Anda di halaman 1dari 6

J-PhAM Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika

Artikel Penelitian

UJI STABILITAS FISIK FORMULASI ELIXIR PARACETAMOL DENGAN


KOMBINASI CO-SOLVENT PROPILEN GLIKOL DAN ETANOL

Yani Ambari, S.Farm, M. Farm., Apt


Program Studi S1 Farmasi STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Abstrak: Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan


cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP).
Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat
inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya
tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri
kepala, malaria, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol (asetaminofen)
mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang
dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Aksi/kerja utama
paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat otak
(hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek
sebagai anti inflamasi. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika
digunakan secara per oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat
absorbsi maka obat dibuat dalam bentuk sediaan elixir. Sehingga dibutuhkan formulasi
yang tepat untuk menjaga paracetamol agar tetap stabil dalam bentuk sediaan elixir.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui rancang formulasi, cara pembuatan
serta evaluasi dalam sediaan elixir paracetamol. Evaluasi dilakukan seminggu setelah
pembuatan sediaan elixir. Evaluasi meliputi uji organoleptis, uji kadar bahan aktif, uji
pH, uji BJ, uji viskositas, dan uji kandungan mikroba. Hasil dari evaluasi sediaan elixir
paracetamol antara lain, pada uji organoleptis elixir paracetamol dari warna ungu tidak
mengalami perubahan warna, bau elixir tidak berubah yaitu tetap berbau anggur, dan
rasa elixir tetap manis tidak mengalami perubahan rasa. Pada uji pH, sediaan elixir
paracetamol dengan pH awal 5,5 mengalami perubahan pH menjadi 5,4. Pada uji BJ,
elixir paracetamol memiliki BJ 1,143 g/mL. Uji viskositas dilakukan dengan
menggunakan alat viskometer oswald dan diperoleh viskositas dari elixir paracetamol
yaitu 5,823 cP. Uji kandungan mikroba dilakukan dengan menggunakan indra
penglihatan dan didapatkan data bahwa pada sediaan elixir paracetamol tidak terdapat
pertumbuhan mikroba.

Kata Kunci: Paracetamol, Acetaminophen, Analgetik non-narkotik, Elixir

PENDAHULUAN merupakan metabolit fenasetin dan telah


Larutan adalah sediaan cair yang digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana,
mengandung satu atau lebih zat kimia 1995). Hal ini disebabkan Parasetamol
yang dapat larut, biasanya dilarutkan bekerja pada tempat yang tidak terdapat
dalam air yang karena bahan-bahannya, peroksid sedangkan pada tempat
cara peracikan dan penggunaannya tidak inflamasi terdapat lekosit yang
dimasukkan ke dalam golongan produk melepaskan peroksid sehingga efek anti
lainnya (Ansel, 1989). inflamasinya tidak bermakna.
Salah satu bentuk sediaan larutan Parasetamol berguna untuk nyeri ringan
adalah elixir. Eliksir adalah larutan oral sampai sedang, seperti nyeri kepala,
yang mengandung etanol 90 % yang mialgia, nyeri paska melahirkan dan
berfungi sebagai kosolven (M.Anief, keadaan lain (Katzung, 2011)
2007).Eliksir adalah larutan hidroalkohol Parasetamol mempunyai daya kerja
yang jernih dan manis dimaksudkan analgetik dan antipiretik sama dengan
untuk penggunaan vital, dan biasanya asetosal, meskipun secara kimia tidak
diberi rasa untuk menambah kelezatan. berkaitan. Tidak seperti Asetosal,
Eliksir bukan obat yang digunakan Parasetamol tidak mempunyai daya kerja
sebagai pembawa tetapi eliksir obat antiradang, dan tidak menimbulkan
untuk efek terapi dari senyawa obat yang iritasi dan pendarahan lambung.Sebagai
dikandungnya (Ansel, 1989). obat antipiretika, dapat digunakan baik
Salah satu obat yang di buat dalam Asetosal, Salsilamid maupun
bentuk sediaan elixir adalah Paracetamol. Parasetamol. Diantara ketiga obat
Parasetamol adalah paraaminofenol yang tersebut, Parasetamol mempunyai efek

