis.

Berikut ini penyajian analisis pembelajaran untuk tujuan sikap.

Keterampilan psikomotor
atau
keterampilan intelektual Tujuan pembelajaran
A pada ranah sikap

Garis penghubung di atas (“A” konektor) memperlihatkan bahwa


keterampilan psikomotor atau keterampilan intelektual mendukung
tercapainya tujuan sikap. Informasi verbal yang diperlukan untuk mendukung
sebuah tujuan sikap bisa dikaitkan dengan analisis prosedural atau hirarki
pada poin tertentu yang dihubungkan dengan sesebuah garis (konektor V)
kotak dihubungkan seperti di bawah ini.

Dalam hal ini wajar jika kita memulai untuk menggabungkan


bermacam teknik analisis. Penggabungkan ini telah dikembangkan oleh
Briggs dan Wegger yang kemudian disebut peta informasi.

E. Penggabungan atau Kombinasi Teknik- teknik Analisis Tujuan


Pembelajaran

Sebelumnya telah digambarkan bagaimana sebuah tujuan sikap bisa


dianalisis dengan menggunakan analisis prosedural atau hirarki dan bahwa
sebuah keterampilan psikomotor dapat memiliki keterampilan intelektual
sebagai keterampilan dasar. Hal ini sangat umum untuk menemukan bahwa
proses analisis instruksional dalam mengidentifikasi suatu kombinasi dari
keterampilan bawahan dari beberapa domain untuk tujuan yang berasal dari
satu domain.

Misalnya, kombinasi keterampilan intelektual dan informasi verbal.


Itu tidak biasa ketika melakukan sebuah analisis hirarki untuk
mengidentifikasi pengetahuan yang harus dimiliki siswa, hanya “mengetahui
sesuatu” itu bukan suatu keterampilan intelektual seperti telah didefinisikan.
Oleh karena itu, tidak akan muncul dalam tingkatan kemampuan intelektual.
Tetapi sering hal tersebut penting bahwa pengetahuan ini yaitu informasi
verbal muncul sebagai sebuah bagian dari analisis apa yang harus dipelajari
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Briggs dan Wager
(1981) menyarankan bahwa informasi verbal dapat ditunjukkan oleh sebuah
kotak yang dihubungkan oleh garis seperti di bawah ini
INTELLECTUAL V VERBAL
SKILL (IS) INFORMATION

Ini mengindikasikan bahwa informasi verbal di kotak sebelah kanan


berfungsi untuk mendukung tercapainya kemampuan intelektual yang berada
di kotak sebelah kiri. Di dalam hirarki itu terlihat seperti di bawah ini

I.S.
4

I.S.
1 V V.I
2

Kotak 1,3,4 menunjukkan kemampuan intelektual sedangkan kotak


nomor 2 menunjukkan informasi verbal

Apa yang terjadi jika kamu menggabungkan semua diagram teknik


analisis secara bersama? Hal tersebut dapat dimungkinkan bahwa
keterampilan psikomotor dengan komponen sikap mungkin memerlukan
keterampilan intelektual bawahan dan informasi verbal. Hal tersebut akan
terlihat seperti diagram di bawah ini
Dalam hal ini kita akan mengulas kembali tentang prosedur diagram
dalam melakukan analisis tujuan pembelajaran. Tahap pertama yakni
mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dan menunjukkan ketercapaian
tujuan pembelajaran tersebut. Selanjutnya yakni memilih teknik analisis yang
sesuai untuk mengidentifikasi keterampilan dasar.

Domain tujuan pembelajaran Teknik analisis

Kemampuan intelektual Hierarki


Kemampuan psikomotor Prosedural
Informasi verbal Cluster/ Berkelompok
Sikap Prosedural, hierarki,
dan/atau cluster

Ketika seorang perancang memproses dengan analisis , keterampilan


dasar akan digambarkan pada sebuah diagram. Berikut ini merupakan
diagram dari masing – masing teknik analisis pembelajaran:
1. Diagram teknik analisis hirarki
Berikut ini merupakan diagram teknik analisis hirarki

Dalam diagram teknik analisis hirarki di atas dijelaskan bahwa


siswa harus menguasai keterampilan 1 sebelum melakukan keterampilan 2.
Begitu juga, sebelum siswa melakukan keterampilan 4, siswa harus
menguasai keterampilan 1,2, dan 3. Hal ini berarti, jika siswa ingin
mencapai suatu keterampilan tingkat tinggi maka siswa tersebut
memerlukan keterampilan yang lebih rendah sebagai prasyarat. Oleh
karena itu, jika siswa mencoba untuk menganalisis keterampilan tingkat
tinggi, keterampilan prasyarat kemungkinan akan membutuhkan
keterampilan intelektual yang lebih rendah. 

