Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN
A. Sejarah
Program pendayagunaan potensi mahasiswa di tengah-tengah masyarakat yang
dikenal dengan nama Kuliah Kerja Nyata (selanjutnya disingkat KKN) dan dilaksanakan
oleh kalangan perguruan tinggi telah dimulai sejak 1950 dengan kegiatan yang disebut
Pengerahan Tenaga Mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi jurang
perbedaan kemajuan (yang pada umumnya merupakan pengaruh pendidikan) antara Jawa
dengan Luar Jawa. Pada saat itu, mahasiswa diterjunkan ke daerah-daerah terutama di
luar Jawa guna membaktikan diri dan mengamalkan ilmunya, terutama dalam bidang
pembangunan masyarakat desa seperti mendirikan sekolah-sekolah, melakukan gerakan
pemberan-tasan buta huruf, dan pembangunan fisik (meskipun dengan/ dalam berbagai
keterbatasan).
Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa dinilai sangat berhasil. Hal itu dibuktikan
melalui realitas bahwa dalam waktu yang relatif singkat, daerah-daerah di luar Jawa telah
berhasil mendirikan sekolah-sekolah menengah, yang pada giliran berikutnya
berpengaruh besar terhadap bangkitnya semangat membangun di seluruh pelosok tanah
air. Keberhasilan program ini bukan tanpa memerlukan pengor-banan bagi pelakunya,
yakni para mahasiswa. Pengorbanan itu antara lain waktu studi para mahasiswa menjadi
lebih lama, bahkan banyak di antara mereka tidak dapat menyelesaikan kuliahnya atau
”dipaksa tetap tinggal” di pedesaan karena masyarakat setempat sangat mengharapkan
kehadirannya.
Untuk memenuhi harapan muncul maupun berlanjutnya pembangunan di pedesaan,
dan juga sebagai realisasi atau pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka sejak
1971/1972 tiga universitas besar (yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas
Hasanuddin, dan Universitas Andalas) sebagai proyek perintis melaksanakan kegiatan
serupa Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa yang disebut Pengabdian Mahasiswa
pada Masyarakat. Kegiatan tersebut lebih ditingkatkan lagi pada 1973, misalnya
program Bimbingan Massal (Binmas) di Institut Pertanian Bogor dan Tenaga Kerja
Sukarela (TKS) yang dikoordinasikan oleh Badan Urusan Tenaga Sukarela Indonesia
(BUTSI). Pengalaman, bahan-bahan, dan informasi dari berbagai program tersebut
(khususnya proyek perintis) menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mengembangkan kegiatan ”Pengabdian Mahasiswa kepada
Masyarakat” yang berlaku menyeluruh bagi Universitas/ Institut Negeri, yang kemudian
disebut sebagai Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (selanjutnya disingkat KKN UAD)
untuk pertama kali diselenggarakan pada Januari sampai Maret 1988. Namun, hal itu
tidak berarti bahwa pada saat itu mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ini
baru pertama kali mengikuti KKN. Bukan berarti pula bahwa para dosen baru pertama
kali terlibat dalam pengelolaan maupun pembimbingan KKN. Sebelum melaksanakan
KKN sendiri, para mahasiswa di perguruan tinggi – yang berdiri pada 18 November 1960
dengan nama FKIP Universitas Muhammadiyah Cabang Yogyakarta dan dengan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 102/D/O/1994
bertanggal 19 Desember 1994 ditetapkan menjadi Universitas Ahmad Dahlan – ini
bergabung dengan mahasiswa perguruan tinggi swasta yang berada di Yogyakarta
mengikuti KKN yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah V. Dalam KKN Kopertis
Wilayah V – yang diselenggarakan sejak 1982 – tersebut, para dosen IKIP
Muhammadiyah Yogyakarta telah turut serta sebagai panitia maupun pembimbing.
B. Pengertian
KKN adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar
kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus dan secara
langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang
dihadapi. KKN dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan
bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar
pada perguruan tinggi.
Kegiatan KKN dilaksanakan di luar kampus dengan maksud meningkatkan
relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu
pengetahuan, teknologi, serta seni untuk melaksanakan pembangunan yang semakin
meningkat, serta meningkatkan persepsi mahasiswa tentang relevansi antara kurikulum
yang dipelajari di kampus dengan realita pembangunan dalam masyarakat.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKN heruslah dilaksanakan sebagai pemahaman
belajar yang baru dan yang tidak akan pernah diperoleh di dalam kampus. Dengan
selesainya ber-KKN mahasiswa harus merasa memiliki pengetahuan baru, kemampuan
baru, dan kesadaran baru tentang masyarakat, bangsa, dan tanah airnya maupun tentang
dirinya sendiri, yang akan sangat berguna sebagai bekal menjadi sarjana.
C. Dasar Pelaksanaan
KKN adalah bagian integral dari proses pendidikan yang memiliki ciri-ciri khusus.
Oleh karena itu, sistem penyelenggaraannya memerlukan landasan ideal yang akan
memberikan gambaran serta pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana, serta untuk
apa KKN itu diselenggarakan. Landasan ini akan memberikan petunjuk serta
mengendalikan pola pikir dan pola tindakan dalam setiap proses penyelenggaraan KKN,
yang pada gilirannya akan membedakan KKN dengan bentuk-bentuk kegiatan lain yang
bukan KKN.

KKN sekurang-kurangnya mengandung lima aspek yang bernilai fundamental yang


tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lain. Kelima aspek tersebut adalah
sebagai berikut.

1. Keterpaduan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi


KKN merupakan bentuk kegiatan yang memadukan unsur-unsur Tri Dharma
Pendidikan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat dalam satu paket kegiatan.
Sebagai kegiatan Dharma Pendidikan dan Pengajaran, KKN merupakan bagian
integral dari kurikulum pendidikan tinggi Strata Satu (S1) pada tingkat tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu. Hal ini berarti bahwa KKN:
a. merupakan program yang tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari tujuan dan
isi pendidikan tinggi lainnya
b. memiliki fungsi sebagai pengikat dan perangkuman semua isi kurikulum, dan bahkan
juga penambah atau pelengkap isi kurikulum yang telah ada
c. merupakan pengalaman belajar yang menghubungkan konsep-konsep akademis
dengan realitas kehidupan dalam masyarakat
d. merupakan program yang di dalamnya pengetahuan teori mahasiswa dapat diperkaya
melalui pengalaman praktis di lapangan, dan
e. merupakan program yang dapat mematangkan kepribadian mahasiswa,
menumbuhkan rasa percaya diri sebagai calon pemimpin yang handal bagi
pembangunan bangsa.

Bagi Muhammadiyah – sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang amar


ma’ruf nahi munkar – dan bagi Universitas Ahmad Dahlan dan Perguruan Tinggi
Muhammadiyah lainnya – sebagai amal usaha milik Muhammadiyah – KKN merupakan
kegiatan strategis dalam konteks dakwah di masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan
sebagai salah satu dimensi penting dalam KKN.

2. Pendekatan interdisipliner dan komprehensif


KKN merupakan pengamalan ilmu yang menuntun mahasiswa pada pola berpikir
interdisipliner dan kompre-hensif. Usaha pemecahan berbagai masalah nyata yang timbul
dalam pembangunan masyarakat dengan pendekatan inter-disipliner merupakan
pengalaman belajar baru, yang tidak diperoleh melalui aktivitas perkuliahan di disiplin
ilmu masing-masing.
Pola yang dikembangkan melalui KKN dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir
setiap masalah kehidupan masyarakat selalu mempunyai kaitan satu dengan yang lain,
sehingga sifatnya sangat kompleks. Dengan demikian, pendekatan monodisipliner bila
diterapkan dalam ber-KKN menjadi kurang atau bahkan tidak efektif.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka KKN berbeda dengan apa yang dikenal
sebagai Program Praktik Lapangan (PPL), Pengalaman Kerja Lapangan (PKL), ataupun
Kuliah Kerja Lapangan. Program-program tersebut selalu bertolak dari dan bergerak
sebatas bidang ilmu yang sedang dipelajarinya. Meskipun mungkin bersifat sangat
ilmiah, kegiatan tersebut cenderung bersifat sempit. Program KKN bersifat sebaliknya.
KKN bertolak dari permasalahan nyata di masyarakat, didekati dengan menggunakan
segala ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sudah, sedang, dan akan dipelajarinya.

3. Kegiatan lintas sektoral


Keterpaduan dalam melaksanakan proses pembangunan di Indonesia oleh berbagai
sektor yang ada merupakan prinsip yang penting. Hal ini terkait dengan kompleksnya
permasalahan serta upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya dengan ragam
aspirasi dan budaya yang dianutnya. Melalui KKN, pola berpikir sektoral mau tidak mau
harus ditinggalkan oleh mahasiswa. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir setiap
masalah di dalam kehidupan masyarakat selalu mempunyai kaitan antara satu dengan
yang lainnya.
Di samping itu, perlu disadari bahwa setiap lokasi kerja atau wilayah KKN
mempunyai penanggung jawab pemba-ngunan secara formal yang biasanya bersifat
sektoral. Oleh karena itu, walaupun mahasiswa meninggalkan pola berfikir sektoral, kerja
sama dengan pejabat-pejabat serta kelem-bagaan di lokasi atau wilayah kerja KKN harus
tetap dijalin dengan baik, atau bahkan mutlak diperlukan.

4. Dimensi yang luas dan pragmatis


Di atas dikemukakan bahwa dalam Program Penga-laman Lapangan, Pengalaman
Kerja Lapangan, dan Kuliah Kerja Lapangan kegiatan mahasiswa hanya sebatas bidang
ilmunya. Misalnya mahasiswa Fakultas Pertanian berpraktek lapangan di bidang
pertanian, mahasiswa FKIP berpraktek lapangan di bidang kependidikan, mahasiswa
Fakultas Kedokteran berpraktek lapangan di bidang kedokteran. Dalam KKN, mahasiswa
boleh dan bahkan dianjurkan mengadakan kegiatan di luar bidang studinya. Misalnya
mahasiswa Fakultas Pertanian boleh melakukan kegiatan di bidang kesehatan dan gizi,
mahasiswa FKIP boleh melakukan kegiatan di bidang pemerintahan dan peternakan, dan
mahasiswa Fakultas Kedokteran boleh melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan
pemerintahan.
Berangkat dari kebijakan dasar seperti itu, dalam KKN yang dijadikan modal bukan
hanya ilmu yang telah dipelajarinya secara formal di program studinya, namun juga
semua pengetahuan, pengalaman, intelegensia yang dimiliki oleh masing-masing
mahasiswa. Dengan kata lain, semua yang dikerjakan mahasiswa melalui KKN harus
berdimensi luas dan sekaligus relevan dengan upaya memajukan masyarakat serta secara
nyata berguna bagi wilayah tersebut.

Selain itu, dalam melaksanakan KKN, pikiran dan perhatian mahasiswa diarahkan
untuk tidak hanya terpaku pada pembuatan laporan ilmiah pada bidang ilmu yang
bersangkutan saja, namun juga diarahkan untuk memusatkan perhatiannya pada
peningkatan komitmen kepada masyarakat di lokasi tempat kerja KKN. Mahasiswa harus
menyusun program secara pragmatis atas dasar masalah dan kendala dalam pelaksanaan
pembangunan yang dihadapinya.

5. Keterlibatan masyarakat secara aktif


Dalam melaksanakan KKN, harus selalu ada jalinan kerja sama yang baik serta
keterlibatan aktif di antara mahasiswa dan masyarakat sejak proses pengumpulan data
dan informasi, analisis situasi, identifikasi dan perumusan masalah, memilih alternatif
pemecahan masalah, perumusan program dan rencana kerja, sampai pelaksanaan dan
evaluasi hasilnya.

Keterlibatan masyarakat secara aktif merupakan aspek yang sangat diperlukan. Hal
ini didasarkan atas pemikiran bahwa kegiatan KKN adalah membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah pembangunan agar selanjutnya masyarakat mampu memecahkan
masalah-masalah tersebut secara mandiri.
D. Hakikat dan Tujuan
KKN pada hakikatnya merupakan kegiatan perkuliahan intrakurikuler dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner dan
lintas sektoral yang dilakukan di luar kampus, terutama di pedesaan. Kegiatan ini
ditujukan untuk mengembangkan kepekaan rasa dan kognisi sosial mahasiswa serta
membantu proses pembangunan terutama di pedesaan.
Dari rumusan hakikat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan KKN
memiliki arah ganda, yakni (a) memberikan pendidikan pelengkap kepada para
mahasiswa dan (b) membantu masyarakat melancarkan pembangunan di wilayah masing-
masing. Dengan demikian, melalui KKN akan terlihat bahwa perguruan tinggi bukan
merupakan suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat, dan dengan KKN tersebut akan
terjadi keterkaitan dan saling ketergantungan baik fisik maupun emosional antara
perguruan tinggi dan masyarakat, sehingga pada giliran selanjutnya akan terasa bahwa
peranan perguruan tinggi sebagai Pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni menjadi lebih nyata.
Adapun tujuan dilaksanakannya KKN adalah sebagai berikut.
1. Agar perguruan tinggi menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang
lebih menghayati masalah yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat
dalam pembangunan dan mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut secara
pragmatis dan interdisipliner.
2. Agar perguruan tinggi lebih dekat pada masyarakat dan lebih meningkatkan kualitas
dan relevansi program-programnya dengan tuntutan pembangunan.
3. Agar perguruan tinggi dapat membantu pemerintah dalam mempercepat gerak
pembangunan dan mempersiapkan kader-kader pembangunan di pedesaan, yakni
kader-kader pembangunan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara serta
kesejahteraan umat manusia.
4. Agar tercipta pengembangan kerja sama antardisiplin ilmu.
5. Agar tumbuh wawasan dan kesadaran dinamika sosial dalam pembangunan
masyarakat.
6. Agar tumbuh rasa bangga, semangat kerja, dan kemandirian masyarakat.
7. Agar tercipta partisipasi di kalangan masyarakat dalam pembangunan nasional

E. Sasaran
Pada pokoknya KKN UAD diarahkan pada tiga sasaran, yakni (1) mahasiswa
sebagai calon penerus pembangunan, (2) perguruan tinggi tempat mahasiswa belajar, dan
(3) masyara-kat maupun pemerintah daerah yang dibantu oleh para mahasiswa.
1. Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa mengenai (i) cara
berpikir dan bekerja interdisipliner atau lintas sektoral, (ii) kesulitan yang
dihadapi oleh masyarakat desa dalam pembangunan serta konteks keseluruhan
masalah pembangunan maupun pengembangan daerah pedesaan, dan (iii)
kegunaan dan kebermanfaatan hasil pendidikan yang diperolehnya bagi
pembangunan nasional umumnya, khususnya pembangunan daerah pedesaan.
b. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam setiap penelaahan dan
pemecahan masalah yang ada di masyarakat secara pragmatis ilmiah.
c. Memberikan keterampilan untuk melaksanakan pembangunan berdasarkan ilmu,
teknologi, dan seni secara interdisipliner dan antarsektor.
d. Melatih mahasiswa untuk mengaktualisasikan peran sebagai dan/atau membina
mahasiswa menjadi seorang inovator, motivator, dan dinamisator, dan problem
solver.
e. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa dalam
melakukan penelaahan, merumuskan atau memecahkan masalah secara langsung
sehingga tumbuh sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam arti
peningkatan keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan.
f. Memberi pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader
pembangunan, di samping diharapkan terbentuk pula sikap, rasa cinta, dan
tanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan,
sehingga kelak setelah menjadi sarjana sanggup ditempatkan di mana saja.
g. Secara khusus bagi Perguruan Tinggi Muham-madiyah, selain keenam hal di
atas, KKN diarahkan pula pada:
1) Pemerluasan pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang kenyataan
kehidupan keagamaan di masyarakat.
2) Pemupukan semangat solidaritas/kesetiakawan-an sosial terhadap
masyarakat pedesaan.
3) Penumbuhan semangat pengabdian mahasiswa dalam memecahkan
”kemiskinan rohaniah” sebagai realisasi dari amar makruf nahi munkar
dalam kehidupan nyata masyarakat Islam di pedesaan.
4) Pelatihan terhadap mahasiswa dalam mengambil keputusan yang tepat dan
cepat dalam mengatasi keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan yang
bermotivasi keislaman.
5) Penumbuhan dan pengembangan gairah kegiatan Muhammadiyah, bagi desa
yang memiliki Cabang atau Ranting Muhammadiyah.

