PENDAHULUAN
Salah satu penyebab pencemaran air laut adalah limbah minyak dari aktivitas
pelayaran dan produksi minyak lepas pantai. Laut perbatasan Indonesia dan Filipina
yaitu Laut Sulu dan Laut Sulawesi menjadi jalur penting selain Selat Malaka yang
digunakan sebagai jalur lalu lintas kapal dan jalur pengiriman barang maupun minyak
mentah. Hal itu menjadi penyebab utama dari pencemaran minyak. World’s Tanker
Fleet menghitung ada sekitar 7.000 kapal dengan kapasitas kargo antara 76.000 dan
175.000 ton pada tahun 2004. 1 Operasi pelayaran pengangkutan oleh kapal tanker dan
kecelakaan yang terjadi akibat tabrakan antar kapal atau kebocoran kapal
pertahunnya. 2
Dampak dari pencemaran minyak ini berbahaya bagi kehidupan di laut. Zat yang
1
M. Gennaro, 2004, Oil Pollution Liability and Control under International Maritime Law: Market
Incentives as an Alternative to Government Regulation. Vanderbilt Journal of Transnational Law, Vol.
37:265, No. 1, January 2004, pp. 265 – 298, ISSN 0090-2594. Dalam Ekaterina Anyanova, Oil Pollution
and International Marine Enviromental Law, Chapter 2. Intech, hal 29. Diakses di
http://cdn.intechopen.com/pdfs/38092/InTech-
Oil_pollution_and_international_marine_environmental_law.pdf pada tanggal 31 Oktober 2017 jam
19.31 WIB
2
D Brubaker, 1993, Marine Pollution and international law: principles and practice, Belhaven, ISBN
1-85293-273-2, London. Dalam Ibid, hal 30.
1
mengakibatkan kematian pada biota laut. Minyak dapat menyebabkan kematian
melalui pencegahan fungsi makanan, pernafasan dan keruskan bagi satwa laut, serta
membahayakan bagi kehidupan burung laut, karena jika laut tercemar maka sumber
makanan mereka juga ikut tercemar dan ekosistem tempat tinggal mereka akan
terganggu. Minyak juga akan mencemari ikan atau kerang yang dikonsumsi, hal itu
dapat dirasakan melalui rasa berminyak atau bau dari makanan laut tersebut. 3
Tumpahan minyak tidak hanya memberikan dampak langsung pada hewan, tumbuhan
dan karang, tetapi juga mempengaruhi aktivitas manusia dibidang perikanan melalui
kerusakan kapal nelayan, alat tangkap, dan peralatan memancing terapung atau
keramba.
minyak, tetapi juga mempengaruhi garis pantai, perairan terbuka dan perairan dasar
laut, lahan basah, serta karang. Kerusakannya tidak dapat diprediksi dan tidak
tergantung pada ukuran tumpahan minyak tetapi tergantung pada kedekatannya dengan
pencegahan dampak dari tumpahan minyak yang terjadi di perbatasan kedua negara ini
Filipina sendiri merupakan negara kepulauan dan kedua negara tersebut dibatasi oleh
3
Ibid, hal 30.
4
Ibid, hal 30.
2
Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Kedua perbatasan laut ini termasuk dalam wilayah yang
rentan terhadap tumpahan minyak dikarenakan dilalui oleh kapal-kapal tanker maupun
kapal-kapal milik nelayan. Perbatasan antara Indonesia dan Filipina batasi oleh Laut
Sulu dan Laut Sulawesi yang tidak terlalu mendapatkan sorotan seperti halnya Selat
Malaka (Selat antara Indonesia, Malaysia dan Singapura) karena dianggap tidak akan
tingkat kerawanan dari perbatasan Indonesia dan Filipina ini semakin lama terus
dan gas bumi, serta wilayah perairan tersebut merupakan Alur Laut kepulauan
Indonesia (ALKI II) sehingga banyak kapal-kapal komersial termasuk kapal tanker
VLCC yang bermuatan penuh minyak melewati jalur pelayaran di Laut tersebut. 5 Maka
dari itu, Indonesia dan Filipina melakukan kerjasama untuk mencegah pencemaran air
laut akibat limbah minyak ini. Pencemaran air laut akibat limbah minyak ini akan
hilangnya/matinya ikan yang berimbas pada hilangnya mata pencaharian nelayan dan
5
Wawancara dengan Bapak Anung Trijoko Prasono selaku Kepala Seksi Penanggulangan Musibah,
Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
KEMENHUB. Pada tanggal 28 Agustus 2018 di Kantor KPLP.
3
Filipina. Kerjasama permasalahan lingkungan ini membahas perjanjian mengenai
pelatihan dalam menghadapi pencemaran air laut akibat limbah minyak. Kerjasama ini
memastikan koordinasi dan kerjasama jika ada pencemaran lintas batas negara sebagai
implementasi perjanjian kerjasama MoU Sulawesi Sea Oil Spill Response Network
beberapa tahun belakangan hanya diikuti oleh Indonesia dan Filipina. Malaysia tidak
ikut dalam kegiatan Regional Marpolex yang terdapat dalam MoU Sulawesi. Untuk
alasan ketidak ikut sertaan Malaysia, baik pihak Indonesia dan Filipina tidak ada yang
Filipina sebagai upaya dalam menanggulangi pencemaran air laut akibat limbah
kesiapan dan kesiagaan dalam mengatasi permasalahan tumpahan minyak yang akan
6
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal perhubungan Laut, 2016,
Kemenhub akan Selenggarakan Latihan Nasional Penanggulangan Minyak di Laut, Jakarta: Biro
Komunikasi dan Informasi Publik. Diakses di http://dephub.go.id/post/read/kemenhub-akan-
selenggarakan-latihan-nasional-penanggulangan-tumpahan-minyak-di-laut pada tanggal 01 April 2017
jam 19:18 WIB
4
terjadi di kemudian hari. Dalam implementasinya, untuk menghadapi pencemaran
Penelitian ini menarik untuk diangkat mengingat potensi besar yang terdapat di
perairan dan laut perbatasan Indonesia dan Filipina yang akan membawa dampak yang
laut ini merupakan ancaman yang besar bagi Indonesai dan Filipina. Maka, Indonesia
dan Filipina membuat kerjasama untuk merespon dalam hal menanggulangi potensi
Kerjasama ini dilakukan atas dasar kesadaran bersama atas dampak yang akan terjadi
akibat tumpahan minyak di perbatasan negara serta untuk menjaga jalinan kerjasama
negara-negara tersebut.
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama Indonesia dan Filipina melalui
a. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau pembanding untuk
b. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengambil kebijakan
yang berupa institusi, lembaga maupun pengambil kebijakan yang terkait dengan
kebijakan mengenai upaya dalam mengatasi permasalahan limbah air laut akibat
tumpahan minyak.
permasalahan yang akan penulis teliti guna sebagai dasar untuk melengkapi penelitian,
6
dan terdapat lima belas penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul skripsi dan
Filipina on the Utilization of the TAC in ZEEI, yang bertujuan untuk menghapus skim
lisensi bagi kapal ikan asing yang beroperasi di di ZEEI. Akan tetapi, kerjasama
tersebut berakhir dikarenakan Indonesia menganggap bahwa hal itu membawa dampak
kerugian besar bagi Indonesia karena kapal-kapal Filipina banyak yang melakukan
illegal fishing. Lalu, kedua negara ini membuat draft baru melalui Joint Venture.
