Anda di halaman 1dari 14

TIGA JALAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA:

REFORMASI, REFOLUSI DAN REVOLUSI


Mohammad Iqbal Ahnaf
Dosen Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta 55281, Indonesia.
E-mail: ahnafe7@yahoo.com
__________________________

Abstract
Indonesia is often deemed unfavorable for political Islamic movements. This is prominently indicated by the fact
that electoral achievement of parties with Islamic background has been historically lower than those of parties
without stated association with Islamic groups. This is seen as a confirmation of the norm that Indonesian Islam is
inherently moderate. This paper challenges such an argument because the up and down of political Islamc should
not be primarily seen from thir electoral gains. This paper shows that political Islam in Indonesia is persistent and
will continue posing a challenge to the dominant role of moderate Islam. Using different paths Islamist groups are
competing for establishing ground in societies. This paper categorizes the paths chosen by political Islam in
Indonesia into three models called reformist, ‗refolutionist,‘ and ‗staged revolutionary.‘ Islamic groups are
categorized in the paper based on their political objectives and strategies.
Keywords:
politics Islam; democracy; refolution; revolusi
__________________________

Abstrak
Banyak analis meyakini bahwa Indonesia bukan lahan yang subur bagi politik Islam.Minimnya perolehan suara
partai-partai Islam dalam setiap pemilu, dibandingkan dengan perolehan partai-partai nasionalis, dianggap sebagai
indikator kegagalan politik Islam dan mencerminkan berakhirnya era politik aliran di Indonesia.Kesimpulan
demikian seakan menegaskan bahwa karakter moderat Islam di Indonesia bersifat konstan atau permanen.Padahal
kemajuan dan kemunduran politik Islam tidak hanya ditunjukkan oleh pencapaian elektoral partai Islam.Partai Islam
hanyalah salah satu varian perjuangan politik Islam.Dengan penelitian kepustakaan dan metode penulisan deskriptif
analitis, tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kegagalan elektoral partai Islam bukan berarti berakhirnya
politik Islam.Politik Islam di Indonesia masih belum berakhir, hal ini dapat dilihat dari persaingan antara kekuatan
moderat dan radikal di kalangan umat Islam dalam memperjuangkan politik Islam.Kesimpulan dari penelitian
singkat ini menunjukkan bahwa ada tiga model Islam politik di Indonesia, yaitu: Islam politik reformis, Islam politik
‗refolusioner‘, dan Islam politik ‗revolusi-damai-berjenjang‘. Di sisi lain, demokrasi di Indonesia akan menjadi
peluang sekaligus tantangan bagi mobilisasi Islam politik radikal.
Kata Kunci:
Islam politik; demokrasi; refolusi;revolusi
__________________________

Received: Maret 2016 ; Accepted: Juli 2016 ; Published: Juli 2016

partai Islam (kurang dari 35 persen) jauh di


A. PENDAHULUAN
Ketika hasil pemilu tahun 2009 1dan
2015,
20142menunjukkan perolehan suara partai- http://nasional.kompas.com/read/2009/05/09/22401496/
inilah.hasil.akhir.perolehan.suara.nasional.pemilu.]
1 2
Ada 44 Partai Politik pada Pemilu tahun 2009, dan Ada 15 Partai Politik, 12 Partai Politik Nasional
9 partai diantaranya saya anggap sebagai representasi dan 3 Partai Politik Lokal/Aceh, pada Pemilu tahun
partai Islam karena mengandalkanbasis kekuatan suara 2014, dan 5 Partai dari 12 Partai Politik Nasional
umat Islam (ada hubungan afiliasi ormas Islam). diantaranya saya anggap sebagai representasi Partai
Perolehan suara nasional partai-partai tersebut pada Islam. Perolehan suara nasional partai-partai tersebut
pemilu 2009 adalah sebagai berikut: 8. PKS: 7,88% ; 9. pada pemilu 2014 adalah sebagai berikut: 2. PKB:
PAN: 6.01% ; 13. PKB: 4.94%; 18. PMB: 0.40%; 24. 9.04%; 3. PKS: 6.79%; 8. PAN: 7.59%; 9. PPP: 6.53%;
PPP: 5.32%; 27. PBB: 1.79%; 29. PBR: 1.21%; 34. 14. PBB: 1.46%. [―Hasil Pemilu 2014,‖ 2014, diakses
PKNU: 1.43%; 42. PPNUI: 0.14%. [―Hasil Suara tanggal 5 Juli 2015, http://www.pemilu.com/hasil-
Nasional Pemilu 2009,‖ 2009, diakses tanggal 5 Juli pemilu-2014/.]
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

bawah partai-partai nasionalis, banyak analis bagaimana demokrasi di Indonesia akan


meyakini bahwa Indonesia bukan lahan yang menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
subur bagi politik Islam. Kegagalan partai- mobilisasi Islam politik radikal.
partai Islam dianggap mencerminkan Untuk memahami ragam Islam politik di
berakhirnya era politik aliran di Indonesia (the Indonesia, termasuk membedakan yang
end of ideology).Kondisi ini dinilai menjadi radikal dan non-radikal, klasifikasi 5 tingkat
puncak dari kegagalan politik Islam sepanjang tuntutan politik Islam yang dibuat Arskal
sejarah politik Indonesia yang sudah mulai Salim bisa memberi petunjuk 6. Kelima tingkat
diperjuangkan sejak sebelum masa tersebut mencakup: (1) Penerapan hukum
3
kemerdekaan. Kesimpulan demikian seakan Islam dalam masalah keluarga seperti
menegaskan bahwa karakter moderat Islam di perkawinan, perceraian dan harta waris; (2)
Indonesia bersifat konstan atau Penanganan masalah dan lembaga keuangan
permanen.Gerakan yang menghendaki peran seperti zakat, wakaf, dan perbankan Islam; (3)
Islam secara luas dalam sistem hukum dan Penerapan hukum ta’zir untuk pelanggaran
pemerintahanakan selalu membentur benteng moral seperti konsumsi alkohol, perjudian,
tebal Islam mainstream NU dan dan pelanggaran kewajiban seperti memakai
Muhammadiyah, sebelum berhadapan dengan jilbab;(4) Penerapan hukum hudud dan qisas
resistensi kekuatan non-Muslim di Indonesia. untuk kasus perzinaan, pencurian, dan
Tulisan ini bermaksud menunjukkan bahwa pembunuhan; (5) Tuntutan menjadikan Islam
kegagalan partai Islam bukan berarti sebagai dasar negara dan sistem pemerintahan.
berakhirnya politik Islam.Kemajuan dan Perjuangan politik Islam tidak pernah
kemunduran politik Islam tidak hanya berhenti dilakukan oleh ormas-ormas
ditunjukkan oleh pencapaian elektoral partai Islam.Sebagian besar sudah lama bergerak
Islam.Partai Islam hanyalah salah satu varian sejak masa-masa awal kemerdekaan, dan
perjuangan politik Islam. 4Persaingan antara sebagian baru muncul belakangan terutama
kekuatan moderat dan radikal di kalangan pasca-jatuhnya Soeharto.Performa gerakan-
umat Islam belum berakhir. Ketika batas gerakan Islam ini mengalami pasang surut.
komunal antara yang moderat danradikal Beberapa seperti Front Pembela Islam (FPI)
semakin kabur, sementara peran sosial dan Majelis Mujahidin Indonesia mengalami
kelompok mainstream melemah, bukan tidak kemerosotan, kehilangan relevansi dan
mungkin peta (landscape) umat Islam akan pengaruh; namun demikian konstituen politik
berubah5. Pada bagian akhir akan ditunjukkan Islam tidak serta-merta melunak karena
sebagian gerakan Islam seperti Hizbut Tahrir
3
Pandangan demikian misalnya diungkapkan oleh Indonesia, Forum Umat Islam, dan kelompok
Bahtiar Effendi yang menegaskan kekalahan partai gerakan Salafi mampu mengembangkan
Islam pada pemilu 2009 adalah bukti kesekian bahwa
Islam tidak lagi menjadi faktor penting dalam politik
jaringan basis-basis sosial baru yang
Indonesia. Politik partisan kehilangan relevansi di menerobos batas lingkaran Islam mainstream.
Indonesia. Lihat Bahtiar Effendy, ―Islamic parties have Berdasarkan strategi dan cakupan
long been at an impasse,‖ Jakarta Post, 17 April 2009. perubahan yang dikehendaki, gerakan politik
4
Dalam paper ini politik Islam dipahami sebagai Islam bisa dikelompokkan menjadi tiga:
upaya mengintegrasikan kepentingan politik Islam
berupa implementasi norma-norma hukum Islam dalam
reformis, refolusioner, dan
tatanan kenegaraan. Dengan cara pandang demikian revolusioner.7Klasifikasi ini tidak merujuk
politik Islam tidak selalu berarti Islam radikal. Sebagian
6
aspirasi politik Islam bisa dipenuhi tanpa terjadinya Salim, Arskal, Challenging Secular State: The
perubahan politik secara radikal, tetapi pada tingkat Islamization of Law in Modern Indonesia (Honolulu:
ekstrem sebagian gerakan politik Islam menuntut University of Hawai Press, 2008), 46.
7
perubahan secara radikal atau revolusioner. Ketiga istilah ini merujuk pada kategorisasi model
5
Untuk ilustrasi awal tentang perubahan peta perubahan politik yang digunakan oleh Janos Kis,
(landscape) umat Islam, lihat Ahnaf, Mohammad dalam ‗Between Revolution and Reform‖ in East
Iqbal,―Anticipating Changing Landscape of Muslims,‖ European Politics and Society, Vol. 12 (2), 2008, pp.
Jakarta Post, 08 Nopember 2009. 300-383.

