Anda di halaman 1dari 3

ANALISA JURNAL PICO

PENGARUH EKSTRAK JAHE TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
DENGAN HIPERTENSI DI RW 03 KELURAHAN
TAMBANGAN

Oleh :

ANGGA PRATAMA IHSAN


NIM : 1914901007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN 2020
ANALISA JURNAL PICO
PENGARUH EKSTRAK JAHE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI RW 03 KELURAHAN
TAMBANGAN

P : PROBLEM
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi
masalah kesehatan utama terutama pada lansia. Semakin bertambahnya usia maka
resiko terjadinya hipertensi juga semakin tinggi. Angka kejadian hipertensi
sangat tinggi terutama pada lanjut usia, usia diatas 60 tahun dengan prevalensi
mencapai 60% sampai 80% dari populasi lansia. Diperkirakan 2 dari 3 lansia
mengalami hipertensi. Pada sebuah penelitian di SaoPaulo didapatkan
prevalensi hipertensi pada lansia sebesar 70% dari jumlah populasinya
(Lacerdaa dkk, 2016). Di Indonesia, pada usia 25-44 tahun prevalensi hipertensi
sebesar 29%, pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan pada usia >65 tahun
sebesar 65%. Dibandingkan usia 55-59 tahun, pada usia 60-64 tahun terjadi
peningkatan risiko hipertensi sebesar 2,18 kali, usia 65-69 tahun 2,45 kali
dan usia >70 tahun 2,97 kali (RahajengE, 2013).

I : INTERVENTION
Penatalaksanaan hipertensi pada lansia secara prinsip tidak berbeda
dengan hipertensi pada umumnya, yang terdiri dari terapi farmakologi dan
non farmakologi. Pilihan pertama untuk terapi farmakologi adalah obat-obatan
kimia dan ekstrak herbal. Pengobatan farmakologi dengan menggunakan
ekstrak herbal sangat mudah didapat, tidak membutuhkan biaya yang banyak dan
rendah efek samping. Salah satu contoh alternatif pengobatan hipertensi
menggunakan ektrak herbal adalah ekstrak jahe(Susilo Y dan Wulandari,
2011).Jahe putih (zingiber officinalevar amarum) dapat digunakan sebagai
bahan untuk pengobatan tradisional, karena jahe putih memiliki banyak sekali
kandungan gizi dan senyawa kimia yang sangat penting dan bermanfaat
terhadap kesehatan. Disamping itu jahe putih memiliki efek samping yang lebih
kecil dan mudah diolah sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan obat-
obatan terutama dalam mengatasi hipertensi (Gustiri, 2011).
C : COMPERATION
Perbedaan Pengaruh Ekstrak Mentimun dan Air Jahe terhadap
Tekanan Darah Lansia . Hasil yang sama juga di dapatkan pada kelompok yang
diberikan ekstrak mentimun.

O : OUTCOME
Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam dosis yang sudah di anjurkan
memiliki berbagai khasiat termasuk untuk mengobati hipertensi, sebab jahe
mengandung sejumlah antioksidan dan kemponen bioaktif yaitu gingerol. Jahe
adalah salah satu bahan pangan yang mengandung senyawa fenol yang
berperan sebagai antioksidan. Inti jahe yang disebut gingerol merupakan
molekul radikal bebas yang kuat dan dapat beraksi sebagai antioksidan yang
bermanfaat menetralkan efek merusak dari radikal bebas didalam
tubuh(Koswara, 2010). Gingerol pada jahe juga bersifat antikoagulan yaitu
mencegah penggumpalan darah. Gingerol dapat memperlebar pembuluh darah
sehingga peredaran darah menjadi lancar dan tekanan darah menurun
(Elkhishin, 2009).

Anda mungkin juga menyukai