2. Masyarakat dan Pemerintah


a. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta
melaksanakan pembangunan di masyarakat dan/atau untuk melaksanakan proyek
pembangunan yang berada di bawah tanggung jawab pemerintah.
b. Memperoleh cara-cara (baru) di bidang ilmu, teknologi, dan seni yang
dibutuhkan untuk meren-canakan dan melaksanakan pembangunan.
c. Memperoleh pengalaman, cara berpikir, bersikap, dan bertindak untuk menggali
dan menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi
aktif dalam pembangunan.
d. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang sangat berguna bagi kehidupan
masyarakat.
e. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan dalam masyarakat sehingga
kelangsungan upaya pembangunan terjamin.
f. Secara khusus bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah, selain kelima hal di atas,
KKN diarahkan pula pada:
1) upaya memperkuat kesadaran tentang pentingnya ketahanan sosial
keagamaan dalam kehidupan yang majemuk yang dilandasi dengan iman
yang kokoh dan pemahaman yang benar tentang nilai agama Islam.
2) pembimbingan dalam berbagai masalah kehidupan secara menyeluruh
dilihat dari perspektif agama.
3) penumbuhan rasa tanggung jawab akan perlunya mewujudkan keluarga
sejahtera melalui pemahaman yang benar tentang ajaran kemasya-rakatan
Islami.
4) upaya menumbuhkan pemahaman tentang kaitan antara nilai-nilai dan
ajaran Islam dengan realitas hidup sehari-hari yang tercermin dalam
partisipasi di segala bidang pembangunan.
3. Perguruan Tinggi
a. Pemerolehan umpan balik sebagai hasil peng-integrasian mahasiswanya dengan
proses pem-bangunan di masyarakat dalam bentuk input untuk penyesuaian
kurikulum, materi perkuliahan, dan pengembangan ilmu dengan tuntutan nyata
pembangunan sehingga Perguruan Tinggi akan lebih mantap dalam pengisian
ilmu atau pendidikan kepada mahasiswanya.
b. Pemerolehan berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan oleh tenaga
pengajar sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan atau proses
pendidikan lainnya dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan
penelitian.
c. Mempercepat, meningkatkan, memperluas, dan/atau mempererat kerja sama
antara perguruan tinggi sebagai Pusat ilmu, teknologi, dan seni dengan instansi-
instansi, dinas-dinas, maupun departemen-departemen dalam melaksanakan
pembangunan (dalam hal ini mahasiswa KKN dapat sebagai perintis kerja sama
tersebut yang perlu ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi atau sebagai penerus
kerja sama yang sudah dirintis atau dilaksanakan oleh perguruan tinggi).
d. Secara khusus bagi Perguruan Tinggi Muham-madiyah, selain ketiga hal di atas,
KKN diarahkan pula pada:
1) upaya konkret untuk menjembatani teori-teori atau pengetahuan keagamaan
mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan realitas kehidupan
masyarakat.
2) upaya pelibatan Perguruan Tinggi Muham-madiyah dalam menggali
kenyataan empirik realitas keberagamaan masyarakat.
3) upaya untuk terlibat aktif dalam pemecahan problem keagamaan masyarakat
sebagai manifestasi dari tanggung jawab sosial dalam mengembangkan misi
persyarikatan.
4) upaya untuk turut serta dalam memecahkan problem-problem persyarikatan
tingkat pedesaan (Cabang dan Ranting), baik menyangkut masalah
pendidikan, dakwah, maupun pengembangan amal usaha lainnya.

F. Tema
Tema utama seluruh kegiatan KKN UAD adalah: ”Kuliah Kerja Nyata Universitas
Ahmad Dahlan mening-katkan kualitas taqwa, ilmu, maupun amal sholeh serta
keikhlasan pengabdian dalam rangka mencapai negara yang aman dan sejahtera serta
memperoleh ridla Allah”.
Tema utama tersebut dijabarkan ke dalam subtema-subtema yang dirumuskan
tersendiri dalam setiap periode atau jenis kegiatan KKN UAD. Perumusan subtema
tersebut dapat dilakukan oleh LPM UAD maupun oleh mahasiswa peserta KKN di suatu
lokasi kerja tertentu.
BAB II
PENGELOLAAN
A. Status dan Beban Akademik
KKN merupakan bagian dari proses pendidikan yang berhubungan erat dengan
pembinaan mahasiswa secara utuh, serta pengembangan dan peningkatan kemampuan
masyarakat. Dengan demikian, KKN merupakan program intrakurikuler atau menjadi
bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi, khususnya jenjang S1.
Program KKN merupakan matakuliah intrakurikuler dan wajib ditempuh oleh para
mahasiswa pada tiap-tiap program studi jenjang S1 di lingkungan UAD. Intrakurikuler
berarti bahwa program KKN menjadi bagian dari kurikulum setiap fakultas, sedangkan
wajib berarti program KKN harus diikuti oleh mahasiswa yang telah memenuhi syarat
yang ditetapkan, yakni mahasiswa yang minimal sudah memasuki semester 7, telah lulus
matakuliah sekurang-kurangnya 120 sks dengan indeks prestasi kumulatif minimal 2,00,
telah lulus tiga dari empat Matakuliah Paket yang diprogramkan oleh LPSI, dan telah
lulus tes membaca Al Qur-an.
Kedudukan KKN sama dengan matakuliah umum, bersifat wajib untuk tingkat
universitas. Dengan demikian berarti bahwa mahasiswa yang belum mengikuti program
KKN belum dapat dinyatakan lulus dari UAD.
Status KKN yang intrakurikuler ditentukan oleh dua ketentuan pokok, yakni (1)
program yang terstruktur dan (2) mempunyai beban akademik atau bobot sks. Sebagai
program intrakurikuler, KKN mempunyai parameter tertentu yang ditentukan dalam
struktur KKN, yang antara lain meliputi:
1. Dilakukan oleh sekelompok mahasiswa berjumlah antara 7 – 9 orang dan dengan
konfigurasi anggota dari beberapa disiplin ilmu (interdisipliner)
2. Mahasiswa dapat mengikuti program KKN apabila telah memenuhi persyaratan
kurikuler tertentu
3. Mahasiswa peserta KKN harus mengikuti sejumlah tahapan kegiatan, yaitu tahap
persiapan, tahap pembekalan, tahap survei dan perencanaan program, tahap
pelaksanaan atau operasional di lapangan, tahap pelaporan kegiatan, dan tahap
evaluasi atau responsi
4. Mahasiswa harus mengerjakan tugas-tugas yang diwajibkan untuk setiap tahapan
pelaksanaan KKN tersebut, dan
5. Mahasiswa harus melakukan pendekatan sosial kepada sivitas akademika,
pemerintah, maupun masyarakat luas.

Adapun beban akademik atau bobot akademik KKN adalah 4 satuan kredit
semester (sks). Kegiatan yang harus dilaksanakan untuk program KKN ini sama dengan
kegiatan kurikuler lainnya, yakni melalui proses perkuliahan, evaluasi, dan penilaian.
Kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa dalam KKN meliputi sejumlah kegiatan
berikut.

1. Tahap pembekalan
Tahap ini diberi bobot 1 sks dengan materi kuliah berupa (a) pemberian materi
bersifat teoretik dan (b) pemberian materi berupa praktik. Jumlah tatap muka kegiatan 16
kali dengan ketentuan setiap kali tatap muka dilaksanakan selama 50 menit untuk materi
yang bersifat teoretik atau 100 menit untuk materi yang berupa praktik. Disamping itu,
mahasiswa harus pula melakukan kegiatan tidak terjadwal berstruktur (misalnya
mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan, menyelesaikan soal-soal,
mendiskusikan tugas bersama kelompok) selama 16 jam dan kegiatan tidak terjadwal
mandiri (seperti membaca buku-buku sumber, mengikuti ceramah dan/atau pelatihan di
luar kegiatan intrakurikuler) selama 16 jam.

2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini diberi bobot 3 sks dan berstatus kegiatan lapangan. Sesuai dengan sistem
kredit, kegiatan lapangan memerlukan waktu 4 x 50 menit (= 200 menit) untuk setiap 1
sks. Jika setiap kegiatan ditetapkan 16 kali dan tahap pelaksanaan KKN memiliki bobot 3
sks, berarti untuk tahap ini mahasiswa harus melaksanakan kegiatan lapangan secara
efektif selama 3 x 200 menit x 16 = 9.600 menit atau 160 jam. Kegiatan tersebut harus
diimbangi dengan kegiatan tidak terjadwal berstruktur selama 16 x 1 jam untuk setiap 1
sks atau 48 jam untuk 3 sks dan kegiatan tidak terjadwal mandiri selama 16 x 1 jam
untuk setiap 1 sks atau 48 jam untuk 3 sks. Jumlah waktu untuk tahap ini secara
keseluruhan sebanyak 256 jam. Jumlah waktu sekian jam tersebut dipergunakan untuk (a)
tahap observasi dan penyusunan rencana kegiatan maksimal 20 % (50 jam), (b) tahap
operasional di lapangan minimal 80% (200 jam), dan (c) penyusunan laporan dan
responsi sebanyak 6 jam.
Kecuali kedua ketentuan pokok di atas, penentuan program KKN sebagai kegiatan
intrkurikuler juga ditentukan karena (1) mempunyai status yang jelas dalam kurikulum,
(2) diprogram dalam Kartu Rencana Studi, dan (3) ada pem-binaan, bimbingan, dan
evaluasi.

B. Jangka Waktu
Kegiatan program KKN UAD dalam setiap tahun akademik dibagi menjadi dua
semester. Pelaksanaan kegiatan pada setiap semester dilakukan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan (kegiatan dilakukan oleh LPM UAD dan dengan waktu 6 minggu)
untuk observasi, pendekatan sosial maupun kelembagaan, penentuan wilayah, penge-
lompokan mahasiswa KKN, penentuan dan pelatihan DPL KKN, dan observasi
maupun negosiasi DPL ke lokasi kerja KKN.
2. Tahap pembekalan (untuk mahasiswa, baik tatap muka untuk teoretik, tatap muka
untuk praktik, maupun tugas mandiri) selama 4 minggu
3. Tahap pelaksanaan terdiri atas
a. kegiatan mahasiswa untuk survei, pendekatan sosial maupun kelembagaan, dan
perencanaan program selama 2 minggu
b. kegiatan mahasiswa untuk operasional atau realisasi program kerja di lokasi
KKN selama 4 minggu
4. Tahap penyusunan laporan dan responsi (dilakukan oleh mahasiswa dan dengan
waktu 1 minggu).
5. Tahap responsi dengan waktu satu minggu.
6. Tahap Penyelesaian selama 6 minggu, dengan rincian:
a. dilakukan DPL 2 minggu, dan
b. dilakukan Pusat P2KKN dan/atau LPM 4 minggu