Indonesia dapat menjamin kapal-kapal penangkap ikan Filipina mendapat akses untuk
menangkap ikan di wilayah ZEEI demi menjaga kelangsungan pasokan bahan baku
industri pengolahan ikan Filipina. Tahun 2006, ditandatangani MoU between the
7
Nabila Ulfa, 2016, Kerjasama Pengembangan Kawasan Perbatasan Indonesia dengan Negara-negara
di Asean, Skripsi. Malang:Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.
7
Filipina. 8 Bertujuan untuk memberantas illegal fishing yang dilakukan kapal asing di
perairan Indonesia dan peran serta pemerintah Filipina juga dibutuhkan untuk
melindungi sumber daya kelautan yang dilakukan dengan cara, TNI Angkatan Laut
Indonesia dan Tentara Laut Filipina mengadakan kesepakatan untuk melakukan patrol
bersama di perbatasan kedua negara. Melalui operasi bersama ini, kedua negara
perbatasan kedua negara dan akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku illegal
fishing.
Perbedaan Skripsi ini dengan penelitian milik penulis adalah jika skripsi ini lebih
praktek illegal fishing di perbatasan kedua negara. Persamaan skripsi ini dengan
penelitian penulis adalah membahas mengenai upaya kedua negara untuk melindungi
lingkungan lautnya dan bagaimana kesepakatan yang dibuat dalam bentuk perjanjian
atau MoU yang akhirnya diimplementasikan juga dalam bentuk patrol bersama,
8
Perkembangan Kerjasama Bilateral RI – Filipina Bidang Kelautan dan Perikanan periode 2005 – 2007,
Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 2007. Dalam Nabila Ulfa, 2016, Kerjasama
Pengembangan Kawasan Perbatasan Indonesia dengan Negara-negara di Asean, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang.
8
Penelitian kedua, Jurnal milik Vita Cita Emia Tarigan yang berjudul “Inhibiting
and Singapure in 1977 atau yang dikenal dengan Tripartite Agreement. Kesepakatan
ini diharapkan bisa menjadi dasar hukum bagi ketiga negara peserta dalam membuat
pencemaran lingkungan laut di Selat Malaka. Kesepakatan ini di latar belakangi oleh
perkembangan teknologi dan semakin padatnya jalur pengiriman melalui jalur air, dan
meningkatnya lebar laut teritorial Indonesia, Malaysia dan Singapura di Selat Malaka,
posisi geopolitik antara Indonesia, Malaysia dan Singapura di Selat Malaka dan insiden
Akan tetapi, banyaknya kebijakan mengenai polusi laut Indonesia dalam bentuk
legalisasi yang berujung menyebabkan permasalahan baru, hal ini juga berakibat pada
tumpang tindih antara penegak hukum dan otoritas. Maka dari itu diperlukan undang-
undang khusus mengenai pengendalian pencemaran lingkungan laut yang berasal dari
kapal-kapal yang melewati Selat Malaka. Karena isu mengenai pengendalian polusi
dari kapal tidak hanya mengandung hukum nasional tetapi juga banyaknya kebijakan
9
Vita Cita Emia Tarigan, 2017, Inhibiting Factors Implementation of Tripartite Agreement in Indonesia,
Journal of Social Science Studies, ISSN 2329-9150, Vol. 5, No. 1. University of Pembangunan
Pancabudi. Diakses di
http://www.macrothink.org/journal/index.php/jsss/article/download/11489/9167 pada tanggal 16
Desember 2017 jam 21:18 WIB
9
mengenai polusi laut Indonesia dalam bentuk legalisasi yang berujung menyebabkan
permasalahan baru, hal ini juga berakibat pada tumpang tindih antara penegak hukum
dan otoritas. Karena isu mengenai pengendalian polusi dari kapal tidak hanya
lingkungan laut di Selat malaka yang telah dibahas sejak tahun 1970, permasalahan
Selat Malaka, kedua yaitu masalah tumpang tindih kewenangan pemerintah dalam
mengendalikan isu kontaminasi di jalur air, dan ketiga yaitu kurangnya sarana dan
Perbedaan jurnal ini dengan penulis adalah jika jurnal ini membahas mengenai
mengenai MoU Sulawesi yang disepakati oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina. Akan
tetapi, penulis berfokus pada kerjasama Indonesia dan Filipina dalam pelaksanaan
10
Kuncowati, Pengaruh Pencemaran Minyak di Laut Terhadap Ekosistem Laut, Jurnal Aplikasi
Pelayaran dan Kepelabuhanan, Vol. 1, No. 1, 2010. Diakses di
http://hangtuah.ac.id/pdkk/images/stories/2_jurnal%201-pdp.pdf pada tanggal 02 April 2017 WIB
10
dampak yang terjadi akibat polusi dari tumpahan minyak. Contoh kasus pencemaran
minyak di Kepulauan Seribu yang sudah beberapa kali terjadi. Tetapi hingga kini
pelaku pencemaran minyak ini belum ada kejelasannya, padahal kerusakan yang
banyak kelompok budi daya ikan dan rumput laut mengalami kerugian, kelompok
sekitar 7.7 hektar, berkurangnya penyu sisik yang bertelur di pantai, dan ditemukan
905 butir telur penyu sisik yang tidak berembrio. Upaya untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya minyak ini salah satunya yaitu dimulainya Gerakan Bersih
Pantai dan Laut (GBPL) pada September 2003 oleh Departemen Kelautan dan
mewujudkan laut yang biru dan pantai yang bersih pada lokasi yang mengalami
pencemaran. Gerakan ini diharapkan bukan hanya di dukung oleh masyarakat dan
pemerintah saja, namu juga didukung oleh para pengusaha minyak dan gas bumi yang
beroprasi di Indonesia.
