Anda di halaman 1dari 6

AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

Liana Fatma Leslie Pratiwi, Suhatmini Hardyastuti, Lestari Rahayu W.


Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Abstrak
Sistem agribisnis terdiri dari subsistem on farm dan subsistem off farm. Agribisnis kentang
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pelaku agribisnis pada semua
subsistem. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi usahatani kentang (2) mengetahui nilai tambah pada agroindustri (pengolahan) kentang
(3) mengetahui saluran pemasaran komoditas kentang. Metode dasar yang digunakan adalah
metode deskriptif analitis. Lokasi penelitian di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dan
dipilih 2 desa yang meliputi Desa Serang dan Desa Surengede, kemudian diambil secara acak
petani pemilik penggarap 25 orang per desa sebagai responden, 2 agroindustri kentang, dan 10
pedagang kentang. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kentang dihitung
menggunakan analisis regresi berganda, nilai tambah pada agroindustri kentang dihitung
menggunakan rumus nilai tambah, saluran pemasaran didapat dengan menelusuri pemasaran
kentang dari petani sampai pada konsumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi kentang
dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah benih, pendidikan petani, tenaga kerja dan dummy musim
hujan, nilai tambah kentang termasuk dalam kategori tinggi, dan saluran pemasaran kentang
terdapat lima saluran pemasaran.

Kata kunci : agribinis kentang, nilai tambah, usahatani, pemasaran, Wonosobo

1. PENDAHULUAN agribisnis. Dalam subsistem on farm


Pendekatan sistem dalam terdapat kegiatan budidaya tanaman
agribisnis menjadikan pengembangan kentang dengan memanfaatkan input-
keseluruhan subsistemnya saling input pertanian. Dari subsistem on farm
berhubungan, bersifat koordinatif dan kemudian produk diteruskan ke
saling terintegrasi. Untuk subsistem off farm untuk memberikan
mengembangkan agribisnis perlu nilai pada kentang, kemudian dilakukan
mengembangkan berbagai sub-sistem hasil pengolahan kentang untuk
tersebut secara sinergis dan seimbang. memberikan nilai tambah ataupun
Apabila salah satu subsistem mengalami kentang langsung dipasarkan ke
gangguan dan kelambatan, maka akan konsumen.
berdampak kepada hasil akhir yang Pengolahan hasil pertanian atau
kurang optimal. Sistem agribisnis di agroindustri, dapat menciptakan nilai
Kecamatan kejajar terdiri dari dua tambah, meningkatkan pendapatan para
subsistem yaitu subsistem on farm dan pelaku agribisnis, mampu menyerap
off farm. tenaga kerja, dan mampu mendorong
Subsistem on farm, merupakan munculnya industri yang lain. Di
awal kegiatan agribisnis pertama kali Kecamatan Kejajar umumnya produksi
dilakukan untuk menghasilkan bahan kentang yang dihasilkan petani dijual
baku atau produk dalam kegiatan dalam bentuk segar. Kentang selain
dijual dalam bentuk segar (buah) dapat dipengaruhi oleh luas lahan, benih,
dijual dalam bentuk olahan untuk pupuk kandang, fungisida, dan tenaga
dikonsumsi sebagai makanan ringan. kerja. Selain on farm , terdapat
Pengolahan kentang dianggap sulit dan subsistem off farm yang mendukung
proses produksinya memerlukan biaya agribinis kentang, berupa pengolah
yang besar serta pemasarannya sulit. produk.
Kendala dalam pengembangan Kegiatan pengolahan hasil
agroindustri, yaitu keterbatasan pasar pertanian telah banyak dilakukan dan
dan kurang nyatanya peran agroindustri memberikan nilai tambah yang cukup
di pedesaaan, diharapkan dengan besar pada komoditas tersebut.
adanya kerjasama semua pelaku usaha Penelitian Awami (2012) mengenai
pertanian, agroindustri memberikan proses pengolahan jagung di Kabupaten
kontribusi positif bagi peningkatan Grobogan menunjukan bahwa kegiatan
kesejahteraan masyarakat. Agroindustri pengolahan jagung menjadi emping dan
tidak dapat lepas dan merupakan bagian marning jagung telah memberikan nilai
dari sistem agribisnis yang lebih luas. tambah yang besar pada komoditas
Sistem agribisnis perwujudan dari usaha tersebut dan pendapatan olahan jagung
pokok diversifikasi secara vertikal dan memberikan kontribusi yang tinggi
horizontal, yang proses penanganan terhadap total pendapatan rumah tangga
komoditas dilakukan secara tuntas sejak pengusaha. Kegiatan on farm dan off
proses produksi prapanen sampai farm didukung oleh adanya pemasaran.
dengan pascapanen dan pemasarannya. Penelitian Fatimah (2011)
Sehingga dalam sistem agribisnis mengenai analisis pemasaran kentang di
terdapat tiga subsistem secara vertikal, Kabupaten Wonosobo, terdapat tiga
yaitu subsistem penyediaan sarana saluran pemasaran kentang di
produksi, subsistem pengolahan hasil Kecamatan Kejajar yaitu :
(agroindustri), dan subsistem pemasaran 1. Petani – Pedaang Pengumpuk
(Awami, 2012). Kecamatan – Pedagang Luar Kota
2. Petani – Pedagang Pengumpul
2. KAJIAN LITERATUR DAN Desa – Pedagang Luar Kota
PEGEMBANGAN HIPOTESIS 3. Petani – Pedagang Pengumpul
Subsistem on farm salah satunya Desa – Pedagang Pengecer –
usahatani kentang dalam budidayanya Konsumen
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
internal maupun eksternal. Caharana 3. METODE PENELITIAN
(2002) meneliti bahwa produksi kentang Penelitian ini dilakukan di
di Desa Cibodas dan Desa Suntenjaya Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo sebagai salah satu penghasil ketiga mengetahui saluran pemasaran
kentang terbesar di Provinsi Jawa komoditas kentang dilakukan observasi
Tengah. Di Kecamatan Kejajar yang lapangan, mengikuti aliran produk
terdiri atas 16 desa, dipilih Desa Serang kentang.
dan Surengede sebagai lokasi penelitian
dengan metode purposive sampling. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden penelitian ini sebanyak 50 a. Faktor-Faktor yang
petani penggarap dengan cara acak Mempengaruhi Produksi dan
sederhana. Deskriptif statistik digunakan Pendapatan Usahatani Kentang
untuk menggambarkan variabel Pada subsistem on farm produksi
penelitian, menjawab tujuan pertama kentang di usahatani sangat penting
yaitu mengetahui faktor-faktor yang dalam keberlanjutan agribisnis kentang.
mempengaruhi produksi dan pendapatan Produksi kentang petani mempengaruhi
usahatani kentang dihitung jalannya berbagai kegiatan agribisnis,
menggunakan analisis regresi berganda, sehingga penting mengetahui faktor-
tujuan kedua mengetahui nilai tambah faktor yang mempengaruhi produksi
pada agroindustri (pengolahan) kentang kentang di Kecamatan Kejajar yang
dihitung menggunakan konsep dapat dilihat pada tabel 1.1.
perhitungan nilai tambah, dan tujuan

