Tauladan Syaputra
Risa Sukharah
Selawati
Yogi Safutra
TANJUNGPINANG
2019/2020
I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pembangunan manusia (tinjauan perkembangan
indonesia dan negara asia tenggara)
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................I
KATA PENGANTAR.......................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................9
III
2.8 Indikator Pertumbuhan Ekonomi wilayah..................................................30
2.8.1 Ketidakseimbangan Pendapatan.....................................................30
2.8.2 Perubahan Struktur Perekonomian................................................30
2.8.3 Pertumbuhan Kesempatan Kerja....................................................30
2.8.4 Tingkat dan Penyebaran Kemudahan.............................................31
2.8.5 Produk Domestik Regional Bruto....................................................31
a. Pendekatan produksi.........................................................................32
b. Pendekatan Pengeluaran...................................................................32
c. Pendekatan pendapatan....................................................................33
2.9 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Investasi, Pengeluaran
Pemerintah, Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan
Kerja...............................................................................................................34
2.10 Pengaruh Langsung Antar Variabel dan Tidak Langsung Variabel Investasi,
Pengeluaran Pemerintah dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi.35
2.11 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.............36
2.12 Pentingnya Indeks Pembangunan Manusia.................................................37
2.12.1 Untuk megukur Keberhasilan atau Kinerja suatu Daerah atau
Negara dalam Pembangunan Manusia....................................................37
2.12.2 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan
dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk)...........................................................................39
2.12.3 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah.......................................................................................................40
2.13 Empat pilar penting indeks pembangunan manusia..................................41
2.13.1 Productivity.......................................................................................42
2.13.2 Equity.................................................................................................42
2.13.3 Sustainability.....................................................................................44
2.13.4 Empowerment....................................................................................45
2.14 Tiga dimensi dasar Indeks pembangunan manusia....................................47
2.14.1 Dimensi umur panjang dan hidup sehat.........................................47
2.14.2 Dimensi Pengetahuan........................................................................48
2.14.3 Dimensi Stadar Hidup Layak...........................................................49
2.15 Aspek Fisik ( kesehatan ) di Asean................................................................51
2.15.1 Aspek kesehatan di Indonesia...........................................................51
IV
2.15.2 Aspek kesehatan di Myanmar.........................................................54
2.15.3 Aspek kesehatan di Laos..................................................................57
2.15.4 Aspek kesehatan di Timor leste.......................................................57
2.15.5 Aspek kesehatan di Malaysia...........................................................58
2.15.6 Aspek kesehatan di Kamboja...........................................................61
2.15.7 Aspek kesehatan di Vietnam............................................................62
2.15.8 Aspek kesehatan di Brunei darusalam............................................64
2.15.9 Aspek kesehatan di Thailand...........................................................66
2.15.10 Aspek kesehatan di Filipina.............................................................70
2.16 Aspek Intelektualitas (Pendidikan)..............................................................72
2.17 Aspek-aspek Perbandingan Pendidikan di Negara Asean.........................75
2.17.1 Aspek Pendidikan di Singapura......................................................75
2.17.2 Aspek Pendidikan di Brunei Darussalam.......................................77
2.17.3 Aspek Pendidikan di Malaysia.........................................................77
2.17.4 Aspek Pendidikan di Thailand.........................................................78
2.17.5 Aspek Pendidikan di Indonesia........................................................79
2.17.6 Aspek Pendidikan di Filipina...........................................................80
2.17.7 Aspek Pendidikan di Vietnam..........................................................81
2.17.8 Aspek Pendidikan di Kamboja.........................................................83
2.17.9 Aspek Pendidikan di Laos.................................................................84
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................87
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................87
3.2 Saran...............................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................89
V
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indeks pembangunan manusia diperkenalkan oleh United Nations
Development Program (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara
berkala dalam laporan HDR (Human Development Report) (BPS. 2018).
Indeks pembangunan manusia (IPM) atau dikenal dengan Human
Development Index (HDI) merupakan tolok ukur yang digunakan dalam
melihat kualitas manusia disetiap negara. IPM mempunyai tiga unsur yaitu
kesehatan, pendidikan yang dicapai dan standar kehidupan atau sering disebut
ekonomi. Jadi, ketiga unsur tersebut sangat penting dalam menentukan tingkat
kemampuan suatu provinsi untuk meningkatkan IPMnya (BPS, 2014).
2
pembangunan manusia harus berjalan beriringan secara simultan.
Pembangunan manusia selalu menjadi isu penting dalam perancangan dan
strategi pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2015, Millenium
Development Goals (MDGs) memasuki batas tahun pencapaian. Agenda
MDGs tidak akan berhenti di tahun 2015, namun berlanjut dengan
mengembangkan konsep dalam konteks kerangka / agenda pembangunan
pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Konsep
SDGs ini terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000
mengenai isu depletion sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan
iklim semakin krusial, perlindungan sosial, dan ketahan pangan dan energi,
dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. Ada
Tabel 1.1
3
Vietnam 68,3 68,8
Laos 58,6 6,90
Kamboja 56,3 56,8
Myanmar 55,6 56,0
Pada tabel 1.1dapat dilihat data IPM dari negara – negara tetangga
di Asia Tenggara tahun 2015, dimana posisi IPM Indonesiaberada pada
urutan ke 5 diantara negara – negara di Asia Tenggara lainnya. IPM
Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebesar 68,9 % berada satu peringkat
diatas Filipina (68,2 %) namun jauh dibawah Singapura (92,5 %), Brunei
Darussalam (86,5 %), Malaysia (78,9 %), dan Thailand (74,0 %). Pada
tahun 2016, Indonesia masih menduduki peringkat ke 5, yaitu sebesar 69,2
%. Berada satu tingkat diatas Filipina (69,2 %). Namum masih jauh
dibawah Singapura (92,6 %), Brunei Darussalam (86,6 %), Malaysia (79,9
%), dan Thailand (74,3 %).