Perbedaannya adalah Jurnal ini lebih berfokus pada dampak yang diakibatkan oleh
tumpahan minyak, beberapa kasus pencemaran minyak yang terjadi di Indonesia, dan
Sedangkan penulis hanya akan meneliti dampak yang disebabkan tumpahan minyak
lintas batas yang memicu kesadaran negara-negara untuk melakukan kerjasama dalam
11
Penelitian keempat, Artikel milik Peter A.Tood, dkk yang berjudul “Impacts of
terjadi akibat polusi pada kehidupan laut. Asia Tenggara, memiliki banyak faktor yang
tinggal di daerah pesisir dan melakukan pertanian intensif 12 dan akuakultur, urbanisasi
dan industrialisasi yang cepat, Asia Tenggara juga merupakan jalur lalu lintas terpadat
Asia Tenggara memiliki sekitar 34% terumbu karang dunia diantara seperempat
hutan bakau di dunia, serta segitiga keragaman hayati global yang di bentuk Peninsular
Malaysia, Filipina dan New Guinea. Seperti yang dikatakan sebelumnya, jalur
pelayaran Asia Tenggara termasuk yang tersibuk di dunia dan polusi minyak banyak
ditemukan di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan jalur Jakarta –
Manila dan Singapura – Bangkok. Insiden tumpahan minyak yang tidak disengaja
banyak mendapat sorotan dari publik, akan tetapi sebagian besar tumpahan minyak di
11
Peter A. Todd, dkk, 2014, Impacts of pollution on marine life in Southeast Asia, Biodiversity and
Conservation, diakses di
https://www.researchgate.net/publication/225507953_Impacts_of_pollution_on_marine_life_in_South
east_Asia (pdf) pada tanggal 21 oktober 2017 jam 19.00 WIB
12
Pertanian intensif dapat menyerap tenaga kerja dari yang penggunaan lahan yang ekstensif dan lebih
merusak hutan. Dalam Kenneth M. Chomitz, Dalam Sengketa? Perluasan Pertanian, Pengetasan
Kemiskinan, dan Lingkungan di Hutan Tropis, The World Bank, Laporan Penelitian Kebijakan Bank
Dunia, Jakarta:Salemba Empat. Diakses di
http://documents.worldbank.org/curated/en/937341468137710810/pdf/36789optmzd0IN101Official0U
se0Only1.pdf pada tanggal 21 Oktober 2017 jam 19.41 WIB
13
Lu J, 2003, Marine oil spill detection, statistics and mapping with ERS SAR imagery in South-east
Asia. Int J Remote Sens 24:3013–3032. Dalam Peter A. Todd, dkk, 2014, Impacts of pollution on marine
life in Southeast Asia, Biodiversity and Conservation, diakses di
12
penumpang atau kapal-kapal pengangkut minyak secara sengaja membuang sisa-sisa
minyak yang ada di kapal. Sebenarnya banyak konvensi internasional yang dirancang
untuk melindungi laut dari populasi yang telah ditandatangani oleh satu atau lebih
negara-negara di Asia Tenggara, yaitu The International Convention for the Prevention
by Dumping of Wastes and Other Matter, Protocol Relating to Intervention on the High
Seas in Cases of Pollution by Substances other than Oil, ASEAN Agreement on the
Conservation of the Living Resources of the High Seas, and the Convention on
Biological Diversity. Walaupun, semua kesepakatan yang dibuat, pasti ada kepentingan
politik didalamnya.
Perbedaan Artikel ini dengan penulis adalah jika artikel ini membahas mengenai
banyaknya dampak yang dapat merusak lingkungan laut di Asia Tenggara, juga polusi
minyak dikarenakan Asia Tenggara merupakan jalur lalu lintas yang menyumbang
polusi terbesar, zat yang terkandung dalam minyak dapat merusak ekosistem laut.
dari polusi, akan tetapi polusi akan tumpahan minyak terus terjadi. Persamaannya
adalah sama-sama membahas mengenai dampak yang terjadi akibat tumpahan minyak.
https://www.researchgate.net/publication/225507953_Impacts_of_pollution_on_marine_life_in_South
east_Asia (pdf) pada tanggal 21 oktober 2017 jam 19.17
13
Penelitian kelima, Jurnal milik J.A. Akankali dan E. I. Elenwo yang berjudul
Polusi umumnya mengacu pada perubahan karakteristik fisio-kimia alamai dari suatu
zat atau senyawa yang seharusnya tidak ada didalamnya, maka dari itu kita dapat
mengklarifikasi suatu polusi dalam suatu kejadian seperti polusi udara, air (laut, payau,
atau air tawar), polusi tanah, ada pula polusi kimia, suara/kebisingan, agrokimia, dan
industrik dan limbah domestik. Di antara banyaknya jenis polutan terdapat Crude Oil
Pollutan yang merupakan pencemaran minyak mentah, jenis polutan kimia, hal ini
merupakan salah satu polutan yang paling merusak, contohnya saja di Nigeria, kejadian
ekonomi di wilayah tersebut yang berpuncak pada akhirnya muncul tren yang bernama
wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan perikanan maupun air tetapi produksi
minyak mengakibatkan berkurangnya sumber daya air dari daerah ini, yang membuat
14
J.A. Akankali, E.I. Elenwo, Sources of Marine Pollution on Nigerian Coastal Resources: On Over
View, Open Journal of Marine Science, 5, 226-236, 2015, Departement of Fisheries, Faculty of
Agriculture, University of Port Harcourt, Choba, Nigeria, 2015 diakses di
http://file.scirp.org/pdf/OJMS_2015040814563667.pdf pada tanggal 30 Maret 2017 12:59 WIB
14
Perbedaan penelitian penulis dengan jurnal ini adalah jurnal ini menjelaskan
mengenais sumber-sumber polusis yang ada di Nigeria beserta dampak yang terjadi
dilakukan Indonesia dan Filipina dalam menangani pencemaran air laut akibat limbah
Penelitian keenam, Jurnal milik Djorina Velasco yang berjudul “Navigating the
menciptakan ruang kekuatan suatu negara berakhir dan kekuasaan dimulai. Dilihat dari
bagaimana negara tersebut menjaga batas-batas negaranya agar kekuatan luar yang
penjahat dan pemberontak, menjadi jalur lalu lintas masuknya orang, hewan dan barang
secara ilegal. Begitu juga yang terjadi pada perbatasan Filipina dan Indonesia yang saat
ini perjanjian bilateral antar kedua negara hanya mengidentifikasi pulau-pulau di kedua
Permasalahan ini terletak di pulau Miangas yaitu pulau utara di sisi ZEEI.
Walaupun Pulau Miangas telah ditetapkan sebagai pulau yang berada di wilayah
15
Djorina Velasco, Navigating the Indonesia-Philippine Border: The Challenges of Life in The
Borderzon, Kasarinlan: Philippine Journal of Third World Studies 2010 25 (1-2): 95-118. Diakses di
ovcrd.upd.edu.ph/kasarinlan/article/view/1999/1904 pada tanggal 21 oktober 2017 jam 20.08 WIB
15
Indonesia akan tetapi Filipina tetap berusaha untuk menjadikan pulau ini menjadi
itu dikarenakan kematian sekretaris desa Miangas yaitu Jhonly Awala, yang meninggal
karena luka-luka yang ia dapatkan dari tangan kepala polisi Miangas. Dengan tidak
adanya perawatan medis yang memadai di pulau itu akhirnya Awala meninggal.
Penduduk desa yang gelisah terus mengancam akan membakar desa jika seruan mereka
Filipina. Pihak Indonesia tidak tinggal diam, mereka mengirimkan beras, berbagai
macam obat-obatan untuk ‘merayu’ masyarakat Miangas. Akhirnya setelah dua tahun
air pipa selesai pada tahun 2006 dan lambu jalan dibangun pada akhir tahun, dokter
pun mulai disiapkan walaupun tidak tahu kapan akan melakukan praktek.
perbatasan Filipina di pulau ini dan penduduk bun bangga menunjukan kemajuan yang
dimiliki saat menerima pendatang baru. Yoppy Luppa, pemilik pelabuhan Miangas,
menjelaskan bahwa “orang-orang Miangas merasa dekat dengan Filipina. Tapi kami
juga takut perang di Mindanao. Kami tidak ingin pergi ke sana.” Orang miangas tidak
tertarik jika ditanya apakah mereka ‘Indonesia’ atau ‘Filipina’, yang paling penting
bagi mereka adalah bahwa keluhan mereka didengar dan ditanggapi dengan serius.