1 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

samping yang paling ringan dan aman Methemoglobinemia dan


untuk anak-anak.Untuk anak-anak di Sulfhemoglobinemia jarang
bawah umur dua tahun sebaiknya menimbulkan masalah pada dosis terapi,
digunakan Parasetamol, kecuali ada karena hanya kira-kira 1-3% Hb diubah
pertimbangan khusus lainnya dari menjadi met-Hb.
dokter.Dari penelitian pada anak-anak
dapat diketahui bahawa kombinasi METODE PENELITIAN
Asetosal dengan Parasetamol bekerja Alat
lebih efektif terhadap demam daripada Pada praktikum ini membutuhkan
jika diberikan sendiri-sendiri (Sartono, alat seperti : Timbangan digital, botol
1996) coklat 60 ml, gelas ukur, beaker glass,
Semua obat analgetik non opioid pipet tetes, batang pengaduk, cawan
bekerja melalui penghambatan porselen, kertas perkamen, kaca arloji,
siklooksigenase. Parasetamol mortar dan stamper.
menghambat siklooksigenase sehingga
konversi asam arakhidonat menjadi Bahan
prostaglandin terganggu. Setiap obat Pada praktikum ini membutuhkan
menghambat siklooksigenase secara bahan seperti : Paracetamol 120 mg/5 ml,
berbeda. Parasetamol menghambat Na-benzoat, propilen glikol, etanol 90%,
siklooksigenase pusat lebih kuat dari sirupus simplex, sorbitol, asam sitrat,
pada aspirin, inilah yang menyebabkan perasa anggur, pewarna anggur, esense
Parasetamol menjadi obat antipiretik anggur, dan aquadest.
yang kuat melalui efek pada pusat
pengaturan panas.Parasetamol hanya PROSEDUR
mempunyai efek ringan pada Cara Pembuatan Skala Laboratorium
siklooksigenase perifer.Inilah yang Dalam cara pembuatan skala
menyebabkan Parasetamol hanya laboratorium peratama disiapkan
menghilangkan atau mengurangi rasa timbangan digital, ditimbang
nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol paracetamol 1.440 mg, diukur
tidak mempengaruhi nyeri yang propilenglikol 15 ml dan etanol 90% 9
ditimbulkan efek langsung ml, kemudian paracetamol dan
prostaglandin, ini menunjukkan bahwa propilenglikol sedikit demi sedikit di
parasetamol menghambat sintesa masukkan ke dalam beaker glass aduk ad
prostaglandin dan bukan blokade homogen setelah homogen ditambahkan
langsung prostaglandin. Obat ini etanol 90% aduk ad larut. Ditimbang
menekan efek zat pirogen endogen asam sitrat 1,2 gram, Na-benzoat 0,3
dengan menghambat sintesa gram, diukur sirupus simplex 12 ml dan
prostaglandin, tetapi demam yang sorbitol 12 ml. Asam sitrat dan na-
ditimbulkan akibat pemberian benzoat di gerus ad homogen di dalam
prostaglandin tidak dipengaruhi, mortir dan sisihkan ke dalam beaker glass
demikian pula peningkatan suhu oleh lalu campurkan sirupus simplex 12 ml
sebab lain, seperti latihan fisik. (Aris dan sorbitol 12 ml aduk ad homegen.
2009) Pada campuran paracetamol,
Reaksi alergi terhadap derivate para- propilenglikol, dan etanol 90%
aminofenol jarang terjadi. dicampurkan dengan campuran asam
Manifestasinya berupa eritem atau sitrat, na-benzoat, sirupus simplex dan
urtikaria dan gejala yang lebih berat sorbitol aduk ad homogen. Dan
berupa demam dan lesi pada ditambahkan 3 tetes berliant violet
mukosa.Fenasetin dapat menyebabkan anggur dan 3 tetes esense anggur aduk ad
anemia hemolitik, terutama pada homogen. Kemudian dimasukkan
pemakaian kronik. Anemia hemolitik kedalam botol 60 ml dan ditambahkan
dapat terjadi berdasarkan mekanisme aquadest ad 30 ml tutup botol dan kocok
autoimmune, defisiensi enzim G6PD dan ad homogen lalu diberi etiket dan label
adanya metabolit yang abnormal. pada botol.