Tabel 1.2
4
IPM per Provinsi tahun 2012-2016 (persen)
5
provinsi di Indonesia dicapai oleh Provinsi DKI Jakarta yang memiliki IPM
sebesar 79,60% pada tahun 2016. Sedangkan Provinsi Papua dari tahun 2012-
2016 memiliki IPM yang paling rendah diantara provinsi-provinsi yang lain.
Pada tahun 2016 IPM Provinsi Papua sebesar 58,05%, angka ini masih jauh
dibawah IPM Indonesia secara keseluruhan yaitu 70,18%.
6
Peningkatan kapabilitas dasar manusia merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan potensi bangsa yang pada akhirnya berdampak pada
peningkatan kualitas manusia. Pendidikan dan kesehatan menjadi modal
utama yang harus dimiliki suatu bangsa untuk meningkatkan potensinya. Oleh
karena itu, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dapat dimulai dengan
perbaikan pada kedua aspek tersebut. Apabila hal ini dilakukan dengan
komitmen yang serius, harapan agar manusia Indonesia memiliki umur
panjang dan sehat, berpengetahuan, dan hidup layak dapat tercapai.
7
1.3.4 Untuk mengetahui data pendidikan di negara Asean
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua undang-undang ini merupakan
titik awal berjalannya otonomi daerah.
10
Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas
pelayanan publik, pemerintah daerah hendaknya mampu mengubah proporsi
belanja yang dialokasikan untuk hal – hal yang bersifat positif. Sebagai contoh
untuk melakukan aktivitas pembangunan yang berkaitan dengan program –
program untuk kepentingan publik (Setyowati dan Suparwati, 2012). Menurut
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, desentralisasi merupakan penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan asas desentralisasi, pembiayaan
penyelenggaraan pembangunan Pemerintah Daerah dilakukan atas beban 4
APBD. Pemerintah mengalokasikan dana untuk peningkatan pelayanan
tersebut dalam bentuk alokasi belanja daerah yang nantinya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja
suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia. IPM
merupakan suatu indeks komposit yang mencangkup tiga bidang
pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yang dilihat dari
kualitas fisik non fisik penduduk. Adapun 3 indikator tersebut antara lain :
indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi.
11
meningkatkan akses masyarakat pada pendidikan yang baik dan murah,
sehingga mampu meningkatkan angka melek huruf. Anggaran dalam bidang
infrastruktur diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat dalam 5
bidang ekonomi sehingga akan terjadi efisiensi dan pada gilirannya akan
meningkatkan konsumsi riil per kapita (Delavallade, 2006).
Menurut Christy dan Adi (2009) IPM dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya pertumbuhan ekonomi (PE). Hubungan antara PE dan
pembangunan ekonomi bersifat timbal, artinya apabila terdapat PE maka akan
mempengaruhi pembangunan manusianya. PE secara umum dapat ditunjukkan
oleh angka Produk Domestik Ragional Bruto (PDRD). Menurut Marhaeni dkk
(dalam Ardiansyah dkk, 2014) PE merupakan syarat perlu untuk
meningkatkan IPM dan harus disertai dengan syarat cukup, yaitu pemerataan
pembangunan melalui distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja
publik yang memadai. Sumber pendapatan daerah antara lain berasal dari
pendaparan asli daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Widodo (2011) menyatakan bahwa ada dua sektor
yang perlu diperhatikan pemerintah sehubungan dengan upaya memperluas
kesempatan penduduknya untuk mencapai hidup layak yaitu pendidikan dan
kesehatan.
12
Hubungan antara DAU, Belanja Modal dan Kualitas Pembangunan
Manusia telah diteliti oleh Christy dan Adi (2009). Variabel Kualitas
Pembangunan Manusia diprosikan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Hasilnya menunjukkan bahwa DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal,
dan Belanja Modal juga berpengaruh terhadap IPM. Beberapa hasil penelitian
lain yang menunjukkan bahwa pengeluaran di sektor publik sangat bermanfaat
untuk meningkatkan pembangunan manusia dan mengurangi penduduk
miskin, yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Widodo dkk (2011),
Setyowati dan Suparwati (2012), Astri dkk (2013), Sumardjoko (2014),
Ardiansyah dkk (2014).
13
hal pokok yang harus diberikan negara kepada masyarakat.
Pemerintah harus mengalokasikan anggaran negara di sektor pendidikan dan
kesehatan. Upaya yang dilakukan pemerintah ini diharapkan mampu untuk
mengurangi tingkat kemiskinan serta tingkat pendidikan yang terbilang tidak
dibawah rata – rata dengan negara maju. Namun penelitian ini hanya memilih
satu variabel yaitu belanja kesehatan sebagai variabel intervening penelian
tersebut.
14
2.1.4 Pemberdayaan (Empowerment)
15
2. Untuk Penduduk, berupa penciptaan peluang kerja melalui
pertumbuhan ekonomi.
16
pengaruh terhadap permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agregat
melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif yang
lebih panjang investasi akan menambah stok kapital.
17
Kedua, kurangnya usaha dan perhatian dari para pemimpin masyarakat
negara-negara jajahan untuk membahas masalah-masalah pembangunan
ekonomi. Pada saat itu, mereka hanya memikirkan tentang bagaimana caranya
untuk meraih kemerdekaan dari belenggu tirani penjajah. Menurut mereka,
pembangunan ekonomi hanya bisa dilakukan jika penjajahan telah berakhir.
Ketiga, di lingkungan para ekonom sendiri, penelitian dan analisis mengenai
masalah pembangunan ekonomi masih terbatas. Para ekonom Barat pada masa
itu lebih memusatkan perhatian pada bagaimana mengatasi masalah-masalah
ekonomi jangka pendek, seperti kemelesetan ekonomi dan pengangguran
karena selama tiga dekade awal abad ke-20, masalah depresi (malaise) dan
pengangguran merupakan masalah utama yang dihadapi dunia. Namun, kini
setelah PD II berakhir perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi
tumbuh dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama,
berkembangnya cita-cita negara-negara yang baru merdeka untuk dapat
mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari negara-negara
maju.