16
Perbedaan Jurnal ini dengan pemilik adalah jika jurnal ini membahas mengenai
bagaimana Indonesia dan Filipina sama-sama menjaga perbatasan lingkungan laut dari
Penelitian ketujuh, Paper milik Mary Ann Palma berjudul “The Philippines as an
Archipelagic and Maritime Nation: Interests, Challenges, and Perspectives” 16, yang
membahas mengenai kemaritiman dan perlindungan laut yang dilakukan oleh Filipina.
Filipina memiliki zona yang tumpang tindih dengan beberapa negara yaitu China,
bersama. Ada sejumlah rute navigasi internasional yang melintasi pulau dan perairan
Filipina yaitu (a) Selat Luzon – Selat Bashi – Selat Balintang, (b) Selat Pulau Verde –
Selat San Bernandino, (c) Selat Mindoro – Selat Basilan – Selat Sibutu, (d) Selat
Surigao – Selat Balabac, dan (e) Selat Balut. Diantara rute tersebut, Selat Luzon,
Surigao dan Balabac sangat penting untuk kegiatan militer sedangkan wilayah utama
perairan Filipina yang lainnya digunakan untuk lintas kapal tanker Internasional.
Pencemaran laut di Filipina disebabkan oleh sumber yang berasal dari darat dan
laut, termasuk limbah, pembuangan hasil pertanian, pembuangan bahan kimia, bahan
16
Mary Ann Palma, 2009, The Philippines as an Archipelagic and Maritime Nation: Interests,
Challenges, and Perspective, RSIS working paper, Singapore, S. Rajaratnam School of International
Studies. Diakses di https://www.rsis.edu.sg/wp-content/uploads/rsis-pubs/WP182.pdf pada tanggal 16
Desember 2017 jam 23:03 WIB.
17
berbahaya dan racun dan pembuangan minyak secara operasional dan tidak disengaja.
Menurut Philippines Coast Guard (PCG), ada sekitar 170 kecelakaan laut yang tercatat
sebagian besar melibatkan kapal berbendera Filipina di perairan negara tersebut selama
dua puluh tahun terakhir. 17 Jumlah ini belum termasuk kecelakaan laut berdasarkan
landasan kapal, pencemaran minyak, tabrakan, kapal terbalik, kebakaran di kapal, dan
ledakan mesin kapal. Diantara kasus yang pernah terjadi adalah tabrakan dari MV Super
Ferry 12 dan MV San Nicholas tahun 2003, kebakaran kapal MV Maria Carmela tahun
2012 dan MV Super Ferry 14 tahun 2004, terbaliknya kapal MV Princess of the Stars,
MBca Don Dexter, dan MBca Mae Juan di 2008. 18 Untuk mencegah kecelakaan di laut,
navigasi terutama di perairan yang memiliki tingkat tertinggi dalam lalu lintas maritim.
perbatasan lalu lintas perairan Filipina, menyebarkan marsekal di laut, dan meyediakan
keamanan dan layanan keamanan untuk proyek eksplorasi minyak dan gas lepas pantai.
17
Department of Transportation and Communications, Philippine Coast Guard, Summary of Marine
Accident 1986-2008, May 2009. Dalam Mary Ann Palma, 2009, The Philippines as an Archipelagic and
Maritime Nation: Interests, Challenges, and Perspective, RSIS working paper, Singapore, S. Rajaratnam
School of International Studies. Diakses di https://www.rsis.edu.sg/wp-content/uploads/rsis-
pubs/WP182.pdf pada tanggal 16 Desember 2017 jam 23:03 WIB.
18
Ibid.
18
Perbedaan paper ini dengan penulis adalah jika paper ini membahas bagaimana
perairan Filipina memiliki jalur lalu lintas kapal yang sangat penting dan memiliki
tingkat potensi yang cukup tinggi dalam masalah pencemaran. Maka penulis
tumpahan minyak yang terjadi di perbatasan kedua negara ini, ini menjadi penting
dampak pencemaran minyak di laut oleh kapal laut, dampak ini dapat membuat
kerusakan jangka panjang terhadap ekosistem laut, dan dalam kandungan zat minyak
terdapat efek samping dari hidrokarbon yang dapat menyebabkan kerusakan pada garis
pantai, ekosistem laut dan fasilitas pesisir yang luar biasa. Kerusakan tersebut berkaitan
kerusakan polusi minyak di laut, membuatan instrumen internasional yang dibuat untuk
Convention on Civil Liability for Oil Pollution (CLC), tahun 1969. CLC ini diterapkan
19
A. Z. M. Arman Habib, Prevention of Oil Pollution of the Marine Environment by Ocean Vessels:
Compliance and Enforcement of International Law, IOSR Journal of Environmental Science,
Toxicology and Food Technology (IOSR-JESTFT) e-ISSN: 2319-2402,p- ISSN: 2319-2399.Volume 8,
Issue 9 Ver. IV (Sep. 2014), PP 11-21 www.iosrjournals.org, diakses di http://iosrjournals.org/iosr-
jestft/papers/vol8-issue9/Version-4/B08941121.pdf pada tanggal 22 Oktober 2017 jam 24.42 WIB
19
untuk memastikan kompensasi tersedia bagi orang-orang yang menderita kerusakan
akibat polusi minyak yang diakibatkan oleh kapal pengangkut minyak. Konvensi ini
Konvensi mengharuskan kapal-kapal yang ada dilindungi oleh asuransi atau keamanan
kedepannya.
Perbedaan Jurnal ini dengan penulis adalah jika jurnal ini mengacu pada dampak
dari tumpahan minyak dan bagaimana sistem dari pertanggungjawaban dari tumpahan
minyak di laut, sedangkan penulis akan membahas bagaimana upaya yang dilakukan
oleh Indonesia dan Filipina dalam menjaga lingkungan laut di perbatasan dari
tumpahan minyak.
oleh Filipina di Perairan Indonesia Periode 2008 – 2014” 20, menjelaskan mengenai
kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Filipina dalam IUU Fishing. Pada tahun 2008,
Indonesia dikritik karena lemasnya regulasi dalam menindaklanjuti kasus IUU Fishing,
20
Fiesca Novsella Ayuningtyas, Efektivitas Kerjasama Indonesia – Filipina dalam Penanganan Kasus
IUU Fishing oleh Filipina di Perairan Indonesia Periode 2008 – 2014, Journal of International
Relations, Vol 2, No 3, Tahun 2016, hal 171-179, Universitas Diponegoro. Diakses di
https://media.neliti.com/media/publications/135283-ID-19-efektivitas-kerja-sama-indonesia-fili.pdf
pada tanggal 22 Oktober 2017 jam 15.17 WIB
20
komoditas sumber daya ikan seperti pelagis besar mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi seperti tuna, cakalang, tongkol, cucut, tenggiri dan setuhuk. Untuk mengatasi
permasalah ini pemerintah Indonesia Filipina melakukan kerjasama. Dan untuk melihat
efektivitasnya, dilihat dari tiga tipologi yaitu output, outcome dan impact. Output
dalam jurnal ini dilihat dari adanya peningkatan kerjasama antara Indonesia dan
kerjasama kelautan dan perikanan termasuk dalamnya penanganan IUU Fishing. Lalu
Oktober 2014 di Bali. Outcome yang dimaksud adalah ketika kedua negara telah
melaksanakan peraturan yang terdapat dalam perjanjian atau kerjasama yang telah
disepakati. Salah satunya adalah JCBC Indonesia-Filipina, kedua negara sepakat untuk
Dalam hal ini, Indonesia dan Filipina kemudian melakukan kerjasama pertukaran data
dengan bimbingan dari KKP, Biro of Fisheries and Aquatic Resources (BFAR), dan
21
Impact dapat terpenuh ketika adanya penurunan atau tidak ada lagi kasus IUU Fishing
oleh warga Filipina di Indonesia, perbaikan dalam hal lingkungan, dan hal-hal terkait
2008-2011 dan mengalami penurunan tahun 2012-2014. Hal ini terkait dengan
kasus IUU Fishing yang terjadi di perairan Indonesia, indikator lain yang juga
Fishing yakni dengan didirikannya Unit Pengolahan Ikan (UPI) milik Filipina di
Indonesia. Karena hal tersebut merupakan implementasi dari kerjasama berbentuk joint
venture antara Indonesia-Filipina, dan secara tidak langsung menambah devisa dan
lapangan pekerjaan bagi warga Indonesia terutama warga yang tinggal di wilayah
perbatasan Indonesia-Filipina.