2 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

pada gerakan-gerakan yang sepenuhnya bukan negara sekuler. Sebagai penghargaan


terpisah (mutually exclusive).Meski memilih atas ‗kemurahan hati‘ para pimpinan umat
model gerakan yang berbeda, bisa jadi terjadi Islam, Departemen Agama dan Pengadilan
kolaborasi dan persinggungan antara satu Agama Islam dibentuk untuk mengakomodasi
dengan yang lain. dan memfasilitasi kepentingan umat
B. HASIL DAN PEMBAHASAN Islam.Melalui kedua lembaga ini, pemerintah
1. Islam Politik Reformis mengakomodasi tuntutan administrasi politik
Merujuk pada kategorisasi model umat Islam dalam perkara keluarga, seperti
perubahan sosial yang ditawarkan Janos Kis, 8 perkawinan, perceraian, warisan dan
saya menggunakan istilah reformis di sini wakaf.Belakangan pemerintah juga mengatur
dalam konteks universal, yakni perubahan aspek kepentingan umat Islam yang lebih luas
yang terjadi secara parsial. Perubahan berupa pendirian sistem perbankan Islam dan
dilakukan melalui proses politik normal dalam pembentukan lembaga amil zakat.
kerangka sistem yang ada. Hal ini berbeda Mengikuti klasifikasi hirarki tuntutan
dengan penggunaan istilah reformis dalam politik Islam yang dibuat Arskal Salim,
konteks Indonesia yang merujuk pada dua hal: akomodasi kepentingan politik Islam sejauh
pertama, pembaharuan Islam Muhammadiyah ini masih mencakup dua tingkat pertama yang
berupa pemurnian akidah Islam dari praktik paling ringan, yakni pertama penerapan
atau tradisi yang dinilai menyekutukan Tuhan, hukum Islam dalam masalah keluarga, kedua
dan kedua, gerakan sosial yang mengakibatkan penerapan hukum Islam dalam masalah
jatuhnya kekuasaan Soeharto. keuangan (perbankan Islam) dan zakat.
Gerakan Islam politik reformis sebenarnya Namun demikian, sebagian kelompok
bermula dari tuntutan revolusioner untuk Islam merasa akomodasi demikian tidak
menjadikan Islam sebagai dasar konstitusi cukup dan menuntut memperjuangkan
negara.Menjelang kemerdekaan Indonesia akomodasi dalam skala atau level yang lebih
pada tahun 1945, tokoh-tokoh Islam dari luas melalui proses dan dalam sistem politik
beragam latar belakang termasuk NU dan yang ada. Beberapa agenda gerakan politik
Muhammadiyah menuntut posisi khusus Islam Islam dalam kategori ini antara lain adalah
dalam konstitusi. 9Setelah perdebatan panjang, sebagai berikut:
dengan jiwa besar sebagain besar tokokh- 1. Kampanye syariat secara umum.
tokoh Islam akhirnya merelakan tuntutan 2. Penerapan hukum ta’zir terhadap
menjadikan Islam sebagai dasar negara.Hal ini pelanggaran moralitas Islam melalui
dilakukandemi kepentingan bersama Peraturan Daerah (Perda).
berdirinya negara Indonesia.Untuk menjaga 3. Membangun kesadaran akan ancaman
keutuhan Indonesia sebagai negara dengan kristenisasi yang mengarah pada tuntutan
penduduk yang beragam, Pancasila disepakati pembuatan peraturan pemerintah yang
sebagai dasar negara. Dengan Pancasila, membatasi aktivitas umat Kristen, seperti
Indonesia bukanlah negara agama sekaligus pembangunan gereja dan aktivitas sosial
lembaga kemanusiaan Kristen.
8
4. Penentangan terhadap apa yang dianggap
Kis,Janos, ibid.
9
Perdebatan antara kubu Islam dan nasionalis
sebagai liberalisasi dan penyimpangan
tentang apakah Indonesia akan menjadi negara sekuler ajaran Islam dengan tuntutan pembatasan
atau nasionalis tercermin dalam sidang BPUPKI pada Negara terhadap penyebaran ide
tahun 1945. Tokoh-tokoh Islam yang awalnya menuntut liberalisme, pluralisme, dan ajaran
Islam menjadi dasar negara diwakili oleh Abikusmo dan Ahmadiyah.
Agus Salim dari Sarekat Islam, Wahid Hasyim dari NU,
dan Ki Bagus Hadikusmo dari Muhammadiyah. Lihat
Diantara kelompok atau lembaga yang
Noer, Deliar,Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900- berperan penting dalam lokus gerakan model
1942 (Jakarta: LP3ES, 1980), 307. Lihat juga, Boland, ini adalah Forum Umat Islam (FUI) dan
B.J.,The Struggle of Islam of Islam in Modern Indonesia Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kedua
(Martinus Nijhoff, The Hague, 1982).

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 3
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

