“ANALISA SIANIDA”
DI SUSUN OLEH :
Nama : KHOFIFAH
NIM : AK1018023
BANJARBARU
2020
Judul Praktikum : Analisa Sianida
Hari/tanggal : Jumat, 28 februari 2020
Tujuan :
Untuk mengetahui cara analisa HCN pada darah secara kualitatif.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya HCN pada darah.
Dasar Teori :
Asam sianida (HCN) adalah zat molekular yang kovalen, namun mampu terdisosiasi
dalam larutan air, merupakan gas yang sangat beracun (meskipun kurang beracun dari H2S),
tidak bewarna dan terbentuk bila sianida direaksikan dengan sianida. Dalam larutan air, HCN
adalah asam yang sangat lemah, pK25°= 9,21 dan larutan sianida yang larut terhidrolisis tidak
terbatas namun cairan murninya adalah asam yang kuat. Cairan HCN memiliki titik didih 25,6°C
dan memiliki tetapan dielektrik yang sangat tinggi (107 pada 25°) sehubungan dengan
penggabungan molekul molekul polar (seperti H2O) oleh ikatan hidrogen dan cairan HCN tidak
stabil dan dapat terpolimerisasi dengan hebat tanpa adanya stabilisator.
Asam sianida cepat terserap oleh alat pencernaan dan masuk kedalam aliran darah lalu
bergabung dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Keadaan ini menyebabkan oksigen
tidak dapat diedarkan dalam sistem badan. Sehingga dapat menyebabkan sakit atau kematian
dengan dosis mematikan 0,5-3,5 mg HCN/kg berat badan. Kandungan asam sianida (HCN)
biasanya terdapat pada singkong. Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi
kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya
dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Mengingat banyaknya kandungan gizi yang terdapat didalam daun ubi tersebut maka sangat baik
untuk dikonsumsi. Namun tumbuhan yang termasuk kelas Dicotyledonae ini baik didalam
daunnya maupun umbinya mengandung zat glikosida cya-nogenik dimana zat ini dapat
menghasilkan asam sianida (HCN) atau senyawa asam biru yang sangat bersifat racun. Asam
sianida ini tersebar merata dipermukaan daun hingga dermis dari umbi akar. Kandungan unsur
penggangu yang bersifat racun (HCN) berbeda untuk setiap jenis atau varietasnya, sehingga
sinkong dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kandungan asam sianida
antara lain golongan yang tidak beracun, golongan beracun sedikit, golongan beracun, serta
golongan sangat beracun.
Asam sianida terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (bakal racun), yaitu
linamarin dan mertil linamarin dimana kedua senyawa ini kontak dengan enzim linamarase dan
oksigen dari udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. Asam sianida
mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, oleh karena itu untuk menurunkan atau
mengurangi kadar asam sianida dapat dilakukan dengan pencucian atau perendaman karena asam
sianida akan larut dan ikut terbuang dengan air.
Alat
1. Spuit 1cc
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Beaker glass 50ml
5. Kertas saring
Bahan
1. Sampel darah
2. Energen
3. FeSO4 1gr
4. FeCL3 1gr
5. HNO3 1ml
6. Na2CO3 1gr
7. KCL 5gr
8. HCL
Cara Kerja :
A. Air ludah
B. Darah
C. Cairan Lambung
Hasil Pengamatan :
Data Pasien :
Nama : RAS
Usia : 20 tahun
Tabel 1. Hasil Uji Sianida Pada Mahasiswa Akademi Analisa Kesehatan a/n RAS
SAMPEL HASIL
Darah Negatif
Air Ludah Negatif
Cairan Lambung Negatif
PERTANYAAN HASIL
Apakah anda dalam 1 minggu terakhir ada Tidak Ada
mengonsumsi umbi-umbian?
Apakah anda merasakan mual, pusing, Tidak Ada
berdebar?