2 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

Tabel 1 Susunan Formulasi Eliksir Paracetamol dengan Kombinasi Co-


Solvent Propilen Glikol Dan Etanol
No Bahan % Skala Lab Kegunaan Skala Pilot
1. Paracetamol 120 mg/5ml 1.440 mg Zat Aktif 7.200 mg
2. Propilen Glikol 20 % 12 ml Pembasah 60 ml
3. Etanol 90 % 15% 9 ml Pelarut 45 ml
4. Sir.Simpleks 20 % 12 ml Pemanis 60 ml
5. Sorbitol 20% 12 ml Pemanis 60 ml
5. Na-Benzoat 0,5 % 0,3 gram Pengawet 1,5 gram
6. Asam Sitrat 1% 0,6 gram Dapar 3 gram
7. Anggur q.s 3 gtt Perasa 15 gtt
8. Berliant Violet q.s 3 gtt Pewarna 15 gtt
9. Esense Anggur q.s 3 gtt Aroma 15 gtt
10. Aquadest 100 % Ad 60 ml Pelarut 300 ml

Cara Pembuatan Skala Pilot diisi dengan air sampai penuh lalu renam
Dalam cara pembuatan skala pilot dengan air es suhu kurang lebih 200 C
peratama disiapkan timbangan digital, dibawah suhu percobaan lalu piknometer
ditimbang paracetamol 7.200 mg, diukur ditutup pipa kapiler dibiarkan terbuka
propilenglikol 75 ml dan etanol 90% 45 dan suhu naik sampai suhu percobaan
ml, kemudian paracetamol dan lalu piknometer ditutup. Biarkan suhu air
propilenglikol sedikit demi sedikit di dalam piknometer mencapai suhu kamar,
masukkan ke dalam beaker glass aduk ad air yang menepel diusap lalu timbang
homogen setelah homogen ditambahkan dengan sesama kemudian lihat dalam
etanol 90% aduk ad larut. Ditimbang tabel kerapan air dan suhu percobaan
asam sitrat 6 gram, Na-benzoat 1,5 gram, untuk menghitung volume air.
diukur sirupus simplex 60 ml dan sorbitol
60 ml. Asam sitrat dan na-benzoat di Uji Kandungan Mikroba
gerus ad homogen di dalam mortir dan Uji ini dilakukan dengan
sisihkan ke dalam beaker glass lalu menggunakan media Plate Count Agar
campurkan sirupus simplex 60 ml dan (PCA) dan aquadest sampel yang di
sorbitol 60 ml aduk ad homegen. Pada campurkan pada medium agar di biarkan
campuran paracetamol, propilenglikol, selama 24 jam kemudian diamati di Plate
dan etanol 90% dicampurkan dengan Count Agar alat menghitung mikroba.
campuran asam sitrat, na-benzoat,
sirupus simplex dan sorbitol aduk ad Uji Efek Mikrobiologi dan Toksisitas
homogen dan ditambahkan 15 tetes Uji ini dapat dilakukan dengan
berliant violet anggur dan 15 tetes esense menggunakan enzim maupun
anggur aduk ad homogen. Kemudian mikroorganisme lainnya dengan
dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml mereaksikan sampel terhadap mediator
dan ditambahkan aquadest ad 150 ml yang dipilih, kemudian diamati pada
tutup dan kocok ad homogen lalu diberi mikroskop.
etiket dan label.
Uji Viskositas
Cara Kerja Evaluasi Sediaan Digunakan viskometer yang sudah
Uji Keasaman bersih, pipetkan cairan ke dalam
Sediaan larutan yang sudah jadi viskometer dengan menggunakan
dalam beaker glass, masukkan elektroda pipet. Lalu hisap cairan dengan
ph meter yang telah dikalibrasi dengan menggunakan pushball sampai melewati
dapar standar kemudian diamati Ph nya 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan
catat dan bandingkan dengan ph cairan sampai batas pertama lalu mulai
seharusnya. penghitungan. Dicatat hasil, dan lakukan
penghitungan dengan rumus. Diusahakan
Uji Berat Jenis saat melakukan penghitungan kita
Berat jenis diuji dengan menggenggam di lengan yang tidak
menggunakan piknometer. Piknometer berisi cairan (Anief, 1993)