18
bantuan teknik dan tenaga ahli, bantuan bahan makanan, obatobatan ataupun
bantuan untuk melakukan studi kelayakan suatu proyek. Bantuan lainnya
biasanya berupa pinjaman (loan) dengan syarat-syarat yang jauh lebih mudah
dengan tingkat bunga yang relatif lebih ringan dibandingkan dengan pinjaman
komersial biasa.
19
Akibatnya mengurangi pengeluaran untuk pendidikan yang lebih tinggi dan
makanan yang mengandung gizi baik (Ramirez et.al, 1998). Pengeluaran lebih
banyak ditujukan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung
banyak asupan gizi dan nutrisi yang baik (UNDP, 1996). Dengan demikian,
jika terjadi perbaikan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan
penduduk miskin memperoleh pendapatan yang lebih baik. Peningkatan
pendapatan pada penduduk miskin mendorong mereka untuk membelanjakan
pengeluaran rumah tangganya agar dapat memperbaiki kualitaskesehatan dan
pendidikan anggota keluarga.
20
memiliki peranan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh kesehatan
terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh secara tidak langsung faktor kesehatan terhadap
pertumbuhan ekonomi umumnya melalui beberapa cara, antara lain misalnya
perbaikan kesehatan penduduk akan meningkatkan partisipasi angkatan kerja,
perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan
yang kemudian menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi, ataupun
perbaikan taraf kesehatan mendorong bertambahnya jumlah penduduk yang
akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja.
21
terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua,
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka
macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas
dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat
manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Dengan bahasa lain, Boediono
(1999) dalam Al-Shodiq (2010) menyebutkan pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pengertian tersebut mencakup
tiga aspek, yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Boediono
(1999) menyebutkan secara lebih lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi juga
berkaitan dengan kenaikan output perkapita.
22
2.4.4 Faktor Budaya
Ketika tingkat pendapatan atau PDB per kapita rendah akibat dari
pertumbuhan ekonomi yang rendah, menyebabkan pengeluaran rumah tangga
untuk peningkatan pembangunan manusia menjadi turun. Begitu juga
sebaliknya, tingkat pendapatan yang relatif tinggi cenderung meningkatkan
belanja rumah tangga untuk peningkatan pembangunan manusia. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Ranis (2004), bahwa pertumbuhan ekonomi
memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan pembangunan manusia
melalui peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan
alokasi belanja rumah tangga untuk makanan yang lebih bergizi dan
pendidikan, terutama pada rumah tangga miskin.
23
Selain ditentukan oleh tingkat pendapatan per kapita penduduk,
distribusi pendapatan juga turut menentukan pengeluaran rumah tangga yang
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pembangunan manusia. Pada
saat distribusi pendapatan buruk atau terjadi ketimpangan pendapatan
menyebabkan banyak rumah tangga mengalami keterbatasan keuangan.
Akibatnya mengurangi pengeluaran untuk pendidikan yang lebih tinggi dan
makanan yang mengandung gizi baik (Ramirez et.al, 1998). Pengeluaran lebih
banyak ditujukan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung
banyak asupan gizi dan nutrisi yang baik (UNDP, 1996). Dengan demikian,
jika terjadi perbaikan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan
penduduk miskin memperoleh pendapatan yang lebih baik. Peningkatan
pendapatan pada penduduk miskin mendorong mereka untuk membelanjakan
pengeluaran rumah tangganya agar dapat memperbaiki kualitas kesehatan dan
pendidikan anggota keluarga.
24
Pada level mikro, peningkatan pendidikan seseorang dikaitkan dengan
peningkatan pendapatan atau upah yang diperoleh. Apabila upah
mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki
tingkat pendidikan tinggi maupun pengalaman pelatihan-pelatihan banyak,
semakin tinggi produktivitasnya dan hasilnya ekonomi nasional akan tumbuh
lebih tinggi.
25
2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara Asean
Negara/ 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
tahun
Brunei 0.155 -1.94 -1.765 2.599 3.745 0.913 -2.126 -2.35 -0.567
Darussala
m
Cambodia 10.213 6.692 0.087 5.963 7.07 7.261 7.48 7.072 7.036
Indonesia 6.345 6.041 4.629 6.224 6.17 6.03 5.557 5.024 4.794
Lao PDR 7.597 7.825 7.502 8.527 8.039 8.026 8.476 7.517 7.35
Malaysia 9.428 3.32 -2.526 6.981 5.294 5.474 4.693 6.012 4.969
Myanmar 11.991 10.255 10.55 9.634 5.591 7.333 8.426 7.911 7.294
Philippine 6.617 4.153 1.148 7.632 3.66 6.684 7.064 6.218 5.905
s
Singapore 9.112 1.788 -0.603 15.24 6.207 3.67 4.675 3.26 2.008
Thailand 5.435 1.726 -0.738 7.507 0.834 7.231 2.702 0.818 2.828
Vietnam 7.13 5.662 5.398 6.423 6.24 5.247 5.422 5.984 6.679
26
memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-
jasa pada suatu tahun tertentu (Triyoso, 2004). Kegiatan ekspor adalah
sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam
negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor
merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara
lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu
tahun tertentu. Kegiatan Eksport juga di lakukan di berbagai negara
termasuk negara-negara di Asean untuk menunjang pertumbuhan ekonomi
negara tersebut.
27
mengenai akumulasi menjelaskan bahwa negara Indonesia
memiliki tingkat total ekspor paling tinggi diantara negara-negara Asean
yang lain. Sedangkan tingkat Total eksport terendah di miliki oleh negara
Cambodia. Selain menganalisis mengenai FDI dan Ekspor pada penelitian
ini juga menganalisis mengenai Inflasi.
Inflasi ialah suatu proses kenaikan harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian (Sukirno, 2004:14). Suatu ekonomi pasar menggunakan
harga sebagai ukuran dalam melihat nilai – nilai ekonomi. Kenaikan
inflasi dalam suatu periode menyebabkan kekhawatiran masyarakat akan
pendapatan mereka yang terus tergerus. Hal inilah yang pada akhirnya
menyebabkan inefisiensi ekonomi.