Perbedaan Jurnal ini dengan penulis adalah jika jurnal ini melihat efektivitas
Filipina yang dilihat dari tiga tipologi yaitu Output, Outcome, dan Impact. Sedangkan,
menjaga lingkungan laut yang mengacu pada perjanjian yaitu Mou Sulawesi.
21
James N. Mitchell, Transnational Organised Crime in Indonesia – The Need for International
Coorperation, Brawijaya Law Journal Vol 3 No 2 Contemporary Indigeneous and Constitutional Issues.
22
transnasional yang terorganisir di kawasan Asia Tenggara, dikarenakan hal itu negara-
negara diminta untuk mengambil tindakan baik dalam negeri melalui kebijakan serta
memerangi teroris dalam kesepakatan trilateral antara Filipina, Indonesia dan Malaysia
lalu bergabung dengan Kamboja dan Thailand. Kesepakatan ini mengharuskan para
anggota untuk berbagi informasi termasuk daftar penumpang pesawat, nama penjahat
terkenal, database sidik jari juga untuk memperkuat keamanan perbatasan antar negara.
kesepakatan agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pembentukan kesepakatan
dikomunikasikan antar negara anggota. Hal ini terbukti efektif karena bukan hanya
Perbedaan jurnal ini dengan penulis yaitu jika jurnal ini membahas bagaimana
23
Indonesia dan Filipina dalam kerjasama Internasional dibidang menjaga lingkungan
Sea” 22, membahas mengenai kerjasama Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam
menjaga keamanan perbatasan ketiga negara pesisir ini. Akan tetapi kerjasama ini
luar dalam keamanan perbatasan ini. Laut Sulawesi sendiri saat ini dianggap juga
sebagai jalur yang penting dalam jalur perdagangan dunia, maka dari itu peningkatan
keamanan harus ditingkatkan. Australia dan Selandia baru menekan ketiga negara ini
di Laut Sulawesi beragam dan beragam berasal dari kelompok asing dan
Sulawesi yang merupakan tempat muatan komersil kritis transit dari India ke Samudera
Pasifik.
Perbedaan thesis ini denga penulis adalah jika thesis ini berfokus pada keamanan
laut Sulawesi yang dilakukan oleh ketiga negara pesisir ini guna untuk menjauhkannya
dari kejahatan transnasional seperti terorisme maupun perompakan juga hambatan dari
22
Andrés H. Cáceres-Solari, 2008, Indonesia, Malaysia and the Philippines Security Cooperation in the
Celebes Sea, Thesis, Naval Postgraduate School, Monterey, California. Diakses di
http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a483611.pdf pada tanggal 22 Oktober 2017 jam 18.50 WIB
24
kerjasama ketiga negara ini. Sedangkan penulis berfokus pada kerjasama Indonesia dan
Filipina dalam menjaga keamanan lingkungan laut dari tumpahan minyak dan
Penelitian kedua belas, Paper milik Lintin Alfa, Mukhtasor dan Mahmud Mustain
Pesisir Nusa Tenggara Timur” 23, yang membahas mengenai pencemaran minyak
yang karena tumpahan minyak ladang montara telah mencemari wilayah laut Indonesia
sejauh 16.420 km2. Pencemaran ini meluas ke perairan sekitar Kabupaten Rote Ndao
bahkan Laut Sawu terutama disekitar Kabupaten Sabu Raijua dan pantai selatan Pulau
Timor. Walaupun kebocoran minyak telah diatasi namun dampak negatif dari
tumpahan minyak itu telah merusak ekosistem perairan laut dan pantai, juga banyaknya
Bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya di laut maka tumpahan ini membuat
Kabupaten Kupang dan Rote Ndao akibat dampak tumoahan minyak dari kasus
Montara ini adalah: (1) Besar kerugian yang dialami para nelayan tangkap akibat
tumpahan minyak dari ledakan kilang minyak Montara yaitu sebesar Rp 168 miliyar
pertahun, (2) Besar kerugian yang dialami para nelayan perikanan budidaya rumput
23
Lintin Alfa, Mukhtasor dan Mahmud Mustain, Perhitungan Biaya Kerugian Akibat Tumpahan Minyak
Montara di Pesisir Nusa Tenggara Timur, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS Surabaya. Diakses di
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27958-4307100113-Paper.pdf pada tanggal 23 Oktober 2017
jam 24.15 WIB
25
laut akibat tumpahan minyak yaitu sebesar Rp 1,7 triliun pertahun, (3) Besar nilai
ekonomi yang hilang dari sector pariwisata yaitu sebesar Rp 165 milyar pertahun.
Perbedaan paper ini dengan penulis adalah jika paper ini melihat dampak kerugian
dari segi ekonomi akibat dari tumpahan minyak akibat ledakan ladang Montara.
upaya untuk melindungi wilayah perbatasan dari tumpahan minyak. Persamaan paper
ini dan penulis adalah sama-sama melihat dampak dari tumpahan minyak.
Penelitian ketiga belas, Jurnal milik Dorota Lozowicka dan Magdalena Kaup yang
berjudul “Analysis of the Cause and Effect of Passenger Ship Accidents in the Baltic
Sea” 24, yang membahas mengenai kecelakaan pada kapal penumpang yang setiap
ini adalah keselamatan para penumpangnya, maka dari itu diperlukannya tindakan
untuk mengetahui penyebab dan akibat dari kecelakaan kapal. Kecelakaan di Laut
Baltik dianalisa bahwa faktor kondisi cuaca itu mengancam keselamatan penumpang.
Karena Laut Baltik terkenal dengan udara dingin, laut yang dangkal serta angina yang
kencang. Keamanan dari kapal penumpang sangat tergantung pada beberapa faktor
24
Dorota Lozowicka, Magdalena Kaup, Analysis of the Cause and Effect of Passenger Ship Accidents
in the Baltic Sea, Scientific Journal of the Maritime University of Szczecin, 2015, 44 (116), 68-73.