Tabel 1.1. Koefisien Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kentang di


Kecamatan Kejajar
Variabel Koefisien Regresi Sig. t
Konstanta 2.023* 0,010
Luas lahan 0,252* 0,018
Jumlah Benih 0,735* 0,000
Jumlah Pupuk kandang -0,021 0,684
Jumlah Pupuk NPK 0,045 0,141
Jumlah Pupuk SP-36 -0,018 0,584
Jumlah Tenaga Kerja 0,190** 0,053
Pendidikan Petani -0,671* 0,031
Dummy Akses Kontur Lahan 0,505 0,374
Dummy Kemiringan Lahan rendah -0,371 0,163
Dummy Kemiringan Lahan sedang 0,014 0,958
Dummy Musim Kering I 0,080 0,619
Dummy Musim Hujan 1,288* 0,000
Adj R2 0,788
Sig. F 0,000
Keterangan :
*) = signifikan pada α = 5%
**) = signifikan pada α = 10%
ns = non signifikan
Semua variabel secara bersama- rumah tangga dengan pengaruh yang
sama berpengaruh terhadap produksi negatif artinya semakin tinggi pendidikan
kentang (p<0,05) dengan koefisien maka akan menurunkan produksi
determinasi 78,8% menunjukkan variabel kentang, karena petani dengan
produksi kentang dapat dijelaskan oleh pendidikan tinggi akan mencari
variabel bebas di dalam model, pekerjaan di luar usahatani sehingga
selebihnya 25,9% dipengaruhi oleh budidaya tanaman kentang kurang
variabel lain di luar model regresi. intensif dilakukan akibatnya produksi
Pengaruh variabel secara individual yang didapatkan menurun.
nampak bahwa variabel luas lahan,
jumlah benih, pendidikan petani, dummy b. Nilai Tambah Pada Agroindustri
musim hujan berpengaruh terhadap (Pengolahan) Kentang
pendapatan rumah tangga (p<0,05) dan Perhitungan nilai tambah ini
jumlah tenaga kerja berpengaruh dilakukan dengan metode nilai rata-rata
terhadap pendapatan rumah tangga (p< dari responden yang ada di daerah
0,1). penelitian. Proses pengolahan kentang
Luas lahan, jumlah benih, menjadi keripik kentang diharapkan akan
pendidikan petani, dummy musim hujan dapat menciptakan nilai tambah,
berpengaruh signifikan (p<0,05) dan sehingga dari analisa nilai tambah ini
jumlah tenaga kerja berpengaruh diharapkan diperoleh informasi mengenai
signifikan (p<0,1) terhadap pendapatan perkiraan besarnya nilai tambah dan
rumah tangga dengan pengaruh yang keuntungan setiap 1 kg kentang yang
positif artinya kenaikan variabel diolah menjadi keripik. Analisa rata-rata
independen yang signifikan tersebut nilai tambah usaha pengolahan kentang
maka produksi kentang akan naik menjadi keripik dapat dilihat pada tabel
sebesar satu persen. Sedangkan 1.2, berikut ini;
variabel pendidikan berpengaruh
signifikan (p<0,1) terhadap pendapatan

