Draft Kontrak Sewa Dumpt Truck - INDRAMA
Draft Kontrak Sewa Dumpt Truck - INDRAMA
Pada hari ini ............ tanggal ( ) bulan..... tahun 2014 ( Dua ribu empat belas ), kami yang
bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
Nama :
Jabatan. :
Perusahaan :
Alamat :
Nama :
Jabatan :
Perusahaan : PT. Purwa Artha Sadaya
Alamat. : Jl. Banda no 12 Bandung , Jawa - Barat
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama selanjutnya telah sepakat untuk mengadakan
Perjanjian Kontrak Sewa Kendaraan/Armada yang mengikat dalam suatu Perjanjian Kontrak yang
diatur sebagai berikut :
Pasal 1
(Pokok Dasar Ikatan Perjanjian)
Pihak Pertama dengan ini setuju menyewakan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua setuju menyewa
dari Pihak Pertama sejumlah 30 (tiga puluh) unit armada.
Pasal 2
(Spesifikasi Kendaraan / Armada)
Pasal 3
(Harga Sewa/Rental Kendaraan/Armada)
Pasal 4
(Jangka Waktu Sewa Kendaraan / Armada)
Jangka waktu sewa Kendaraan / Armada dalam perjanjian kontrak ini adalah 24 (dua puluh empat)
bulan.
Pasal 5
(Mobilisasi dan Demobilisasi)
1. Pelaksanaan dan biaya mobilisasi armada menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
2. Pihak Pertama setuju waktu mobilisasi dan demobilisasi armada ke lokasi dan sebaliknya dihitung
sebagai masa sewa armada, terhitung sejak armada berada di lokasi dan siap beroperasi yang
dibuktikan dengan berita acara penerimaan armada.
3. Waktu mobilisasi adalah tanggal sesuai dengan kesepakatan Pihak Pertama dan Kedua, saat
armada ke lokasi dan sebaliknya dengan biaya mobilisasi sebesar yang dibutuhkan (biaya bbm ,
gaji supir) untuk setiap unit dump truk yang menjadi tanggung jawab Pihak Kedua dan
diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama sebelum unit berangkat menuju lokasi dalam
bentuk Uang Tunai.
Pasal 6
(Cara dan Teknis Pembayaran)
Pasal 7
(Biaya Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Armada)
1. Perbaikan terhadap kerusakan dan penggantian spareparts menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
2. Semua penggantian ban akibat pecah ban atau kondisi ban tidak layak pakai menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua.
3. Apabila terjadi kecelakaan pada masa kontrak kerjasama yang melibatkan armada dan supir atau
pihak ketiga, maka armada menjadi tanggung jawab Pihak Kedua dan Pihak Pertama, dan untuk
urusan supir atau pihak ketiga dan hukum yang ditimbulkan akibat kejadian tsb menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua.
4. Apabila terjadi kecelakaan pada masa kontrak kerjasama yang mengakibatkan berkurangnya
waktu kerja armada, maka waktu tsb akan diganti pada hari selajutnya oleh Pihak Pertama.
5. Apabila terjadi sesuatu yang ditimbulkan akibat pelanggaran lalu-lintas yang mengakibatkan
sesuatu yang fatal, pada masa kontrak kerjasama maka segala biaya dan pengurusan menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua.
6. Segala bentuk kerusakan yang terjadi melibatkan armada unit yang timbul pada masa kontrak
kerjasama, maka menjadi tanggung jawab Pihak kedua.
7. Biaya Asuransi kerusakan kecelakaan maupun kehilangan menjadi tanggung jawab pihak kedua.
8. Semua biaya BBM dan gaji supir , untuk kebutuhan operasional menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua.
Pasal 8
(Operator dan Helper Operator)
Pasal 9
(Penyerahan dan Pengembalian Armada)
Armada akan diserahkan apabila Para Pihak telah menanda-tangani perjanjian ini. Penyerahan dan
pengembalian armada dilakukan dilokasi dan dibuatkan Berita Acara Serah Terima
peralatan/pemeriksaan oleh Para Pihak.
Pasal 10
(Keadaan Memaksa/Force Majeur)
1. Yang dimaksud Force Majeur dalam perjanjian ini adalah segala peristiwa yang terjadi diluar
kekuasaan Para Pihak terhadap keberadaan Armada tersebut selama masa sewa dan menunda atau
menghalangi pelaksanaan kewajiban salah satu Pihak yang terpengaruh oleh peristiwa itu dan
yang secara wajar tidak dapat dikuasainya, adapun peristiwa dimaksud yaitu :
(a) Bencana alam (termasuk dan tidak terbatas seperti gunung meletus, gempa bumi, tanah
longsor dan banjir)
(b) Kebakaran
(c) Perang, demonstrasi, huru hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemic
(d) Adanya larangan dari pemerintah kabupaten
2. Dalam hal ini para Pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban berdasarkan perjanjian ini baik
sebagian maupun keseluruhan karena terjadi force majeure, maka segala kegagalan atau
keterlambatan tersebut tidak dapat dianggap kesalahan para Pihak sehingga para Pihak tidak dapat
dikenakan sanksi/denda.
3. Dalam hal terjadi force majeure, maka Pihak yang mengalami keadaan force majeure
berkewajiban untuk memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama, selambat-lambatnya 2
x 24 jam terhitung sejak terjadinya keadaan force majeure tersebut untuk diselesaikan secara
musyawarah mufakat.
Pasal 11
(Perselisihan)
1. Bila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak pada dasarnya akan diselesaikan dengan cara
musyarawah.
2. Jika secara musyawarah tidak dicapai penyelesaian, dengan persetujuan kedua belah pihak
dibentuk suatu Panitia Arbitrage yang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai Anggota.
Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai Anggota.
Seorang ahli sebagai Ketua yang pengangkatannya disetujui oleh kedua belah pihak.
Keputusan yang diambil oleh panitia arbitrage mengikat kedua belah pihak.
3. Apabila dengan kedua cara tersebut diatas belum juga mendapat penyelesaian, maka perselisihan
akan diteruskan menurut hukum yang berlaku.
Pasal 12
(Lain-lain)
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini bila dipandang perlu oleh kedua belah
pihak serta penambahan-penambahan/perubahan-perubahan akan diatur dalam Surat Perjanjian
Amandemen/Addendum.
Pasal 13
(Penalti)
1. Keterlambatan pembayaran maksimal 15 (hari) terhitung dari waktu pembayaran yang telah
disepakati dan pihak pertama berhak menghentikan sementara operasional armada dan pihak
kedua berkewajiban membayar uang sewa.
3. Jika kontrak kerja berakhir sebelum kontrak yang telah disepakati berakhir dikarenakan
permasalahan yang tidak tertera dalam kesepakatan yang ada, maka pihak yang mengakhiri
kontrak diwajibkan membayar penalti sebesar 1 (satu) bulan pembayaran kontrak penuh.
Pasal 14
(Penutup)
1. Kontrak ini dianggap sah setelah ditanda tangani dan diparaf setiap lembarnya oleh kedua belah
pihak.
2. Kontrak ini beserta lampiran-lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) exsemplar.
DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL : 2014
DIREKTUR KOMISARIS