C. Kelembagaan
KKN UAD diatur dan diselenggarakan LPM UAD dan dilaksanakan oleh Pusat
P2KKN dengan dibantu oleh (1) sejumlah staf yang terdiri atas dosen dan karyawan yang
dikelompokkan dalam bidang-bidang tugas tertentu dan (2) sejumlah DPL. Semua
pelaksana KKN UAD (yakni Pimpinan Universitas, Pejabat LPM, Pejabat dan Staf Pusat
P2KKN, dan DPL) merupakan satu satuan tugas yang bertanggung jawab atas
kelancaran, ketertiban, dan kesuksesan pelaksa-naan KKN UAD.
Struktur organisasi penyelenggara dan pelaksana KKN UAD, terdiri atas:
1. Penanggung Jawab, yakni:
a. Rektor dan Wakil Rektor
b. Kepala LPM
2. Pelaksana Operasional, yakni Ketua Pusat P2KKN UAD, Sekretaris Pusat P2KKN
UAD, dengan dibantu oleh sejumlah DPL dan sejumlah staf untuk bidang-bidang
berikut:
a. Staf Bidang Kesekretariatan
b. Staf Bidang Keuangan (dengan sebutan Bendahara Pusat P2KKN)
c. Staf Bidang Perencanaan Pelaksanaan KKN
d. Staf Bidang Pembekalan dan Pengkoordinasian Program Mahasiswa KKN
e. Staf Bidang Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan Pengembangan
f. Staf Bidang Protokoler, Komunikasi, dan Dokumen-tasi
g. Staf Bidang Perlengkapan, Transportasi, dan Ako-modasi
h. Staf Bidang Logistik dan Kesehatan
Ketua dan Sekretaris Pusat P2KKN UAD diangkat oleh Rektor dengan masa tugas
sama dengan Kepala dan Sekretaris LPM UAD. DPL diangkat oleh Rektor untuk masa
tugas tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur LPM UAD. Adapun staf untuk semua
bidang, baik koordinator staf maupun anggota, ditentukan dan/atau ditunjuk melalui
penugasan oleh Kepala LPM UAD untuk masa temporal.
Adapun deskripsi tugas pelaksana KKN UAD diatur sebagai berikut.
1. Kepala LPM
a. Memimpin dan melaksanakan wewenang di bidang peningkatan pengembangan
UAD dalam bidang tugas LPM termasuk di dalamnya subkegiatan KKN.
b. Melaksanakan fungsi sebagai pengelola tertinggi yang meliputi perencanaan,
pembuatan keputusan, pengarahan, koordinasi, pengawasan, dan penyem-
purnaan bagi tercapainya tujuan KKN UAD.
c. Melaksanakan hubungan keluar, seperti pendekatan sosial, instansional,
kedinasan, maupun kelemba-gaan.
d. Menjalin kerja sama dengan Pemda, Instansi-Instansi, maupun Dinas-Dinas di
tingkat Kabupaten serta dengan Camat/Pimpinan Wilayah.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas LPM – termasuk di dalamnya KKN –
kepada Rektor UAD.
2. Sekretaris LPM
a. Menyiapkan dan memproses surat-surat (termasuk pula serah terima maupun
MoU, permohonan stimulan ke Pemda/BAPPEDA untuk lokasi kerja KKN)
yang berkaitan dengan tugas-tugas LPM, termasuk semua hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan KKN.
b. Mendokumentasikan semua surat menyurat maupun bahan-bahan tertulis
lainnya.
c. Menerima laporan kegiatan KKN baik dari dosen maupun mahasiswa serta
menerima, menyimpan, dan/atau memproses nilai-nilai KKN, baik nilai
pembekalan maupun pelaksanaan operasional.
d. Bersama-sama dengan Koordinator Lapangan mengurus permohonan dana
stimulan ke Pemda/ BAPPEDA dan meneruskannya ke lokasi kerja KKN.
3. Ketua Pusat P2KKN
a. Bertindak sebagai Ketua Harian dalam tugas-tugas pelaksanaan program KKN
UAD.
b. Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi,
mengawasi, dan menyempurnakan kegiatan pada pelaksanaan KKN UAD.
c. Melakukan rekruitmen calon DPL, baik melalui pendaftaran, pendekatan
personalia, dan/atau pengiriman oleh fakultas.
d. Bersama Kepala LPM mengadakan seleksi dan/atau menentukan DPL KKN.
e. Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh staf bidang atau DPL.
f. Membantu/mendampingi Kepala LPM dalam melakukan persiapan maupun
melaksanakan kegi-atan untuk menjalin kerja sama dengan Pemda, Instansi-
Instansi, maupun Dinas-Dinas di tingkat Kabupaten serta dengan
Camat/Pimpinan Wilayah.
g. Bertanggung jawab atas terlaksananya KKN UAD dengan sebaik-baiknya
kepada Kepala LPM.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Kepala LPM.
4. Sekretaris Pusat P2KKN
a. Menyiapkan dan memproses surat-surat (termasuk pula serah terima maupun
MoU) yang berkaitan dengan tugas-tugas KKN.
b. Mendokumentasikan semua surat menyurat maupun bahan-bahan tertulis lainnya
yang berkaitan dengan KKN.
c. Mengurus pendaftaran mahasiswa calon peserta Pembekalan KKN maupun
Pendaftaran Peserta KKN UAD melalui fakultas.
d. Membuat piagam penghargaan untuk Bupati, Camat, Kades/Lurah, DPL KKN,
maupun para dosen yang menjadi pemberi materi pembekalan.
e. Membantu menyusun anggaran KKN untuk satu tahun maupun semester.
f. Menyusun rencana kebutuhan bahan dan/atau alat untuk keperluan tata usaha
dan keuangan.
g. Membuat publikasi kegiatan KKN.
h. Menerima dan menyimpan Laporan Pembekalan KKN dan Nilai Pembekalan
(dari Pusat Kajian dan Diklat maupun Laporan Pelaksanaan KKN (dari
Mahasiswa maupun DPL) dan Nilai KKN (dari DPL).
i. Menyerahkan Nilai KKN (khusus para mahasiswa yang telah membereskan
administrasi maupun keuangan KKN) ke BAA.
j. Membuat laporan akhir pelaksanaan KKN.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah atasan.
l. Bertanggung jawab kepada Kepala LPM/Ketua Pusat P2KKN.
5. Staf Bidang Kesekretariatan
a. Membantu Sekretaris LPM maupun Pusat P2KKN dalam melaksanakan tugas-
tugas administrasi kesekretariatan meliputi: pengetikan, pemrosesan, dan
pengarsipan surat-menyurat.
b. Mendokumentasikan bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan program-
program Pusat P2KKN.
c. Membantu menyiapkan rapat-rapat yang diseleng-garakan Pusat P2KKN.
d. Mengetik dan/atau menggandakan makalah, format-format, dan perlengkapan
lain yang diperlukan dalam pelaksanaan KKN.
e. Mengetik, menggandakan, dan/atau menjilid laporan pelaksanaan KKN.
f. Mengetik piagam untuk mahasiswa dan semua pihak yang berkaitan dengan
pelaksanaan KKN.
g. Membantu pembagian perlengkapan/perbekalan KKN.
h. Mengurus presensi dalam pelaksanaan Pembekalan KKN.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Ketua/ Sekretaris Pusat P2KKN.
j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
6. Staf Bidang Keuangan
a. Menyusun rencana anggaran KKN berdasarkan kebutuhan tiap-tiap bidang
kegiatan.
b. Melakukan dan bertanggung jawab atas kelancaran administrasi keuangan,
diantaranya dalam kegiatan penerimaan, pengambilan, penyimpanan, pengeluar-
an, penggunaan, maupun pembukuan uang serta pembuatan SPJ anggaran.
Pengambilan dan/atau pengeluaran uang harus atas seizin Kepala LPM dan/atau
Ketua Pusat P2KKN.
c. Mendistribusikan uang untuk biaya hidup peserta, stimulan, honorarium, dan
kegiatan-kegiatan KKN atau terkait dengan KKN yang memerlukan dana dari
Pusat P2KKN (dengan catatan hal tersebut telah menjadi keputusan Pusat
P2KKN dan/atau LPM UAD.
d. Membuat laporan akhir keuangan seluruh rangkaian kegiatan KKN.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan yang diberikan oleh
Ketua/Sekretaris Pusat P2KKN.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
7. Staf Bidang Perencanaan Pelaksanaan KKN
a. Bersama Ketua/Sekretaris Pusat P2KKN merenca-nakan dan menyiapkan lokasi
KKN dengan terlebih dahulu melakukan observasi.
b. Menyiapkan proposal umum pelaksanaan KKN dengan berdasar pada hasil
observasi.
c. Mengurus izin dan melakukan pendekatan kelemba-gaan untuk pelaksanaan
KKN.
d. Menyusun dan menyiapkan rencana survei yang dilaksanakan oleh DPL maupun
peserta KKN.
e. Membantu Staf Bidang Pembekalan dan Pengkoordinasian Program Mahasiswa
KKN dalam mengurus pemberi materi pembekalan dari Pemda Kabupaten
maupun Kecamatan.
f. Melakukan pendataan, pendaftaran, dan/atau penge-lompokan peserta
Pembekalan KKN maupun peserta KKN.
g. Mendistribusikan peserta KKN sesuai dengan lokasi KKN ditentukan Pusat
P2KKN.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan yang diberikan oleh
Ketua/Sekretaris Pusat P2KKN.
i. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
8. Staf Bidang Pembekalan dan Pengkoordinasian Program Mahasiswa KKN
a. Menyusun konsep kegiatan pembekalan (meliputi: materi diklat, penjadwalan,
dan petugas) dan peraturan pelaksanaan pengadaan diklat dan kemudian (setelah
dibahas dan disetujui/ditetapkan Pusat P2KKN) meneruskan ke Pusat Kajian dan
Diklat untuk dilaksanakan.
b. Membantu Pusat Kajian dan Diklat mencari pemberi materi dan mengumpulkan
makalah dari para pemberi materi.
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan Pembekalan KKN.
d. Membantu Pusat Kajian dan Diklat menyusun instrumen dan melaksanakan
evaluasi dalam Pembekalan KKN.
e. Mengumpulkan dan bertanggung jawab atas nilai-nilai mahasiswa peserta
Pembekalan KKN yang diserahkan oleh Pusat Kajian dan Diklat.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan yang diberikan oleh
Ketua/Sekretaris Pusat P2KKN.
g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
9. Staf Bidang Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan Pengem-bangan
a. Menyusun dan menyiapkan rencana monitoring, pemantauan kedisiplinan, dan
evaluasi pelaksanaan tahap operasional di lokasi KKN.
b. Bersama Pimpinan LPM melaksanan evaluasi atas tugas Koordinator Lapangan
dan DPL.
c. Mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan DPL dalam pembimbingan dan
pendekatan sosial maupun kelembagaan di lokasi KKN.
d. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan program KKN baik secara langsung
di lapangan maupun melalui laporan periodik.
e. Melaksanakan pengumpulan data maupun informasi mengenai seluruh kegiatan
KKN.
f. Menyiapkan dan mengatur kunjungan LPM maupun Pimpinan Universitas.
g. Mengkoordinasi pelaksanaan responsi.
h. Membantu Sekretaris LPM dan Sekretaris Pusat P2KKN menerima penyerahan
Laporan Mahasiswa KKN, Laporan DPL KKN, maupun Nilai Mahasiswa KKN.
i. Menyelenggarakan evaluasi program KKN sebagai bahan bagi penyusunan,
pengaturan, maupun pengembangan KKN UAD.
j. Melakukan penelitian untuk bahan perencanaan pengembangan program KKN
maupun untuk kesempurnaan pelaksanaan KKN.
k. Membantu Sekretaris LPM dan Sekretaris Pusat P2KKN dalam menyusun
Laporan Pelaksanaan KKN.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
m. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KepalaLPM/Ketua Pusat
P2KKN.
10. Staf Bidang Protokoler, Komunikasi, dan Dokumentasi
a. Menyusun, mengatur, dan melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan
protokoler, termasuk di dalamnya Upacara Pembukaan Pembekalan, Upacara
Pelepasan, Upacara Penerjunan, Upacara Penyerahan (di lokasi KKN), dan
Penarikan KKN.
b. Mengurus/melakukan koordinasi dengan Pemda (Desa, Kecamatan, dan/ atau
Kabupaten) maupun Pimpinan Universitas tentang jadwal dan tata laksana yang
berkaitan dengan Upacara Pembukaan Pembekalan, Upacara Pelepasan, Upacara
Pener-junan, Upacara Penyerahan (di lokasi KKN), dan Penarikan (dari lokasi
KKN).
c. Menyiapkan dan/atau mengatur petugas (seperti pengacara, komandan upacara,
pembaca Al Qur’an, pemimpin doa) serta menyusun acara (lengkap dengan mata
acara dan alokasi waktunya) pada upacara pembukaan pembekalan, pelepasan,
penerjunan, penyerahan, maupun penarikan mahasiswa KKN.
d. Mengkomunikasikan dan/atau mengkoordinasikan acara (lengkap dengan mata
acara dan alokasi waktunya) pada upacara pembukaan pembekalan, pelepasan,
penerjunan, penyerahan, maupun penarikan mahasiswa KKN. (di desa,
kecamatan, atau kabupaten) kepada/dengan pihak-pihak terkait.
e. Menyiapkan dan mengatur penandatangan Berita Acara Penyerahan, Berita
Acara Kunjungan Pimpinan Universitas, Berita Acara Penarikan, dan berita
acara lainnya.
f. Mengatur pelaksanaan penerjunan maupun penarikan, termasuk mengelola
dan/atau mengadakan penyediaan kendaraan sesuai dengan keperluan.
g. Merencanakan, menyusun, dan melaksanakan tugas kehumasan.
h. Merencanakan, menyusun, dan/atau melaksanakan tugas mempublikasikan
kegiatan KKN melalui media cetak maupun elektronik sebagai sarana publikasi
Universitas Ahmad Dahlan.
i. Menghubungi, menyertai, dan/atau melayani wartawan media cetak maupun
elektronik serta pihak-pihak lain yang terkait dengan KKN dalam upacara
pelepasan, penerimaan di lokasi KKN, kunjungan ke lokasi KKN, dan acara lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan KKN.
j. Mendokumentasikan (foto, audio, dan/atau video) peristiwa penting dalam
pelaksanaan KKN untuk kepentingan Universitas.
k. Menyiapkan spanduk baik untuk lingkungan kampus, luar kampus, maupun
lokasi KKN.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
m. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
11. Staf Bidang Perlengkapan, Transportasi, dan Akomodasi
a. Menyediakan/menyiapkan perlengkapan dan tempat untuk Upacara Pembekalan,
Pelepasan, Penerjunan, maupun Penarikan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat kegiatan pembekalan.
c. Mengurus/menyiapkan sarana transportasi untuk mobilitas Pusat P2KKN dalam
persiapan, pembe-kalan, pengurusan izin dan pendekatan sosial maupun
kelembagaan, operasional di lapangan, dan lain-lain.
d. Melaksanakan penjemputan/pengantaran pihak-pihak yang diundang oleh Pusat
P2KKN dalam persiapan, pembekalan, maupun pelaksanaan KKN.
e. Mengurus konsumsi dalam kegiatan yang dilakukan Pusat P2KKN, baik rapat-
rapat, pembekalan, penerjunan, penarikan, maupun kegiatan lainnya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
12. Staf Bidang Logistik dan Kesehatan
a. Melakukan survei mengenai lokasi-lokasi KKN berkaitan dengan upaya
mengatasi gangguan dan/atau mencegah wabah suatu penyakit yang menimpa
peserta maupun pelaksana KKN.
b. Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan pengadaan serta mengatur
distribusi kebutuhan bahan dan alat untuk seluruh kegiatan KKN (misalnya
tanda peserta, buku dan alat tulis lainnya, obat-obatan, dan/atau yang lain).
c. Menerima dan mengecek bahan dan alat (sudah sesuai ataukah belum dengan
kebutuhan/permintaan)
d. Menginventarisasi, mengatur, memelihara, dan/atau menyimpan bahan dan alat
yang dimiliki KKN UAD.
e. Memeriksa dan/atau memonitor kesehatan pendaftar maupun peserta KKN.
f. Bersama DPL KKN melakukan pengurusan dan/atau memberikan bantuan jasa
(seperti pengurusan Dana Sehat Muhammadiyah dan Jasa Raharja) untuk semua
hal yang berkaitan dengan kesehatan/ keselamatan pelaksana maupun peserta
KKN.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
h. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
13. Koordinator Lapangan
a. Bersama-sama dengan Staf Bidang Protokoler, Komunikasi, dan Dokumentasi
mengurus semua aktivitas yang berkaitan dengan upacara pelepasan, penerjunan,
penyerahan, dan penarikan peserta KKN ke Pemda (Desa/Kelurahan,
Kecamatan, dan/atau Kabupaten).
b. Bertindak sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas DPL di lapangan
maupun dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di wilayah kerjanya.
c. Membantu tugas Staf Bidang Perencanaan dan Pengkoordinasian Program
Mahasiswa KKN dalam melakukan konsultasi dan/atau negosiasi mengenai
penempatan unit maupun kelompok mahasiswa KKN.
d. Mengkoordinasi pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap mahasiswa
KKN dalam wilayah kerjanya.
e. Membantu tugas Staf Bidang Perencanaan dan Pengkoordinasian Program
Mahasiswa KKN dalam melakukan koordinasi menyusun rencana kegiatan
mahasiswa KKN dan mengatasi masalah kegiatan yang timbul di wilayah
kerjanya.
f. Mengunjungi dan/atau memantau kegiatan dan kondisi peserta KKN di lapangan
(termasuk pula kedisiplinan, moralitas, dan etika).
g. Melakukan konsultasi dan/atau koordinasi dengan Pemerintah setempat
(Desa/Kelurahan maupun Kecamatan) untuk mempersiapkan, menyusun, dan
melaksanakan diskusi dalam rangka pembimbingan dan pengawasan KKN
maupun pelaksanaan Tahap Tindak Lanjut KKN UAD dapat berjalan lancar dan
tertib.
h. Menyusun laporan tertulis dan menyerahkannya kepada Ketua/Sekretaris Pusat
P2KKN.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
14. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
a. Bertindak sebagai Tim Pengelola KKN UAD di tingkat unit/kelompok kerja.
b. Bersama-sama dengan Staf Bidang Perencanaan Pelaksanaan KKN
mengadakan orientasi dan observasi pendahuluan ke lokasi kerja KKN (dengan
Surat Tugas dari LPM, tanpa ada surat lain karena baru mencari kemungkinan
untuk penentuan wilayah KKN).
c. Melakukan pendekatan sosial dengan Kadus/Kades dan induk semang tempat
pemondokan mahasiswa selama melaksanakan KKN (dengan Surat Tugas dari
LPM dan membawa fotokopi Surat Izin Pelaksanaan KKN serta persetujuan dari
pihak-pihak terkait).
d. Membantu melancarkan proses pendekatan sosial mahasiswa KKN dengan
masyarakat, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, instansi, dinas, maupun
persyarikatan.
e. Menegakkan kedisiplinan mahasiswa dalam melak-sanakan tugas KKN.
f. Memberikan motivasi maupun mengarahkan mahasiswa KKN dalam
pelaksanaan program-program KKN dan membantu memecahkan masalah-
masalah dan hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa.
g. Memantau interaksi antarmahasiswa KKN dan antara mahasiswa KKN dengan
perangkat desa, aparat tingkat kecamatan, instansi/dinas, persyarikatan
Muhammadiyah, dan masyarakat untuk dilaporkan kepada Staf Bidang
Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan Pengembangan KKN UAD.
h. Mengarahkan dan mengendalikan kegiatan, perilaku, moralitas, maupun etika
mahasiswa secara teratur dan berkesinambungan.
i. Mengarahkan, memeriksa, menampung, dan menyalurkan data kegiatan dan
laporan dari mahasiswa baik insidental, berkala, maupun akhir pelaksanaan.
j. Melakukan penilaian dalam rangka evaluasi serta menyerahkan nilai seluruh
peserta KKN yang dibimbingnya ke Sekretaris Pusat P2KKN.
k. Membina kerja sama dengan perangkat desa, aparat keamanan, instansi, dinas,
persyarikatan Muham-madiyah, dan masyarakat di lokasi KKN.
l. Menugaskan kepada mahasiswa masing-masing unit untuk membuat berita acara
bahwa pada saat penarikan KKN mahasiswa tidak ada persoalan yang berkaitan
dengan pinjam-meminjam, penggunaan peralatan, dan lain-lain dengan induk
semang maupun perangkat desa.
m. Menyusun laporan tertulis mengenai kegiatan pembimbingan mahasiswa KKN
yang telah dilakukan.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan atas perintah Ketua Pusat P2KKN.
o. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LPM/Ketua Pusat
P2KKN.
Di samping tata organisasi di atas, untuk kelancaran dan koordinasi pelaksanaan
kegiatan mahasiswa di lokasi KKN, ditentukan tata laksana organisasi mahasiswa KKN
UAD yang terdiri atas:
a. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Unit
b. Ketua Kelompok dan/atau Koordinator Mahasiswa tingkat Desa (Kordes)
c. Koordinator Mahasiswa tingkat Kecamatan (Korcam)
Personalia tata laksana organisasi mahasiswa KKN UAD dibentuk dan diangkat atas
kesepakatan mahasiswa peserta KKN dalam wilayah lokasi kerjanya.
Adapun deskripsi tugas dan tanggung jawab Korcam, Kordes/Ketua Kelompok,
serta Ketua, Sekretaris, dan Ben-dahara Unit adalah sebagai berikut.
a. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Unit
1) Melaksanakan konsolidasi dan koordinasi kegiatan mahasiswa di unitnya
2) Melaporkan semua kegiatan dan permasalahan kepada DPL
b. Ketua Kelompok dan/atau Koordinator Mahasiswa tingkat Desa (Kordes)
1) Melaksanakan koordinasi kegiatan mahasiswa di kelompoknya atau se-wilayah
desanya
2) Bersama-sama dengan Koordinator Mahasiswa KKN tingkat Kecamatan
(Korcam) melakukan pengaturan alokasi peminjaman fasilitas transportasi dari
UAD kemudian mengurusnya ke Kepala LPM maupun Kepala BAU. Hal ini
perlu dilakukan mengingat sarana transportasi yang dimiliki UAD sangat
terbatas dan dipergunakan untuk berbagai keperluan operasional prodi, jurusan,
fakultas, biro, dan lembaga di lingkungan UAD maupun staf Rektorat. (Catatan:
Bantuan transportasi untuk KKN Reguler tidak diberikan untuk kegiatan tingkat
unit maupun kelompok, namun diberikan paling rendah untuk kegiatan
antarkelompok)
3) Mengatur tugas piket di Desa dan/atau Kecamatan masing-masing lokasi kerja
KKN.
4) Melaporkan semua kegiatan dan permasalahan kepada DPL
c. Koordinator Mahasiswa tingkat Kecamatan (Korcam)
1) Melaksanakan koordinasi kegiatan mahasiswa se-kecamatan
2) Bersama-sama dengan Korcam mengatur tugas piket di Kecamatan masing-
masing lokasi kerja KKN (jika hal itu dipandang perlu)
3) Melaporkan semua kegiatan dan permasalahan kepada DPL
D. Dana
Dana yang dipergunakan untuk biaya persiapan, pembekalan, operasional, dan
pelaporan pelaksanaan KKN diperoleh dari
1. Alokasi anggaran belanja UAD, di antaranya didapat dari pembayaran biaya KKN
atau credit fee matakuliah KKN yang berbobot 4 sks.
2. Partisipasi aktif dari para mahasiswa baik yang dikoordinasikan oleh Universitas
Ahmad Dahlan dalam bentuk Tabungan Akomodasi dan Transportasi KKN (meliputi
biaya untuk transportasi, biaya hidup dan pemondokan di lokasi unit KKN,
pengadaan buku panduan, dan lain-lain) maupun yang dikeluarkan langsung oleh
para mahasiswa di lokasi kerja KKN (berupa biaya penyusunan proposal, biaya
untuk kegiatan atau pelaksanaan program KKN, biaya untuk penyusunan laporan
pelaksanaan KKN, dan lain-lain).
3. Bantuan pemerintah, persyarikatan, lembaga-lembaga lain, maupun perseorangan
dengan catatan bantuan tersebut tidak mengikat.
4. Pembiayaan yang diperoleh dari pemerintah, persya-rikatan, lembaga-lembaga lain,
maupun perseorangan penggunaannya diatur sesuai dengan ketentuan atau peraturan
yang berlaku/disyaratkan (baik ketentuan yang berkaitan dengan pemberi dana,
pemerintah, maupun persyarikatan.
5. RAPB KKN disusun oleh Pimpinan LPM dengan dasar dana alokasi umum yang
disediakan oleh Universitas.
E. Kerjasama
Dalam pelaksanaan KKN UAD diperlukan adanya kerja sama, baik ke dalam
maupun ke luar. Kerja sama ke luar seperti kerja sama dengan Perguruan Tinggi lain,
dinas atau instansi lain, lembaga atau majelis di lingkungan persyarikatan
Muhammadiyah dapat dan/atau perlu dilakukan. Kerja sama tersebut dapat berupa (a)
pemanfaatan sumber daya dalam pelaksanaan KKN, (b) penyelenggaraan kegiatan
bersama, dan (b) bentuk-bentuk lain yang dipandang perlu untuk pelaksanaan KKN.
Semua kerja sama tersebut dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu visi dan misi
serta tugas pokok Universitas Ahmad Dahlan dan dilaksanakan dengan tujuan saling
menguntungkan.