lembaga ini tidak selalu sejalan; kadangkala kewajiban zakat, larangan perjudian, alkohol,
kolaborasi yang terjadi lebih bersifat dan kewajiban memakai jilbab di berbagai
individual tetapi seringkali membawa nama daerah tidak bisa dilepaskan dari sinergi
MUI. Namun demikian banyaknya tuntutan kepentingan politikdan aspirasi politik Islam.
yang sama membuat kedua lembaga ini Selain keberhasilan politik dalam bentuk
nampak sering bersama. terwujudnya kebijakan-kebijakan Islami di
FUI adalah gerakan baru yang menghimpun daerah, pencapaian gerakan FUI-MUI juga
tokoh-tokoh Islam dengan pemikiran yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka
beragam termasuk mereka yang meyakini membangun kesadaran politik Islam
pentingnya integrasi Islam dalam sistem (politicized Islam) lintas kelompok. Jika
kenegaraan dan mereka yang sekedar khawatir jejaring ini terus bergulir, maka bisa
terhadap meluasnya kristenisasi, liberalisasi berdampak pada mencairnya batas ideologis
dan penyimpangan ajaran Islam. Jaringan dan komunal antara Islam mainstream yang
organisasi FUI belum tersebar secara luas di moderat dan Islam politik yang radikal.
berbagai daerah di Indonesia, tetapi FUI Cairnya batas ideologis ini akan menciptakan
menunjukkan mampu membangun jejaring massa mengambang yang memudahkan
lintas-kelompok yang menembus batas mobilisasi dukungan terhadap Islam politik.
lingkaran Islam mainstream di Indonesia. Namun demikian perlu diingat menyatunya
Banyak tokoh yang menggerakkan FUI duduk beragam ‗aliran‘ dalam aliansi Islam politik
dalam struktur MUI dan berasal dari latar reformis dalam arus kekuatan FUI-MUI ini
belakang Islam mainstream, NU dan masih berada dalam koridor politik yang ada.
Muhammadiyah. 10 Gerakan FUI masih Karena dua alasan kecil kemungkinan
bersifat sporadis atau responsis terhadap isu- kekuatan ini akan bergerak ke arah ekstrem,
isu atau kasus-kasus tertentu yang dianggap paling tidak dalam waktu dekat. Pertama,
berbahaya terhadap kepentingan politik umat keberadaan tokoh-tokoh dengan latar belakang
Islam. Namun demikian belakangan FUI mulai yang beragam akan memaksa FUI untuk
membangun basis-basis sosial baru dalam mengambil konsensus yang bersifat moderat.
bentuk aliansi-aliansi kecil pro-syariat yang Tokoh-tokoh MUI seperti KH. Ma‘ruf Amin
secara reguler mempertemukan tokoh-tokoh dan Amidhan mewakili kekuatan moderat di
Islam, seperti Forum Tokoh Peduli Syariat dan di dalam lingkaran aliansi di atas akan
Dewan Syariat Kota.11 mendorang tokoh-tokoh radikal seperti Habieb
Gerakan Islam politik FUI-MUI juga sering Rizieq Syihab dan Muhammad Al-Khattath
bersinergi dengan kepentingan politik di untuk tidak bergerak ke aarah titik ekstrim;
daerah. Tumbuhnya Perda-Perda seputar kedua perjuangan politik melalui institusi
formal demokrasi akan menghalangi mereka
10
Contoh gerakan FUI yang didukung oleh tokoh-
untuk mengusung tuntutan radikal, berupa
tokoh MUI adalah Pembentukan Deklarasi Darunnajah terciptanya tatanan hukum dan politik baru
di Pesantren Darunnajah, Jakarta, yang mengumpulkan berdasarkan syariat.
sekitar 200 ulama, habaib dan tokoh Islam. Salah satu
isi rekomendasi adalah dibentuknya tim yang akan
mendorong penerapan solusi-solusi shar’iyyah terhadap
2. Islam Politik ‘Refolusioner’
berbagai masalah bangsa. Salah satu tokoh penting Istilah ‗refolusi‘ pertama kali digunakan
gerakan ini adalah ketua harian MUI pusat, K.H. Nazri oleh ilmuan politik Timothy Garton Ash untuk
Adlani yang juga ketua DPP Al-Ittihadiyah, [―Deklarasi menggambarkan perubahan politik dari
Darunnajah,‖ 2008, diakses tanggal 03 Juni 2012, komunisme ke demokrasi di Polandia dan
http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/deklarasi-
Hungaria pada tahun 1983.Refolusi
darunnajah/.]
11
Program pembentukan Dewan Syariat kota ini, menggabungkan perubahan reformisdan
misalnya, dibuat di Surabaya, yang menghimpun revolutif.Tujuan akhir gerakan refolusioner
beragam tokoh untuk menyusun draf usulan peraturan adalah perubahan dalam skala luas yang
tentang penerapan syariah Islam, lihat ―Dewan Syariat berdampak pada perubahan tatanan sistem,
Kota,‖ Al-Wa’ie, Edisi 64,Surabaya, 2005, 37.

4 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

namun dalam proses menuju tujuan akhir, Bakar Ba‘asyir, yang bertujuan untuk
pejuang refolusi terus mendesak perubahan mendirikan negara Islam yang terpisah dari
secara gradual. Skenario perubahan refolusi Indonesia. Meski pimpinan MMI tidak secara
terjadi melalui proses perubahan parsial resmi mewarisi estafet kepemimpinan DI, bisa
(reformasi) secara terus menerus yang disertai dikatakan MMI adalah transformasi DI, dari
dengan mobilisasi sosial kekuatan anti- perjuangan militer menjadi perjuangan
kemapanan. Ketika kekuatan pro-perubahan demokratis. Berbeda dengan DI yang
mampu memobilisasi desakan publik yang memperjuangkan Negara Islam yang terpisah
begitu kuat, maka akan memaksa penguasa dari Republik Indonesia, MMI berjuang secara
dan gerakan perubahan duduk di meja konstitusional untuk menerapkan syariat Islam
perundingan untuk membahas proses secara komprehensif di Republik Indonesia.
perubahan sistemik dengan mengganti Tujuan ini mencerminkan unsur revolusioner
konstitusi di mana unsur lama penguasa dan dalam perjuangan MMI. Karena itu MMI
elemen pro-perubahan berbagi kekuasaan. 12 menuntut perubahan total dengan
Gerakan refolusioner dan reformis sama- mengusulkan draft Undang-Undang Dasar
sama memperjuangkan perubahan secara berdasarkan Islam yang mengatur seluruh
parsial dalam kerangka sistem yang berlaku. aspek pemerintahan.
Yang membedakan keduanya adalah Namun demikian MMI tidak menentang
perjuangan para reformis dimaksudkan untuk perjuangan gradual atau reformis. Wujud
memperbaiki sistem, sementara para perjuangan reformis MMI yang paling nyata
refolusioner menerima perubahan parsial adalah pembentukan lembaga advokasi
sebagai langkah delegitimasi terhadap sistem Komite Persiapan Penerapan Syariat Islam
dan mendorong perubahan secara (KPSI) yang bergerak pada tingkat lokal. Di
komprehensif. beberapa daerah seperti Bulukumba,
Politik Islam refolusioner menjejakkan Tangerang, Padang, KPSI pernah berperan
kakinya di dua arena, di luar dan dalam penting dalam mendorong terwujudnya perda-
parlemen. Di satu sisi mereka menjelma perda yang mengatur beberapa aspek dari tiga
menjadi partai politik, melakukan advokasi level syariat; tetapi belaangan peran mereka
untuk terwujudnya legislasi dan kebijakan melemah kembali.Di banyak tempat anggota
pemerintah yang berpihak kepada kepentingan MMI bersama elemen Islam lain seperti HTI
Islam. Di sisi lain mereka melakukan dan anggota MUI menjadi pelopor pendirian
mobilisasi sosial lewat halaqah dan penerbitan Forum Umat Islam.
yang mengkampanyekan integrasi agama dan Pengaruh politik MMI nampaknya masih
negara di mana hukum Islam diterapkan secara sangat terbatas. Pemberitaan media yang
menyeluruh dalam berbagai aspek. mengaitkan MMI dengan organisasi teror
Dalam skala tuntutan politik Islam yang Jemaah Islamiyah berperan penting dalam
dibuat Arskal Salim, pejuang politik Islam meminggirkan MMI dari arus utama
refolusioner tidak cukup dengan akomodasi perjuangan politik Islam. Basis kekuatan dan
pada level pertama dan kedua; mereka secara sentralisasi kepemimpinan MMI di Solo dan
terang-terangan menuntut tiga level terakhir Yogyakarta membuatnya kekurangan basis
yang bersifat radikal, yakni penerapan ta’zir, sosial di tempat lain. MMI sempat
hudud-qisasdan menjadikan Islam sebagai menemukan saluran politik lewat KPSI dan
ideologi atau sumber konstitusi negara. aliansi sporadik seperti Forum Umat Islam
Contoh gerakan model ini adalah Majelis Peduli Syariat yang muncul di berbagai
Mujahidin Indonesia (MMI) yang didirikan daerah. Namun belakangan gerakan ini
oleh veteran gerakan Darul Islam DI, Abu melemah akibat perpecahan internal atau
karena kehabisan isu bersama yang
12
Ash, Timothy Garton,We the People: Revolution menyatukan beragam kekuatan di dalamnya.
of 89, Witness in the Warsaw, Budapest, Berlin, and Di Malang misalnya, Forum Umat Islam
Prague (London: Penguin Books, 1990).

