Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hariyanti

Nim : 837302085
Matkul : TAP

Bu Faridah mengajar kelas V yang terdapat 20 orang anak. Meskipun secara resmi,
bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi
baik guru maupun murid menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu nuansa daerah sangat
terasa baik di dalam maupun diluar kelas.
Suatu hari dalam pelajaran IPS, salah satu topik yang akan disampaikan adalah hutan
homogen dan hutan heterogen. Seperti biasa ketika masuk kelas Bu Faridah mengucapkan
salam yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak. kemudian Bu Faridah meminta
anak-anak mengeluarkan buku IPS dan selanjutnya Bu Faridah memulai pelajaran dengan
menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik hutan heterogen dan
hutan homogen. Setelah itu terjadi peristiwa seperti berikut.

Bu Faridah: "anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang hutan homogen dan heterogen,
siapa yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen."

Anak-anak terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab
dalam bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut diajukan kepada temannya bukan kepada guru,
setelah itu terdengar suara cekikikan..

Bu Faridah: "kalau anak-anak tidak tahu, perhatikan ke papan tulis."

Bu Faridah menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di papan
tulis, kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Anak yang ditunjuk, membaca
dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Bu Faridah kemudian meminta anak-
anak mencatat definisi tersebut dan menghafalkannya. Lima menit kemudian Bu Faridah
menghapus tulisan di papan tulis dan meminta anak-anak secara bergiliran  menyebutkan apa
yang dimaksud dengan hutan homogen dan hutan heterogen. Ternyata tidak ada anak yang
mampu menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan mengucapkan kata homogen dan
heterogenpun masih susah.

Bu Faridah berusaha menahan amarahnya, dan meminta anak-anak membaca berulang-ulang


catatan mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang anak-anak sudah hafal definisi
tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta anak-anak secara bergilir membaca
manfaat hutan dari buku pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba.

Pertanyaan:

1. Sebutkan 3 (tiga) penyebab anak-anak tidak dapat menghafalkan definisi hutan


homogen dan hutan heterogen.
2. Sebutkan 3 (tiga) upaya yang dapat anda lakukan agar pembelajaran IPS menjadi
lebih bermakna. Beri alasannya mengapa upaya tersebut akan mampu membuat
pelajaran IPS lebih bermakna.
3. Jika anda menjadi Ibu Faridah, bagaimana cara anda mengajarkan topik hutan
homogen dan hutan heterogen melalui pemanfaatan lingkungan sebagai media
belajar? susunlah suatu rencana perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Rencana tersebut mencakup (1) Identifikasi Masalah, (2) Analisis Masalah, (3)
Rumusan Masalah, (4) Tujuan Perbaikan, dan (5) Langkah Perbaikan. Untuk langkah
perbaikannya, kembangkan prosedur pembelajaran yang akan ditempuh (kegiatan
awal, inti, penutup). Beri alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu.

Alternatif Jawaban:

1. Tiga penyebab anak-anak tidak dapat menhafal definisi hutan homogen dan hutan
heterogen.

 Karena lemahnya penguasaan anak terhadap Bahasa Indonesia.


 Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam penemuan informasi (dalam hal ini definisi)
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami gagasan dan informasi yang
baru.
 Dalam proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan aspek perkembangan
kognitif siswa.

2. Tiga upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, berikut
alasannya:

1. Memilih pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik


materi yang diajarkan serta situasi dan kondisi saat ini. Materi tertentu memerlukan
pendekatan yang tertentu pula, karena pendekatan merupakan bagian integral dari
proses pencapaian tujuan. Untuk kasus diatas pendekatan yang paling cocok adalah
pendekatan lingkungan, karena situasi saat itu dan kondisi lingkungan sekolah sangat
kondusif untuk dijadikan sumber dan alat bantu belajar.
2. Model pembelajaran yang diambil harus sesuai dengan karakteristik siswa SD.
Menurut Robert J. Havighurt, anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau
melaksanakan dan meragakan sesutu secara langsung. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus mampu merencanakan model pembelajaran yang
memungkinkan adanya : Unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak
bekerja atau belajar dalam kelompok dan anak terlibat aktif dalam pembelajaran dan
penemuan informasi. 
3. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
siswa. Menurut Piaget, anak SD berada pada tahap perkembangan operasional
konkret. Pada anak usia ini, pembelajaran akan mudah dipahami jika dikemas secara
konkret (dapat dilihat dan diraba). Jika pembelajaran yang dilakukan mampu
menghubungkan  persepsi awal siswa dengan informasi baru yang akan dipelajari.
Menurut David Ausubel pembelajaran akan bermakna jika peserta didik mampu
menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal
lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.