Adapun kerja sama ke dalam, merupakan hal yang mutlak harus dilaksanakan.
Bentuk kerja sama ke dalam ini antara lain adanya jalinan yang erat dan penuh perhatian
di antara semua pihak di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan, terutama dengan
fakultas dan program studi dalam pengaturan kegiatan akademik dan dosen wali dalam
persiapan pelaksanaan KKN (dalam hal ini pendaftaran peserta KKN).

F. Pembimbingan dan Pengawasan


Dalam pelaksanaan KKN UAD, agar semua kegiatan program KKN yang
dilaksanakan oleh mahasiswa dapat berjalan dengan lancar dan berhasil baik, dilakukan
peng-arahan, pembimbingan, dan pengawasan. Dalam hal ini prinsip yang digunakan
adalah moto Depdiknas ”Tut Wuri Handayani” serta visi dan misi dakwah amar makruf
nahi munkar.
Arahan dan bimbingan diberikan untuk membantu mahasiswa dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai peserta
KKN UAD baik pada tahap survei maupun tahap pelaksanaan agar mereka tidak salah
arah atau tidak sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Arahan dan bimbingan
juga dilaksanakan untuk tahap penyusunan proposal kegiatan maupun penyusunan
laporan. Baik arahan maupun bimbingan dalam kegiatan ini dilakukan oleh DPL dan/atau
Pusat P2KKN bilamana dipandang perlu. Kecuali itu, pengarahan dan pembimbingan
dapat pula diberikan oleh Pemda (Desa/ Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten)
Adapun pengawasan dimaksudkan agar (1) semua kegiatan dapat berlangsung tertib
dan terarah dan (2) perilaku, sopan santun, dan etika dilakukan sebagaimana diatur dalam
tata tertib khususnya maupun ajaran Islam pada umumnya. Pengawasan dilakukan oleh
DPL dan Pusat P2KKN, maupun Pemerintah setempat.
Agar kegiatan mahasiswa dapat berhasil dengan baik dan tertib, demikian pula
kegiatan pembimbingan dan pengawasan dapat berlangsung sesuai dengan prinsip di atas,
berbagai kegiatan perlu dilaksanakan. Berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan itu
antara lain:
1. kunjungan ke lokasi KKN UAD oleh DPL dilakukan 5 kali selama pelaksanaan
KKN.
2. diskusi untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan-
kegiatan mahasiswa, baik mengenai hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
maupun bagaimana usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi
3. diskusi yang dilakukan oleh peserta dan pelaksana KKN (dikoordinasi oleh
Koordinator Lapangan) bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan setempat dan
dihadiri oleh Muspika, Dinas/Instansi, Pimpinan (Kades dan para Pamong) wilayah
setempat, DPL dan mahasiswa KKN yang bertugas di unit/kelompok yang
bersangkutan. Diskusi ini dipimpin oleh Camat dan pelaksanaannya dibantu oleh
mahasiswa KKN.
Selain ketiga kegiatan di atas, dalam kaitan dengan bimbingan dan pengawasan
pada tahap operasional di lokasi kerja, mahasiswa diharuskan untuk:
1. mengisi Buku Aktivitas Harian yang berisi catatan aktivitas mahasiswa sejak tiba di
lokasi kerja KKN sampai dengan saat penarikan
2. mengisi Kartu Izin apabila meninggalkan wilayah lokasi kerja KKN selama 6 jam
atau lebih
3. membuat Matriks Program Kerja KKN dan Pelak-sanaannya, dan
4. mengisi Buku Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan KKN.
Butir 1 dan 2 dilaksananakan secara individual, sedangkan butir 3 dan 4 dikerjakan
secara kolegial. Di samping itu, mahasiswa harus mengetik data yang terdapat dalam
Buku Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan KKN dan menyerahkannya ke Koordinator
Lapangan dalam bentuk disket dan print out (rangkap tiga). Penyerahan dilaksanakan
pada saat Upacara Penarikan KKN.
BAB III
PERSIAPAN
A. Pendaftaran Peserta
Peserta KKN UAD adalah mahasiswa dari semua program studi di lingkungan
UAD yang memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa yang bersangkutan minimal telah duduk di semester 7 dan terdaftar
sebagai mahasiswa pada semester yang sedang berjalan, minimal telah lulus
matakuliah sejumlah 120 sks dan dengan indeks prestasi kumulatif minimal 2,00,
telah lulus 3 dari 4 matakuliah paket yang diprogramkan oleh LPSI, dan lulus tes
membaca Al Qur-an.
2. Mahasiswa yang bersangkutan harus memasukkan KKN dalam Kartu Rencana Studi
(selanjutnya disingkat KRS) sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh BAA.
3. Mahasiswa yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta KKN (dilakukan dengan
mengisi Blanko Pendaftaran KKN dan memohon persetujuan Dosen Wali, kemudian
menyerahkan blanko tersebut ke Kantor LPM) harus mengikuti Tahap Pembekalan
KKN. Untuk dapat mengikuti Tahap Pembekalan KKN, mahasiswa calon peserta
KKN tersebut harus sudah melunasi seluruh biaya KKN.
4. Mahasiswa yang tidak lulus dalam mengikuti Tahap Pembekalan KKN tidak dapat
mengikuti Tahap Pelaksanaan di Lokasi KKN. Untuk dapat meng-ikuti Tahap
Pelaksanaan di Lokasi KKN, yang bersangkutan harus mengulang lagi pada Tahap
Pembekalan KKN berikutnya.
5. Mahasiswa yang bersangkutan bersedia mengikuti Tahap Pelaksanaan di Lokasi
KKN sesuai dengan unit, kelompok, dan periode KKN yang ditentukan oleh Pusat
P2KKN.
6. Mahasiswi yang mengikuti Tahap Pelaksanaan di Lokasi KKN tidak dalam keadaan
hamil.
7. Mahasiswa yang dalam keadaan sakit atau memiliki penyakit kambuhan harus
melampirkan Surat Keterangan Dokter dalam pendaftaran KKN.
8. Mahasiswa yang di samping kuliah juga bekerja sebagai pegawai wajib menyerahkan
fotokopi SK Kepegawaian dalam pendaftaran KKN.
9. Mahasiswa yang memilih mengikuti KKN Reguler, selama jangka waktu Kegiatan
untuk Operasional di Lokasi KKN (selama satu bulan), tidak diizinkan mengikuti
kegiatan akademik lain (seperti bimbingan skripsi, PPL, PKL, dan ujian
ulangan/ujian perbaikan).
Adapun prosedur dan alur proses KKN di Universitas Ahmad Dahlan diatur
sebagai berikut.
1. Mahasiswa mengisikan matakuliah KKN ke dalam KRS sesuai dengan ketentuan
BAA.
2. Mahasiswa melunasi biaya KKN.
3. Mahasiswa meminta password untuk pendaftaran KKN online kepada admin LPM
UAD dengan menunjukkan kuitansi pembayaran biaya KKN.
4. Mahasiswa melaksanakan pendaftaran KKN online dan menyerahkan print out
pendaftaran yang sudah ditandatangani dosen wali.
5. Mahasiswa memasukkan blanko Pendaftaran KKN ke LPM bersamaan dengan
jadwal pengisian KRS semester yang bersangkutan.
6. LPM mengeluarkan Daftar Peserta Pembekalan KKN.
7. Mahasiswa mengambil buku Pedoman KKN dan buku materi pembekalan KKN di
LPM dengan menyerahkan bukti pelunasan biaya KKN.
8. Mahasiswa mengikuti Pembekalan KKN.
9. Mahasiswa menyerahkan (a) sertifikat keikutsertaan dalam penataran/pelatihan, (b)
sertifikat/surat keterangan telah lulus 3 dari 4 matakuliah paket yang diprogramkan
oleh LPSI, dan (c) sertifikat/surat keterangan telah lulus tes membaca Al Qur-an.
10. LPM mengeluarkan Daftar Mahasiswa yang Berangkat ke Lokasi KKN beserta
lokasinya.
Catatan:
Keputusan LPM mengenai mahasiswa yang berangkat ke lokasi KKN berdasar atas
(a) kelulusan dalam Pembekalan, (b) kelengkapan sertifikat/surat keterangan telah
lulus 3 dari 4 matakuliah paket yang diprogramkan oleh LPSI, (c) surat keterangan
telah lulus tes membaca Al Qur-an, dan (d) bukti pelunasan biaya KKN.
11. Mahasiswa yang tidak tercantum di Daftar Mahasiswa yang Berangkat ke Lokasi
KKN berarti (a) tidak lulus dalam Pembekalan atau (b) keberangkatan ke lokasi KKN
ditangguhkan karena alasan tertentu. Mereka itu harus meminta surat keterangan
kepada Sekretaris Pusat P2KKN untuk mengikuti Pembekalan KKN pada periode
berikutnya (bagi yang tidak lulus Pembekalan) atau untuk berangkat ke lokasi KKN
(bagi yang ditunda keberangkatannya).
Catatan:
Tanpa menunjukkan surat keterangan tersebut mahasiswa tidak dapat mengikuti
Pembekalan KKN atau Keberang-katan ke Lokasi KKN pada periode berikutnya.
12. Mahasiswa melaksanakan survei di lokasi KKN dan kemudian menyusun program
kerja KKN (dengan dikoordinasikan oleh DPL KKN dan/atau Koordinator
Lapangan).
13. Mahasiswa mendiskusikan/mengkoordinasikan rencana pelaksanaan program kerja
bersama-sama dengan DPL (misalnya untuk mengatur program-program yang perlu
dikerjakan bersama-sama baik antarunit maupun antar-kelompok).
14. Mahasiswa menyerahkan (a) Laporan Hasil Survei, (b) Rekapitulasi Rencana
Program Kerja (yang dilengkapi dengan anggaran masing-masing kegiatan), dan (c)
Pro-posal Kegiatan KKN ke LPM.
15. LPM mengajukan permohonan dana stimulan ke BAPPEDA dengan dilampiri
proposal yang diserahkan kelompok mahasiswa KKN (Khusus untuk Pemda yang
menyediakan dana stimulan).
16. Mahasiswa diterjunkan ke lokasi KKN untuk melaksanakan program kerja yang
telah dirancang, dengan didahului Upacara Penerjunan KKN.
17. Mahasiswa diserahkan ke Pemda pada lokasi KKN dengan Upacara Penyerahan
Mahasiswa KKN (bertempat di Kantor Kecamatan atau tempat lain yang ditentukan
oleh Pemda terkait) dan kemudian pada hari berikutnya langsung melaksanakan
program kerja yang telah dirancang.
18. DPL melaksanakan bimbingan maupun evaluasi dan LPM mengadakan monitoring.
19. Mahasiswa menyusun (a) Laporan Pelaksanaan KKN dan menyerahkannya ke DPL
maupun pihak-pihak lain yang dipandang perlu selambat-lambatnya seminggu
setelah penarikan dan (b) Rekapitulasi Pelaksanaan Program Kerja dan
menyerahkannya ke LPM sehari setelah penarikan.
20. Mahasiswa yang mendapatkan bantuan stimulan dari Pemda maupun lembaga
lainnya wajib menyusun Laporan Penggunaan Dana Stimulan dan kemudian
menyerahkannya ke DPL pada saat dan di tempat Upacara Penarikan. (Selanjutnya
DPL menyerahkan ke Koordinator Lapangan sehari setelah penarikan).
21. Mahasiswa ditarik dari lokasi KKN dengan Upacara Penarikan.
22. Mahasiswa mengikuti responsi yang diselenggarakan oleh DPL masing-masing
selambat-lambatnya seminggu setelah penarikan dari lokasi KKN.
23. DPL menyerahkan nilai KKN ke LPM selambat-lambatnya seminggu setelah
responsi. Jika dalam batas waktu ini Nilai KKN tidak diserahkan oleh DPL, LPM
akan memberikan nilai C kepada mahasiswa yang dibim-bingnya.
24. LPM menyerahkan nilai KKN ke BAA.
B. Pengelompokan dan Penempatan Lokasi
Peserta KKN UAD dalam Tahap Pelaksanaan KKN dikelompokkan dengan suatu
sistem dan ditempatkan di wilayah tertentu. Sistem pengelompokan peserta KKN
menggunakan istilah Unit dan Kelompok, sedangkan penempatan peserta didasarkan
pada pembicaraan antara Pusat P2KKN UAD dengan Kecamatan/Desa yang menjadi
lokasi KKN.

Jumlah mahasiswa untuk tiap unit antara 7 – 9 orang. Setiap tiga unit
dikoordinasikan menjadi sebuah satuan yang disebut kelompok dan dibimbing oleh
seorang DPL. Selanjutnya setiap 4 kelompok dikoordinasikan dalam satuan yang disebut
divisi. Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, Pusat P2KKN dapat mengubah (a)
jumlah kelompok dalam sebuah divisi dan/atau (b) jumlah kelompok yang dibimbing
oleh seorang DPL.

C. Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial adalah proses komunikasi untuk menjelaskan maksud dan tujuan
program KKN kepada semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan program KKN.
Tujuan pendekatan sosial adalah untuk memberikan gambaran yang memadai mengenai
tujuan, sasaran, program, dan pelaksanaan KKN sehingga semua pihak memahami segi-
segi positif dan manfaat KKN. Dengan demikian, akan tercipta kerja sama dan peran aktif
berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKN.
Dalam pendekatan sosial ini, yang menjadi sasaran dan harus dibina adalah
kelompok sosial (a) dalam lingkungan kampus dan (b) di luar lingkungan kampus. Yang
termasuk kelompok sosial dalam lingkungan kampus adalah semua sivitas akademika
(yakni mahasiswa, karyawan, dan dosen), sedangkan kelompok sosial di luar kampus
mencakup masyarakat luas yang dapat dibina melalui kerja sama yang baik dengan
Pemerintah Daerah, Dinas/Instansi yang terkait, Pamong Desa, Tokoh Masyarakat,
maupun Perguruan Tinggi.
Pendekatan sosial dapat ditempuh dengan cara formal maupun tidak formal maupun
secara langsung dan tidak langsung. Pendekatan secara formal langsung misalnya dengan
cara menyelenggarakan rapat, diskusi, pelatihan, konsultasi, dan lain-lain, sedangkan
secara langsung tidak formal dapat berupa pengiriman surat, tulisan, publikasi, radio,
televisi, dan media masa lainnya. Adapun secara informal langsung dapat ditempuh
dengan kepada perorangan, pendekatan kelompok, menyelenggarakan seminar-seminar
atau pelatihan-pelatihan. Kunjungan informal dan tidak langsung dapat dilakukan melalui
kunjungan ke rumah-rumah, melalui tulisan dalam bentuk kerja sama, persahabatan, dan
lain-lain.
D. Observasi, Penentuan, dan Pengurusan Izin Lokasi oleh LPM UAD
Dalam menentukan wilayah yang bakal menjadi lokasi KKN, LPM UAD
melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Melakukan observasi atau pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh staf LPM
UAD dalam rangka memilih lokasi KKN.
2. Melakukan observasi lanjutan untuk memperoleh keterangan yang lengkap dan
terperinci (meliputi data-data wilayah dan masalah-masalahnya) dari tingkat
kecamatan maupun desa/kelurahan yang telah dipilih menjadi lokasi KKN.
3. Bersama-sama dengan pelaksanaan observasi lanjutan, dilakukan pendekatan sosial
maupun kelembagaan mengenai program KKN yang akan dilaksanakan.
4. Dari hasil observasi lanjutan dan pendekatan sosial maupun kelembagaan disusun
Program Kerja Umum (dalam bentuk Proposal Kegiatan KKN UAD yang isinya
masih dalam bentuk garis besar). Program untuk tiap-tiap Kabupaten atau Kecamatan
disesuaikan dengan profil wilayah masing-masing.
5. Melakukan pengurusan izin pelaksanaan KKN dan penentuan lokasi ke Pemerintah
masing-masing wilayah yang menjadi lokasi KKN.