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 5
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

Peduli Syariat yang dipelopori pimpinan MMI a-politis15; kedua, bisa jadi jejaring Tarbiyah
dan HTI tidak bertahan lama ketika unsur HTI akan bertemu dengan gerakan extra-parlemen
menarik diri. 13 HTI, apalagi keduanya mempunyai akar yang
Gerakan politik Islam lain yang mempunyai sama di LDK. Menjelang pemilu 2009 sempat
jejak di arena parlemen dan extra-parlemen muncul gagasan dari pemimpin FPI, Habieb
adalah gerakan Tarbiyah yang mewarisi Riziq Syihab, untuk mendirikan partai Islam
Ikhwanul Muslimin. Melalui jejaring ideologis. Partai demikian dimaksudkan untuk
h}alaqahatau usrohdan Lembaga Dakwah menjadi oposisi ideologis di parlemen sebagai
Kampus (LDK), gerakan ini terus alternatif terhadap partai politik Islam yang
mengajarkan perlunya integrasi agama dan dianggap pragmatis. Dalam situasi saat partai-
negara yang menerapkan hukum Islam secara partai Islam melemah atau semakin pragmatis,
menyeluruh. H{alaqah dan LDK menjadi basis bisa jadi gagasan seperti ini akan menampung
sosial yang menyiapkan sumber daya untuk kekuatan politik Islam yang menggabungkan
perjuangan politik tarbiyah yang terserap oleh perjuangan reformatif dengan visi
mekanisme demokrasi melalui Partai Keadilan revolusioner atau ‗refolusioner‘.
Sejahtera (PKS). Tidak jelas apakah terjadi
sinergi antara jejaring tarbiyah yang 3. Islam Politik Revolusi-Damai-Berjuang
mengajarkan integrasi Islam dan negara Baik refolusi maupun revolusi meyakini
dengan PKS yang menampakkan perlunya perubahan secara total terhadap
kecenderungan moderasi dalam arus sistem yang ada. Namun berbeda dengan
demokrasi. Yang tidak bisa dipungkiri adalah refolusi yang masih percaya adanya jalan
banyak anggota PKS yang duduk di perubahan melalui mekanisme demokrasi,
pemerintahan dan parlemen turut menjadi kaum revolusioner meyakini bahwa karena
seringkali katalisator pembuatan kebijakan sistem demokrasi adalah sistem buatan
pemerintah yang mengutamakan kepentingan manusia (ba>t}il), maka perjuangan lewat jalan
politik Islam. 14 demokrasi tidak akan efektif. Karena tidak ada
Jika PKS menunjukkan kecenderungan jalan lain, perubahan harus dimulai dengan
politik yang semakin jauh dari idealisme Islam merubah sistem atau revolusi.
politik, bukan tidak mungkin jejaring Tarbiyah Secara teoritis revolusi terjadi dalam dua
akan melepaskan diri dari ‗ikatan‘ dengan kondisi. Pertama, jatuhnya penguasa (ruler)
perjuangan politik PKS. Dalam kondisi digantikan dengan penguasa baru (seizure of
demikian, bisa terjadi dua kemungkinan, power), dan kedua diterapkannya sistem (rule)
pertama mereka yang kecewa dengan PKS yang baru. Karena itu gerakan revolusioner
akan terintegrasi dalam apa yang disebut berjuang dalam dua lokus secara bersamaan;
Oliver Roy gejala post-Islamism atau neo- yakni merongrong penguasa atau pemerintah
fundamentalismyakni gerakan revivalis yang dan delegitimasi atas perangkat (ide dan
institusi) yang melanggengkan sistem yang
ada. Mereka memilih jalan non-kooperasi
karena bekerjasama dengan sistem berarti
13
Pada bulan Agustus 2008, HTI mengeluarkan
akan memperlambat runtuhnya sistem.
ta’mi>m, pengumuman internal, yang menyerukan HTI Contoh gerakan Islam yang mempunyai
secara organisasi menarik diri dari FUI (dokumen visi revolusioner adalah Hizbut Tahrir
pribadi).Hal ini nampaknya diikuti oleh jajaran HTI di Indonesia (HTI). Organisasi ini adalah bagian
daerah.Di Malang HTI dan MMI mempelopori dari gerakan internasional Hizbut Tahrir (HT)
berdirinya Forum Umat Islam Peduli Syariat, namun
belakangan pengurus mengakui perbedaan internal
yang didirikan di Palestina pada tahun 1953
mengakibatkan organisasi ini tidak efektif. [Wawancara oleh seorang ulama ahli hukum
seorang tokoh HTI, oleh M. Iqbal Ahnaf di Malang, 28
15
Oktober 2009] Roy, Oliver, Globalized Islam: The Search for a
14
Sebagai contoh salah satu kader PKS yang menjadi New Ummah (Columbia: Columbia University Press,
walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail. 2004).

6 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

Islam,Taqiyuddi>n al-Nabh}ani>. Sebelum dukungan dari gubernur Yerusalem tetapi


mendirikan HT, al-Nabh}ani> dikenal sebagai kambali ditolak dengan alasan yang sama.
ulama yang bersuara keras menentang Namun demikian, hal ini tidak menghentikan
penjajahan Barat di Timur Tengah. Ini aktivitas Hizbut Tahrir yang terus melakukan
tercermin dari dua buku kecil yang ia tulis mobilisasi bawah tanah penyebaran selebaran
sebelum mendirikan HT, Risalatul dan propaganda lewat ceramah-ceramah
‘Arab(Seruan kepada Dunia Arab) dan Inqad}u agama.
al-Filasti>n(Pembebasan Palestina); keduanya Hingga sekarang Hizbut Tahrir tidak
menyerukan persatuan dunia Arab untuk mendapatkan izin di banyak negara, terutama
melawan penjajahan Barat. Kekecewaan Negara-negara Arab. Namun demikian HT
terhadap kegagalan dunia Arab muncul terus menunjukkan eksistensinya bahkan
terutama setelah kekalahan Arab dalam perang berkembang cukup pesat, terutama di negara-
melawan Israel pada tahun 1948 yang negara demokratis seperti Inggris dan
mengakibatkan cengkraman Israel atas Indonesia.
Palestina. Kunci pembebasan Palestina adalah Ideologi Hizbut Tahrir mengajarkan
menghapuskan sekat-sekat negara bangsa strategi gerakan ‗revolusi damai-berjenjang.‘
(nation-state) di Timur Tengah. Meski demikian HT tidak secara terang-
Awalnya al-Nabh}ani> menyalurkan visi terangan menyatakan bertujuan revolusi. Al-
perlawananya lewat sebuah gerakan Nabh}ani> menyatakan bahwa tujuan HT adalah
nasionalisme Arab yang dekat dengan partai ‗melanjutkan kehidupan Islam‘ (instina>f al-
Ba‘th di Jordania. Gerakan ini mempunyai h}aya>t al-isla>miyyah).17Yang dimaksud
tujuan revolusioner untuk menghapus sekat kehidupan Islam adalah tegaknya daulah
negara bangsa di Arab dengan menjatuhkan khilafah Islamiyah yang menyatukan umat
kekuasaan monarki di negara-negara Arab. Islam sedunia dalam kepemimpinan tunggal
Dengan dukungan seorang kolonel dari militer seorang khalifah yang tidak menerapkan
Jordania, Abdullah al-Tall, gerakan ini pernah hukum lain selain hukum Islam dalam
berusaha melakukan kudeta untuk berbagai aspek. Untuk menopang ideologi
menjatuhkan kekuasaan raja Jordan, namun khilafah, literatur HT menghimpun berbagai
gagal. 16 sumber dari Alquran, Hadis dan buku-buku
Setelah berinteraksi dengan partai Ba‘th, al- Islam klasik untuk mendukung argumen
Nabh}ani> meyakini bahwa kelemahan gerakan bahwa mendirikan khilafah hukumnya wajib
Ba‘th adalah karena ia didasarkan pada bagi umat Islam.
ideologi sekuler. Ia kemudian mendirikan Visi dan strategi perubahan yang diajarkan
partai politik Hizbut Tahrir yang bertujuan al-Nabh}ani> jelas bersifat revolusioner. Al-
untuk menyatukan kekuatan Muslim sedunia Nabh}ani>membedakan perubahan yang bersifat
dalam naungan satu kekuasaan Khilafah is}lah}i> (parsial) dan inqila>bi> (total). Ia
Islamiyah sebagaimana pernah tegak sejak menentang upaya-upaya parsial atas
masa Rasulullah hingga jatuhnya Khilafah problematika umat; menurutnya, karena
Utsmaniyah pada tahun 1924. masalah yang menyebabkan keterpurukan
Pada tahun tahun 1952,al-Nabh}ani> umat Islam bersifat mendasar yakni tidak
mendaftarkan Hizbut Tahrir sebagai partai diterapkannya Islam sebagai ideologi dan
politik ke pemerintah Jordania tetapi ditolak sumber hukum negara, maka perubahan harus
karena platform Hizbut Tahrir dianggap bersifat fundamental, atau inqila>b sha>mil.18
bertentangan dengan konstitusi Jordania.
Setahun kemudian, 1953, al-Nabh}ani> berusaha 17
Hizbut Tahrir, Hizb al-Tahrir (t.k.: Hizbut Tahrir,
kembali mendaftarkan Hizbut Tahrir dengan 1953), 6.
18
Visi revolusioner ini terlihat dari kutipan dari al-
16
Taji-Farouki, Suha,Fundamental Quest: Hizb al- Nabh}ani> berikut: ―Dunia Islam saat ini adalah dunia
Tahrir and the Search for Islamic Caliphate (UK: Grey kafir karena meninggalkan pemerintahan Islam. Karena
Seals Books, 1997), 3. itu sebagian besar umat Islam melihat dunia Islam telah