Diakses di http://yadda.icm.edu.pl/yadda/element/bwmeta1.element.baztech-62e3a969-a96d-4d6e-
953c-7520192b2dc3/c/Lozowicka-Kaup_Analysis_of_44_2015.pdf pada tanggal 23 Oktober 2017 jam
24.49 WIB
26
tetapi, kecelakaan kapal terjadi dikarenakan 80% dilakukan karena kesalahan manusia,
masalahnya adalah kelelahan. Awak kapal yang kelelahan disebabkan oleh sistem,
maksudanya adalah kapal akan berangkat setiap harinya dari satu pelabuhan ke
pelabuhan yang satunya, maka dari itu awak kapal yang kelelahan tidak akan fokus
dalam memberikan arahan navigasi kapal. Lalu sejumlah besar orang dikapal baik
pemunpang maupun kru dapat menyebabkan kebakaran kapal, karena meroko pada
Perbedaan jurnal ini dengan penulis adalah jika jurnal ini berfokus pada penyebab
dan akibat dari kecelakaan kapal di laut, yang penyebab terbanyak dilakukan oleh
kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Filipina dalam Regional Marpolex sebagai
upaya dalam menjaga lingkungan laut dari tumpahan minyak, juga melindungi para
Penelitian keempat belas, Jurnal milik Zulfaidah Ariany yang berjudul “Kajian
Aspek Hukum Internasional pada Kasus Tumpahan Kapal Tanker Exxon Valdes” 25,
yang menjelaskan mengenai kasus kecelakaan kapal minyak tanker dan membawa
dampak kerugian yang sangat besar. Penanggulangan dari kecelakaan Exxon Vandez
melibatkan banyak personel dan peralatan. Kajian secara hukum Internasional terhadap
kasus Exxon Valdez ini dapat dilihat dalam UNCLOS berkaitan dengan pencemaran
25
Zulfaidah Ariany, Kajian Aspek Hukum Internasional pada Kasus Tumpahan Kapal Tanker Exxon
Valdes, Jurnal Teknik Vol. 32 No. 1 Tahun 2011, ISSN 0852-1697. Diakses
ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/download/1691/1448 di pada tanggal 23 Oktober 2017
27
laut wilayah teritorial suatu negara seperti sebagai berikut: (1) Di laut teritorialnya,
pencegahan, pengurangan dan pengendalian pencemaran laut dari kapal asing (pasal
211 (4)). (2) Negara pelabuhan dapat melarang suatu kapal untuk berlayar apabila kapal
pada lingkungan laut (pasal 219). (3) Apabila terjadi pelanggaran yang mengakibatkan
atau mengancam akan menimbulkan kerusakan berat di daerah pantai atau seumber
kekayaan alam di laut teritorial atau zona ekonomi ekslusifnya, maka pada prinsipnya
dapat juga mengadakan penuntutan terhadap kapal, termasuk penahanannya (pasal 220
(6)). Maka, pihak yang terkena dampak dari pencemaran dapat menuntut ganti rugi
kerusakan sumber daya alam serta di denda sebesar US $150 juta, denda terbesar yang
$125 juta dari denda tersebut karena perilaku Exxon yang kooperatif dalam
diberikan kepada The National Victims of Crime Fund. Perbedaan Jurnal ini dengan
milik penulis adalah jika jurnal ini melihat kecelakaan kapal tanker milik Exxon ini
membawa dampak yang buruk bagi AS khusunya negara bagian Alaska, maka Exxon
28
harus mengganti rugi sesuai dengan pasal yang terdapat dalam UNCLOS. Sedangkan,
penulis menjelaskan dampak yang akan/sudah terjadi akibat tumpahan minyak di laut
dan upaya pemerintah Indonesia dan Filipina untuk menjaga laut perbatasan kedua
negara.
Penelitian kelima belas, Jurnal milik Mawar Fitriany yang berjudul “Pengaturan
Sebagai Akibat Seabed Oil Mining yang merugikan Indonesia (Studi Kasus
oleh PT. T.Exploration and Production (PT. TEP) Australasia yang merupakan sebuah
tersebut meluas hingga perairan perbatasan antara Indonesia, Australia dan Timor
Leste. Karena hal tersebut maka PT. TEP Australasia harus melakukan tanggung jawab
pencemaran telah diatur dalam UNCLOS 1982, akan tetapi terdapat permasalahan,
kewajiban ganti rugi selain itu pada bagian memikul kewajiban ganti rugi tidak
ditentukan sesuai dengan hukum internasional yang mana ganti rugi dilaksanakan.
26
Mawar Fitriany, Pengaturan Tanggung Jawab Pemerintah Australia Terhadap Pencemaran Laut
Lintas Batas Sebagai Akibat Seabed Oil Mining yang merugikan Indonesia (Studi Kasus Pencemaran
Lintas Batas oleh PT. T. Exploration and Production Australasia), Jurnal, Fakultas Hukum, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Diakses di http://e-journal.uajy.ac.id/9166/1/JURNALHK10846.pdf pada
tanggal 23 Oktober 2017 jam 13.04 WIB
29
Terdapat juga pengaturan tanggung jawab pemeritah Australia terhadap
pencemaran laut lintas batas sebagai akibat seabed oil mining oleh PT. TEP yang
Australia dan Indonesia yang mengatur hal-hal pokok seperti unsur tanggung jawab
agreement serta kualifikasi oil mining dalam arti off-shore oil mining atau deep sea oil
mining.
Perbedaan jurnal ini dengan penulis adalah jika jurnal ini melihat bagaimana
tanggung jawab yang dilakukan oleh PT. TEP Australasia karena tumpahan minyak
pencemaran laut lintas batas negara. Sedangkan penulis, berfokus pada upaya
Indonesia dan Filipina dalam menanggulangi jika terjadi bencana tumpahan minyak di
perbatasan laut kedua negara yang dilakukan dalam perjanjian MoU Sulawesi.
30
1 Skripsi: Kerjasama Deskriptif - Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam
Pengembangan Kawasan bidang perikanan untuk mengatasi
Perbatasan Indonesia Pendekatan: permasalahan IUU Fishing di perairan
dengan Negara-Negara Konsep Indonesia yang dilakukan oleh kapal asing
di ASEAN kerjasama sub- salah satunya milik Filipina
regional, - Lalu tahun 2006, dilakukan Mou antara
Oleh: Nabila Ulfa Konsep Indonesia dan Filipina, yang bertujuan
kerjasama non- memberantas IUU Fishing di Indonesia dan
tradisional, membutuhkan peran Filipina untuk menjaga
Konsep sumber daya kelautan
Kerjasama - Melakukan patrol bersama di perbatasan
ekonomi sub- kedua negara untuk menindak lanjuti praktek
regional IUU Fishing dan memberikan sanksi kepada
pelaku.
31
- Pembuangan limbah minyak yang disengaja
yaitu kapal-kapal membuang sisa minyak di
laut
5 Jurnal: Sources of Deskriptif - Salah satu pencemaran air laut adalah Crude
Marine Pollution on Oil Pollutan yang merupakan pencemaran
Nigerian Coastal Pendekatan: akibat minyak
Resources: On Over Limit to - Pencemaran minyak juga dapat memicu
View Growth perdebatan secara ekonomi dan sosial
32
tinkat tertinggi dalam lalu lintas maritim.