E. Model KKN UAD


Model pelaksanaan KKN UAD ada dua macam, yakni KKN Reguler dan KKN
Alternatif. KKN Reguler adalah kegiatan KKN yang dilakukan secara regular. KKN
Reguler diperuntukkan bagi mahasiswa pada umumnya, yakni mahasiswa yang telah
memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Bab III butir A. Semua hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan KKN Reguler (seperti observasi awal dan penentuan wilayah,
pengurusan izin lokasi KKN, dan pengelompokan mahasiswa peserta KKN diatur oleh
Pusat P2KKN.
Adapun KKN Alternatif disediakan untuk (1) maha-siswa yang disamping kuliah
juga bekerja sebagai pegawai negeri atau lainnya dan/atau (2) mahasiswa yang dalam
pertimbangan Pusat P2KKN UAD lebih baik diikutsertakan dalam KKN Alternatif.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan KKN Alternatif (seperti observasi awal
dan penentuan wilayah, pengurusan izin lokasi KKN, dan penentuan kelompok
mahasiswa peserta KKN diatur oleh mahasiswa sendiri). Dalam keadaan memaksa atau
karena pertimbangan tertentu, penentuan lokasi maupun pengelompokan mahasiswa
peserta KKN Alternatif tetap dilakukan oleh Pusat P2KKN UAD.
Prinsip dasar pelaksanaan KKN Reguler maupun KKN Alternatif tidak berbeda.
KKN sebagai matakuliah memiliki bobot sks yang sama, yakni 4 (empat). Mengenai
tambahan reguler atau alternatif di belakang KKN hanyalah soal pengaturan jadwal dan
teknik atau strategi pelaksanaan saja. Bentuk KKN Alternatif antara lain dapat berupa (a)
Program Bina Desa, (b) Program Bina Masjid, (c) Program Bina Komunitas, (d)
Program Mubaligh Hijrah, (e) Program Perkampungan Kerja Mahasiswa, dan (f)
Program Bakti Masyarakat. Penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk program ini
dibicarakan dalam buku tersendiri, yakni buku Pedoman KKN Alternatif.
Tentang kewajiban, antara mahasiswa peserta KKN Alternatif dan KKN Reguler
tidaklah berbeda. Peserta KKN Alternatif harus mengikuti semua mata kegiatan yang
dilakukan dalam pelaksanaan KKN sebagaimana halnya peserta KKN Reguler.
Kegiatan KKN Reguler maupun Alternatif diatur dan ditentukan dengan aturan/
ketentuan yang sama, yakni:
1. Kegiatan Tahap Pembekalan : 4 minggu
2. Kegiatan Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan untuk survei dan
penyusunan program : 2 minggu
b. Kegiatan untuk operasional
di lokasi KKN : 4 minggu
3. Kegiatan Tahap Penyusunan Laporan : 1 minggu
4. Responsi : 1 minggu

Dalam hal waktu kegiatan tahap operasional di lokasi KKN, jangka waktu untuk
KKN Alternatif dapat lebih lama daripada peserta KKN Reguler. Akan tetapi dari jumlah
waktu (dalam arti jumlah jamnya), antara KKN Reguler maupun KKN Alternatif tidak
ada perbedaannya.

F. Bidang Kegiatan Program KKN


Program-program kegiatan yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa peserta KKN
antara lain meliputi bidang-bidang berikut.
1. Bidang Kependidikan, meliputi antara lain:
a. Pemberian pelajaran tambahan di SD/SLTP/SLTA
b. Pemberian pelajaran keterampilan di SD/SLTP/SLTA
c. Melengkapi sarana pendidikan di SD/SLTP/SLTA
d. Menyelenggarakan kegiatan lomba di SD
e. Penyuluhan di sekolah
f. Kursus/pelatihan di luar sekolah
g. Memonitor pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat, khususnya anak-anak
SD/SLTP/SLTA
h. Menyelenggarakan bimbingan belajar
i. Membantu kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah
j. Membantu meningkatkan profesionalisme guru
k. Membantu menggiatkan aktivitas-aktivitas ekstrakuri-kuler di sekolah
l. Membantu memberikan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
m. Membantu perbaikan administrasi sekolah
2. Bidang Keagamaan, meliputi antara lain:
a. Pembinaan pengajian anak-anak
b. Pembinaan pengajian umum
c. Penyelenggaraan kuliah tujuh menit seusai melak-sanakan sholat wajib
d. Penyelenggaraan kuliah Subuh
e. Penyelenggaraan pengajian akbar
f. Pembentukan takmir masjid (jika belum ada)
g. Pembentukan Forum Silaturahmi Takmir Masjid (jika belum ada)
h. Pembinaan Forum Silaturahmi Takmir Masjid
i. Pembentukan kelompok remaja masjid
j. Pembinaan TPA
k. Menyelenggarakan pelatihan ustadz/ustadzah (jika belum ada)
l. Mengisi khutbah Jumat
m. Mengajar membaca Al Qur-an
n. Mengajar praktik sholat dan ibadah praktis lainnya
o. Mengaktifkan sholat jamaah (jika belum aktif)
p. Mendirikan perpustakaan masjid
q. Membina/melatih pembuatan kaligrafi
r. Pengadaan kelengkapan masjid (tikar, karpet, jadwal sholat, tanda shaf, mimbar,
pengeras suara, papan pengumuman, administrasi masjid, dll)
s. Pengadaan kelengkapan peralatan sholat (sajadah, rukuh, dll)
t. Menyelenggarakan sarasehan keagamaan
u. Mengusahakan akte tanah wakaf masjid (jika belum ada)
v. Mengusahakan tanah wakaf untuk mendirikan masjid atau madrasah
w. Mengembangkan amal usaha yang dikelola umat Islam
x. Mendirikan/membina kesenian yang bernafaskan Islam
y. Melakukan inventarisasi kehidupan keagamaan, termasuk kuantitas dan
kualitasnya
z. Memugar, mengecat, memperluas tempat ibadah dan fasilitas lainnya
aa. Penataran mubaligh/khotib
bb. Pembentukan “jamaah keluarga sejahtera”
ö. Pembentukan/pembinaan komunitas Islam, meliputi antara lain:
1) Pembenahan kehidupan ekonomi
2) Pembentukan kelompok berdasarkan kepentingan seperti: petani, pengusaha,
jamaah masjid, pemuda
3) Pendewasaan sikap umat Islam dalam menghadapi berbagai persoalan
4) Aktualisasi peran umat Islam dalam pembangunan
dd. Pembinaan kerukunan hidup beragama dan antar umat beragama
bb. Pembinaan ketahanan umat Islam, meliputi antara lain:
1) Pendewasaan sikap dalam menghadapi umat beragama lain
2) Penumbuhan rasa kebersamaan dalam menghadapi berbagai masalah
3) Aktualisasi peran serta aktif umat Islam dalam segala lembaga infrastruktur
masyarakat
3. Bidang Sosial/Kemasyarakatan dan Ekonomi, meliputi antara lain:
a. Program-program di bidang pembangunan masyarakat desa, misalnya
1) Inventarisasi potensi pembangunan desa
2) Peningkatan kemampuan pamong desa
3) Peningkatan administrasi desa/kelurahan maupun dusun
4) Pembinaan program IDT
5) Penyuluhan tentang pembangunan desa
6) Penyuluhan transmigrasi
7) Pembinaan kesadaran kegotongroyongan/kesetiaka-wanan
b. Program-program di bidang kesejahteraan keluarga, misalnya
1) Penyuluhan tentang membina kerukunan dan keserasian rumah tangga
2) Penyuluhan tentang pengasuhan bayi dan anak bagi pasangan usia subur
3) Penyuluhan tentang fungsi pakaian dan keserasian dalam berpakaian
c. Program-program di bidang kesejahteraan sosial, misalnya
1) Pembinaan kelompok sosial masyarakat
2) Pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat
3) Penyelenggaraan pasar murah
4) Penyantunan anak terlantar/fakir miskin/usia lanjut
5) Pembinaan partisipasi sosial masyarakat
6) Penggalangan swadaya masyarakat
d. Program-program di bidang koperasi dan pengusaha kecil, misalnya
1) Pembentukan koperasi
2) Pembinaan koperasi
3) Bimbingan teknis produksi usaha kecil
4) Bimbingan teknis kepengusahaan
5) Bimbingan teknis pemasaran
6) Penyuluhan koperasi/usaha kecil
7) Perencanaan koperasi
e. Program-program di bidang pariwisata, misalnya
1) Pengembangan objek pariwisata
2) Pengembangan sarana pendukung pariwisata
3) Perencanaan pengembangan objek wisata
4) Penyuluhan pariwisata
5) Pembinaan masyarakat sadar wisata
f. Program-program di bidang pemuda dan olah raga
1) Pembinaan organisasi pemuda/karang taruna
2) Pelatihan keterampilan/wirausaha pemuda
3) Pembinaan olah raga lapangan
4) Pembinaan olah raga permainan
5) Penyuluhan untuk pemuda/organisasi pemuda
6) Membantu/memotivasi aktivitas pemuda
g. Program-program di bidang peranan wanita, anak, dan remaja, misalnya
1) Pembinaan kegiatan PKK/DAWIS
2) Pembinaan kegiatan untuk anak dan remaja
3) Penyuluhan untuk kelompok wanita
4) Penyuluhan untuk kelompok anak dan remaja
5) Pembinaan Keluarga Sakinah
6) Pembinaan dan pengembangan Jam Belajar Masyarakat
h. Program-program di bidang penerangan dan media massa, misalnya
1) Pemutaran film penerangan/edukatif
2) Pengadaan Koran Masuk Desa
3) Penyuluhan tentang kemajuan media komunikasi massa
4) Pelatihan menulis karya jurnalistik
i. Program-program di bidang kemananan, misalnya
1) Pembinaan hansip
2) Pembinaan siskamling
4. Bidang Kesenian dan Kebudayaan, meliputi antara lain:
a. Inventarisasi kesenian/kebudayaan daerah maupun nasional
b. Memberikan pelatihan musik untuk siswa
c. Memberikan pelatihan musik untuk umum
d. Memberikan pelatihan nasid untuk siswa
e. Memberikan pelatihan nasid untuk umum
f. Memberikan pelatihan tari untuk siswa
g. Memberikan pelatihan tari untuk umum
h. Memberikan pelatihan drama untuk siswa
i. Memberikan pelatihan drama untuk umum
j. Memberikan pelatihan penulisan karya sastra
k. Memberikan pelatihan pementasan karya sastra (khususnya puisi)
l. Pembinaan/penyuluhan kesenian
m. Pembinaan perpustakaan sekolah
n. Pembinaan perpustakaan umum
o. Melengkapi sarana perpustakaan
p. Pengembangan pariwisata
5. Bidang Peningkatan Produksi, meliputi antara lain:
a. Pembinaan kepengusahaan industri kecil makanan
b. Pembinaan kepengusahaan industri kecil kerajinan
c. Pembinaan teknis produksi industri kecil makanan
d. Pembinaan teknis produksi industri kecil kerajinan
e. Pelatihan tentang industri kecil/rumah tangga/tepat guna
f. Penyuluhan tentang industri kecil/rumah tangga/tepat guna
g. Pembinaan dan pengembangan berbagai hal yang berrsifat teknis di bidang
pertanian, misalnya:
1) Penyuluhan dan/atau pemberian contoh pemanfaatan lahan sempit/pekarangan
dengan tanaman komoditas bernilai ekonomi tinggi
2) Penyuluhan dan/atau pemberian contoh tentang pemanfaatan daerah kering
untuk pertanian konservasi
3) Pengadaan proyek percontohan dan demonstrasi cara penanaman baru
4) Pengenalan tanaman perdagangan baru yang cocok untuk daerah bersangkutan
h. Pembinaan dan pengembangan berbagai hal yang berrsifat teknis di bidang
peternakan, misalnya:
1) Penyuluhan dan percontohan budi daya ternak perah, unggas, dll.
2) Penyuluhan tentang bisnis dan manajemen peter-nakan
3) Penyuluhan dan percontohan tentang pengem-bangan peningkatan usaha
ternak melalui vaksinasi dan penyilangan bibit
4) Penghijauan, penanaman rumput untuk makanan ternak yang terpadu dengan
usaha pelestarian lingkungan dan tata air
i. Pembinaan dan pengembangan berbagai hal yang berrsifat teknis di bidang
perkebunan, misalnya
1) Penyuluhan dan panduan teknis tentang penggunaan obat-obat kimiawi untuk
tanaman perkebunan
2) Percontohan tanaman bebas pupuk kimiawi
j. Pembinaan dan pengembangan berbagai hal yang berrsifat teknis di bidang
perikanan, misalnya:
1) Pembuatan kolam pemeliharaan ikan percontohan dan pembibitan ikan
2) Pengembangan manajemen sumber daya perairan (mengelola perairan tawar
dan wilayah pesisir)
3) Pengembangan teknologi perikanan dan usaha penangkapan ikan
k. Penyuluhan mengenai pemanfaatan tanah untuk peningkatan produksi
6. Bidang Kesehatan, meliputi antara lain:
a. Penyuluhan kesehatan (umum, gigi, mulut, dll)
b. Penyuluhan tentang obat-obatan dan bahan adiktif
c. Penyuluhan gizi dan bahan makanan
d. Pembentukan UKS
e. Pembentukan UKGS
f. Pembentukan POSYANDU/POS TIMBANG
g. Pembentukan PKMD
h. Pembentukan POS LANSIA
i. Pembinaan UKS
j. Pembinaan UKGS
k. Pembinaan POSYANDU/POS TIMBANG
l. Pembinaan PKMD
m. Pembinaan POS LANSIA
n. Pelayanan kesehatan gigi/umum/mulut dan PPPK
o. Pemeriksaan golongan darah
p. Donor darah massal
q. Supitan massal
r. Lomba balita
s. Lomba di bidang kesehatan untuk anak TK/SD
t. Lomba di bidang kesehatan untuk anak SLTP/SLTA/ Remaja
u. Lomba di bidang kesehatan untuk umum
v. Kegiatan pencegahan/pemberantasan penyakit
w. Perbaikan gizi masyarakat
x. Perbaikan gizi anak sekolah
y. Pembentukan kader gizi
z. Pembinaan penggunaan obat tradisional
aa. Penyuluhan perawatan kecantikan dan pemeliharaan fisik
bb. Penyuluhan Keluarga Berencana
cc. Penyuluhan Peningkatan Kesehatan Masyarakat, me-liputi antara lain:
1) Penyuluhan peningkatan kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan tradisi
atau kultur masyarakat