28
negara Asean. Sedangkan tingkat Inflasi terendah adalah pada negara
Brunei Darussalam.
29
2.8 Indikator Pertumbuhan Ekonomi wilayah
30
Indonesia. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa,
tingkat pengangguran cukup tinggi dan cenderung bertambah luas akibat
krisis financial Negara-negara di dunia. Untuk mengatasi krisis ekonomi
yang sangat luas tersebut, diperlukan peranan pemerintah. Salah satu
langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana (misalnya
jalan).
31
Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah adalah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Menurut definisi, PDRB adalah jumlah seluruh nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu
wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu tanpa melihat faktor
kepemilikan. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari kenaikan
PDRB atas dasar harga konstan yang mencerminkan kenaikan produksi
barang dan jasa dari tahun ke tahun.
a. Pendekatan produksi
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas, dan air bersih
5. Bangunan dan Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa lainnya
b. Pendekatan Pengeluaran
32
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga
swasta yang tidakmencari untung (nirlaba)
2. Konsumsi pemerintah
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi)
dalam jangkawaktu tertentu (biasanya satu tahun).
4. Pembentukan stok
5. Ekspor netto (exspor dikurang impor)
c. Pendekatan pendapatan
33
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari
kenaikan PDRB atas dasar harga konstan. Dengan demikian
perhitungan berdasarkan harga konstan maka perkembangan riil
dari kuantum produksi sudah tidak mengandung fluktuasi harga
(inflasi/deflasi). Dengan penyajian ADHK ini xpertumbuhan
ekonomi rill dapat dihitung
34
disini belanja rutin yang lebih diprioritaskan untuk anggaran di daerah,
walaupun anggaran untuk belanja modal ada tetapi penaruhnya sangat kecil
itupun kebanyakan pembangunan yang bertaraf kecil dan tidak
menguntungkan bagi tenaga kerja di Provinsi bali.
35
Ekspor secara total berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi uaitu sebesar
0,000 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 persen, tetapi secara parsil
variabel ekspor tidak signifikan tetapi positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
walaupun pengaruhnya hanya kecil.
36
Perkembangan IPM Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu
2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011
mencapai 69,66 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77),
dengan ranking IPM Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 menduduki
peringkat ke 28 secara nasional setelah Sulawesi Barat. Pada tahun 2011,
urutan peringkat IPM provinsi yang tertinggi adalah DKI Jakarta 77,97
kemudian disusul oleh yang kedua Sulawesi Utara 76,54, yang ketiga Riau
76,53, selanjutnya DI Yogyakarta 76,32 dan seterusnya hingga ke 31 Nusa
Tenggara Timur 67,75, yang ke 32 Nusa Tenggara Barat 66,23 dan yang
sangat terendah,yaitu yang ke 33 adalah Papua 65,36. Terjadinya gelombang
fluktuasi yang berbeda antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
adalah sebagai akibat perbedaan keberhasilan dalam upaya perbaikan atau
peningkatan komponen-komponen IPM yang berbeda antar provinsi.
37
Bahkan menurut majalah AS, Forbes Policy, Indonesia termasuk
kedalam kategori negara yang gagal di tahun 2007, karena Negara
Indonesia berada di urutan 55 dengan skor 84,4 dari 60 negara yang masuk
dalam perhitungan.
38
angka statistik tersebut dapat lebih rinci lagi menggambarkan tingkat
konsumsi protein hewani disetiap daerah di Indonesia, maka akan terlihat
jelas ketimpangan antar provinsi di Indonesia.
39
dari tingkat indeks pembangunan manusia yang diukur melalui tingkat
pendidikan, kesehatan, dan standar hidup. Selain itu, tingkat IPM dapat
dipengaruhi oleh adanya peningkatan pendapatan perkapita dan
pertumbuhan PDRB. Penelitian ini akan mengkaji ada atau tidaknya
pengaruh nilai tukar petani dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks
pembangunan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh nilai tukar petani dan pertumbuhan ekonomi
terhadap indeks pembanguna manusia di Provinsi Jawa Timur. Metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data sekunder yang
diperoleh dari BPS Jawa Timur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
nilai tukar petani berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Jawa Timur. Hal ini dikarenakan jika
NTP mengalami peningkatan, maka akan terjadi inflasi di sektor pertanian
dan selanjutnya kemampuan masyarakat untuk melakukan belanja di
bidang pendidikan kesehatan, dan konsumsi lain (indikator IPM) akan
menurun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan
positif. Hal ini dikarenakan jika pertumbuhan ekonomi meningkat, maka
pendapatan perkapita masyarakat dan pemerintah juga akan meningkat.
40
Data IPM di Indonesia menunjukkan level keberhasilan
pembangunan secara nasional tahun 2016 mencapai 70,16 dan Provinsi
Lampung dengan IPM 67,65 berada pada urutan ke 24 dari 34 provinsi di
Indonesia, tertinggi DKI Jakarta (79,60), dan urutan terakhir dari 9
provinsi di Sumatera, tertinggi adalah Provinsi Kepulauan Riau (73,99).
41
Mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan
angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta
kehamilan sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia yang
tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional, serta mampu bersaing
dengan bangsa lain, dan dapat menikmati hasil pembangunan secara adil
dan merata.
2.13.2 Equity
42
kesehatan memang dibutuhkan untuk mengurangi ketimpangan
pendapatan regional. (Brata, 2002, p. 116)
43
sutra dan meningkatkan perekonomian. Dengan demikian, perlu kajian
komprehensif sebelum merealisasikan pemindahan ibu kota.
2.13.3 Sustainability
44
Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan menyebabkan daya
dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang.
2.13.4 Empowerment
1. proses pembelajaran
2. ada subyek yang belajar
3. pengembangan kesadaran dan kapasitas diridan kelompok
4. pengelolaan sumberdayauntuk perbaikan kehidupan
5. diterapkannya prinsip berkelanjutan dari sisi sosial, ekonomi,
dan menerapkan fungsi kelestarian lingkungan.