Filipina melakukan operasi pencarian dan
penyelamatan dan inspeksi kapal di
pelabuhan, mengawasi operasi
penyelamatan, menetapkan alat bantu untuk
navigasi dan skema pemisah lalu lintas,
menyebarkan informasi keselamatan
maritim perbatasan lalu lintas perairan
Filipina, menyebarkan marsekal di laut, dan
meyediakan keamanan dan layanan
keamanan untuk proyek eksplorasi minyak
dan gas lepas pantai.
8 Jurnal: Prevention of Oil Deskriptif - Dampak pencemaran minyak, kandungan zat
Pollution of the Marine yang terkandung dalam minyak memberikan
Environment by Ocean Pendekatan: efek samping dari hidrokarbon yang dapat
Vessels: Compliance and Konsep menyebabkan kerusakan pada garis pantai,
Enforcement of Perjanjian ekosistem laut dan fasititas pesisir, serta
International Law Internasional kerugian keuangan dan komersil
- Konverensi mengenai pencemaran minyak
Oleh: A. Z. M. Arman yaitu International Convention on Civil
Habib Liability for Oil Pollution (CLC)
memastikan konpensasi bagi orang-orang
yang menderita kerusakan akibat polusi
minyak yang diakibatkan oleh kapal
pengangkut minyak, dan lain-lain.
9 Jurnal: Efektivitas Deskriptif - Filipina menyumbang kerugian ekonomi
Kerjasama Indonesia – dalam kasus IUU Fishing di perairan
Filipina dalam Pendekatan: Indonesia
Penanganan Kasus IUU Kejahatan - Untuk menangani permasalahan itu,
Fishing oleh Filipina di Transnasional Indonesia dan Filipina melakukan
Perairan Indonesia Kerjasama kerjasama. Keefektivitasan dari kerjasama
Periode 2008 – 2014 Internasional ini dilihat dari tiga tipologi yaitu output,
outcome dan impact.
Oleh: Fiesca Novsella
Ayungnituas
10 Jurnal: Transnational Deskriptif - Kerjasama dalam menangani kejahatan
Organised Crime in transnasional terorganisir di kawasan Asia
Indonesia – The Need for Pendekatan: Tenggara
International Konsep - Pembentukan kesepakatan dalam pertukaran
Coorperation Keamanan informasi dan intelegen Filipina, Indonesia
Internasional dan Malaysia, membentuk kesepakatan
Oleh: James N. Mitchell negara-negara pesisir,
33
11 Thesis: Indonesia, Deskriptif - Kerjasama Indonesia, Malaysia dan Filipina
Malaysia and the dalam menjaga keamanan perbatasan ketiga
Philippines Security Pendekatan: negara pesisir ini.
Coorperation in the Konsep Akan tetapi kerjasama ini mengalami kendala
Celebes Sea” Kerjasama mulai dari kendala dalam negari masing-
Internasional masing negara, ketidakpercayaan masing-
Oleh: Andrés H. masing negara, kepentingan nasional,
Cáceres-Solari keterlibatan negara luar dalam keamanan
perbatasan
- Terorisme dan pembajakan kriminal
membahayakan jalur maritim Laut Sulawesi
yang merupakan tempat muatan komersil
kritis transit dari India ke Samudera Pasifik
12 Paper: Perhitungan Deskriptif - Pencemaran miyak Montarayang merugikan
Biaya Kerugian Akibat Kabupaten Rote Ndao bahkan Laut Sawu
Tumpahan Minyak Pendekatan: terutama disekitar Kabupaten Sabu Raijua
Montara di Pesisir Nusa Travel cost dan pantai selatan Pulau Timor
Tenggara Timur - Besar kerugian yang dialami para nelayan
tangkap akibat tumpahan minyak dari
Oleh: Lintin Alfa, ledakan kilang minyak Montara yaitu
Mukhtasor dan Mahmud sebesar Rp 168 miliyar pertahun, besar
Mustain kerugian yang dialami para nelayan
perikanan budidaya rumput laut akibat
tumpahan minyak yaitu sebesar Rp 1,7
triliun pertahun, besar nilai ekonomi yang
hilang dari sector pariwisata yaitu sebesar Rp
165 milyar pertahun.
13 Jurnal: Analysis of the Deskriptif - Kecelakaan kapal penumpang yang terus
Cause and Effect of meningkat yang disebabkan oleh kesalahan
Passenger Ship Pendekatan: manusia
Accidents in the Baltic Konsep
Sea Keamanan
Maritim
Oleh: Dorota Lozowicka
dan Magdalena Kaup
34
14 Jurnal: Kajian Aspek Deskriptif - Tumpahan kapan Rxxon Valdez yang harus
Hukum Internasional mengganti rugi karena telah memberikan
pada Kasus Tumpahan Pendekatan: dampak yang begitu besar bagi Amerika
Kapal Tanker Exxon Hukum - Penyelesaian antara Negara Bagian Alaska,
Valdes Internasional Pemerintah dan Perusahaan Exxon
Perjanjian diputuskan oleh Pengadilan Negara Bagian
Oleh: Zulfaidah Ariany Bilateral AS yaitu Exxon harus memulihkan
kerusakan sumber daya alam serta di denda
sebesar US $150 juta, denda terbesar yang
pernah diberikan untuk kejahatan
lingkungan
15 Jurnal: Pengaturan Penelitian - Semburan minyak dari PT. TEP Australasia
Tanggung Jawab Normatif yang menyebar hingga perbatasan Indonesia,
Pemerintah Australia yang membuatnya harus bertanggung jawab
Terhadap Pencemaran Pendekatan: dan ganti rugi atas pencemaran yang diatur
Laut Lintas Batas Hukum dalam UNCLOS 1982
Sebagai Akibat Seabed Internasional
Oil Mining yang Perjanjian
merugikan Indonesia Internasional
(Studi Kasus
Pencemaran Lintas
Batas oleh PT. T.
Exploration and
Production Australasia)
35
1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional
internasional yang telah dirumuskan dalam bentuk perjanjian atau MoU. Kerjasama
Internasional dapat dikatakan sebagai hubungan antar bangsa yang memiliki tujuan
Menurut Kalevi Jaako Holsti (K.J Holsti) dalam bukunya yang berjudul
Begitu pula dengan Indonesia dan Filipina, kedua negara ini memiliki tujuan untuk
melindungi laut yang menjadi perbatasan kedua negara ini. Dikarenakan laut sendiri
menjadi mata pencaharian yang terpenting kedua selain pertanian. Jika terjadi
tumpahan minyak di perbatasan laut maka kedua negara ini akan terkena dampak,
27
Mustika Sariani, Kerjasama Pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat Melalui Program TFCA-
Sumatera dalam Konservasi Kawasan Hutan Leuser Aceh, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Muhammadiyah Malang, hal 23.
28
Robert O Keohane, 1989, Neoliberal Institutionalism: a Perspektif In World Politics, in International
institutions and State Power, Westview Press, Boulder, hal 3. Dalam Mustika Sariani, Kerjasama
Pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat Melalui Program TFCA-Sumatera dalam Konservasi
Kawasan Hutan Leuser Aceh, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang, hal 23.
29
Koesnadi Kartasasmita, 1997, Administrasi Internasional, Lembaga penerbitan Sekolah Tinggi
Administrasi Bandung, hal 19. Dalam Zulkifli,2012 Tesis: Kerjasama Internasional sebagai Solusi
Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia),Universitas Indonesia, Jakarta, hal
18, diakses di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20305674-
T30935%20-%20Kerjasama%20internasional.pdf pada tanggal 28 Maret 2017 jam 24:39 WIB
36
dimana ikan akan mati, ekosistem laut yang rusak, dan mata pencaharian nelayan akan
hilang.
sebagai berikut: 30
a. Kerjasama Bilateral
Merupakan kerjasama yang dilakukan antara dua negara. Kerjasama ini biasanya
b. Kerjasama Regional
Merupakan kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan
atau wilayah. Kerjasama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan baik
c. Kerjasama Multilateral
internasional. 31
d. Kerjasama Internasional
30
Frans M. Parera, 2004. Penerbitan dalam Kerjasama Internasional. Pustaka Kita. Dalam Dwita
Amrilia Yuliansyah, 2016. Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Upaya Pemberantasan Jalur
Peredaran Narkoba Internasional, Skripsi. Malang: Ilmu Hubungan Internasional, Universitas
Muhammadiyah Malang, hal 16-17.
31
Sebastian Paulo, International Cooperation and Development: A Conceptual Overview, German
Development Institute. Diakses di https://www.die-gdi.de/uploads/media/DP_13.2014..pdf pada
tanggal 18 Desember 2017 jam 09:48 WIB.
37
Berdasarkan bentuk kerjasama diatas, maka kerjasama antara Indonesia dan
Indonesia, Filipina dan Malaysia ini dikatakan sebagai kerjasama Regional karena
kerjasama ini dilakukan dalam ruang lingkup regional ketiga negara ini hal ini
Kerjasama ini dirumuskan dalam MoU Sulawesi Sea Oil Spill Response Network Plan
1981.
Kedua, adanya keputusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang akan
secara berkala. 32 Indonesia dan Filipina dalam Mou Sulawesi, melakukan komunikasi
yang berkala untuk mengetahui sejauh mana Regional Marpolex ini akan dilakukan,
lalu kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelatihan Regional Marpolex yang
Regional Marpolex mulai mencapai kesepakatan kerjasama pada saat MoU Sulawesi
berupa pelatihan untuk menanggulangi pencemaran air laut akibat pencemaran limbah
32
Sjamsuar Dam dan Riswandi, 1995, Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa
Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 15. Dalam Zulkifli,2012 Tesis: Kerjasama Internasional sebagai
Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia),Universitas Indonesia,
Jakarta, hal 18, diakses di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20305674-
T30935%20-%20Kerjasama%20internasional.pdf pada tanggal 28 Maret 2017 jam 24:43 WIB
38
minyak. Pelatihan ini melibatkan Coast Guard kedua negara, dalam pelatihan ini juga
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi. 33 Maka, penelitian ini dapat menjelaskan dan mendeskripsikan
implementasi dari kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Regional Marine Pollution
Exercise sebagai upaya untuk menanggulangi pencemaran air laut akibat limbah
minyak.
33
Yanuar Ikbar, 2014, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional, Bandung: PT. Refika Aditama,
hal.18.
39
Teknik analisa data yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik analisa data
Induktif. Induktif yaitu proses peningkatan dari hal-hal yang bersifat individual kepada
yang bersifat universal maka dari itu induktif disebut sebagai generalisasi. 34 Penelitian
fungsi aktif dalam mengembangan teori. Dilakukan dengan menelaah suatu fenomena
untuk menggambarkan atau mengidentifikasi sifat atau atribut, juga analisa terhadap
35
data yang terkumpul untuk menentukan pola sistematis di dalamnya. Analisa ini
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah telaah pustaka atau
Library Research dan penelitian lapangan. Telaah pustakan atau Library Research
tersebut berasal dari perpustakaan baik berupa buku, ensklopedia, kamus, jurnal,
dokumen, majalah dan lain sebagainya. 36 Dapat juga berupa jurnal, buku, internet,
dokumen, makalah, artikel. Serta melakukan penelitian lapangan untuk meminta data
34
Surajiyo, Sugeng Astanto, dan Sri Andiani, 2007, Dasar-Dasar Logika. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
hal 60.
35
Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, hal
94-96.
36
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. 1990. Dalam Nursapia
Harahap, Penelitian Kepustakaan, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN-SU Medan, Jurnal
Iqra’ Volume 08 No.01, Mei, 2004. Diakses di http://oaji.net/articles/2015/1937-1430102006.pdf pada
tanggal 16 Desember 2017 jam 14.13 WIB
40
Kementerian Perhubungan Laut Republik Indonesia khususnya pada bagian Kesatuan
Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) yaitu Bapak Anung Trijoko Wasono, S.H.,M.H.
Marpolex ini berkerjasama dengan Coast Guard milik Filipina. Wawancara dilakukan
di Kantor KPLP dan juga via media sosial whatsApp serta email. Wawanacara di kantor
KPLP dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2018, dan via media sosial whatsApp
maupun email dilakukan mulai dari 23 Desember 2017 hingga 15 Maret 2018.
Batasan waktu yang digunakan peneliti akan terfokus pada rentang waktu yaitu
Indonesia dan Filipina ini dilihat saat Malaysia tidak ikut dalam penyelenggaraan
Regional Marpolex pada tahun 2011 hingga 2015 ini. Karena pada tahun 2017,
Batas materi yang digunakan peneliti akan berfokus pada kerjasama yang
41
Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun sistematika yang akan menjelaskan
isi dari penelitian ini. Bab I, terdiri dari latar belakang masalah yang membahas
secara singkat mengenai isi dari skripsi ini, lalu ada rumusan masalah, tujuan dan
penelitian yang terdiri dari metode penelitian, teknik analisa data, teknik
pengumpulan data dan ruang lingkup penelitian, lalu terakhir ada sistematika
penulisan.
akibat minyak di Indonesia dan Filipina yang terdiri dari permasalahan pencemaran
yang terjadi di Indonesia dan Filipina, lalu potensi pencemaran yang terjadi di laut
perbatasan Indonesia dan Filipina yaitu Laut Sulawesi dan Laut Sulu. Lalu, di bab
ini juga peneliti akan membahas mengenai upaya negara dalam menghadapi dan
Bab III, peneliti akan membahas mengenai kerjasama Indonesia dan Filipina
dalam menghadapi tumpahan minyak sepanjang Laut Sulawesi dan Laut Sulu. Pada
bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya kerjasama Indonesia
dan Filipina dalam MoU Sulawesi Sea Oil Spill Response Network Plan 1981 dan
42
Bab IV, peneliti membahas mengenai kepentingan Indonesia dan Filipina dalam
kerjasama Regional Marpolex. Pada bab ini akan membahas kepentingan bersama
dimaksudkan bahwa kerjasama ini dilakukan agar dapat meringankan beban kedua
negara jika suatu saat nanti terjadi tumpahan di Laut Sulawesi dan Laut Sulu, juga
mengenai rencana kontingensi dan rencana aksi dari Regional Marpolex ini. Bab
dan Selat Lombok yang merupakan bagian dari Indonesia dan menjadi jalur
43