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 7
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

Dalam bahasa seorang aktifis HTI memberikan bantuan tersebut kepada para
Yogyakarta, ibarat manusia,agama Negara saat tiran akan memperpanjang umur sistem kufur
ini adalah non-Islam (kafir). Dakwah yang mereka terapkan.‖20
mengajarkan amal Islam sepertisalat dan puasa Kedua, al-Nabh}ani> menekankan pada
bisa dilakukan kepada orang yang sudah pentingnya menjaga kemurnian idoelogi dan
beragama Islam. Namun ketika dakwah sikap non-kompromi. 21 Karena itu HT
ditujukan kepada orang yang tidak beragama menerapkan proses rekruitmen berjenjang
Islam, maka harus dimulai dengan menyeru yang sangat ketat. Ini karena model gerakan
untuk masuk Islam. Menyeru orang non-Islam HT mirip model vanguard ala Lenin yang
untuk beramal sesuai ajaran Islam tidak ada menekankan peran partai sebagai pemimpin
gunanya sebelum dia masuk Islam terlebih intelektual massa.22 Dukungan atau partisipasi
dahulu. Demikian juga dengan Negara. Meski dari massa tidak mesti diharapkan dalam
mayoritas penduduk Indonesia beragama bentuk keanggotaan, tetapi lebih berupa
Islam, tetapi karena Indonesia bukanlah dukungan pemikiran dan moral. Karena itu
Negara Islam, maka perubahan harus dimulai HT membutuhkan kader-kader militan yang
dengan menjadikan Indonesia Negara Islam. teguh dan konsisten, yang meski jumlahnya
Perubahan yang sifatnya parsial (is}lahi>) tidak tidak besar tetapi karena konsistensi dan
akan ada gunanya selama Negara belum militansinya diyakini akan berpengaruh dalam
‗masuk‘ Islam. 19 mobilisasi dukungan publik.
Dalam buku yang menjadi sumber penting Ketiga, berbeda dari gerakan revolusioner
panduan gerakan HT, Taka>t}t}ul al-H{izb, al- pada umumnya yang menggunakan strategi
Nabh}ani> mengajarkan beberapa prinsip kekerasan dan teror, al-Nabh}ani> menekankan
gerakan HTI yang mencerminkan karakter pada pentingnya partai menjaga gerakan
revolusionernya. Pertama, non-kooperasi. Hal dalam koridor non-kekerasan. Hal ini
ini tercermin dari kritik al-Nabh}ani> terhadap didasarkan pada pemahaman bahwa jihad
gerakan-gerakan Islam lain yang berjuang di yang dipahami sebagai qita>l(perang) hanya
area non-politik seperti pendidikan, perbaikan bisa dijalankan atas komando khalifah.
moral, ekonomi dan spiritual. Dengan terlibat Selama daulah khilafah belum terbentuk,
dalam program-program demikian maka maka jihad tidak boleh dijalankan oleh
berarti akan turut melanggengkan sistem individu atau kelompok. Prinsip ini juga
sekuler yang ada. HT memegang prinsip untuk mengikuti metode perjuangan Rasulullah
tidak menerima ―membantu mereka (sistem padafase Mekah, saat Rasulullah masih
kufur) untuk melakukan perbaikan ekonomi, berjuang dalam konteks negara kafir. Yang
pendidikan, dan sosial. Hal ini karena dengan dilakukan Rasulullah adalah perlawanan non-
kekerasan untuk mendelegitimasipenguasa
tercemari dan memerlukan reformasi (is}la>h}). Namun dan sistem kufur yang ada. Selain itu, prinsip
demikian reformasi berarti menghilangkan noda kotor
20
dari situasi saat ini. Ini tidak tepat karena dunia Islam Hizbut Tahrir, Structuring of Party (Takattul el-
saat ini memerlukan perubahan yang bersifat Hizb) (London: Al-Khilafah Publications, 2001).
21
komprehensif dan radikal (inqila>b sha>mil) yang akan Taqiyuddi>n Al-Nabh}ani, The System of Islam
menghapus sistem kufur dan memperjuangkan (Nid}am Al Isla>m) (London: Al Khilafah Publications,
pemerintahan Islam. Reformasi hanya akan mendorong 2002), 74.
pencemaran ajaran Islam,‖ lihat Taqiyuddi>n Al- 22
Dalam karya monumentalnya, What is to Be
Nabh}ani, Al- Shakhshiyah Al-Isla>miyah, vol. 1 (t.k.: Done, Vladimir Lenin mengalihkan model perjuangan
t.p., t.t.), 45. revolusi kaum proletar ala Karl Marx yang fokus pada
19
Pernyataan ini disampaikan oleh aktifis HTI massa kaum pekerja, kepada perjuangan yang
Yogyakarta, Ir. Wahyu WD, ―Metode Mewujudkan menekankan pada mobilisasi kelompok intelektual yang
Islam Rahmatan Lil Alamin,‖ Pidato, dalam Halaqah mempunyai disiplin tinggi. Bagi Lenin massa akan
Islam Rahmatan Lil Alamin “Bersinergi Mewujudkan mudah digerakkan kalau pejuang revolusi telah
Islam Penebar Rahmah” (Diselenggarakan HTI menguasai kaum intelektual yang mempunyai
Yogyakarta di Gedung Teatrikal UIN SUKA komitmen dan terdidik secara ideologis atau yang
Yogyakarta, 08 November 2009). disebut vanguard.