45
praktis, mari kita cermati perkembangan penyuluhan di Indonesia secara
singkat. Penyuluhan, terutama di bidang pertanian, senantiasa mengalami
perubahan transisi seperti perubahan organisasi, perencanaan strategi, re-
organisasi, dan menetapkan prioritas baru. Pada prinsipnya, penyuluhan
adalah proses yang sistematis untuk membantu petani, nelayan,
pembudidaya, maupun komunitas lain agarmampu menyelesaikan
masalahnya sendiri (help people to help themselves), sehingga pendekatan
penyuluhan seyogyanya memprioritaskan kebutuhan partisipan
penyuluhan. (Amanah, 2007, p. 64).
46
nasional. Perbedaan lain dari konsep yang dikembangkan oleh BPS dan
VCU adalah setiap parameter pada setiap indikator digabungkan menjadi
satu nilai indeks.
47
2.14.2 Dimensi Pengetahuan
48
2.14.3 Dimensi Stadar Hidup Layak
49
Umur Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 73,56 tahun (Bantul)
hingga 75,06 tahun (Kulon Progo). Umur Harapan Hidup Kabupaten
Kulon Progo merupakan tertinggi di antara seluruh kabupaten/kota di
Indonesia. Sementara itu pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama
Sekolah berkisar antara 12,94 tahun (Gunungkidul) hingga 16,82 tahun
(Kota Yogyakarta). Harapan Lama Sekolah Kota Yogyakarta juga
merupakan yang tertinggi di Indonesia. Rata-rata Lama Sekolah berkisar
antara 6,99 tahun (Gunungkidul) hingga 11,43 tahun (Kota Yogyakarta).
Pengeluaran per kapita di tingkat kabupaten/ kota di D.I. Yogyakarta
berkisar antara 8,79 juta rupiah per tahun (Gunungkidul) hingga 18,0 juta
rupiah per tahun (Kota Yogyakarta). Kemajuan pembangunan manusia
pada tahun 2017 juga terlihat dari perubahan stat pembangunan manusia di
tingkat kabupaten/kota. Kulon Progo sejak tahun 2013 naik level dari
status “sedang” menjadi “tinggi”. Sleman sejak 2011 sudah naik level dari
status “tinggi menjadi “sangat tinggi”. Sementara itu, tiga wilayah lain
tidak mengalami perubahan status. Bantul tetapi pada status “tinggi”,
Gunungkidul masih tetap di status “sedang, dan Kota Yogyakarta sudah
sejak awal 2010 sudah masuk status “sangat tinggi”. Peningkatan IPM D.I.
Yogyakarta juga tercermin pada peningkatan level kabupaten/ kota.
Selama periode 2016 hingga 2017, seluruh kabupaten/kota di D.I.
Yogyakarta mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat Kulon
Progo, Gunungkidul, dan Sleman mengalami kemajuan pembangunan
manusia di atas peningkatan provinsi, yaitu masing-masing 1,17 persen
1,34 persen, dan 0,85 persen. Peningkatan pembangunan manusia di
Kulon Progo didorong oleh seluruh dimensi IPM terutama oleh komponen
Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Standar Hidup
Layak. Peningkatan di Gunungkidul didorong oleh seluruh komponen,
kecuali Harapan Lama Sekolah, sedangkan peningkatan Sleman didorong
oleh semua komponen kecuali Rata-rata Lama Sekolah. Sementara itu,
Bantul dalam dua tahun terakhir peningkatan pembangunan manusianya
masih yang paling lambat di D.I. Yogyakarta.
50
2.15Aspek Fisik ( kesehatan ) di Asean
51
yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan
pasien.
52
Kesehatan menyatakan total biaya jaminan kesehatan dari tahun 2014
s.d 2016 terus meningkat. Tahun 2014 dengan biaya total 42 Triliun
rupiah untuk peserta 133,4 juta penduduk. Tahun 2016 mencakup
pelayanan untuk 171,9 juta penduduk dengan biaya 69 triliun rupiah
(Idris, Fachmi Prof, 2017). Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil
dan berkesinambungan sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan guna mencapai tujuan penting pembangunan
kesehatan di suatu negara yakni pemerataan dalam pelayanan
kesehatan dan akses (equitable access to health care) serta pelayanan
yang berkualitas (assured quality). Reformasi kebijakan sistem
kesehatan di suatu negara sangat berdampak positif pada kebijakan
pembiayaan kesehatan dalam menjamin terselenggaranya kecukupan
(adequacy), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas
(effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri. (Setyawan Budi,
2018).
53
pembangunan kesehatan, maka pengelolaan kesehatan dilaksanakan
melalui subsistem kesehatan yang terbagi ke dalam beberapa bagian,
yaitu upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan, pemberdayaan masyarakat.
54
dan layanan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan
penduduk.
55
saat ini muncul. cabang-cabangnya juga menyediakan link diantara
mereka dan mereka rekan–rekan di sektor publik sehingga praktisi
swasta juga dapat berpartisipasi dalam kesehatan masyarakat kegiatan
perawatan. Salah satu fitur unik dan penting dari sistem kesehatan
myanmar adalah adanya obat tradisional obat bersama dengan obat
allopathic.obat tradisional telah ada sejak waktu dahulu dan kecuali
untuk priode yang berkurang selama pemerintahan kolonial ketika
allopatic.
56
2.15.3 Aspek kesehatan di Laos
57
kasur,membuang sampah sembarangan dan tidak menrapkan prinsip-
prinsip pencegahan penyakit dari seorang anggota keluarga yang lain.
58
terhadap penyakit menular, kontrol terhadap kebersihan air, dan
perencanaan pelayanan kesehatan. Malaysia bahkan punya pencapain
lain yang sangat menarik.