3 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

Rumus volume sedimentasi: Keterangan:


F = Volume sedimentasi
Rumus : F = Vu VU = Volume akhir suspensi
V0 V0 = Volume awal suspense sebelum
mengendap

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil evaluasi elixir formulasi Paracetamol ditunjukkan pada Tabel 2. berikut:

Tabel 2 Hasil Evaluasi Eliksir Formulasi Paracetamol


Sebelum Setelah Hasil Yang
Jenis Uji
Penyimpanan Penyimpanan Diharapkan
Organoleptis
a. Warna Ungu Ungu Ungu
b. Bau Anggur Anggur Anggur
c. Rasa Manis,sedikit pahit Manis, sedikit Manis, sedikit
pahit. pahit
d. Kejernihan Jernih Jernih Jernih
PH 5,5 5,4 5,2 – 6,5
BJ - 1,1417 0,965
Viskositas - 5,823 2,92
Tidak Terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
Pertumbuhan
Pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
Mikroba
Mikroba mikroba mikroba

Formula dari eliksir parasetamol adalah mengalami penurunan namun pH sediaan


parasetamol sebagai zat aktif, masih mencakup rentan pH dari sediaan
propilenglikol sebagai pembasah, etanol elixir.
sebagai pelarut, aquades sebagai pelarut, Uji yang ke-3 yaitu dilakukan uji
syirups simpleks sebagai pemanis, Berat Jenis. Uji Berat Jenis dilakukan
sorbitol sebagai pemanis, na benzoat dnegan menggunakan alat uji
sebagai pengawet, asam sitrat sebagai piknometer. Hasil evaluasi uji Berat Jenis
dapar, anggur sebagai perasa, berliant pada hari ke-7 menunjukan hasil sebesar
violet sebagai pewarna, dan essence 1,143 g/ml.
anggur sebagai aroma. Uji pertama yaitu
uji organoleptis. Uji organoleptis 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
BJ =
dilakukan dengan menggunakan panca 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
indra. Hasil evaluasi uji organoleptis
menunjukan warna sediaan hari ke-1 Uji yang ke-4 yaitu dilakukan Uji
menunjukan warna ungu, setelah hari ke- viskometer. Uji viskometer dilakukan
7 warna sediaan tidak berubah. Rasa dengan menggunakan alat viskometer
sediaan hari ke-1 manis sedikit pahit, ostwald. Dipilih alat viskometer ostwold
setelah hari ke-7 tidak ada perubahan. karena viskositas ostwold digunakan
Bau sediaan hari ke-1 anggur, setelah untuk mengukur sampel yang encer atau
hari ke-7 bau sediaan tidak mengalami kurang kental dan dalam sediaan yang
perubahan. Dan yang terakhir dalam uji dibuat merupakan sediaan yang encer
organoleptis yaitu kejernihan, kejernihan atau kurang kental serta termasuk dalam
dari sediaan elixir paracetamol pada hari hukum newtonian. Penggunaan ini
ke-1 sampai hari ke-7 tidak mengalami ditentukan dengan mengukur waktu yang
perubahan. Elixir paracetamol dalam dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat
kategori jernih. antara dua tanda ketika mengalir karena
Uji yang k-2 yaitu uji pH sediaan gravitasi melalui suatu tabung kapiler
elixir. Uji pH dilakukan dengan bvertikal yang dilakukan dengan 3 kali
menggunakan alat uji pH meter. Hasil uji pengulangan sehingga pada uji ini
pH menunjukan hasil , pada hari ke-1 pH diperoleh hasil rata-rata viskositas
elixir menunjukan 5,5 , namun pada hari sebesar 5,823Ns/m2. viskositas yang
ke-7 pH elixir mengalami penurunan diperoleh tidak sesuai kemungkinan
menjadi 5,4 , walaupun pH sediaan disebabkan karena beberapa faktor yaitu