2) Penyuluhan peningkatan kesehatan melalui bahasa agama
3) Penyuluhan peningkatan kesehatan masyarakat melalui atau bekerja sama
dengan amal usaha Muhammadiyah
7. Bidang Hukum, meliputi antara lain:
a. Penyuluhan hukum
b. Bantuan pelayanan akta hukum
c. Advokasi hukum
8. Bidang Prasarana Fisik, meliputi antara lain:
a. Program-program di bidang sumber daya air
1) Pengembangan dan konservasi sumber daya air
2) Penyediaan dan pengolahan air baku
3) Pengembangan sumber air tanah
4) Penampungan air hujan
5) Pengembangan fungsi daerah aliran sungai
6) Rehabilitasi sungai dan danau
7) Perencanaan sumber daya air
b. Program-program di bidang irigasi
1) Pembuatan jaringan irigasi
2) Perbaikan jaringan irigasi
3) Perencanaan irigasi
c. Program-program di bidang jalan dan jembatan
1) Perbaikan jembatan (bambu, kayu, besi/beton)
2) Perbaikan/pelebaran jalan tanah
3) Perbaikan jalan (batu, aspal)
4) Peningkatan jembatan (dari bambu ke kayu, dari bambu ke besi/beton, atau
dari kayu ke besi/beton)
5) Peningkatan jalan (dari tanah ke batu, dari tanah ke aspal, atau dari batu ke
aspal)
6) Pembangunan jembatan (bambu, kayu, atau besi/beton)
7) Pembuatan jalan baru/jalan tembus
8) Perencanaan jalan/jembatan
d. Program-program di bidang energi/listrik
1) Pengembangan listrik tenaga air mikro
2) Pengembangan listrik tenaga angin
3) Pengembangan listrik tenaga nuklir
4) Penggunaan bahan energi alternatif
5) Penggunaan alat hemat energi
6) Perencanaan dalam kelistrikan/energi
e. Program-program di bidang perumahan dan pemu-kiman
1) Pembangunan tempat ibadah
2) Pembangunan gedung untuk fasilitas umum/sosial
3) Pembangunan tugu/gapura/monumen
4) Pembuatan lapangan olah raga
5) Pembuatan taman/tempat bermain
6) Pembuatan papan pengumuman/koran
7) Pembuatan plang/papan nama
8) Pengadaan penerangan jalan berupa ting/listrik
9) Pembuatan alat-alat permainan/rumah tangga
10) Pemugaran tempat ibadah
11) Pemugaran gedung untuk fasilitas umum/sosial
12) Pemugaran tugu/gapura/monumen
13) Pemugaran taman/tempat bermain
14) Perbaikan lapangan olah raga
15) Pengecatan gedung/bangunan
16) Pembuatan saluran drainase
17) Pembuatan gorong-gorong
18) Pembuatan saluran pembuangan air limbah
19) Pembuatan sarana MCK/WC
20) Pembuatan lubang sampah
21) Pembuatan/pengadaan tong sampah
22) Perbaikan saluran drainase
23) Perbaikan gorong-gorong
24) Perbaikan saluran pembuangan air limbah
25) Perbaikan sarana MCK/WC
26) Pembuatan pompa air
27) Pembuatan bak penampung air
28) Pemasangan saluran pipa besi/PVC
29) Perbaikan pompa air
30) Perbaikan bak penampung air
31) Perbaikan saluran pipa besi/PVC
32) Percontohan penjernihan air
33) Perencanaan prasarana perumahan/pemukiman
9. Bidang Administrasi dan Statistik, meliputi antara lain:
a. Pendataan penduduk/KTP.KK
b. Penyempurnaan/kelengkapan administrasi dusun maupu desa/kelurahan
c. Penyempurnaan/kelengkapan administrasi masjid
d. Penyempurnaan/kelengkapan administrasi sekolah
e. Penyempurnaan/kelengkapan administrasi organisasi kemasyarakatan
f. Penyempurnaan/kelengkapan administrasi ranting/ cabang Muhammadiyah
g. Penyempurnaan statistik pedesaan
h. Pembuatan monografi
i. Pembuatan peta desa
j. Penyuluhan/pembinaan tentang pendokumentasian
Rincian kegiatan pada masing-masing bidang di atas dapat dikembangkan lebih
lanjut atau dipilih oleh para mahasiswa setelah melakukan survei. Dari hasil survei
mahasiswa membuat deskripsi profil wilayah kerja dan sumber dayanya, kemudian dari
profil ini disusunlah proyek kegiatan.
Dari sejumlah kegiatan yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa KKN seperti
diungkapkan di atas, dalam rangka memudahkan evaluasi yang dilaksanakan oleh DPL
maupun pengelola program KKN lainnya, disusunlah pengelompokan sebagai berikut.
1. Kelompok Bidang Keilmuan, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan program studi
atau bidang ilmu yang serumpun dengan program studi. Masing-masing peserta
KKN harus melakukan kegiatan kelompok bidang ini minimal 35%.
2. Kelompok Bidang Keagamaan, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pendalaman
maupun pengamalan agama Islam dan pembangunan fisik untuk sarana ibadah
dan/atau tempat menuntut ilmu bagi umat Islam. Masing-masing peserta KKN
harus melakukan kegiatan kelompok bidang ini minimal 10%
3. Kelompok Bidang Seni dan Olah Raga, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
seni dan olah raga yang berkembang di masyarakat atau akan dikembangkan di
masyarakat. Masing-masing peserta KKN harus melakukan kegiatan kelompok
bidang ini minimal 10%
4. Kelompok Bidang Pendukung, yaitu kegiatan di luar Kelompok Bidang Utama,
Kelompok Bidang Keagamaan, dan Kelompok Bidang Minat dan Bakat. Kegiatan
yang termasuk dalam kelompok bidang ini antara lain administrasi pemerintahan,
pembangunan fisik, pembuatan papan penunjuk, pendampingan, keorganisasian,
kepemudaan, dan kewiraswastaan. Masing-masing peserta KKN harus melakukan
kegiatan program ini maksimal 40%
Dari kelima macam kelompok bidang tersebut, peserta KKN perlu membuat
Kegiatan Unggulan yang pelaksana-annya secara kolegial dalam satu unit, antarunit,
kelompok, atau antarkelompok. Penentuan kegiatan unggulan tersebut ditetapkan melalui
musyawarah antarpeserta KKN dalam unit, antarunit, kelompok, antarkelompok yang
terkait bersama-sama dengan DPL dan Koordinator Lapangan.
Program-program kegiatan yang dilaksanakan dalam KKN harus
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Potensi masyarakat, baik sumber dana maupun sumber daya yang lain. Program
kerja harus mempertimbangkan dukungan dana atau sumber dana baik dari swadaya
masyarakat, subsidi dari Perguruan Tinggi, stimulan dari Pemda, sponsor, maupun
sumber-sumber lain.
2. Potensi sumber daya, baik teknis maupun operasional dari kalangan mahasiswa
maupun masyarakat setempat.
3. Nilai strategis-ekonomis. Mungkin saja sebuah program dari segi pembiayaan
sangat mahal, namun bisa jadi program tersebut perlu mendapat prioritas untuk
dilaksanakan karena memiliki nilai sangat strategis bagi pengembangan produksi
ekonomi masyarakat desa.
4. Nilai strategis-aspiratif. Suatu program perlu mendapat prioritas untuk dilaksanakan
karena program tersebut menyangkut kebutuhan masyarakat (misalnya kebutuhan
akan sumber air, kebutuhan akan tempat ibadah, kebutuhan akan tempat belajar).
5. Nilai strategis-ideologis, misalnya pembangunan tempat ibadah, pembinaan
pengajian anak-anak, pembentukan/ pembinaan forum komunikasi antartakmir
masjid. Pertimbangan terakhir ini hendaknya lebih mendapat perhatian dari para
mahasiswa KKN UAD.
Realisasi sebuah program sangat bergantung pada dukungan survei yang
mendalam serta perencanaan yang matang, di samping bantuan dari pemerintah dan
dukungan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan konsultatif dan
koordinatif dengan pemerintah setempat serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.
G. Penentuan dan Pembekalan DPL KKN
DPL adalah dosen Universitas Ahmad Dahlan yang atas dasar kesanggupan dan
kemampuannya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh LPM UAD ditetapkan
sebagai pembimbing mahasiswa peserta KKN. Bersama-sama dengan Pimpinan Pusat
P2KKN UAD dan Staf-Staf Bidang, DPL juga merupakan pengelola dan pelaksana
kegiatan KKN UAD. Untuk keperluan credit point kepada DPL KKN UAD diberikan
Surat Keputusan Rektor, sedangkan kepada Staf-Staf Bidang diberikan Surat Tugas dari
Kepala LPM.
Setiap dosen UAD dapat diangkat/ditetapkan sebagai DPL KKN UAD apabila
yang bersangkutan dipandang (1) menguasai konsep dasar KKN, (2) mampu dan bersedia
melakukan pendekatan sosial maupun kelembagaan, (3) mampu dan bersedia
membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan observasi maupun penyusunan program
kerja KKN, (4) mampu dan bersedia melakukan evaluasi terhadap proses maupun hasil
KKN, (5) mempunyai jiwa kepemimpinan dan sifat keteladanan dalam penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai maupun ajaran Islam, dan (6) memiliki keterampilan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan KKN. Kecuali itu, diupayakan agar para dosen UAD yang
dipilih/ ditetapkan telah memiliki jabatan akademik. Pengangkatan DPL oleh Rektor atas
usulan LPM UAD.
Dalam melaksanakan tugasnya, DPL dikoordinasikan oleh Koordinator Lapangan.
Setiap DPL maupun Koordinator Lapangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus
mema-tuhi semua tata tertib dan peraturan KKN UAD.
Adapun kewajiban para DPL, selain yang dikemuka-kan dalam Bab II Butir C,
adalah sebagai berikut.
1. Mengikuti pelatihan dan/atau refresing mengenai KKN dan pelaksanaannya yang
diselenggarakan Pusat Kajian dan Diklat LPM UAD
2. Menyertai mahasiswa dalam pelaksanaan survei, upa-cara penerjunan, upacara
penyerahan, maupun upacara penarikan
3. Membereskan urusan pemondokan mahasiswa sebelum penerjunan ke lokasi KKN
4. Menyerahkan Rekapitulasi Pelaksanaan KKN unit yang dibimbingnya dalam
bentuk disket dan print out pada saat penarikan KKN.
5. Menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban Penggu-naan Bantuan dari Pemda
maupun lembaga lainnya selambat-lambatnya seminggu setelah penarikan.
BAB IV
PELAKSANAAN
A. Pembekalan
Pembekalan dimaksudkan untuk memberikan bekal bagi mahasiswa peserta KKN
agar benar-benar dapat melaksanakan tugas KKN dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,
pembekalan juga dimaksudkan agar peserta KKN memahami tugas-tugas sebagai seorang
pelaksana dakwah amar makruf nahi munkar.
Kegiatan Pembekalan dalam KKN UAD diatur sebagai berikut.
1. Kegiatan Terjadwal
a. Yang termasuk dalam Kegiatan Terjadwal pada Pembekalan Umum, baik KKN
Alternatif maupun KKN Reguler, meliputi 6 (enam) materi, yaitu:
1) Wawasan KKN (dengan waktu 2 x 50 menit)
2) Wawasan Kemuhammadiyahan (dengan waktu 2 x 50 menit)
3) Survei dan Penyusunan Program Kegiatan (dengan waktu 2 x 50 menit)
4) Administrasi dan Laporan Kegiatan KKN (dengan waktu 2 x 50 menit)
5) Etika, Metode Menggerakkan Masyarakat, dan Manajemen Konflik (dengan
waktu 2 x 50 menit)
6) Wawasan Daerah/Lembaga/Objek Kegiatan (dengan waktu 2 x 50 menit)
b. Pembekalan Khusus mendapat alokasi waktu sebanyak 2 x 50 menit. Untuk
materi Pembekalan Khusus KKN Alternatif, Pusat P2KKN menawarkan dua
macam kemungkinan materi, yaitu:
1) materi pembekalan seperti KKN Reguler atau
2) materi pembekalan ditentukan sendiri oleh masing-masing pengusul program
Adapun materi Pembekalan Khusus untuk KKN Reguler meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Komunikasi Tulis, Komunikasi Lisan, dan Protokoler
b. Wawasan Kesehatan dan Lingkungan
c. Wawasan Kewirausahaan
d. Wawasan Sosial dan Kebudayaan
Catatan:
1) untuk Pembekalan Khusus pada KKN Reguler, peserta dalam setiap unit
dibagi 2 dan masing-masing orang dalam satu unithanya mengikuti dua materi
pembekalan khusus. Demi memudahkan pengaturan, mahasiswa dalam setiap
unit dibagi dua.
2) Waktu masing-masing materi pada Pembekalan Khusus adalah 2 x 50 menit.
Adalah
2. Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur
Dalam Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur, kegiatan yang dilakukan oleh para
mahasiswa adalah membaca buku materi pembekalan yang diterbitkan oleh LPM UAD
dan buku-buku lain yang mendukung tugas di lapangan.
3. Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri
Dalam Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri, kegiatan mahasiswa adalah mengikuti
2 (dua) buah kegiatan pelatihan/kursus atas inisiatif sendiri. Pelatihan/kursus tersebut
dapat diselenggarakan oleh lembaga manapun asalkan berisi materi yang memberikan
bekal kepada mahasiswa dalam melaksanakan tugas KKN. Jumlah waktu setiap kegiatan
minimal 8 (delapan) jam. Jika waktu masing-masing kegiatan kurang dari 8 jam,
mahasiswa minimal harus mengikuti 4 macam pelatihan/kursus. Bukti bahwa yang
bersangkutan telah mengikuti kegiatan dibuktikan dengan sertifikat. Dalam sertifikat ini
hendaknya dicantumkan materi yang diberikan serta jumlah waktu masing-masing
kegiatan pelatihan tersebut.