59
Maju Ririn Noviyanti Putri 142 jadi negara tujuan utama untuk
berlibur sekaligus menjaga kesehatan (medical check up) (Futuready,
2016). Malaysia sistem pembiayaan kesehatannya lebih maju
dibandingkan dengan Indonesia, karena Malaysia merupakan negara
persemakmuran Inggris. Pada tahun 1951 malaysia mewajibkan
tabungan wajib bagi pegawai yang nantinya dapat digunakan sebagai
tabungan dihari tua. Sedangkan warga yang tidak diwajibkan akan
difasilitasi oleh sebuah lembaga yakni EPF (Employee Provident
Fund)
60
yang tinggi, tentu akan mempengaruhi kualitas pelayanan. Untuk
mengklaim pembiayaan kesehatan, rumah sakit pemerintah melihat
besarnya pengeluaran yang terjadi di tahun sebelumnya dan kemudian
rumah sakit tersebut baru bias untuk mengajukan anggaran kepada
Kementerian Kesehatan.
61
melakukan perbaikan kesehatan ini adalah pentingnya komunikasi
antara pihak-pihak terkait, budaya keterlibatan penuh dari pekerja
kesehatan, hal ini dapat dimotivasi dengan bentuk-bentuk insentif.
Pelatihan yang intensif dan berkelanjutan perlu dilakukan bagi semua
yang terlibat, lalu mendefinisikan tujuan dan program secara jelas akan
menjadi kunci dari kesuksesan program itu sendiri.
62
Pendanaan yang tidak memadai telah menyebabkan keterlambatan
dalam upgrade direncanakan pasokan air dan sistem pembuangan.
Akibatnya, hampir separuh penduduknya tidak memiliki akses ke air
bersih, kekurangan yang mempromosikan penyakit menular seperti
malaria, demam berdarah, tifus, dan kolera. pendanaan yang tidak
memadai juga memiliki kontribusi terhadap kekurangan perawat,
bidan, dan tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 2000 Vietnam telah
tempat tidur rumah sakit hanya 250.000, atau 14,8 tempat tidur per
10.000 orang, rasio yang sangat rendah di antara negara-negara Asia,
menurut Bank Dunia.
63
Juni 2004, pemerintahan Bush mengumumkan bahwa Vietnam akan
menjadi salah satu dari 15 negara untuk menerima dana sebagai bagian
dari US $ 15 miliar rencana global AIDS.
64
Pemerintah Brunei ialah Health Promotion Blueprint 2011-2015. Ini
merupakan satu dokumen kerangka kerja promosi kesehatan untuk
tahun 2011-2015. kesehatan. Sedangkan pada tahun 2010 Sultan
melihat faktor lain dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat Brunei,
seperti halnya makanan, kebersihan, dan lain-lain. Serta pada tahun
2011 Sultan mulai memfokuskan rokok sebagai sebuah ancaman
terhadap kesehatan masyarakat dan juga merupakan penyebab utama
kematian di Brunei (TC Laws, 2013). Kebijakan yang dibuat oleh
Brunei tidak hanya bersifat domestik, melainkan Brunei juga
mengambil langkah internasional guna melindungi kesehatan
masyarakatnya.
65
Namun, rasio di Brunei adalah 1:736. Selain itu, tenaga ahli di bidang
psikolog klinis, kesehatan mata dan kuping relatif kurang. Jumlah ahli
di bidang tersebut masing-masing hanya mencapai dua hingga
sembilan orang.
66
Thailand dalam mencapai sistem kesehatan universal health
coverage, hampir setegah decade mengalami evolusi sejarah yang
cukup panjang, evolusi tersebut dimulai dari sitem pembiayaan secara
out of pocket sampai bertahap mencapai sistem pembiayaan di muka.
Thailand telah menguji dan memperkenalkan berbagai sistem
pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. (Indrayathi PA,
2016) Thailand dalam mencapai sistem kesehatan UHC,
masyarakatnya sebanyak 99% dilindungi dengan 3 skema, yaitu
Universal Health Coverage (cakupan semesta 75%), Social Health
Insurance for formal private sector (skema asuransi kesehatan untuk
pegawai swasta 20%), dan Civil Servant Medical Benefit Scheme
(skema asuransi kesehatan untuk PNS 5%).
67
Selain itu dalam pengimplementasian ini juga dibutuhkan SDM
yang berkualitas serta bersedia bekerja sepenuh hati, yang mana SDM
tersebut memerlukan motivasi dan passion dalam memberikan
pelayanan semaksimal mungkin pada masyarakat. Thailand
mempunyai health center, yang mana SDM berkualitas tersebut
diletakkan di perdesaan. SDM tersebut merupakan tenaga kesehtan
maupun non kesehatan yang akan dilatih dalam memberikan pelayanan
yang baik bagi masyarakat (Indrayathi PA, 2016). Pemerintah
Thailand juga memberikan kesempatan bagi kader-kader tenaga
kesehatan Perbandingan Sistem Kesehatan di Negara Berkembang dan
Negara Maju Ririn Noviyanti Putri 143 untuk membuka lowongan
tenaga kesehatan yang akan mengabdi di perdesaan. Selain itu,
pemerintah juga memberikan putra daerah kesempatan untuk
menyekolahkan mereka di fakultas kesehatan yang mana kedepannya
putra daerah tersebut akan ditempatkan di daerah asalnya sebagai
tenaga kesehatan dan akan diberikan dukungan seperti insentif yang
memadai.
68
tidak mempunyai masalah akses layanan tingkat pertama, sehingga
lebih memprioritaskan di layanan tingkat lanjut (penyediaan layanan
rumah sakit dan dokter). (Indrayathi PA, 2016) Keberhasilan Thailand
dengan mutu pelayanan rumah sakitnya dapat dilihat juga dari salah
satu Rumah Sakit Internasional di Bangkok “Bumrungrad International
Hospital” menjadi salah satu tujuan wisata kesehatan. Mengusung
tema serupa dengan hotel bintang 5, RS ini mendesain interiornya
bernuansa modern tanpa ada aroma obat yang menyengat.
69
mampu."Kemudian Marmot mengatakan, bagian layanan kesehatan di
India berada di tangan sektor swasta dan tidak banyak orang yang
mempunyai asuransi (jaminan) kesehatan. Profesor Marmot adalah
penerima hadiah Prince Mahidol Award in Public Health Thailand.