4 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

: tekanan karena viskositas cairan naik, DAFTAR PUSTAKA


dengan naiknya tekanan, kehadiran zat Alaerts, G. A., dan S.S. Santika. 1984.
lain misalnya penambahan gula yang Metode Penelitian Air. Usaha
dapat meningkatkan viskositas air, Nasional. Surabaya. 245-246.
ukuran dan berat molekul juga akan
mempengaruhi viskositas naik dengan Amerine, M.A., Pangborn, R.M., and
naiknya berat molekul, kekuatan antar Roessler, E.B. 1965. Principles of
molekul viskositas juga akan Sensory Evaluation of Food. New York:
mempengaruhi naiknya viskositas Academic Press.
karena dengan adanya ikatan hidrogen
(Bird, 1987). Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat,
Untuk uji yang terakhir yaitu uji Gadjah Mada University Press:
mikrobiologi yang dilakukan untuk Yogyakarta
mengetahui sediaan mengandung jamur
atau tidak yang dilakukan dengan Anief, M. 2007. Farmasetika. Gadjah
pengamatan dengan mata tanpa alat Mada University Press. Yogyakarta.
apapun, sehinga pada uji mikrobiologi
pada sediaan larutan yang menggunakan Annisa, N. 2007. Uji Aktifi tas
zat aktif parasetamol tidak ditemukan Antibakteri Ekstrak Air Daun Binahong
adanya pertumbuhan jamur pada (Anredera Scandens (L) Mor) Terhadap
sediaan,karena sediaan tidak terjadi Bakteri Klebsiella pneumonia dan
perubahan warna, bau, rasa dan tekstur Bacillus substilis ATTC 6633 Beserta
karena sediaan yang ditumbuhi jamur Skrining Fitokimia Dengan Uji Tabung.
biasanya terjadi perubahan warna yang Skripsi Tidak Diterbitkan Yogyakarta:
menjadi pudar, rasa yang tidak enak, bau Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta.
misalnya bau tengik, tekstur yang
awalnya agak encer menjadi kental. Ansel, Howard C.1989.Pengantar
Perbedaan sediaan sebelum dan Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta:UI
setelah penyimpanan: Press.
Hari ke-1 Hari ke-7
Ansel, Howard.C. 1989. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi
keempat. Penerjemah: Farida Ibrahim.
Penerbit Universitas Indonesia
Press. Jakarta.