8 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

ini bisa jadi dimaksudkan untuk menjaga yakni lewat tekanan publik di luar mekanisme
strategi revolusi-berjenjang HTI. Berhadapan demokrasi.
dengan negara, aksi kekerasan hanya akan Sejak muncul di Indonesia pada awal tahun
memberi legitimasi bagi represi yang akan 1980an, HTI mulai menapaki jenjang kedua
menghambat agenda revolusi-berjenjang. (tafa>’ul ma’a al-ummah) pada tahun sekitar
Jenjang revolusi HTI dilakukan dalam tiga awal tahun 2000an. Perkembangan HTI bisa
tahap. Pertama adalah pembinaan (tat}qi>f) dibilang menyalip gerakan-gerakan Islam lain
yang bertujuan untuk menghimpun kader- seperti MMI dan FPI. HTI kini mempunyai
kader inti (vanguard). Kedua, setelah kader- kantor di hampir seluruh wilayah di Indonesia,
kader inti terbentuk, maka dilakukan dakwah dari tingkat provinsi hingga kecamatan. HTI
secara terbuka berinteraksi dengan umat juga mempunyai kemampuan mobilisasi dan
(tafa>’ul ma’a al-ummah) yang bertujuan ganda logistik (keuangan) yang cukup besar. Pada
berupa delegitimasi sistem dan kekuasaan tahun 2001 dan 2007 HTI mampu
kufur dan mobilisasi dukungan publik dan menghadirkan puluhan ribu massa dari
kekuatan strategis, termasuk membangun berbagai daerah di Jakarta. Show of power ini
ketidakpercayaan publik terhadap sistem yang berlanjut. Pada Juli 2009, HTI
ada. Tujuan ganda ini dilakukan melalui berhasilmenggelar Musyawarah Ulama
beberapa kegiatan termasuk (a) membongkar Nasional (MUN) yang mengumpulkan sekitar
makar kekuatan anti-Islam (kashful khut}t}a>th), 6000 tokoh Muslim dari seluruh Indonesia di
(b) aktivitas politik dalam pengertian kritik gedung tennis Indoor Senayan. Beberapa
atas kebijakan-kebijakan pemerintah (kifah orang yang diundang mengaku HTI
siyashi>), (c) perang pemikiran (shira’ al-fikr), menyediakan tiket pesawat dan akomodasi
dan (d) pembelaan atas kepentingan umat untuk acara di Jakarta. Program serupa
(tabanni> mas}alih al-ummah). 23 dilakukan organisasi sayap mahasiswa HTI
Ketiga, jika dukungan publik sudah cukup Gema Pembebasan, dengan menggunakan
kuat yang ditopang oleh dukungan dari pihak- nama Badan Koordinasi Lembaga Dakwah
pihak yang mempunyai kekuatan seperti Kampus, yang pada 18 Oktober 2009 lalu
militer, tokoh politik dan tokoh masyarakat mengumpulkan sekitar 4000 aktifis
(ahl al-quwwah), maka HT meyakini proses mahasiswa Islam dari berbagai wilayah di
peralihan kekuasaan dan sistem (revolusi) Indonesia dalam acara Kongres Mahasiswa
tidak akan terbendung. Meski dalam sejarah Islam Indonesia (KMII) di depan Basket Hall,
al-Nabh}ani> pernah terlibat dalam percobaan Senayan Jakarta. Selain itu, HTI juga kerap
kudeta di Jordania, para aktifis HTI membuat program seminar dan diskusi temu
menyangkal banwa kudeta akan menjadi tokoh secara serentak di berbagai daerah di
pilihan. Seorang aktifis HTI di Yogyakarta hotel-hotel dan tempat publik lainnya yang
menyebut jalan revolusi HTI jalan ketiga, tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
sebagai alternatif terhadap perjuangan Di Yogyakarta, tokoh-tokoh HTI bahkan
parlementer dan kudeta. Tidak jelas strategi mengelola Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
jalan ketiga ini akan diwujudkan; tetapi salah yang membebaskan biaya pendidikan bagi
satu pimpinan pusat HTI membayangkan seluruh mahasiswa.
proses perubahan HTI bisa mirip dengan apa Meski demikian konsistensi HTI pada jalur
yang terjadi dalam proses kejatuhan Soeharto, revolusi nampaknya tidak selalu konstan. Pada
era sekitar 2007 hingga pertengahan 2008,
HTI nampak akomodatif terhadap gerakan-
23 gerakan Islam yang bersifat reformis ( is}la>hi>).
Dari buku yang diterjemahkan dari tulisan
pendirinya, Taqiyuddin al-Nabhani, HTI secara detil
Hal ini terutama tercermin dari pernyataan
menjelaskan strategi untuk mengembalikan khilafah juru bicara HTI yang menyatakan bahwa HTI
dalam buku berjudul Hizbut Tahrir Indonesia, Strategi akan memperkokoh NKRI, sistem republik
Dakwah Hizbut Tahrir, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, yang bertentangan dengan ideologi khilafah.
1997.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 9
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

Lebih lanjut Yusanto juga mengindikasikan demokrasi selalu menjadi kabar baik gerakan
terbukanya kemungkinan HTI berpartisipasi Islam politik yang anti-demokrasi.
dalam pemilu. HTI ikut mempelopori Berkat kebebasan politik di Indonesia,
berdirinya Forum Umat Islam yang salah satu pencapaian penting Islam politik di
perjuangannya bersifat is}la>hi>. Bahkan Indonesia adalah terjadinya proses penguraian
menjelang pemilu 2009, HTI (breakdown) ikatan-ikatan keagamaan lama
menyelenggarakan diskusi yang mendorong (traditional), terutama NU dan
terbentuknya poros Islam atau koalisi partai- Muhammadiyah, yang selama ini menjadi
partai Islam untuk mengusung calon presiden benteng karakter moderat Islam di Indonesia.
yang memperjuangkan syariat Islam. 24 Hal ini Gerakan-gerakan Islam politik baru
tentunya bertentangan dengan prinsip non- ‗merangsek‘ ke dalam lingkaran Islam
kooperasi dan non-partisipasi yang diajarkan mainstream (arus utama) dan mulai
al-Nabh}ani>. mengaburkan batas-batas komunal Islam
Pada pertengahan 2009, pimpinan HTI mainstream. Cerita tentang anak-anak muda
nampaknya mulai melakukan evaluasi atas dan bahkan tokoh NU dan Muhammadiyah
aktivitas-aktivitas yang dianggap merusak terus terdengar. Penelitian Masykur tentang
kemurnian dan konsistensi ideologi HTI. Ini fenomena perpindahan orang NU ke HTI
terlihat dari keputusan HTI menarik diri dari menunjukkan terjadi kecenderungan
FUI yang membuat salah satu tokoh penting terjadinya dis-orientasi di kalangan anak muda
HTI yang pernah menjadi ketua umum, NU. Corak keIslaman NU dianggap biasa-
Muhammad Al-Khattat, keluar (atau biasa saja dan tidak mempunyai konsep
dikeluarkan) dari HTI. Al-Khattat memilih perjuangan yang jelas.25 Hal ini bertolak
perjuangan lewat FUI selain mendirikan belakang dengan tawaran organisasi-
organisasi baru bernama Hizbud Dakwah organisasi Islam politik seperti HTI dan
Islami. Sejak itu, nampaknya HTI mulai Tarbiyah yang menawarkan perangkat
menapaki kembali jalan revolusi-damai- ideologi dan panduan yang sederhana dan
berjenjang. mudah dipahami.
Faktor internal lain yang menyebabkan
4. Demokrasi: Peluang dan Tantangan pudarnya batas komunal Islam mainstream
Islam Politik adalah melemahnya peran sosial NU dan
Ketiga model gerakan Islam poltik di Muhammadiyah. Di kalangan Muhammadiyah
atastentunya tidak akan bisa menghidar dari hal ini misalnya ditunjukkan oleh terbatasnya
dialektika dengan konteks demokrasi di akses ke lembaga pendidikan dan rumah sakit
Indonesia. Demokrasi adalah peluang Muhammadiyah akibat biaya yang mahal. Di
sekaligus tantangan bagi gerakan sosial. Masa kalangan NU perilaku elitis dan politis
depan ketiga model gerakan di atas akan sebagian pimpinan NU telah mengalihkan
ditentukan oleh bagaimana mereka mereka dari peran pemberdayaan masyarakat.
bernegosiasi dengan proses politik, dan tidak NU yang diharapkan dapat memperkuat
semata-mata berpendirian pada doktrin perannya sebagai penjaga Islam moderat di
gerakan. Kebebasan politik dalam sistem Indonesia memiliki kelemahan dalam
demokrasi seperti Indonesia selalu menjadi program-program sosial yang mendekatkan
dambaan gerakan Islam politik. Di banyak masyarakat dan menyentuh langsung
negara gerakan Islam terhambat oleh sistem kebutuhan umat di tingkat bawah. Sementara
politik totalitarian atau demokrasi semu yang
represif. Namun demikian bukan berarti 25
Masykur, ―Fenomena Perpindahan Orang NU ke
Komunitas HTI di Serang Banten,‖ dalam Dialektika
Teks Suci Agama: Strukturasi Makna Agama dalam
Kehidupan Masyarakat, ed. Irwan Abdullah
24
Yusanto, Ismail, ―Syariah adalah Masa Depan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Sekolah Pascasarjana
Indonesia,‖ Suara Islam, 22 Juli 2008. UGM, 2008), 163-188.