70
Sistem Thailand itu dengan cepat berkembang mencakup 18
juta orang yang tanpa jaminan bersama-sama 29 juta orang lagi yang
dicakup oleh sistem yang kurang menyeluruh.
71
sen dolar Amerika yang amat popular. Co-payment adalah bayaran
kecil oleh setiap yang mau menggunakan layanan kesehatan.
72
dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki
kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan
keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
73
menyatakan bahwa pendidikan merupakan produk masyarakat itu sendiri,
yaitu mampu hidup konsisten mengatasi ancaman dan tantangan masa
depan.
74
Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradap,berjiwa persatuan
Indonesia.Maka diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga
penyelenggara negara ,karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina
sejak dini.Ada beberapa pihak yang sangat mempengaruhi terbentuknya
karakter anak, seperti keluarga,lingkungan masyarakat,teman
sepergaulan,lingkungan sekolah dan lain-lain.Banyak pakar yang
menyatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak
usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya
kelak.
75
memegang sepenuhnya pengurusan terhadap institusi masjid bukan seperti
madrasah-madrasah Singapura yang kebanyakannya dimiliki sepenuhnya
oleh keluarga tertentu.Namun pihak MUIS tidak masuk campur secara
nyata terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak masjid dan hanya
memantau dari segi pengurusan dan hal-hal yang penting saja.Majid
berperan penting dalam perkembangan kebudayaan dan tamadun Islam
terhadap masyarakat Melayu-Islam Singapura.Pihak Kerajaan Singapura
telah memberi peluang kepada masyarakat Melayu-Islam disana untuk
membina Masjid di sekitas Singapura.
76
mengherankan,pasalnya pemerintah Brunei menaggung semua biaya
pendidikan,termasuk ongkos penginapan,makanan,buku dan transportasi.
77
Islam ialah agama Syumul yang senantiasa memberikan solusi
kepada setiap permasalahan ummah.Oleh sebab itu ,wakaf boleh dijadikan
satu mekanisme dalam pembiayaan pendidikan .Menurut
Zaini(2010),wakaf adalah antara jentera utama pembinaan Masyarakat
yang masih belum dimanfaatkan sepenuhnya termasuklah dalam
memperlaksanakan pengajian tinggi.Paham wakaf dalam kalangan umat
Islam masih di tahap rendah apabila ramai yang masih belum memahami
secara jelas mengenai konsep wakaf.Rata-rata Masyarakat memahami
wakaf sebagai tanah-tanah kubur ataupun tapak Masjid saja .sedangkan
mengenai Wakaf mempunyai skop yang amat luas yaitu Premis-premis
atau kompleks-kompleks perniagaan.Wakaf telah digunakan sebagai
mekanisme pembangunan dalam sektor pendidikan dan juga sebagai
kegiatan dalam sejarah Islam ,Institusi sosial masyarakat Islam seperti
pendidikan atau madrasah ,masjid,tempat rawatan orang sakit ,dan tempat
memudahkan orang banyak dibiayai oleh pendapatan wakaf tersebut.
78
Intinya pemerintah di Thailand sangat memperhatikan
pendidikannya dan pemerintah disana juga sudah mempersiapkan dana
untuk melengkapi fasilitas pendidikan seperti komputer agar siswa-
siswinya lebih giat lagi dan lebih semangat belajar dan nyaman di
sekolah,tujuannya tidak lain yaitu ingin siswa-siswinya mudah untuk
melanjutkan pendidikan.
79
pengelolaan, penilaian, mempunyai hubungan yang positif yang besarnya
bervariasi ter-hadap variabel standar proses dan komptensi lulusan.
Kualitas pelayanan untuk SD telah mencapai 87,4%, SMP 82,6%, Urutan
prioritas dalam me-ningkatkan kompetensi lulusan, dilakukan dengan
meningkatkan kualitas standar ketenagaan, isi, sarana dan prasarana,
pengelolaan, penilaian, proses dan pembiayaan meskipun terdapat
berbagai hambatan yang dialami sekolah.
80
,namun produktivitas dan kualitas lulusan dari Universitas-universitas di
negara ini merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.
81
Di Vietnam dikatakan negara maju Pendidikannya, karena mereka
mempunyai bahasa yang resmi yaitu Bahasa Vietnam ,dengan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua semakin populer.Hal ini diterima secara luas
bahwa kefasihan dalam bahasa Inggris mengarah ke karir yang lebih
sejahtera di Vietnam.Menurut PBB ,tingkat kemampuan membaca adalah
94% per 2013.Agama tidak pernah dianggap sebagai faktor penting untuk
membangun ekonomi dan pendidikan ,namun Buddhisme adalah agama
dominan di seluruh negeri (Kantor Statistik Umum Vietnam ,2015)
82
lembaga publik dan swasta juga tumbuh pendidikan umum di Vietnam di
berikan dalam 5 kategori menengah,sekolah tinggi,dan
akademi/Universitas .Kursus yang diajarkan terutama di Vietnam sejumlah
pendidikan telah diselenggarakan diseluruh negeri untuk meningkatkan
tingkat melek huruf nasional,yang sudah termasuk dunia .Ada banyak
Universitas-universitas spesialis yang didirikan untuk mengembangkan
tenaga kerja nasional terampil.Sejumlah besar Universitas yang ada di
Vietnam yang paling terkenal yang berbasis di Hanoi dan Ho Chi Minh
City.Menggerakan sistem pergerakan di Vietnam sedang dalam reformasi
menyeluruh yang diluncurkan oleh Pemerintah di Vietnam pada usia 6-11
tahun di gratiskan dan wajib pendidikan di atas usia ini.Tidak gratis,karena
itu beberapa kluarga mengeluh kesulitan membayar uang sekolah untuk
anak-anak mereka tanpa beberapa bentuk bantuan publik atau swasta di
beberapa tahun akhir ,dari 178 pada tahun 2000-299 pada tahun 2005.