2. Diagram analisis prosedural

1 2 3 4

Dalam diagram analisis prosedural diatas dijelaskan bahwa seorang


siswa yang ingin menguasai tujuan instruksional harus mengerjakan
langkah – langkah secara urut seperti diatas. Setelah melakukan langkah 1,
siswa kemudian akan melakukan langkah 2, lalu diikuti langkah 3,4, dan 5.
Setelah melakukan langkah 5, proses akan lengkap, dan jika dilakukan
dengan benar maka dianggap berjalan sesuai tujuan

3. Diagram anaisis kombinasi hirarki dan prosedural


Berikut ini merupakan diagram teknik analisis dengan
menggunakan analisis prosedural.

1 2 3 4

4.2
I.S.
1.1 1.2 1.3 4.1
3

Diagram diatas menjelaskan bahwa pada prosedural analisis


diagram yang terbentuk yakni 1, 2, 3, dan 4 yang berupa garis lurus yang
menunjukkan bahwa tidak ada keterampilan yang saling bergantung satu
sama lain atau tidak ada prasyarat lainnya. Namun dalam keterampilan 1,
sebelum siswa melakukan keterampilan 1 siswa harus menguasai
keterampilan prasyarat 1.1, 1.2, dan 1.3. begitu pula untuk keterampilan 4,
sebelum melakukan keterampilan 4 siswa harus menguasai keterampilan
prasyarat 4.1 dan 4.2 terlebih dahulu.

Pada diagram tersebut digambarkan bahwa setiap siswa dapat


memilih keterampilan mana yang harus didahulukan diantara empat
keterampilan tersebut. Karena itu kedudukan keempat keterampilan
tersebut antara satu dan yang lain terstruktur sebagai prosedural, karena
dalam merangkaikan keempatnya berurutan. Keterampilan 1 mempunyai
prasyarat pada 1.1, 1.2, dan 1.3. keterampilan 4 mempunyai prasyarat 4.1
dan 4.2. Bagan di atas menunjukkan teknik analisis kombinasi antara
prosedural dan hirarki.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran pada bab sebelumnya maka dapat ditarik


beberapa kesimpulan berkaitan dengan judul makalah yakni “Analisis
Keterampilan Dasar (subordinate skill analysis)”. Kesimpulan tersebut
diantaranya adalah;
1. Analisis keterampilan bawahan (keterampilan dasar) adalah teknik
analisis atau pengujian setiap langkah untuk menentukan keterampilan
dasar apa saja harus dikuasai oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
2. Terdapat 4 teknik analisis keterampilan dasar, yakni:
a. Untuk tujuan pembelajaran pada ranah pembelajaran kemampuan
intelektual maka teknik analisis keterampilan dasarnya adalah
analisis hierarki.
b. Untuk tujuan pembelajaran padaranah pembelajaran kemampuan
psikomotor maka teknik analisis keterampilan dasarnya adalah
analisis prosedural.
c. Untuk tujuan pembelajaran pada ranah pembelajaran informasi
verbal maka teknik analisis keterampilan dasarnya adalah analisis
“Cluster”.
d. Untuk tujuan pembelajaran pada ranah pembelajaran sikap maka
teknik analisis keterampilan dasarnya yang digunakan bisa analisis
hierarki, procedural, dan/atau analisis “Cluster”.
3. Kombinasi teknik analisis merupakan suatu bentuk kombinasi
beberapa teknik analisis meliputi teknik analisis hierarki, prosedural
dan “Cluster” untuk mencapai untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dick ‘ W., & Carey, Lou. 1990. The systematic Design of Intruction Third
Edition. Amerika: Haper Collins.
MAKALAH RANCANGAN PEMBELAJARAN

A Subordinate Skill Analysis

OLEH :

ZULFA NABIILA (093174234)

ZULLIFAH Q.A.N (103174063)

RIF’ATUN NASYIZAH (113174013)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2013

Anda mungkin juga menyukai