10 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

pesantren yang selama ini menjadi lokus politik Islam dituntut untuk menyimpan
utama peran sosial NU perlahan-lahan mulai sementara agenda yang bersifat radikal. FUI
terpisah dari masyarakat. Pesantren-pesantren dalah contoh pergumulan politik Islam untuk
besar mulai terbawa arus politik, sementara memperluas jangkauan pengaruh. Karena
pesantren-pesantren kecil yang lebih dekat ideologi dan agenda politik di dalamnya yang
dengan masyarakat kekurangan sumberdaya. beragam, aksi FUI selama ini hanya terbatas
Sebagai ilustrasi, dalam satu perbincangan pada tuntutan-tuntutan non-radikal yang
dengan pengurus MWC NU di satu kecamatan menjadi titik temu beragam segmen umat
di Jawa Timur seorang pengurus mengeluh: Islam, seperti isu pembubaran Ahmadiyah,
―Dulu jama’ah datang ke kantor NU untuk perlawanan terhadap pluralisme, dan
memberikan sumbangan, sekarang diantara dukungan terhadap Perda ‗bernuansa syariat‘.
mereka hanya datang ke kantor NU ketika ada
pembagian sumbangan.‖26 5. Deliberative Democracy sebagai Solusi
Namun demikian bukan berarti gerakan Islam Politik
Islam politik akan dengan mudah Demokrasi menjadi medan persaingan
menaklukkan demokrasi. Banyak teoritisi merebut dukungan publik antara kekuatan
demokrasi berpengaruh seperti Seymor M. radikal dan non-radikal. Kodrat politik adalah
Lipset dan Anthony Dawns, meyakini mengikuti kecenderungan mainstream.
demokrasi mempunyai mekanisme yang akan Selama Islam moderat masih menjadi arus
meminggirkan gerakan radikal. Hal ini karena utama, maka kekuatan politik akan menjauh
demokrasi memberikan beragam jalan bagi dari agenda radikal. Sebaliknya, ketika
penyaluran konflik dan aspirasi politik. aspirasi radikal mengambil alih arus utama,
Kecenderungan politik selalu mengikuti arus maka dengan sendirinya kekuatan politik akan
utama elektorat yang umumnya bersifat turut mengusung agenda radikal.
‗median‘atau moderat.27 Revolusi terjadi Umumnya negara demokrasi tidak
ketika tidak ada jalan lain. Dalam bahasa Alan mengalami perubahan politik yang bersifat
Dawley, ―demokrasi adalah kain kafan bagi radikal atau revolusioner. Tetapi bukan berarti
kaum revolusioner.‖28Kegagalan terus tidak ada demokrasi yang tumbang oleh
menerus politik Islam dalam pentas politik kekuatan revolusioner. Republik Weimar
Indonesia bisa jadi bukti nyata kekuatan Jerman adalah negara demokrasi yang
moderasi demokrasi. ditumbangkan oleh kekuatan totaliter anti-
Fakta memudarnya batas komunal antara demokrasi Nazi pada tahun 1930an. Menurut
yang moderat dan yang radikal sebagaimana Sheri Berman, Partai Pekerja Nasional
disebut di atas adalah hasil dari mekanisme Sosialis Jerman (NSDP) berhasil
demokrasi yang juga bisa menjadi tantangan memanfaatkan proses demokrasi untuk
bagi mobilisasi gerakan radikal Islam politik. menggulingkan demokrasi. NSDAP awalnya
Untuk memperluas dukungan ke segmen- adalah partai kecil di parlemen Jerman. Ketika
segmen umat Islam yang beragam, gerakan Republik Weimar Jerman mengalami krisis
ekonomi dan demokrasi mengalami disfungsi,
26 NSDAP berhasil memobilisasi dukungan
Perbicangan dengan Muzakkir, tokoh pemuda NU
di Lamongan, Jawa Timur pada 22 April 2012. publik yang kemudian menjadi basis kekuatan
27
Lihat, Lipset, Seymor M. Political Man: The bagi Hitler untuk memaksakan perubahan
Social Base of Politics (Garden City: Doubledy, 1960), konstitusi, yang memberikan kekuasaan penuh
dan Dawns,Anthony, Economic Theory of Democracy atas dirinya.29
(New York: Harper, 1957). Lihat juga R. Mitchels,
Political Parties: A Sociological Studies of Oligarchical
Tendencies of Modern Democracy (New Jersey:
29
Transaction Publishers, 1999). Berman, Sheri, ―Islamism, Revolution and Civil
28
Dawley,Alan, Class and Community: The Society,‖ Perspectives on Politics 1, no. 2 (June 2003).
Industrial Revolution in Lynn (Cambridge: Harvard Lihat juga tulisan Berman lain tentang proses kejatuhan
University Press, MA, 1976), 70. Republik Weimar Jerman, Sheri Berman, ―Civil Society

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 11
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

Artinya, demokrasi yang fungsional akan akan membuka kesempatan bagi politik Islam
menjadi penangkal mobilisasi politik Islam radikal untuk mengambil alih peran ini.
radikal. Dalam bahasa yang populer di Gagasan sebagian tokoh politik Islam untuk
literatur demokrasi saat ini demokrasi yang mendirikan partai politik Islam ideologis yang
fungsional disebut demokrasi yang memberi konsisten menjadi oposisi parlemen bisa
hasil (deliberative democracy). Demokrasi menjadi opsi gerakan politik Islam untuk
bersifat deliberative ketika kebijakan- memecah kebuntuan (breakthrough) Islam
kebijakan yang keluardari institusi demokrasi politik dalam pentas politik Indonesia.
mencerminkan suara atau kepentingan publik Untuk memelihara karakter moderat Islam
sehingga berdampak langsung terhadap di Indonesia perlu upaya membangun
kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam demokrasiyang deliberative yang memperkuat
definisi Lars Hasselblad Torres ―deliberative peran kelompok-kelompok Islam mainstream
democracy strengthens citizen voices in dalam proses politik, pengambilan kebijakan
governance by including people of all races, dan peran nyata dalam pemerintahan dan
classes, ages and geographies in deliberations sektor non-pemerintah yang berdampak
that directly affect public decisions. As a langsung terhadap kesejahteraan mereka.
result, citizens influence--and can see the Dengan langkah ini, sistem politik demokrasi
result of their influence on--the policy and akan terjaga secara stabil sekaligus mereduksi
resource decisions that impact their daily lives kekuatan radikal dalam arena politik dan
and their future.‖30 memperkuat peran sosial kekuatan moderat di
Karena itu proses mendorong demokrasi kalangan umat Islam
agar bersifat deliberative bisa terbantu oleh
peran lembaga-lembagasurvei, penelitian, C. SIMPULAN
forum-forum rembug warga, dan lain-lain Demokratisasi di Indonesia telah
yang mendekatkan aktor-aktor dalam lembaga menunjukkan proses pematangan yang kecil
demokrasi dengan rakyat, sehingga keputusan- sekali kemungkinannya akan berbalik mundur.
keputusan yang mereka ambil mewakili Karena itu peluang terjadinya perubahan
kepentingan publik. secara revolusioner dengan menggulingkan
Kesenjangan antara perilaku elit politik demokrasi dan menggantinya dengan negara
yang menjadi aktor demokrasi dengan Islam hampir mustahil terjadi. Ketiga model
kepentingan publik akan melemahkan jalan politik Islam yang dipaparkan di sini
demokrasi dan mengakibatkan instabilitas. adalah alternatif terhadap jalan revolusioner;
Kondisi demikian akan memberi legitimasi masing memiliki tujuan dan metode yang
terhadap argumentasi anti-demokrasi gerakan berbeda.Jalan yang paling ekstrim ditempuh
politik Islam radikal. Keberhasilan Nazi oleh HTI yang berusaha menentang sistem
menggulingkan demokrasi secara parlementer tetapi tidak cara konfrontasi. Melalui strategi
bisa menjadi pelajaran bagi keberlangsungan revolusi damai berjenjang HTI ia memilih
demokrasi dan karakter moderat Islam di masuk ke dalam sistem, membangun relasi
Indonesia. Jika demokrasi mengutamakan dengan aktor-aktor di dalam kekuasaan
prosedur dan partai politik gagal dalam dengan harapan akan bisa memobilisasi
menyalurkan aspirasi yang berdampak dukungan untuk mengganti sistem dari dalam.
langsung terhadap kehidupan riil publik, maka Meskipun HTI menunjukkan kemajuan di
sejumlah tempat tetapi kecil sekali jalan ini
and the Collapse of Weimar Republic,‖ World Politics akan berhasil. Sebaliknya, belakangan HTI
49, no. 3 (April 1997): 401–29. justru menghadapi pukulan balik karena
30
―Deliberative Democracy FAQ,‖ diakses pada 3
Juni 2012, www.deliberative-democracy.net. Penjelasan
dianggap anti-Pancasila.
lebih detail tentang ‗deliberative democracy‘, lihat Sementara model jalan Islam politik yang
James Bohman dan William Rehg, eds., Deliberative kedua berusaha memanfaatkan sistem
Democracy: Essays on Reason and Politics (London:
demokrasi untuk mendorong Islamisasi dalam
The MIT Press, 1997).

12 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

skala luas misalnya dengan mengusung Hague, 1982.


agenda legislasi shariah Islam. Model ini bisa Berman, Sheri. ―Civil Society and the
dicontohkan oleh sejumlah gerakan dan partai Collapse of Weimar Republic.‖ World
Politics 49, no. 3 (1997): 401–29.
politik seperti PKS, FPI, FUI, MMI dan
———. ―Islamism, Revolution and Civil
sejumlah organisasi serupa dengan nama yang Society.‖ Perspectives on Politics 1, no. 2
beragam di tingkat daerah. Model kedua ini (2003).
tidak akan merubah tatanan politik yang ada Bohman, James, dan William Rehg, eds.
tetapi bisa berpengaruh besar dalma merubah Deliberative Democracy: Essays on
lanskap sosial keagamaan yang bisa Reason and Politics. London: The MIT
mempengarui aktor-aktor politik untuk Press, 1997.
Dawley, Alan. Class and Community: The
menerima agenda Islamisasi ruang publik.
Industrial Revolution in Lynn. Cambridge:
Kekuatan terbesar politik Islam menempuh Harvard University Press, MA, 1976.
jalan reformis sebagaimana direpresentaiskan Dawns, Anthony. Economic Theory of
oelh NU, Muhamamdiyah dan MUI. Meski Democracy. New York: Harper, 1957.
demikian kekuatan-kekuatan dalam lingkup ―Dewan Syariat Kota.‖ Al-Wa’ie. Surabaya,
kategori ini seringkan berkontentasi satu sama 2005.
lain baik secara ekonomi, sosial dan politik. Effendy, Bahtiar. ―Islamic parties have long
been at an impasse.‖ Jakarta Post. 2009.
Kontetasi ini menyediakan ruang kosong
Farouki, Suha Taji. Fundamental Quest: Hizb
dalma mempengaruhi sikap massa Muslim al-Tahrir and the Search for Islamic
yang tidak jarang diisi oleh kelompok- Caliphate. UK: Grey Seals Books, 1997.
kelompok yang menempuh kedua jalan yang Lipset, Seymor M. Political Man: The Social
lebih radikal. Selain itu isu-isu tertentu seperti Base of Politics. Garden City: Doubledy,
Kristenisasi dan aliran sesat seringkali 1960.
Masykur. ―Fenomena Perpindahan Orang NU
menciptakan irisan-irisan yang mengakburkan
ke Komunitas HTI di Serang Banten.‖
batas antara kelompok-kelompok dengan jalan Dalam Dialektika Teks Suci Agama:
politik yang berbeda. Dinamika akan menjadi Strukturasi Makna Agama dalam
struktur kesempatan politik (political Kehidupan Masyarakat, diedit oleh Irwan
opportunity structure) yang akan menentukan Abdullah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan
masa depan warna Islam politik di Indonesia. Sekolah Pascasarjana UGM, 2008.
Mitchels, R. Political Parties: A Sociological
DAFTAR PUSTAKA Studies of Oligarchical Tendencies of
Ahnaf, Mohammad Iqbal. ―Anticipating Modern Democracy. New Jersey:
Changing Landscape of Muslims.‖ Jakarta Transaction Publishers, 1999.
Post. 2009. Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di
Al-Nabh}ani, Taqiyuddi>n. Al- Shakhshiyah Al- Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES,
Isla>miyah. Vol. 1. t.k.: t.p., t.t. 1980.
———. The System of Islam (Nid}am Al Roy, Oliver. Globalized Islam: The Search for
Isla>m). London: Al Khilafah Publications, a New Ummah. Columbia: Columbia
2002. University Press, 2004.
Ash, Timothy Garton. We the People: Salim, Arskal. Challenging Secular State: The
Revolution of 89, Witness in the Warsaw, Islamization of Law in Modern Indonesia.
Budapest, Berlin, and Prague. London: Honolulu: University of Hawai Press,
Penguin Books, 1990. 2008.
Boland. B.J. The Struggle of Islam of Islam in Tahrir, Hizbut. Hizb al-Tahrir. t.k.: Hizbut
Modern Indonesia. Martinus Nijhoff, The Tahrir, 1953.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14 13
Mohammad Iqbal Ahnaf Tiga Jalan Islam Politik di Indonesia: Reformasi,
Refolusi dan Revolusi

———. Structuring of Party (Takattul el-


Hizb). London: Al-Khilafah Publications, ―Deliberative Democracy FAQ.‖ Diakses pada
2001. 3 Juni 2012. www.deliberative-
WD, Ir. Wahyu. ―Metode Mewujudkan Islam democracy.net.
Rahmatan Lil Alamin.‖ Pidato. Dalam ―Hasil Pemilu 2014,‖ 2014. Diakses tanggal 5
Halaqah Islam Rahmatan Lil Alamin Juli 2015. http://www.pemilu.com/hasil-
“Bersinergi Mewujudkan Islam Penebar pemilu-2014/.
Rahmah.” Penyelenggara HTI Yogyakarta: ―Hasil Suara Nasional Pemilu 2009,‖ 2009.
di Gedung Teatrikal UIN SUKA Diakses tanggal 5 Juli
Yogyakarta, 2009. 2015.http://nasional.kompas.com/read/200
Yusanto, Ismail. ―Syariat adalah Masa Depan 9/05/09/22401496/inilah.hasil.akhir.perole
Indonesia.‖ Suara Islam, 2008. han.suara.nasional.pemilu.

Internet Wawancara
―Deklarasi Darunnajah,‖ 2008. Diakses Tokoh HTI. Wawancara oleh M. Iqbal Ahnaf.
tanggal 03 Juni 2012. http://hizbut- Malang, 28 Oktober 2009.
tahrir.or.id/2008/08/02/deklarasi-
darunnajah/.

14 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 2 (Juli 2016): 1-14

Anda mungkin juga menyukai