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia


edisi III, Jakarta, Departemen
Gambar 3. Perbedaan sediaan sebelum Kesehatan Republik Indonesia.
penyimpanan dan setelah penyimpanan 7 Departemen Kesehatan Republik
hari Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Direktorat Jenderal
KESIMPULAN Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.
1. Eliksir obat diformulasi sedemikian hal.712.
rupa sehingga pasien menerima obat
dengan baik dan tepat, eliksir biasanya Departemen Kesehatan Republik
kurang manis dan kurang kental karena Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi
mengandung gula lebih sedikit maka IV. Jakarta: Direktorat Jenderal
kurang efektif dibanding dengan sirup Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.
di dalam menutupi rasa obat yang hal. 584.
kurang menyenangkan.
2. Eliksir harus mengandung komponen Departemen Kesehatan Republik
diantaranya yaitu : Zat aktif, Pelarut, Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi
Pemanis, Zat penstabil, Pengawet. III. Jakarta: Direktorat Jenderal
3. Adapun macam-macam uji evaluasi Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.
pada sediaan eliksir ini,seperti: Uji hal. 50.
organoleptis, Ph, viskositas, berat jenis,
kandungan mikroba dan uji efek Departemen Kesehatan Republik
mikrobiologi. Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi

5 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

III. Jakarta: Direktorat Jenderal Mariska, I. 2013. Metabolit Sekunder:


Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. Jalur Pembentukan dan
hal. 96. Kegunaannya.
http://biogen.litbag.pertanian.go.id/.
Departemen Kesehatan Republik Diakses tanggal 19 April 2018.
Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi
III. Jakarta: Direktorat Jenderal Markham, K.R., 1988. Cara
Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. Mengindentifikasi Flavonoid,
hal. 567. diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata. ITB.
Departemen Kesehatan Republik Bandung. Hal 2,15, 25, 47, 50
Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Mastuti, R. 2016. Metabolit Sekunder
Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. dan Pertahanan Tumbuhan. Jurusan
hal. 584 Biologi, Fmipa Universitas Brawijaya.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Malang
Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman Mustarichie, R,. Musfiroh, I., dan Levita,
4, 43, 649. J., 2013. Metode Penelitian
Tanaman Obat, Teori dan Implementasi
Giancoli, Douglas C. 1998. FISIKA. Penelitian Tanaman untuk Pengobatan.
Edition Empat. Jakarta: Erlangga. Widya Padjajaran. Bandung.

Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia Pelczar, Michael J. ECS. Chan. 2008.


penentuan cara modern Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta.
menganalisis tumbuhan. Bandung: ITB. UI Press.

Jawetz, dkk. 1980. Mikrobiologi Purba Ama. 2012. Infeksi Jamur.


Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran https://www.scribd.com/doc/114341609/
EGC: Jakarta. infeksi-jamur. Diakses tanggal 23 April
2018
Katno dan Pramono, S. 2006. Tingkat
Manfaat dan Keamanan Tumbuhan Rachdiati, Henny dan Ricson P Hutagaol
Obat dan Obat Tradisional. Jakarta. dan Erna Rosdiana. Penentuan Waktu
Rineka Cipta Press. Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi.
Nusa Kimia Jurnal Vol.8 No.1 : 1-6, Juni
Kristanti, A.N., dkk. 2008. Buku ajar 2008. FMIPA UNB.
Fitokimia. Surabaya. Airlangga
University Press Saxena, R.C. and S.H. Okech. 1985. Role
of Plant Volatiles in Resistance
Louis, F.G. 2004. Saponon Glikosides. of Selected Rice Varieties to Brown
GeorgersLuis@Friedli.com, Planthopper, Nilaparvata lugens (Stal)
Http:www.Friedi.Comherbsphytochem. (Homoptera: Delpachidae). J. Chem.
Glykosides,Html. Diakses tanggal 20 Ecol. 11:1601-1616.
April 2018
Susetya, Darma. 2012. Khasiat dan
Manoi. 2009. Binahong Sebagai Obat. Manfaat Daun Ajaib Binahong.
WARTA Penelitian dan Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Pengembangan Tanaman Industri Utami P, Desty EP.2010. The Miracle of
Volume 15 No. 1 Pusat Penelitian dan Herbs-Daun, Umbi, Buah, dan
Perkembangan Perkebunan. Yogyakarta. Batang Tanaman Ajaib Penakluk Aneka
Diakses 19 April 2018. Penyakit. PT AgroMedia Pustaka.
Jakarta.

6 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai