Anda di halaman 1dari 3

http://adityaagungsetiabudi.blogspot.co.

id/2014/04/penjernihan-air-menggunakan-batu-
apung_27.html

http://olx.co.id/iklan/filter-penyaring-air-khusus-ceramik-candle-ID7lG35.html

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karbon Aktif/ Arang Aktif/ Norit Karbon aktif, atau sering juga
disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat
besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu
gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira
sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya
bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan
dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri. Sejak perang dunia pertama
arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal sebagai adsorben atau penyerap yang
efektif dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga banyak dipakai sebagai
adsorben pada topeng gas. Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing
berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses
aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya serap yang besar
terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian,
permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan,
dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar.
Dengan demikian, kecepatan adsorpsi bertambah. untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi,
dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Karbon aktif (norit)
ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika
(SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Dimana unsur silica (SiO2) merupakan kadar bahan
yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai
pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air
yang jernih. 2.2 Batu Apung (Sistem Koloid Fase Gas-Padat / Buih Padat) Menurut Parning
(2012:146), buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi
zat padat. Kestabilan buih padat juga diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Beberapa buih
padat yang kita kenal : · Roti Pembuatan roti melibatkan proses peragian yang akan melepas gas
CO2. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis
mengelilingi gelembung - gelembung CO2 untuk membentuk buih padat. · Styrofoam Styrofoam
mempunyai fase terdispersi CO2 dan udara, serta medium pendispersi polistirena. · Batu apung
(SiO2Al2O3) Didalam kehidupan sehari-hari, anda dapat menemui busa padat yang dikenal
dengan istilah karet busa dan batu apung. Batu apung merupakan buih padat yang terbentuk
akibat proses solidifikasi gas vulkanik. Pada kedua contoh busa padat ini terdapat rongga atau
pori-pori yang dapat diisi oleh udara. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk membuat karya ilmiah ini adalah jenis eksperimen, karena
penulis melakukan penelitian sebelum melakukan penulisan karya ilmiah ini. 3.2. Teknik
Pengumpulan Data Teknik dalam penelitian ini adalah eksperimen. Teknik ini penulis gunakan
untuk memperakurat hasil penelitian. 3.3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan
data dari penelitian ini adalah : a. Arang dan batu apung merupakan bahan yang digunakan
sebagai absorpsi partikel-partikel dalam air. b. Tabung digunakan untuk tempat diletakannya
arang, batu apung, dan ijuk. c. Ijuk digunakan untuk menahan partikel arang yang terbawa aliran
air. d. Selang/pipa digunakan menggabungkan tabung. e. Galon digunakan tempat penampung
air keruh. f. Air sungai BK dan air sumur sebagai objek penelitian. 3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan cara, yaitu : Langkah 1 : Haluskan batu apung dan
arang batok kelapa. Langkah 2 : Masukan ijuk, arang, dan batu apung kedalam tabung 1 dan
tabung 2, dengan susunan sebagai berikut : Langkah 3 : Gunakan selang untuk menghubungkan
tabung 1 dengan tabung 2, dan tabung 1 dengan Galon. Susunlah alat seperti gambar berikut :
Langkah 4 : selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah masukkan air kotor yang keruh
ke dalam galon yang telah siap pakai, lihat dan amatilah perbedaan antara air yang terdapat
dalam galon dan air yang keluar dari alat penyaringan. Air sesudah dijernihkan air sebelum
dijernihkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Air
sungai BK sebelum dilakukan penjernihan · Warna keruh (Cokelat kekuning- kuningan) · Tidak
dapat dikonsumsi · Berbau · Mengandung banyak partikel-partikel, seperti: pasir, lumpur, dan
kotoran-kotoran kecil. Air sungai BK setelah dilakukan penjernihan dengan menggunakan arang
batok kelapa dan batu apung · Warna Jernih · Layak dikonsumsi · Tidak berbau · Tidak
mengandung partikel kasar maupun halus, seperti : pasir dan lumpur 4.2 Arang Batok Kelapa
Arang batok kelapa (C) merupakan arang aktif. Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas
yang masing-masing berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara
khusus melalui proses aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai
daya serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas.
Karbon aktif yang mempunyai rumus kimia C dan berbentuk amorf yang mengandung 85-95%
karbon yang dapat dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang
diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas
permukaan aktif berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan karbon aktif
mempunyai sifat sebagai adsorben (Salamah, S. 2008). Komposisi arang aktif terdiri dari silika
(SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Dimana unsur silika merupakan kadar bahan yang
keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih
partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih.
4.3 Batu Apung (SiO2Al2O3) Batu apung (pumice) adalah sistem koloid dengan fase terdispersi
gas dan medium pendispersi zat padat. Di dalam kehidupan sehari-hari, anda dapat menemui
buih padat yang dikenal dengan istilah karet busa dan batu apung. Batu apung (pumice) adalah
jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding
gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Sifat kimia dan fisika batu
apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO,
TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss Of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480-960 kg/cm3,
peresapan air 16,67%, berat jenis 0.8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio
kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktiftas panas (thermal conductivity) rendah, dan
ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam. Pada kedua contoh buih padat ini terdapat rongga
atau pori-pori yang dapat diisi oleh udara, sehingga batu apung ini dapat berfungsi sebagai
penyerap partikel-partikel yang terkandung dalam air keruh. 4.4 Cara Kerja Batu Apung dan
Arang Batok Kelapa dalam Penjernihan Air Air keruh yang masuk kedalam tabung pertama akan
disaring oleh ijuk. Ijuk akan menyaring partikel-partikel dari air keruh yang berukuran besar.
Kemudian, air akan melewati arang dan batu apung disinilah terjadi penyerapan atau adsorbsi
yang dilakukan oleh batu apung dan arang batok kelapa. Batu apung dan arang ini akan
menyerap zat-zat warna atau zat-zat pencemar, seperti detergen, pestisida, dan partikel-partikel
halus. Sebelum keluar, air ini akan melewati lapisan ijuk kembali untuk menyaring partikel dari
batu apung dan arang yang terbawa oleh aliran air tersebut. Dengan proses tersebut maka akan
diperoleh air yang jernih dan tidak berwarna. \ BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dapat Penulis simpulkan bahwa penjernihan air
bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorbsi. Dengan proses yang
diterapkan dalam sistem penjernihan air , yaitu: Proses pengendapan dan Proses filtrasi. Alat
penjernih air sederhana ini dapat menghasilkan air jernih dari air yang keruh, karena suspensi
(air keruh) memiliki partikel-partikel cukup besar dibandingkan kerapatan komponen-komponen
alat penjernih air sehingga kotoran tertinggal di dalamnya. Selain itu, alat penjernih air
mengandung arang batok kelapa dan batu apung yang akan mengendapkan berbagai kotoran
dalam air keruh dan mengabsorpsi atau menyerap zat-zat warna, pestisida, detergen dan lain-lain
yang terdispersi dalam air. 5.2 Saran saran yang dapat Penulis berikan melalui makalah ini
adalah agar masyarakat dan teman-teman khususnya siswa SMA Negeri 1 Belitang pada
diharapkan memanfaatkan teknologi sederhana ini karena air bersih merupakan kebutuhan
mutlak yang harus terpenuhi. DAFTAR PUSTAKA Adi K..2001.Ciamic Kimia
SMA.Yogyakarta:Cabe Rawit. Kitti, Sura.2010.Kimia 2.Jakarta Selatan:PT Graha Cipta Karya.
Utami, Budi.2009.Kimia untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-20386-Presentation-3615227.pdf http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-dan-koloid/macam-macam-koloid/ Make
Money Online : http://ow.ly/KNICZ Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai