Anda di halaman 1dari 12

Pemetaan Kemampuan Memilih Konten Digital

Dikalangan Mahasiswa IAIN Tulungagung

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang bagaimana teknologi informasi membawa sebuah perkembangan
pada masyarakat. Kehadiran media sosial yang semakin beragam meningkatkan intensitas
masyarakat ber media untuk membangun pertemanan, kebiasaan, menghabiskan waktu luang dan
lain lain. Adanya perkembangan media sosial juga membuat masyarakat mengalami potensi
perubahan sosial. Karena media sosial dapat di akses berbagai kalangan berbasis online, para
penggunanya dapat lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat pengguna di seluruh dunia
berbasis konten. Dengan adanya teknologi juga mepermudah seseorang dalam berhubungan dengan
manusia yang lain. Dan banyak sekali saat ini lahir konten konten yang tersedia yang dapat
digunakan dalam bersosial media, yang banyak menarik perhatian dan diminati masyarakat
pengguna konten. Pada masyarakat yang memilih suatu konten di media sosial, terkadang mereka
tidak memikirkan dampak yang diterimanya. Entah itu dampak positif dan negatif. Di Indonesia
sendiri, pengguna konten di media digital ini sangat banyak. Maka dari itu, penliti melakukan
pemetaan di wilayah tertentu. Salah satunya, peneliti mengambil sample dari mahasiswa di sebuah
perguruan tinggi di tulungagung. Pengambilan sample ini digunakan untuk mengidentifikasi berapa
kali mahasiswa mengakses konten yang terdapat pada media sosial itu dan bagaimana struktur
pemetaannya. Teori yang digunakan adalah teori U & G (Used & Gratification), yang mana dalam
teori ini masuk ke dalam tradisi sosio-psikologis yang membahas pada pengaruh komunikasi
antarpribadi. Teori ini dipublikasikan oleh Kazt & Gurevic (1974) setelah adanya penemuan media
baru. Hasil dari teori ini adalah pengkajian dalam pemilihan serta penggunaan media. Media yang
memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami perkembangan dari media tradisional ke media
baru (internet), bahkan ke aplikasi tertentu. Pada metode penelitian yang digunakan peneliti ini
adalah kuantitatif. metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang lebih menuju kepada
aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk melakukan pengukuran, tiap tiap
fenomena sosial dijabarkan dalam beberapa masalah. Menurut beberapa ahli dalam bidang
penelitian kuantitatif, terdapat metode dan beberapa jenis penelitian yang di gunakan diantaranya
yang di gunakan peneliti adalah metode survei. Pendapat Bailey (1982), metode survei adalah suatu
metode penelitian yang memiliki teknik pengambilan keputusan berupa data pertanyaan secara
tertulis maupun lisan. Pendapat Gay dan Diel (1982), metode survei adalah suatu metode yang
digunakan sebagai kategori umum dalam penelitian yang langsung menggunakan kuesioner dan
wawancara.

Kata kunci: konten digital, teori gratifikasi, kuantitatif, kuisioner

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat canggih, salah satu
contohnya adalah teknologi informasi dan komunikasi, teknologi informasi dan komunikasi
merupakan hasil dari media digital yang mengalami proses perkembangan dengan seiring
berjalannya waktu.Di dalam teknologi informasi terdapat media internet yang digunakan sebagai
menggali informasi. Baik itu bentuk negatif maupun positif. Pada zaman modern saat ini salah satu
yang berkembang pesat adalah teknologi komputer atau yang terkenal dengan teknologi informasi.
Di media internet, masyarakat menggunakannya sebagai media utama dalam berkomunikasi dan
mencari informasi. Internet menciptakan sebuah produk berbasis teknologi komunikasi yang
dikemas didalam bentuk aplikasi maupun website. Seiring berjalannya waktu, Masyarakatpun
mengakses media komunikasi tersebut lewat gadget mereka. dari sebuah aplikasi smartphone,
mereka bisa menjalin hubungan ke seluruh pengguna didunia. Saat itupun, internet mulai jarang
digunakan. Produk dari teknologi informasi ini sendiri adalah media sosial, media sosial untuk
menyatukan orang-orang disekitarnya. Mereka berinteraksi berdasarkan kepentingan, baik itu
kepetingan bisnis, politik, hobi, dan sebuah pertemanan dunia maya. Mereka bisa mencari teman
baru dibelahan dunia dari media sosial itu sendiri. Dalam memilih suatu konten di media digital di
perlukan adanya kepastian pertanggung jawaban penggunanya. Pengguna harus berhati hati dalam
memilih konten digital yang terdapat pada sosial media. Sosial media merupakan bentuk media baru
(new media) yang memiliki kemampuan menawarkan interaktifitas terhadap pengguna yang
menyampaikan pesan dan informasi. Media sosial memudahkan para penggunanya untuk berbagi
informasi dan berinteraksi, membangun forum dan dunia virtual termasuk blog.
Dinamika kehidupan masyarakat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Alkulturasi
budaya dengan sentuhan teknologi informasi merupakan fenomena pendorong perubahan tersebut,
menjadikan personal dalam menyampaikan ide, kritik, saran, hujatan, bahkan masalah pribadi
sekalipun turut meramaikan ruang di media sosial setiap jam dan hari melalui berbagai varian media
sosial yang di gunakan.Masyarakat diseluruh penjuru dunia bisa mengakses media sosial kapanpun
dan dimanapun, tidak melihat ruang dan waktu media sosial terus digunakan.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar denga berbagai kultur suku, ras dan agama yang
beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia
hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna
memperoleh dan menyampaikan ke publik. Sosial media mengalami perkembanganyang sangat
signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, friendster berkembang di Indonesia menjadi salah
satu media sosial populer yang sangat di gemari pada waktu itu. dan kehadiranya menjadi sangat
fenomenal. lalu pada tahun 2003, sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan
karakter dan kelebihan masing masing, seperti munculnya linkedln, facebook, twiter, google +, dan
lain sebagainya. Sedangkan di era ini masyarakat lebih menggunakan instagram karena lebih
populer dan fitur- fitur yang terus berkembang. Berdasarkan hasil riset Wearesocial Hootsuite,
pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sekitar 56% dari total populasi. Jumlah
tersebut naik lagi pada 20% dari hasil survei sebelumnya. Sementara itu pengguna media sosial
mobile (smartphone) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Dari skala populasi yang
paling besar, pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan telepon merupakan potensi bagi
ekonomi digital nasional. Alhasil, muncul e-commerce, transportasi online, toko online dan bisnis
lainnya berbasis internet di tanah air. Ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia
Tenggara. Ditambah lagi dengan proyek Palapa Ring yang ditargetkan akan selesai tahun ini akan
semakin meningkatkan penetrasi internet yang saat ini baru mencapai 56% maupun media sosial di
Indonesia (diakses di databoks.katadata.co.id. Jan 2019, re-upload Feb 2019). Membuktikan bahwa
Indonesia merupakan negara dengan kapasitas pengguna media sosial aktif nomor 6 di Dunia. Pada
tahun 2019 lalu, tercatat sekitar pengguna aktiflalu pada tahun jumlah pengguna media sosial
berkembang pesat
Mayoritas pengguna media sosial saat ini, semakin mengedepankan issue trending yang
berkembang di masyarakat, terutama di dunia maya. Bisa dikatakan, orang jaman sekarang bisa
sembarangan memilih konten, dan mednorong mereka terjerumus ke tuntunan yang negatif. Dari
sudut pandang saat ini, dapat dilihat bahwa anak-anak sekolah maupun orang dewasa menyukai
media sosial, setiap saat memerlukannya layaknya konsumsi pokok. Mereka tak lepas juga untuk
menikmati konten yang ada di dalamnya. Pada sebuah kasus terkadang sebagian orang salah ketika
memilih atau menganalisis sebuah konten digital di media sosial. Contohnya, mereka hanya
mengikuti arus konten “viral” atau istilahnya adalah sesuatu yang trending di media sosial. Kondisi
ini dapat menyebabkan beberapa sebagian orang mendapatkan sikap adiktif terhadap sesuatu yang
“viral”. Perlahan-lahan mereka akan mengikutinya dan akhirnya terjebak dalam konten yang salah.
Kondisi yang di alamimasyarakat Indonesia saat ini menurut sikap adaptif dan reponsibilitas
pemerintah. Secara nyata di media sosial telah merubah kehidupan masyarakat sosial hampir di
semua kalangan dan strata sosial. Bagi kaum muda, internet merupakan bagian pokok dari
kehidupan sosial mereka. media digital juga di perlukan sebagai sistem pembelajaran di dunia
pendidikan.Di mana hampir seluruh orang menggenggam media digital. termasuk mayoritas
mahasiswa IAIN Tulungagung telah memiliki banyak akun media sosial, contohnya mereka
mengikuti forum pembelajaran di grup whattsapp. Dan mendapatkan informasi kampus melalui
situs IAIN Tulungagung. Sehingga mereka mendapat kemudahan dalam mendapat informasi
sebagai pelajar. Kuat arus balik terhadap kedua pengguna juga mendorong adanya persenjangan
sosial di lingkungan sekitar. Maka dari itu masyarakat mau tidak mau harus peka terhadap
perkembangan media digital yang merambat dan mempengaruhi lingkungannya serta perlu adanya
pertemuan interaksi secara langsung dengan lingkungan sekitar. Jika hanya mengedepankan
hubungan lewat media sosial saja, itu akan mengakibatkan diri kita menjadi terisolasi terhadap
lingkungan luar. Oleh karena itu, media sosial mendorong sebuah perubahan. Perkembangan dan
perubahan masyarakat sejatinya dibutuhkan guna mengalirkan sirkulusbermasyarakat. Oleh sebab
itu pemerintahindonesia perlu mengatur kebebasan dalam berselancar di media sosial. Maka penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pemetaan Kemampuan Memilih Konten Digital
Dikalangan Mahasiswa IAIN Tulungagung”

A. Rumusan masalah :
1. Bagaimana Mahasiswa IAIN Tulungagung dalam memilih konten digital untuk
Memperoleh informasi yang akurat?
2. Bagaimana kemampuan Mahasiswa IAIN Tulungagung dalam mengolah pengetahuan
mereka tentang media sosial?
3. Bagaimana Mahasiswa IAIN Tulungagung menunjukkan pada masyarakat tentang
penggunaan media social dengan baik dan benar?

B. Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui bagaimana Mahasiswa IAIN Tulungagung dalam memilih konten
digital untuk memperoleh informasi yang akurat
2. Untuk mengetahui kemampuan Mahasiswa IAIN Tulungagung dalam mengolah
pengetahuan mereka tentang media sosial
3. Untuk mengetahui bagaimana Mahasiswa IAIN Tulungagung untuk menunjukkan
kepada masyarakat tentang penggunaan media sosial dengan baik dan benar

METODE PENELITIAN

A. Populasi, sampel dan teknik sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa IAIN Tulungagung.
Penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Cara yang digunakan dalam
teknik non probability sampling ini yaitu quota sampling. Quota sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan menentukan quota atau jumlah dari sampel peneliti. Dalam
penelitian ini menentukan sampel sebanyak 50 mahasiswa.
B. Data dan metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer sendiri
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari tempat aktual terjadinya suatu peristiwa
dimana penelitian dilakukan dan dikumpulkan. Dalam hal ini pengumpulan data diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner kepada mahasiswa IAIN Tulungagung.

Lampiran:
Tabel penelitian terdahulu
1.1 Tabel penelitian oleh peneliti
beserta perbedaan 5 jurnal yang bersangkutan:

N Judul Nama Tahun Isi Penelitian Perbedaan Penelitian


o. Penelitian Peneliti Terbit

1. Pengaruh Anang Peneliti Pada penelitian ini


Media Sosial Sugeng 2016 megungkapkan bahwa dipusatkan tentang
Terhadap Cahyono pengaruh media sosial bagaimana kemampuan
Perubahan yang berkembang di Mahasiswa IAIN
Sosial dunia masyarakat yaitu Tulungagung dalam
Masyarakat di terjadi pada perubahan memilih konten media
Indonesia keseimbangan, bentuk digital, tepatnya
perubahan pada terhadap media sosial.
lembaga-lembaga
masyarakat, juga bisa
mempengaruhi kondisi
stabilitas negara.

2. Kemampuan Rezha 2015 Penelitian ini berisi Penelitian kami


Berkomunika Rosita tentang pentingnya membahas tentang
si dan Amalia, literasi media digital Mahasiswa IAIN
Berpartisipasi Universitas terhadap para siswa/i Tulungagung mengolah
Pelajar SMA Gadjah SMA N D.I konten yang didapat
Negri di Mada Yogyakarta. dari media sosial agar
Daerah Kemampuan tidak terjerumus ke
Istimewa berpartisipasi pada dalam dampak yang
Yogyakarta media online agar aktif salah
Melalui membangun relasi
Internet sosial yang luas

3. Pengaruh Erika 2017 Penelitian ini Penelitian ini membahas


Konten Vlog Ruthelia difungsikan untuk tentang pengaruh
dalam David mengetahui pengaruh kemampuan Mahasiswa
Youtube Mariam konten Vlog dalam IAIN Tulungagung
terhadap Sondakh Youtube terhadap menggunakan konten
Pembentukan Stefi pembentukan sikap media sosial
sikap Harilama Mahasiswa/i Metode yang digunakan
Mahasiswa Metode yang yaitu Metode
Ilmu digunakan adalah Kuantitatif
Komunikasi metode korelasional
Fakultas Ilmu
Sosial dan
Politik
Universitas
Sam
Ratulangi

4. Pengaruh Nurina Ayu 2012 Penelitian ini Penelitian ini membahas


Interaksi Wardhani membahas bagaimana tentang bagaimana
Melalui interaksi yang pengaruh interaksi
Media Digital dilakukan melalui Mahasiswa IAIN
Terhadap media digital dalam Tulungagung terhadap
Kepercayaan mempengaruhi Konten digital yang
Konsumen kepercayaan didapat
pada Merek konsumen terhadap
suatu produk

5. Perilaku Fahlepi 2017 Penelitian yang Penelitian ini tidak


Penggunaan Roma Doni memfokuskan pada hanya membahas
Media Sosial pengaruh media sosial tentang perilaku serta
Pada terhadap para remaja pengaruh, penelitian ini
Kalangan juga berisi tentang
Remaja bagaimana cara
mengolah media digital
dalam media sosial yang
telah berkembang
secara luas

1.2 Outline Penelitian


TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori
A. Pemetaan

Pengertian pemetaan secara harfiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1987 : 859 )
adalah suatu proses, tahap, cara, perbuatan membuat peta, kegiatan pemrotetan yang dilakukan
melalui udara dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik
tentang suatu daerah. (Yusuf, et. al, 1957 : 452)

Definisi lain dari Pemetaan ialah pengelompokkan sautu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah tersebut, meliputi: dataran tinngi, pegunungan, sumber
daya, dan potensi penduduk. Pemetaan juga berpengaruh terhadap sosial kultural yang memiliki ciri
khas khusus jika dalam penggunaannya dengan skala yang tepat. (soekidjo, 1994 : 34)
Bisa disimpulkan, pemetaan adalah suatu proses, tahap, atau cara kegiatan mebuat peta yang
dilakukan dalam suatu peristiwa yang bertujuan untuk meningkatkan hasil tentang suatu daerah.
Pemetaan berkaitan erat dengan letak geografis, kondisi wilayah, serta potensi penduduk.Maka dari
itu pemetaan berperan penting dalam penelitian ini, karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan di suatu wilayah dengan wilayah lainnya serta untuk mengetahu potensi penduduk yang
telah memilih konten yang sesuai dengannya.

B. Media Sosial

New Media muncul dari perubahan media lama ke sebuah bentuk inovasi baru. Menurut
Corole Hughess (1999) mengemukakan bahwa ketika pada abad 21, berkembangnya internet
semakin meluas. Hal ini membawa konsekuensi terhadap beberapa wilayah seperti privasi dan
identitas pribadi, serta penyebarannya yang tidak terkontrol atas konten-konten yang memiliki hak
cipta.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2012:258), media sosial adalah saramna bagi
konsumen atau pengguna untuk berbagi informasi teks, gambar,video, dan audio satu dengan yang
lain, serta dengan perusahaan dan sebaliknya.

Situs jejaring sosial, atau bisa disebut juga mdia sosial ini memiliki layanan berbasis web
yang memungkinkan setiap individu mengakses dan membangun profil publik dalam sistem
terbatas, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi,
melihat koneksi yang dibuat oleh suatu sistem (Henderi, Muhammad Yusup, dan Yuliana Isma
Graba (2007:3)

Media Sosial merupakan sebuah media online yang mana penggunanya dengan mudah
untuk ikut serta dalam beberapa aktivitas dan menjalin interaksi. Brought (2010) mendefinisikan
media sosial sebagai suatu alat baru untuk berkomunikasi dan berkolaborasi serta memungkinkan
adanya banyak melakukan interaksi dengan sebelumnya tidak tersedia secara umum di masyarakat.
Media sosial menggunakan teknologi yang berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Pada beberapa situs media sosial, ada beberapa yang paling populer dikalangan
masyarakat umum seperti Whatsapp, BBM, Facebook,Youtube, Twitter, Blog, serta wikipedia.
Media sosial didefinisikan oleh MayField (2008) sebagai media bagi penggunanya untuk dapat
berpartisipasi, membuat dan membagikan pesan. Blog, jejaring sosial, forum online, termasuk
sosial media di dunia maya. Dapat disimpulkan secara umum, sosial media dapat diartikan sebagai
tempat atau wadah untuk menyampaikan dan menerima informasi, dimana penggunanya dapat
melakukan interaksi dan dan bisa menggunakannya sesuai kebutuhan.

C. Karakteristik Media Sosial


Media sosial merupakan salah satu contoh media massa. Media Sosial memiliki
karakteristik, atau bisa disebut ciri khas. Dalam ruanglingkupnya, media sosial sangatlah luas
sehingga perlu adanya sebuah sifat khusus untuk membedakannya. Pada karakteristik media sosial,
ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber), namun ada beberapa pendapat yang
mengatakan bahwa media sosial memiliki karakteristik khusus, salah satunya penjabaran menurut
Nasrullah (2015), yaitu pada:

1) Jaringan (Network)

Jaringan merupakan infrastruktur yang menghubungkan komputer dengan perangkat keras


lainnya. Koneksi ini diperlukan untuk menghubungkan serta perpindahan data lewat informasi pada
media atau perangkat lunak.

2) Informasi (information)

Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media sosial
mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi.

3) Arsip (Archive)

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa
informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

4) Interaksi (Interactivity)

Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar
pengguna tersebut.

5) Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di


dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak
dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

6) Konten oleh pengguna (user-generated content)

Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik
akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan
dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisio nal)
dimana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan.
D. Konten digital

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) konten adalah informasi yang tersedia
melalui media atau produk elektronik. Penyampaian konten dapat dilakukan melalui berbagai
medium baik secara langsung maupun tidak langsung seperti internet, televisi, CD audio, bahkan
sekarang sudah melalui telepon genggam (handphone). Kehadiran internet membuat konten media
dapat disatukan dalam satu perangkat. Konten media yang sebelumnya terpisah, seperti teks,
gambar, vidio, dan suara kini dapat digunakan pada satu perangkat, tanpa tergantung waktu dan
tempat.

Konten atau materi pembelajaran merupakan komponen penting dalam melakukan proses
tutorial, cara, strategi terhadap kajian media digital. Konten ini sangat berkaitan erat dengan
Learning Object. Hodgins & Duval mendefinisikan Learning Object sebagai entitas digital atau non
digital yang digunakan dalam proses pembelajaran, pendidikan, atau pelatihan. (chikh: 2014;
Paulins, Balina, and Ariphova 2015)

E. Human Relation (Hubungan Antar Manusia)

Hubungan antar manusia merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi,
baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam instansi atau perusahaan.pengertian
hubungan manusiawi adalah terjemahan dari Human Relation. Yang artinya, yakni berhubungan
satu sama lain adalah manusia. Hanya saja disini, sifat hubungan sesama manusia tidak seperti
orang yang berkomunikasi biasa, bukan hanya penyampaian suatu pesan oleh seseorang terhadap
orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi dimana mengandung unsur-
unsur kejiwaan yang sangat mendalam. Hubungan manusiawi itu merupakan komunikasi karena
sifatnya yang berorientasi pada perilaku, hal ini mengandung kegiatan untuk mengubah sikap
pendapat atau perilaku seseorang. Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya
mempunyai dua sifat, adjective dan subjective. Hambatan yang sifatnya objective, adalah gangguan
dan halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak disengaja dan dibuat oleh pihak
lain, tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang menguntungkan. Hambatan yang bersifat
subjective yang sengaja dibuat oleh oranglain sehingga merupakan gangguan, penentangan,
terhadap suatu usaha komunikasi media sosial.

Human relation dalam artian sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara bertatap muka dalam keadaan kerja (work situations) dan dalam
organisasi (work organitatios) dengan tujuan untu memperkaya komunikasi dan untuk mengiatkan
kerjasama yang produktif dengan perasan bahagia dan senang. Human relations dapat diusahakan
untuk menghilangkan kesulitan dalam berkomunikasi, mencegah salah pengertian, dan
mengembangkan segi konstruktif sifat manusia.

F. Klasifikasi komunikasi persuasif


1) Teknik red herring

Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red herring adalah seni seorang
komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang
lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasai guna dijadikan
senjata ampuh untuk menyerang lawan. Jadi teknik ini digunakan pada saat komunikator berada
dalam posisi terdesak. Berkaitan dengan teori ini, menurut jalaludin rahmat dalam bukunya islam
aktual menyebutkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah “straight to the poin”, lurus, tidak
bohong, tidak berbelit-belit, sesuai dengan kriteria kebenaran.

2) Teknik pay off idea

Teknik komunikasi pay off idea adalah suatu usaha untuk mempengaruhi orang lain dengan
memberikan harapan yang baik atau mengiming-ngimingi hal-hal yang baik saja.

3) Teknik komunikasi fear arousing

Tekik komunikasi fear arousing adalah usaha menakut nakuti orang lain atau
menggambarkan konsekuensi buruknya.

4) Teknik asosiasi

Komunikasi persuasif yang menggunakan teknik assosiasi berarti menyampaikan suatu


gagasan degan jalan menempelkan atau menggabungkan dengan objek yang sedang aktual dan
menarik.

Disadari atau tidak, human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh positif terhadap
motivasi seseorang. Tekik-teknik komunikasi yang tepat, jika digunakan oleh seseorang akan
menimbulkan timbal balik yang baik bagi komunikan dan komunikator.

Teori U & G (Used and Gratication)

Teori U & G merupakan salah satu teori yang banyak digunakan dalam penelitian tentang
penggunaan media. Berbasis tentang apa yang mereka lakukan terhadap media. Asumsi dasar
pendekatan teori ini adalah bahwa pengguna media bersifat aktif. Mereka menggunakan media
karena memiliki tujuan tertentu. Karena memiliki sumber-sumber lain untuk memenuhi
kebutuhannya, mereka berinisiatif mengaitkan kebutuhan dan pilihan media. Gratifikasi yang dapat
diperoleh khalayak dari penggunaan media dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya
adalah motivasi dasar, situasi sosial, dan latar belakang individu, seperti pengalaman, kepentingan,
dan pendidikan. Proses penggunaan media dan evaluasi khalayak terhadap penggunaan media yang
mereka lakukan dijelaskan oleh Palmgreen dan Rayburn dengan preposisi gratifikasi yang dicari
(gratifications sought) dan gratifikasi yang diperoleh (gratifications obtained). Dalam
penelitiannya, Palmgreen dan Rayburn menyimpulkan bahwa jika didorong oleh motivasi tertentu,
pengguna media secara sadar akan mencari gratifikasi, tipe media, dan isi media atau program
tertentu.

Pada teori ini juga menjelaskan bahwa seseorang yang paham tentang internet, salah satunya
media sosial. Mereka akan cenderung mengetahui konten-konten apa saja yang ada didalamnya.
Konten yang berbasis negatif maupun positif akan tercampur menjadi satu pada isi media sosial.
Oleh karena itu, pada teori ini peneliti akan memaparkan apa yang pengguna media sosial lakukan
terhadap konten-konten serta bagaimana distribusi pengguna media sosial dalam kurun waktu
tertentu.

Hal ini menyebabkan gratifikasi bisa diperoleh dari obyek tersebut sehingga para pengguna
media dapat membentuk keyakinan atau melakukan evaluasi terhadap obyek media yang mereka
pilih. Hal itu dapat mengarahkan perilaku pengguna media. Tentunya, akan sangat penting jika
masyarakat memilih konten pada media digital yang perlu untuk dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Wearesocial.com.

databoks.katadata.co.id. Jan 2019, re-upload Feb 2019.

IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering. Volume 3 No. 2-2017. ISSN: 2461-
0690. Hal. 16

http://ijse.bsi.ac.id

Nasrullah, R. (2016). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.


Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA. Vol.17. No.1. Januari-Juni 2013, (103-
121) Hal. 93-96

Rezha Rosita Amalia, Kemampuan Berkomunikasi dan Berpartisipasi Pelajara SMA Negeri
di Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Internet. Literasi Digital Pelajar SMA.

Jurnal Studi Pemuda _ Vol. 4, No.1, Mei 2015

PRofesi humas, Volume 3, No.1, 2018. Hal 102-119.

Jom Fekon Vol. 4 No.1, 2017. Hal. 642

Jurnal Tarbawi.Manajemen Media Digital, Vol.3. No. 01,2017

Anda mungkin juga menyukai