Tabel 1.2 Nilai Tambah Usaha Pengolahan Kripik Kentang


Variabel Nilai
Harga Bahan Baku (Rp./kg) 4.000
Harga input lain (Rp./kg) 12.600
Nilai Produksi (Rp./kg) 50.000
Nilai Tambah (Rp./kg) 33.400
Rasio Nilai Tambah (%) 66,8
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Nilai tambah diperoleh dengan Terdapat lima saluran pemasaran
pengurangan nilai produk dengan harga dengan tingkat harga yang berbeda-beda
bahan baku dan sumbangan input lain di setiap pelakunya. Saluran pemasaran
per kilogram. Nilai tambah dari proses kentang sebagai berikut :
pengolahan kentang menjadi keripik 1. Petani  Kelompok Tani
adalah sebesar Rp. 33.400 per kilogram, Eksportir
artinya setiap 1 kilogram kentang yang 2. Petani  Kelompok Tani Pasar
diolah menjadi keripik akan menciptakan Induk  Konsumen
nilai tambah sebesar Rp. 33.400. Nilai 3. Petani  Pengumpul kecil 
tambah tersebut merupakan nilai tambah Pedagang Besar  Pasar Induk
kotor bagi pengolah, karena belum  Konsumen
dikurangi imbalan bagi tenaga kerja. 4. Petani  Pengumpul kecil
Pengumpul Besar  Pedagang
c. Saluran Pemasaran Komoditas Besar  Pasar Induk
Kentang Konsumen
Kentang dari produsen atau 5. Petani  Pengumpul Besar 
petani untuk sampai ke konsumen akhir Pasar Induk  Konsumen
melalui beberapa tahapan. Tahapan Saluran pemasaran kentang di
pemasaran untuk menyampaikan barang Kecamatan Kejajar hanya ada 5 seperti
dari produsen ke konsumen disebut skema di atas. Dari kedua saluran
saluran pemasaran. Saluran pemasaran pemasaran itu, diketahui bahwa saluran
didefinisikan sebagai sekelompok pemasaran yang paling efisien jika dilihat
pedagang atau agen perusahaan yang dari jarak pemasarannya dan harga
melakukan pemindahan suatu produk jualnya adalah saluran pemasaran 5.
untuk menciptakan kegunaan bagi pasar
tertentu. Dalam saluran pemasaran 5. KESIMPULAN
terlibat secara aktif beberapa lembaga Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemasaran. produksi usahatani kentang yaitu luas
Pada pemasaran kentang lahan, jumlah benih, pendidikan petani,
dijumpai beberapa macam saluran tenaga kerja dan dummy musim hujan.
pemasaran. Saluran pemasaran yang Niilai tambah kentang termasuk dalam
dipakai berbeda antara petani yang satu kategori tinggi, dan saluran pemasaran
dengan petani yang lain. Setiap petani kentang terdapat lima saluran
bebas menentukan saluran pemasaran pemasaran.
yang akan digunakan agar produk
mereka bisa sampai ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Caharana. 2002. Efisiensi Produksi
Usahatani Kentang Di Kecamatan
Awami, Shofia Nur . 2012. Analisis Nilai
Lembang Kabupaten Bandung.
Tambah dan Strategi
Skripsi. Fakultas Pertanian, UGM.
Pengembangan Industri Rumah
Yogyakarta.
Tangga Olahan Jagung Di
Fatimah, Siti Nurulita. 2011. Analisis
Kabupaten Grobogan. Tesis.
Pemasaran Kentang (Solanum
Fakultas Pertanian, UGM.
Tuberosum L.) Di Kabupaten
Yogyakarta
Wonosobo. Skripsi. Fakultas
Pertanian, UNS. Solo

Anda mungkin juga menyukai