B. Pelepasan, Penerjunan, Penyerahan, dan Penarikan


Dalam pelaksanaan KKN UAD terdapat empat upacara yang selalu dilaksanakan,
di samping upacara-upacara lain yang diselenggarakan oleh masing-masing unit atau
kelompok. Keempat upacara tersebut adalah pelepasan, penerjunan, penyerahan, dan
penarikan.
1. Upacara Pelepasan
Upacara Pelepasan adalah bagian pertama dari Tahap Pelaksanaan KKN di lokasi
KKN. Dalam pelepasan ini, mahasiswa peserta KKN dilepas oleh Pimpinan LPM UAD
melalui sebuah upacara formal.
Acara pada Upacara Pelepasan terdiri atas: (a) Gema Wahyu Ilahi atau bacaan
Basmallah sebagai pembuka Acara pada Upacara Pelepasan, (b) Laporan Ketua Pusat
P2KKN, (c) Penyerahan Kartu Pengenal KKN oleh Pimpinan LPM UAD, (d) Sambutan
Pimpinan LPM UAD dilanjutkan Pelepasan, dan (e) Penutup.
Hal-hal penting yang harus diingat dan dilaksanakan sebelum upacara pelepasan
dilaksanakan, para DPL sudah harus membereskan kegiatan observasi dan negosiasi
dengan pihak Lurah Desa dan Kepala Dukuh mengenai kegiatan yang dilakukan peserta
KKN.
2. Upacara Penerjunan
Upacara Penerjunan adalah bagian kedua dari Tahap Pelaksanaan di lokasi KKN.
Dalam Upacara Penerjunan ini, mahasiswa peserta KKN dilepas oleh Pimpinan
Universitas melalui sebuah upacara formal di tempat pemberangkatan KKN (di Kampus
atau tempat lain yang ditentukan oleh LPM UAD). Setelah Upacara Penerjunan
dilaksanakan, mahasiswa menuju ke tempat Upacara Penyerahan di masing-masing
lokasi KKN dengan diantar oleh DPL.
Acara pada Upacara Penerjunan terdiri atas: (a) Gema Wahyu Ilahi atau bacaan
Basmallah sebagai pembuka Acara pada Upacara Penerjunan, (c) Laporan Kepala LPM
UAD, (e) Sambutan Rektor dilanjutkan Penerjunan, dan (d) Penutup. Petugas upacara
terdiri atas Ketua Unit, Ketua Kelompok, dan petugas-petugas lain yang ditentukan Staf
Bidang Protokoler, Komunikasi, dan Dokumentasi Pusat KKN.
3. Upacara Penyerahan
Upacara Penyerahan adalah kegiatan untuk mengawali pelaksanaan kegiatan-
kegiatan KKN dan tinggal bermukim di lokasi KKN. Upacara ini dilaksanakan di tempat
yang ditentukan oleh Pemda terkait. Acara pada Upacara Penye-rahan ini terdiri atas: (a)
Pembukaan Acara oleh Penata Acara dari pihak Kecamatan/Kabupaten, (b) Penyerahan
disertai Ta’aruf oleh Pimpinan UAD, (c) Sambutan Penerimaan dan Pengarahan dari
Pemerintah setempat, (d) Penandatanganan Berita Acara Penyerahan dan Penerimaan
Mahasiswa KKN, dan (e) Penutup. Petugas upacara terdiri atas Ketua Unit, Ketua
Kelompok, dan petugas-petugas lain yang ditentukan oleh Pemerintah setempat.
4. Penarikan
Penarikan adalah kegiatan untuk mengakhiri pelak-sanaan KKN. Dalam
penarikan ini, para mahasiswa dijemput dan dipamitkan oleh DPL kepada induk semang
pemondokan. Apabila tidak memungkinkan ke seluruh pemondokan, DPL dapat
mendelegasikan kepada Ketua Kelompok untuk pemondokan unit-unit yang tidak
terjangkau. Dari tempat pemondokan, mahasiswa dan DPL menuju ke tempat Upacara
Penarikan yang ditentukan oleh Pemda terkait.
Oleh pihak Pemerintah setempat para mahasiswa akan dilepas melalui Upacara
Penarikan KKN. Acara pada Upacara Penarikan ini terdiri atas: (a) Pembukaan Acara
oleh Penata Acara dari pihak Kecamatan/Kabupaten, (b) Pesan dan kesan dari mahasiswa
KKN, (c) Permohonan Penarikan Mahasiswa KKN oleh Pimpinan UAD, (d) Penyerahan
dan Sambutan Pelepasan oleh Pemerintah setempat, (e) Penandatanganan Berita Acara
Penarikan dan Penyerahan Kembali Mahasiswa KKN, (f) Penyerahan kenang-kenangan
dari LPM UAD, dan (g) Penutup. Petugas dalam upacara ditentukan oleh Pemerintah
setempat.
Hal-hal penting yang harus diingat dan dilaksanakan sebelum upacara penarikan,
DPL harus sudah melakukan pengecekan kepada induk semang maupun pihak-pihak lain
di desa/dusun mengenai apakah mahasiswa telah membereskan semua hal yang berkaitan
dengan urusan pemondokan (termasuk penggunaan atau peminjaman peralatan).
C. Masa Tugas di Lapangan
1. Survei dan Penyusunan Program Kegiatan
Agar program-program KKN berhasil dengan baik, keterangan yang lengkap dan
terperinci mengenai (a) geologi dan geografi lokasi, misalnya tentang letak dan luas
wilayah, topografi dan keadaan tanahnya, pemanfaatan tanah untuk mata pencaharian,
dan perhubungan, (b) tata pemerintahan, (c) demografi lokasi, misalnya tentang
penduduk dan mata pencahariannya, (d) potensi lokasi, seperti tingkat ekonomi dan
sumber daya manusia, (e) kesehatan lingkungan, (f) keadaan sosiologi dan kebudayaan di
lokasi, (g) pendidikan, (h) kehidupan beragama, (i) industri rumah tangga, dan (j) hal-hal
lain yang berkaitan dengan masalah pembangunan di lokasi tersebut harus diketahui
dengan baik dan memadai sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan di lokasi KKN.
Harus pula diketahui program yang sudah disusun/direncanakan maupun sumber daya
yang dimiliki oleh wilayah yang bakal menjadi lokasi KKN. Semua keterangan tersebut
(dalam kegiatan KKN UAD dinamai profil wilayah) harus disusun dalam sebuah laporan
survei (dilakukan secara kolegial dalam satu unit atau kelompok). Laporan survei tersebut
harus disampaikan ke LPM UAD sebelum mahasiswa terjun ke lokasi KKN.
Dengan dasar profil wilayah tersebut mahasiswa peserta KKN menyusun program
kerja atau proyek kegiatan yang akan dilaksanakan peserta KKN selama tahap
operasional. Program kerja tersebut disusun dalam sejumlah proposal kegiatan, baik
secara individual maupun kolegial. Proposal kegiatan harus sudah disusun oleh para
peserta KKN, disahkan/diketahui oleh DPL maupun Pemerintah setempat (Dusun, Desa,
dan/atau Kecamatan) sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi KKN. Pemerintah Desa
maupun Kecamatan serta LPM UAD harus diberi semua proposal kegiatan (masing-
masing unit atau kelompok dibendel).
Di atas diungkapkan bahwa program kerja disusun berdasarkan profil wilayah.
Hal itu bukan berarti bahwa mahasiswa tidak dapat boleh menyusun atau menawarkan
program yang tidak disusun/direncanakan oleh masyarakat maupun Pemerintah setempat.
Melalui kajian yang cermat dan mendalam serta pertimbangan yang rasional maupun
strategis mahasiswa dapat menyusun/menyampaikan tawaran program kegiatan.
Untuk memperoleh profil wilayah dan agar program kerja yang disusun (baik
berupa program kegiatan yang sudah disusun/direncanakan masyarakat dan/atau
Pemerintah setem-pat maupun yang ditawarkan mahasiswa KKN) dapat dilaksa-nakan
dengan lancar dan berhasil dengan baik, ada sejumlah hal perlu dipertimbangkan,
beberapa hal yang perlu diper-hatikan, dan beberapa kegiatan yang perlu dilakukan.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun program kegiatan yang
dilaksanakan dalam KKN adalah sebagai berikut.
a. Potensi masyarakat, baik sumber dana maupun sumber daya yang lain. Program kerja
harus mempertimbangkan dukungan dana atau sumber dana baik dari swadaya
masyarakat, subsidi dari Perguruan Tinggi, stimulan dari Pemda, dan/atau sponsor.
b. Potensi sumber daya, baik teknis maupun operasional, dari kalangan mahasiswa
maupun masyarakat setempat.
c. Nilai strategis-ekonomis. Mungkin saja sebuah program dari segi pembiayaan sangat
mahal, namun program tersebut perlu mendapat prioritas untuk dilaksanakan karena
memiliki nilai sangat strategis bagi pengembangan produksi ekonomi masyarakat
desa.
d. Nilai strategis-aspiratif. Suatu program perlu mendapat prioritas untuk dilaksanakan
karena program tersebut menyangkut kebutuhan masyarakat (misalnya kebutuhan
akan sumber air, kebutuhan akan tempat belajar).
e. Nilai strategis-ideologis, misalnya pembangunan tempat ibadah, pembinaan pengajian
anak-anak, pembentukan/ pembinaan forum komunikasi antartakmir masjid.
Pertimbangan terakhir ini hendaknya lebih mendapat perhatian dari para mahasiswa
KKN UAD.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyu-sunan program kegiatan,
antara lain sebagai berikut.
a. Maksud, tujuan, manfaat, reliabilitas, dan fleksibilitas rencana program yang disusun
baik yang bersifat proyek maupun non-proyek.
b. Jenis dan sifat rencana program yang disusun, apabila program itu merupakan proyek,
kerja sama, swadaya, program mahasiswa, atau program universitas (UAD)
c. Biaya kegiatan, baik jumlah, sumber, cara menghimpun, maupun cara
mempertanggungjawabkannya.
d. Letak, harus jelas letak dan keadaan geografinya.
e. Tenaga kerja, baik yang terdapat di lokasi, peserta KKN, maupun yang didatangkan
dari luar lokasi.
f. Sarana dan peralatan yang diperlukan, tersedia di lokasi atau didatangkan dari luar
lokasi.
Adapun beberapa hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN UAD
dalam survei dan penyusunan program kegiatan (dengan arahan dan bimbingan DPL)
antara lain sebagai berikut.
a. melakukan survei dengan secermat dan sedetil mungkin mengenai keadaan geologi
dan geografi lokasi, tata pemerintahan, demografi lokasi, potensi lokasi, keadaan
sosiologi lokasi, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah-masalah pembangunan.
b. melakukan pertemuan dalam sebuah forum yang dihadiri masyarakat dan Kepala
Dukuh serta mahasiswa KKN (dilakukan pada saat survei, dan dikoordinasikan
dan/atau dikonsultasikan terlebih dahulu oleh DPL dengan Pemerintah setempat)
untuk membahas program kerja di tingkat dusun.
c. melakukan pertemuan dalam sebuah forum yang dihadiri oleh tokoh masyarakat,
Kepala Dukuh, Kepala Desa (dan Pamong lainnya), dan mahasiswa KKN (dilakukan
pada saat survei, dan dikoordinasikan dan/atau dikonsultasikan terlebih dahulu oleh
DPL dengan Pemerintah setempat) untuk membahas program kerja di tingkat
desa/kelurahan.
d. melakukan pertemuan dalam sebuah forum yang dihadiri oleh tokoh masyarakat,
Kepala Desa (atau wakilnya), Camat (atau wakilnya), DPL, dan mahasiswa KKN
(dilakukan pada saat survei, dan dikoordinasikan dan/atau dikonsultasikan terlebih
dahulu oleh DPL dengan Camat setempat) untuk membahas program kerja di tingkat
kecamatan.
2. Operasional di Lapangan
Dalam tahap Operasional di Lapangan ini mahasiswa KKN tinggal di lokasi KKN
UAD untuk melaksanakan semua program kerja yang telah disusun pada tahap Survei
dan Penyusunan Program Kegiatan. Program kerja tersebut harus diupayakan ada yang
dilaksanakan (a) untuk dan di tingkat dusun (disebut program unit), (b) untuk dan di
tingkat desa (disebut program kelompok), dan (c) untuk dan tingkat kecamatan (disebut
antarkelompok).
Realisasi sebuah program disamping bergantung pada dukungan survei yang
mendalam serta perencanaan yang matang, akan sangat ditentukan pula oleh adanya
bantuan dari pemerintah dan dukungan masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa peserta
KKN perlu melakukan pendekatan konsul-tatif dan koordinatif dengan pemerintah
setempat serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Selain yang dikemukakan di atas, dalam tahap Ope-rasional di Lapangan ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa KKN, antara lain:
a. melakukan ta’aruf sekaligus sosialisasi program kegiatan pada minggu pertama.
b. melaksanakan program pada minggu kedua, ketiga, dan keempat.
c. tidak meninggalkan lokasi KKN (apabila ada hal penting yang harus diselesaikan
dengan meninggalkan lokasi, mahasiswa harus meminta izin kepada DPL (dengan
mengisi Kartu Izin) dan memberitahukan kepada Ketua Unit atau teman di tempat
pemondokan serta tuan rumah.
d. mentaati semua tata tertib yang telah diatur Pusat P2KKN maupun LPM UAD.
D. Pembuatan Laporan
Setelah menempuh Tahap Operasional di Lapangan, mahasiswa peserta KKN
harus menyusun laporan pelak-sanaan KKN. Pedoman penyusunan laporan ini
dibicarakan dalam buku lain yang diterbitkan Pusat Pengelolaan dan Pengembangan
KKN Universitas Ahmad Dahlan.
Berkaitan dengan laporan pelaksanaan KKN ini, bebe-rapa hal berikut perlu
diperhatikan dan dijadikan panduan.
1. Laporan harus disusun secara deskriptif dan analitis sehingga dapat dilihat deskripsi
data yang disajikan dan sekaligus dapat dinilai.
2. Laporan harus disusun secara singkat, padat, dan jelas.
3. Laporan harus mengungkap dengan jelas (a) profil wilayah, artinya laporan itu harus
dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai lokasi beserta permasalahannya,
(b) rencana program kegiatan, dan (c) pelaksanaan program kerja tersebut.
4. Untuk bagian pelaksanaan program, laporan harus mencantumkan data kualitatif
maupun kuantitatif yang disusun dalam bentuk tabel.
5. Laporan pada prinsipnya disusun secara kolegial (dalam satu unit), namun untuk
bagian pelaksanaan program ada yang disusun secara individual.
6. Laporan dibendel minimal rangkap empat, yakni untuk (a) DPL, (b) Pusat P2KKN,
(c) Pemerintah Desa/Kecamatan, dan (d) arsip mahasiswa.
E. Responsi
Setelah melaksanakan KKN dan menyerahkan laporan pelaksanaannya,
mahasiswa peserta KKN wajib mengikuti responsi. Mengenai responsi ini, beberapa hal
berikut perlu diketahui, dipahami, dan/atau dilaksanakan.
1. Responsi kegiatan mahasiswa peserta KKN oleh Pusat P2KKN dilaksanakan dan
diatur menurut jadwal dan ketentuan yang telah ditentukan.
2. Responsi dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahui pertanggungjawaban
mahasiswa atas kegiatan yang dilaksanakan atau dilaporkan, termasuk pula atas
materi non-dokumenter.
3. Responsi dilakukan secara tulis dan/atau tatap muka antara tiap-tiap mahasiswa
dengan DPL atau Tim yang disusun oleh Pusat P2KKN.
4. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti responsi sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan Pusat P2KKN harus mengajukan permohonan izin mengikuti responsi
pada kesempatan lain (kesempatan lain itu akan ditentukan oleh Pusat P2KKN).
5. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti responsi (sesuai dengan jadwal maupun
kesempatan lain yang ditentukan Pusat P2KKN), nilai akhir KKN-nya diberi grade
lulus terendah.
BAB V
TATA TERTIB DAN PENILAIAN
A. Tata Tertib pada Tahap Pembekalan
1. Para mahasiswa calon peserta KKN UAD wajib mengikuti semua jadwal
pembekalan yang diadakan sesuai dengan jadwal dan/atau perubahan/tambahan
jadwal yang ditetapkan Pusat P2KKN.
2. Selama mengikuti pembekalan mahasiswa calon peserta KKN UAD wajib
berpakaian sopan dan rapi serta memakai sepatu (tidak dibenarkan memakai sandal
dan/atau kaos oblong).
3. Selama mengikuti pembekalan mahasiswa calon peserta KKN UAD wajib menjaga
ketertiban dan ketenangan sehingga pembekalan dapat berjalan dengan lancar.
Berkaitan dengan ketentuan ini, petugas pembekalan berhak menegur, mencatat,
dan/atau mengeluarkan calon peserta KKN UAD yang dianggap mengganggu kelan-
caran pemberian materi pembekalan. Karena sikapnya tersebut, calon peserta KKN
UAD dapat dinyatakan sebagai tidak hadir dalam pembekalan.
4. Pada setiap tatap muka pemberian materi pembekalan akan diedarkan daftar
hadir/presensi.
5. Setiap mahasiswa bertanggung jawab atas diri pribadi masing-masing. Jika ada tanda
tangan yang dipalsukan, presensi kehadiran mahasiswa yang bersangkutan
dinyatakan tidak berlaku.
6. Mahasiswa calon peserta KKN UAD diwajibkan mengikuti pembekalan yang
bersifat tatap muka dengan minimal kehadiran sebanyak 75%. Mahasiswa yang
kehadirannya dalam pembekalan kurang dari 75% tidak diizinkan mengikuti tahap
operasional di lapangan atau diberi nilai paling minim.
7. Para mahasiswa wajib membaca dan memahami materi pembekalan yang tidak
disajikan dalam tatap muka, yakni materi-materi yang tercantum dalam Buku Materi
Pembekalan KKN, Pedoman KKN, dan literatur lain yang ditetapkan oleh Pusat
P2KKN, karena materi tersebut juga menjadi materi General Test.
8. Pada akhir pembekalan, mahasiswa calon peserta KKN UAD wajib mengikuti
General Test. Jika tidak mengikuti General Test, mahasiswa yang bersangkutan tidak
mendapatkan nilai Pembekalan. Presensi dan nilai pembekalan merupakan
komponen penilaian KKN.

B. Tata Tertib pada Tahap Pelaksanaan Survei


1. Para mahasiswa peserta KKN UAD wajib melaksanakan survei ke lokasi KKN
UAD. Survei dilakukan sesudah mengikuti pembekalan serta telah dilakukan
Upacara Pelepasan oleh Pimpinan LPM UAD.
2. Selama melaksanakan survei di lokasi KKN UAD, mahasiswa peserta KKN UAD
wajib berpakaian sopan dan rapi (tidak memakai sandal dan/atau kaos oblong),
membawa identitas diri, serta menjaga moralitas, etika sopan santun, ketertiban, dan
keamanan sehingga tidak menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, peserta KKN
UAD, dan/atau pihak-pihak lain yang terkait maupun tidak terkait dengan KKN
UAD.
3. Selama melaksanakan survei, mahasiswa peserta KKN UAD tidak perlu tinggal di
lokasi kerja KKN. Namun demikian, waktu dan bentuk kegiatan yang dilakukan
dalam survei perlu dicatat dalam buku catatan kegiatan.
4. Survei merupakan bagian dari pelaksanaan kerja dalam kegiatan KKN yang harus
dilaksanakan oleh peserta KKN UAD. Dalam pelaksanaan KKN UAD pada tahun
1980-an dan 1990-an, untuk melaksanakan survei mahasiswa sudah terjun/tinggal di
lokasi KKN, sehingga lama tinggal di lokasi KKN bagi Mahasiswa KKN UAD
Tahun 1980-an dan 1990-an lebih panjang daripada Mahasiswa KKN UAD Tahun
2000-an.
5. Setelah melaksanakan survei, mahasiswa peserta KKN UAD secara individual/
kelompok wajib menyusun profil mengenai lokasi KKN. Profil yang berkaitan
dengan bidang yang akan digarap dalam kegiatan KKN perlu mendapat tekanan
dalam pengungkapan/pembahasan, karena profil inilah yang akan dijadikan dasar
dalam penyusunan proposal kegiatan.
6. Dengan berdasar pada hasil survei dan profil yang disusun, mahasiswa menyusun
Program Kerja KKN yang akan dilaksanakan pada tahap operasional.

C. Tata Tertib pada Tahap Pelaksanaan Operasional


1. Para mahasiswa peserta KKN Reguler wajib tinggal di lokasi KKN selama waktu
pelaksanaan tugas di lapangan, sedangkan para mahasiswa peserta KKN Alternatif
tidak berkewajiban tinggal di lokasi.
2. Para mahasiswa peserta KKN UAD wajib melaksanakan tugas-tugas KKN dengan
penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi.
3. Para mahasiswa peserta KKN UAD wajib menghayati dan menyesuaikan diri dengan
kehidupan di lokasi KKN. Dalam hal keyakinan beragama, mahasiswa wajib
menjaga toleransi antarumat beragama maupun interumat beragama.
4. Mahasiswa peserta KKN UAD wajib membina kerja sama antarsesama mahasiswa
KKN, dengan masyarakat, instansi/dinas pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
terkait.
5. Mahasiswa KKN UAD dalam menyusun/mengajukan proposal kegiatan harus
memenuhi aturan yang telah ditentukan dan harus diketahui DPL dan memberi
tembusan kepada Pusat P2KKN UAD.
6. Mahasiswa KKN UAD perlu menjalin kerja sama dengan Pimpinan Muhammadiyah
di lokasi KKN.
7. Para mahasiswa KKN UAD harus menjadi uswatun hasanah bagi masyarakat dalam
berbagai hal.
8. Selama tugas di lokasi KKN, mahasiswa KKN UAD
a. dilarang meninggalkan lokasi KKN untuk mengikuti kegiatan akademik di
fakultas (kuliah, praktikum, dan lain-lain).
b. diberi toleransi meninggalkan lokasi KKN dengan izin maksimal 3 kali secara
tidak berturutan (dalam hal ini yang dimaksud satu kali meninggalkan lokasi kerja
KKN berjangka waktu maksimal 24 jam).
c. dalam hal khusus, izin meninggalkan lokasi KKN hanya diberikan oleh LPM
UAD.
Catatan:
Yang dimaksud meninggalkan lokasi KKN adalah meninggalkan wilayah kecamatan
lokasi KKN.
9. Semua atribut mahasiswa KKN UAD (misalnya kartu pengenal, buku harian, surat
izin, dll.) tidak boleh dipindahtangankan/diberikan kepada orang lain. Kehi-langan
salah satu atribut harus segera melaporkan diri ke Pusat P2KKN UAD dengan
membawa surat keterangan dari Kepolisian setempat.
10. Selama melaksanakan kegiatan KKN, mahasiswa tidak diperbolehkan melakukan
kegiatan politik praktis, unjuk rasa, mempengaruhi pilkades, pilkada, melakukan
tindak asusila, mencemarkan nama baik almamater, dan/atau kegiatan lain yang
melanggar hukum secara langsung maupun tidak langsung baik di lokasi KKN
maupun di tempat lain. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dilakukan tindakan
oleh yang berwajib sesuai dengan peraturan yang berlaku.
11. Mahasiswa peserta KKN UAD tidak diperkenankan membawa anak dan/atau
keluarga ke lokasi KKN.
12. Keluarga/teman mahasiswa peserta KKN tidak diperke-nankan menginap di lokasi
pemondokan mahasiswa KKN dengan alasan apa pun.
13. Mahasiswa peserta KKN tidak diperkenankan membuat dan/atau menggunakan
stempel maupun kop surat yang mengatasnamakan Pusat P2KKN UAD/LPM UAD.
14. Mahasiswa KKN UAD tidak diperbolehkan mencari sponsor/bantuan yang mengikat.
15. Pada saat penarikan dilaksanakan, para mahasiswa KKN UAD wajib menuntaskan
semua kegiatan yang diprog-ramkan, kecuali program itu berkelanjutan.
16. Para mahasiswa peserta KKN wajib membereskan permasalahan yang berkaitan
dengan pemilik pemon-dokan dan membuat berita acaranya.

D. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib


Dalam rangka menegakkan disiplin mahasiswa dalam mengikuti KKN,
melaksanakan KKN, dan mensukseskan KKN, serta mempertahankan citra dan nama
baik UAD, maka pelanggaran terhadap tata tertib dan tugas-tugas lain yang dilakukan
oleh para mahasiswa selama mengikuti KKN perlu diberikan sanksi. Pemberian sanksi
kepada para maha-siswa tersebut diatur sebagai berikut.
1. Peringatan Tingkat I
Peringatan Tingkat I disampaikan dengan memberikan Surat Peringatan Pertama
kepada mahasiswa yang melakukan palanggaran ringan, seperti:
a. Tidak mengisi Buku Aktivitas Harian sampai 5 hari atau lebih berturut-turut.
b. Belum memintakan tanda tangan surat izin kepada Ketua Unit atau teman
mahasiswa sepemondokan/ Kepala Dukuh/Lurah Desa atau induk semang tempat
pemondokan.
c. Tidak mengisi surat izin secara lengkap (misalnya tidak diisi tanggal meninggalkan
lokasi KKN).
d. Tidak membuat Rencana Kegiatan secara lengkap (dapat perseorangan dan dapat
pula kolektif).
e. Meninggalkan lokasi KKN tanpa izin, walaupun kurang dari 1 x 24 jam.
f. Meninggalkan lokasi KKN tanpa diketahui Ketua Unit, kawan sepemondokan, atau
induk semang tempat pemondokan.
2. Peringatan Tingkat II
Peringatan Tingkat II disampaikan dengan memberikan Surat Peringatan Kedua
kepada mahasiswa peserta KKN yang telah melakukan pelanggaran ringan dan telah
diberi Surat Peringatan Pertama namun masih tetap belum ada perbaikan atau akan
diberikan langsung (tanpa Peringatan Tingkat I) kepada mahasiswa yang melakukan
pelanggaran sedang, seperti:
a. Tidak mengikuti kegiatan dalam rangka survei atau penyusunan program kerja
KKN.
b. Meninggalkan lokasi KKN melebihi izin yang diajukan, tetapi masih dalam batas
toleransi.
c. Meninggalkan lokasi KKN tanpa izin selama 1 x 24 jam atau lebih sampai batas
toleransi (yakni 2 x 24 jam) dengan alasan apa pun.
d. Membawa dan mempergunakan kendaraan roda empat tanpa izin, tanpa diketahui,
dan/atau tanpa disetujui oleh Staf Bidang Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan
Pengem-bangan KKN UAD/Ketua Pusat P2KKN UAD/Kepala LPM UAD.
e. Mengizinkan/mengajak tamu menginap di lokasi KKN
f. Tidak dapat menyesuaikan diri (dengan tanpa larut) dengan kehidupan masyarakat
di lokasi KKN setelah tinggal selama 7 hari.
3. Peringatan Tingkat III
Peringatan Tingkat III disampaikan dengan memberikan Surat Peringatan Ketiga
kepada mahasiswa yang melakukan perbuatan yang termasuk kategori (a) pelanggaran
ringan dan sedang (diberi Surat Peringatan Pertama dan Surat Peringatan Kedua) tetapi
belum ada perbaikan, (b) pelanggaran sedang (yakni mahasiswa yang langsung diberi
Surat Peringatan Kedua) tetapi belum ada perbaikan, atau (c) pelanggaran berat (tanpa
Peringatan Tingkat I dan Peringatan Tingkat II (termasuk yang langsung diberi
Peringatan Tingkat II).
Adapun perbuatan yang termasuk dalam kategori pelanggaran berat antara lain:
a. Tidak pernah mengikuti kegiatan dalam rangka survei dan penyusunan program
kerja.
b. Meninggalkan lokasi KKN lebih dari 3 x 24 jam dengan alasan apapun meskipun
tidak berturut-turut.
c. Meninggalkan lokasi KKN 3 x 24 jam berturut-turut tanpa izin dengan alasan apa
pun.
d. Mencari bantuan atau sponsor yang mengikat.
e. Mencari bantuan/sponsor tanpa prosedur yang diizinkan oleh Ketua Pusat P2
KKN/Kepala LPM UAD.
f. Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal, tindakan
asusila, kegiatan yang menjurus ke arah politik praktis, turut campur dalam pilkades
atau pilkada, turut campur dalam unjuk rasa, kegiatan yang menyebabkan timbulnya
keresahan masyarakat, kegiatan yang melanggar hukum, baik di lokasi KKN maupun
di tempat lain.
g. Mengucapkan perkataan, bersikap, dan/atau berbuat yang oleh pejabat yang
berwenang dianggap sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik almamater
UAD.
h. Melakukan perbuatan yang bersifat pemalsuan, seperti (i) pemalsuan tanda tangan
surat izin, (ii) pemalsuan tanda tangan pada buku laporan, proposal, dan lain-lain.
i. Membuat stempel dan kop surat mengatasnamakan Pusat P2KKN UAD.
Peringatan dengan Surat Peringatan Pertama dan/atau Surat Peringatan Kedua akan
turut menentukan nilai yang direkomendasikan oleh pejabat yang berwenang. Pejabat
yang berwenang untuk memberikan Surat Peringatan Pertama dan Surat Peringatan
Kedua adalah DPL, Koordinator Lapangan, Pusat P2KKN, Pimpinan LPM UAD (Kepala
atau Sekretaris).
Peringatan dengan Surat Peringatan Ketiga diberikan oleh pejabat yang berwenang,
yaitu Koordinator Lapangan, Pusat P2KKN, atau Pimpinan LPM UAD. Pemberian
Sanksi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
Pertama : Memanggil mahasiswa yang bersangkutan ke LPM UAD oleh Koordinator
Lapangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk kemudian dilakukan
sidang bersama antara mahasiswa tersebut, DPL, Koordinator La-pangan,
Staf Bidang Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan Pengembangan KKN,
Ketua Pusat P2KKN, dan/atau Pimpinan LPM untuk menentukan sanksi
yang akan diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Kedua : Dalam keadaan sangat memaksa, sanksi terhadap pelanggaran berat dapat
diberikan di lokasi dengan sekurang-kurangnya dihadiri oleh Staf Bidang
Pengendalian Mutu, Evaluasi, dan Pengembangan KKN dan/atau Ketua
Pusat P2KKN untuk kemudian dikuatkan atau disah-kan dengan keputusan
Kepala LPM UAD.
Sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggar-an berat tersebut dapat
berupa:
1. Meneruskan kegiatan KKN di lokasi KKN tetapi mendapatkan penurunan nilai, bila
perlu sampai batas minimal.
2. Mahasiswa yang bersangkutan dengan suka rela mengundurkan diri sebagai peserta
KKN.
3. Penarikan dari lokasi KKN dan dinyatakan drop out.
4. Direkomendasikan kepada Rektor dan tembusan kepada Dekan Fakultas yang
bersangkutan untuk dilakukan Sanksi Akademik (skorsing dan sebagainya).
E. Penilaian
Penilaian dimaksud untuk mengetahui proses dan kemajuan pelaksanaan Program
KKN. Melalui penilaian ini akan diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program
yang dilaksanakan oleh peserta KKN.
Di samping untuk memberikan nilai prestasi akademik yang dicapai oleh
mahasiswa selama mengikuti KKN, penilaian KKN dapat pula dipergunakan sebagai:
(1) masukan untuk perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program kegiatan
selanjutnya, baik yang dilaksanakan oleh peserta KKN UAD berikutnya maupun
masyarakat setempat
(2) umpan balik untuk perbaikan dan/atau pengembangan Pendidikan Tinggi pada
umumnya maupun kurikulum pada khususnya
Penilaian pencapaian prestasi akademik mahasiswa KKN dilaksanakan berdasar
pada prestasi aktivitas maupun kerja mahasiswa. Penilaian ini dimulai sejak mahasiswa
mengikuti tahap persiapan, pembekalan, survei, operasional, sampai responsi KKN.
Penilaian dilakukan oleh Staf Pusat P2KKN UAD dan/atau Pelaksana Pembekalan,
Dosen Pem-bimbing Lapangan, dan Tokoh Masyarakat/Pemerintah Desa.
Penilaian terhadap mahasiswa KKN dilakukan atas dasar aktivitas dan prestasi para
mahasiswa pada tahap pembekalan, survei dan penyusunan program, operasional, dan
responsi.
Pada Tahap Pembekalan, aspek yang dinilai meliputi (a) pengetahuan teoretik
yang diukur dengan tes sumatif, (b) tingkat kehadiran dan aktivitas dalam pembekalan
umum, (c) kehadiran dan aktivitas dalam pembekalan khusus, dan (d) aktivitas dalam
mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan maupun kegiatan lain yang
berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan untuk kelancaran pelaksa-naan
program (berupa jumlah sertifikat yang dimiliki). Nilai akhir pembekalan adalah jumlah
nilai keempat aspek dibagi empat. Nilai tahap ini diberi bobot 1.
Pada Tahap Survei dan Penyusunan Program, aspek yang dinilai berasal dari
laporan survei dan penyusunan program kerja, meliputi akurasi hasil survei dan relevansi
program dengan permasalahan yang diperoleh melalui survei. Laporan survei
disampaikan dalam bentuk laporan tertulis dan diserahkan sebelum mahasiswa
melakukan operasional di lokasi KKN. Di samping laporan hasil survei, untuk bahan
penilaian tahap ini, mahasiswa harus pula menyerahkan semua proposal kegiatan yang
akan dilaksanakan selama tahap operasional di lokasi KKN. Untuk tahap ini, pemberi
nilai adalah DPL. Nilai tahap ini diberi nama Nilai Prapelaksanaan Kegiatan KKN.
Pada Tahap Operasional, aspek yang dinilai adalah aktivitas dan prestasi
mahasiswa dalam melaksanakan prog-ram KKN, meliputi (a) disiplin kerja, termasuk
kepatuhan terhadap kewajiban tinggal di lokasi KKN dan kepatuhan terhadap Tata Tertib,
(b) kerja sama dengan sesama mahasiswa, dengan pejabat, pemuka masyarakat, dan
warga masyarakat, (c) penghayatan, yaitu sampai seberapa jauh mahasiswa berperan serta
dalam berbagai kegiatan masyarakat, dan (d) bagaimana peran dan aktivitas serta
tanggung jawab mahasiswa dalam pelaksanaan program di lokasi KKN. Pemberi nilai
pada tahap ini adalah Tokoh Masyarakat/Pejabat dan DPL.
Pada Tahap Pelaporan dan Responsi, aspek yang dinilai yaitu (a) laporan dan (b)
responsi. Untuk laporan, hal-hal yang dinilai adalah kelengkapan apa yang dilaporkan
dan kualitas laporan, termasuk proporsi program-program kegiatan (persentase kegiatan
masing-masing program sesuai dengan kewajiban yang harus dilaksanakan ataukah
tidak). Adapun untuk responsi, hal-hal yang dinilai meliputi kesesuaian apa yang ditulis
dalam laporan dengan apa yang diungkapkan dalam responsi serta pertanggungjawaban
atas pemilihan program kegiatan.
Nilai akhir mahasiswa KKN diperoleh melalui penjum-lahan atas (a) nilai rata-rata
tahap pembekalan bobot 1, (b) nilai operasional di lapangan yang diberikan Tokoh
Masyarakat/Pejabat di lokasi KKN bobot 1, (c) rata-rata nilai prapelaksanaan KKN dan
pelaksanaan KKN yang diberikan oleh DPL bobot 2, dan (d) nilai laporan dan responsi
bobot 1, kemudian hasilnya dibagi 5.
BAB VI
USAHA TINDAK LANJUT
A. Pembinaan Wilayah
Terhadap suatu wilayah yang baru saja menjadi lokasi KKN UAD perlu adanya
tindak lanjut. Bentuk tindak lanjut itu antara lain pembinaan dan/atau pemeliharaan
semua hasil KKN UAD. Masyarakat wilayah yang menjadi lokasi KKN UAD diharapkan
mampu membina, memelihara, meneruskan dan/atau mengembangkan proyek-proyek
yang telah dirintis dan/atau dibina oleh masyarakat bersama-sama dengan mahasiswa
KKN UAD atau mahasiswa KKN UAD bersama-sama dengan masyarakat. Tindak lanjut
yang dilakukan oleh Pusat P2KKN UAD disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat maupun keperluan dakwah amar makruf nahi munkar.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh Pusat P2KKN UAD diatur sebagai berikut.
1. Jika suatu wilayah yang menjadi lokasi KKN UAD telah memiliki kader
pembangunan dan dakwah amar makruf nahi munkar telah berjalan baik, wilayah
tersebut dapat ditinggalkan (tidak lagi menjadi lokasi KKN UAD berikutnya), karena
wilayah itu dipandang telah mampu membina sendiri. Terhadap wilayah kerja KKN
UAD ini, demi menjalin hubungan baik perlu adanya saling-kunjung silaturrahmi
secara insidental.
2. Jika suatu wilayah yang menjadi lokasi KKN UAD belum memiliki kader
pembangunan dan/atau dakwah amar makruf nahi munkar belum berjalan baik,
wilayah tersebut menjadi lokasi KKN UAD, hanya saja intensitasnya dikurangi.
Bentuk pengurangan intensitas itu misalnya sebagai berikut. Apabila wilayah itu
masih menjadi lokasi KKN UAD, peserta KKN dari 6 - 8 orang tiap dusun menjadi
6 - 8 orang tiap desa.
3. Jika suatu wilayah yang menjadi lokasi KKN UAD telah memiliki kader
pembangunan dan dakwah amar makruf nahi munkar telah berjalan baik, namun
wilayah tersebut membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam menyusun dan/atau melaksanakan program pembangunan serta dakwah amar
makruf nahi munkar, masyarakat dapat meminta bantuan kepada LPM UAD melalui
Pusat P2KKN UAD.

B. Pembinaan Kerjasama dengan Instansi/Dinas/Persyarikatan


Dalam setiap kali melaksanakan KKN, UAD perlu menjalin kerja sama yang
harmonis baik dengan instansi, dinas, pemerintah, badan swasta, maupun persyarikatan
Muhammadiyah setempat. Semua itu dilakukan dalam rangka pemanfaatan potensi
masyarakat, pemerolehan kemudahanan dan dukungan dari berbagai pihak, dan/atau
perhatian dan kerja sama yang baik dari pemerintah maupun masyarakat, demi
keberhasilan program KKN UAD.
Kerja sama tersebut dilakukan mulai dari tahap persiapan, tahap pembekalan, tahap
pelaksanaan (baik pada tahap survei maupun operasional), sampai tahap tindak lanjut.
Bentuk konkret kerja sama tersebut meliputi, antara lain:
1. menjalin kerja sama dengan Pemda (dari Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, sampai
Desa/Kelurahan terma-suk dengan para Pamongnya) atau khususnya BAPPEDA
2. menjalin kerja sama dengan Pemuka Masyarakat, ter-masuk juga para Pimpinan
Persyarikatan Muhammadiyah
3. menjalin kerja sama dengan PTN/PTS (melalui Forum Komunikasi KKN DIY
maupun MUPTI), Kepolisian dari tingkat Polda sampai Polsek, Korem, Kodam, dan
lain-lain.
Saling kerja sama tersebut dilaksanakan dalam bentuk saling membantu dan/atau
mengisi berbagai program kerja masing-masing dalam rangka melaksanakan tugas mem-
bangun masyarakat menuju keberhasilan pembangunan nasional.
Tahap persiapan, pembekalan, maupun pelaksanaan telah dijelaskan di bab-bab
sebelumnya. Untuk tahap tindak lanjut ini, yang dilakukan adalah evaluasi terhadap
program dan pelaksanaan KKN UAD yang baru diselesaikan serta perbaikan program
dan pelaksanaan KKN UAD untuk periode/tahun berikutnya. Kesemuanya itu dilakukan
demi lebih lancarnya pelaksanaan dan berdaya maupun berhasil gunanya program KKN
UAD sesuai dengan kondisi dan/atau kebutuhan masyarakat maupun mahasiswa.
BAB VII
PENUTUP
Buku Panduan ini sudah disiapkan dan disusun dengan secermat dan sedetil
mungkin. Namun demikian, sejalan dengan kondisi, perkembangan, pemenuhan
keperluan, dan/atau persoalan, baik yang berkaitan dengan pelaksana, pelaku, maupun
pemanfaat KKN UAD, dan bahkan juga perubahan-perubahan di era global yang begitu
cepat, hal-hal yang sudah dituangkan dalam buku ini tidak mungkin mampu selalu
memenuhi kebutuhan atau berfungsi dengan baik sebagai sebuah panduan.
Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan yang ada akan dievaluasi dan diperbaiki
melalui mekanisme yang ada (termasuk mekanisme dalam tahap tindak lanjut seperti
diungkapkan paba Bab VI). Adapun kekurangan mengenai berbagai hal yang belum
dituangkan dalam buku ini akan diatur dan diumumkan melalui produk yang lazim,
misalnya Keputusan Rektor dan Pengumuman LPM atau Pusat P2KKN UAD.
Selain itu, perlu diketahui bahwa hal-hal yang diungkap dalam buku pedoman ini
secara umum berlaku untuk semua peserta KKN Reguler maupun KKN Alternatif.
Namun, ada sejumlah hal yang khusus berlaku untuk mahasiswa peserta KKN Reguler.
Hal-hal yang khusus berlaku untuk mahasiswa KKN Reguler tidak berlaku untuk
mahasiswa peserta KKN Alternatif. Berkaitan dengan itu kepada peserta KKN Alter-natif
diberlakukan ketentuan yang diatur tersendiri oleh Pusat P2KKN UAD dalam buku
Panduan KKN Alternatif.

Anda mungkin juga menyukai