83
Sistem pendidikan di Negara Kamboja telah di mulai sejak
sekurang-kurangnya dari abad ketiga belas. Secara Tradisional,
Pendidikan Kamboja berlangsung di Wats (wihara-wihara Buddha) dan di
persembahkan secara eksklutif bagi penduduk laki-laki. Pendidikan
melibatkan dasar sastra ,atas dasar agama dan keterampilan untuk
kehidupan sehari-hari seperti pertukukangan, kesenian, crafwork,
membangun, bermain, bermain instrumen dan lain sebagainya.
84
model longgar di bawa dari Perancis.Namun ,beberapa sekolah dasar
relatif dan hanya satu sekolah menengah yang kemudian di bangun oleh
Pemerintah Perancis di Laos.
85
bervariasi di antara kelompok etnis yang berbeda.Kualitas pedesaan Laos
berimplikasi penyediaan pendidikan sebagai uurbanisasi memfasilitasi
pengiriman pendidkan.Hal ini lebih mahal menyediakan sekolah ini lebih
mahal untuk menyediakan sekolah untuk setiap desa kecil sekolah di kota-
kota besar.Perbedaan-perbedaan desa-kota bahkan lebih signifikan untuk
penyediaan sekolah menengah ,etnis atau kejuruan diberikan biaya unit
yang lebih tinggi yang terlibat.Kuantitas dan Kualitas sekolah di pengaruhi
oleh struktur demografis dan sangat sensitif terhadap ukuran usia
sekolah.Populasi sangat muda Laos menempatkan beban berat pada
sekolah dan pada saat yang sama ,rasio ketergantungan yang tinggi
memberikan kontribusi terhadap produktivitas nasional rendah.Sistem
pendidikan sangat menghambat perkembangan di bawah kondisi yang
tidak cukup di siapkan dan buruk di bayarkan guru,dana tidak cukup
,kekurangan fasilitas,dan sering tidak efektif dari alokasi sumber daya
manusia yang terbatas yang tersedia.
86
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terlepas dari itu perlu diingat bahwa IPM bukanlah satu-satunya alat
ukur yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan dalam pembangunan
manusia. Karena dimensi pembangunan manusia yang diukur oleh IPM hanya
meliputi tiga indikator saja, yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
87
3.2 Saran
88
DAFTAR PUSTAKA
Basica, C. A., & Lubis, E. (2014). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan
Pekerja Dan Pengeluaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Economia
, 10 (2), 191.
Setiawan, B. M., & Hakim, A. (2013). Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Economia , 9
(1), 19.
Wardana, B. S., Sri Budhi, M. K., & Yasa, L. M. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Bali.
137.
Realitidanprospek.
file:///C:/Users/Merry/Downloads/1181-1-2177-1-10-20161103.pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1129
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=KhZNDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=Aspek+pendidikan+di+Indonesia+t
erbaru&ots=8KWO10MVIl&sig=xoxhIh9q_bAwZqGmzmaC6a350WM&redir_esc=y#v=on
epage&q=Aspek%20pendidikan%20di%20Indonesia%20terbaru&f=false
http://103.193.19.206/index.php/ushuludin/article/view/694
89
Astri, M., Nikensari, S. I., & Kuncara, H. (2013). Pengrauh Pengeluaran Pemerintah
Daerah Pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pmebangunan Mausia
Di Indonesia. Jurnal Pendidikan, ekonomi dan Bisnis, 1 (1), 77-78.
Cahyono, H. (2015). Pengaruh Nilai Tukar Petani dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia. Pertumbuhan Ekonomi, 3 (3), 1.
Lubantaruan, E. P., & Hidayat, P. (2016). Analisi Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks
Pembangunan Manusia Provinsi-Provinsi di indonesia (Metode Kointegrasi). Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, 02 (02), 16-17.
Melliyana, A., & Zain, I. (2013). Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan
Regresi Panel. Jurnal Sain dan Semi Pomits, 3 (2), 238.
http://datin.menlh.go.id/assets/berkas/Laporan-IKLH-2011signed.pdf
https://money.kompas.com/read/2017/07/09/080000926/indef.pemerataan.pembangu
nan.bukan.dengan.pemindahan.ibu.kota.
https://kominfo.jogjakota.go.id/resources/download/ipm-kota-yogyakarta-2018-
tertinggi-se-diy-48.pdf.3
Basica, C. A., & Lubis, E. (2014). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan
Pekerja Dan Pengeluaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Economia
, 10 (2), 191.
Setiawan, B. M., & Hakim, A. (2013). Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Economia , 9
(1), 19.
90
Susilowati, D., & Suliswanto, S. W. (2015). Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan
Manusia, Utang Luar Negeri Dan Kemiskinan (Kajian Teoritis Di Indonesia). Ekonomika-
Bisnis , 6 (1), 94.
Wardana, B. S., Sri Budhi, M. K., & Yasa, L. M. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Bali.
137.
http://datin.menlh.go.id/assets/berkas/Laporan-IKLH-2011signed.pdf
https://money.kompas.com/read/2017/07/09/080000926/indef.pemerataan.pembangu
nan.bukan.dengan.pemindahan.ibu.kota.
https://kominfo.jogjakota.go.id/resources/download/ipm-kota-yogyakarta-2018-
tertinggi-se-diy-48.pdf.3
Basica, C. A., & Lubis, E. (2014). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan
Pekerja Dan Pengeluaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Economia
, 10 (2), 191.
Setiawan, B. M., & Hakim, A. (2013). Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Economia , 9
(1), 19.
Wardana, B. S., Sri Budhi, M. K., & Yasa, L. M. (t.thn.). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Bali.
137.
https//e-journal.potensi-uutama.ac.id/ojs/index.php/PIR/article/download/446/500
91
Gotama Indra,et,all,2010
Idris,fachmi prof,2017
Setyawan Budi,2018
http://www.konde.co./2016/03/normal-0-false-false-in-x-none-x.html?m=1
https://goenable.wordpress.com/2013/12/13/peran-pembangunan-politik-terhadap-
pembangunan-nasional/
https://www.bappenas.go.id/files/3913/5078/6546/bab-v-pembangunan-politik.pdf
92
93