3. Rencana Perbaikan Pembelajaran

a. Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi pada kasusu diatas adalah:

1. Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.


2. Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.
3. Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia Rendah.
b. Analisis Masalah
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap pembelajaran yang dilakukan Ibu Faridah, diduga
yang menjadi faktor penyebab sehingga muncul masalah diatas adalah:

1. Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya guru tidak


mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif sehingga ia
terpaksa menjawab pertanyaannya sendiri.
2. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhatikan aspek
perkembangan kognitif dan karakteristik siswa.
3. Guru tidak mampu melibatkan siswa secara katif dalam proses penemian konsep
(definisi)
4. Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
5. Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong
berkembangnya kemampuan berbahasa.

c. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, masalah yang menjadi fokus perbaikan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Bentuk pertanyaan bagaimana yang dapat mendorong siswa untuk merespon


pertanyaan yang diajukan guru.
2. Model pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu siswa mempermudah
menghafal dan memahami definisi atau konsep yang dipelajari.
3. Proses pembelajaran yang bagaimana dapat membantu menumbuh kembangkan
kemampuan berbahasa siswa.

d. Tujuan Perbaikan

1. Siswa mampu merespon setiap pertanyaan yang diajukan guru


2. Siswa mampu menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan
3. Kemampuan berbahasa siswa bertambah/meningkat

e. Langkah Perbaikan
Pendekatan yang digunakan : Pendekatan lingkungan
Metode yang digunakan : Ceramah, observasi, tanya jawab dan diskusi

1) Sebelum pembelajaran 
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru harus sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi
beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir logis, sistematis dan kritis,
diantaranya:

1. Apa persamaan dan perbedaan antara hutan pinus yang ada di sebelah utara sekolah
kita dengan hutan belantara yang ada di sebelah barat sekolah kita.
2. Dari ciri-ciri yang kalian temukan dari kedua jenis hutan tersebut manakah yang
merupakan hutan homogen dan manakah yang merupakan hutan heterogen.
3. Selanjutnya coba kalian definisikan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan
hutan heterogen.

2) Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam dan menanyakan keadaan siswa
b) Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara anak-anak pergi ke sekolah?


2. Sumber daya alam apa yang diperlukan oleh mobil agar bisa berjalan?
3. Coba sebutkan jenis-jenis sumber daya alam yang kita bahas minggu lalu?
4. Siapa yang pernah melihat hutan? Apa saja yang ada di hutan?

c) menyampaikan tujuan (kompetensi khusus) dan alternatif pembelajaran yang akan


ditempuh

3) Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan kepada masing-masing kelompok
diberikan lembar kerja yang berisi pertanyaan diatas
b) Guru memberikan penjelasan sikap tentang tugas yang akan diselesaikan melalui
mekanisme kerja kelompok.
c) Selanjutnya guru membimbing siswa keluar kelas menuju lokasi yang telah ditentukan.
Sejalan dengan ini guru bisa mengajak siswa sambil menyanyikan lagu misalnya "Naik-naik
ke puncak gunung?" Karena setiap pertanyaan harus dijawab melalui proses belajar aktif
yang melibatkan siswa untuk berfikir kreatif, siswa dibimbing untuk mengamati peristiwa
yang terjadi,mencari keterangan menganilis data, mensintesis dan membuat kesimpulan.
Mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, berfikir, dan bagaimana mencari
informasi sehingga pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
dapat menciptakan suasana belajar secara aktif dan kreatif serta mengembangkan kemampuan
berfikir. Jadi posisi guru berada diantara siswa dengan sumber belajar dan berperan sebagai
motivator dan fasilitator untuk ini:
d) Bawalah siswa ke lokasi yang memungkinkan mereka dapat mengamati kedua jenis hutan
tersebut (dalam hal ini tidak perlu mengajak mereka ke dalam hutan)
e) Masing-masing kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari
pertanyaan yang diajukan guru dalam LKS:
- Siswa diajak untuk memperhatikan kedua jenis hutan tersebut
- Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa yang dilihatnya
- Guru memperkenalkan istilah homogen dan heterogen, bahwa hutan pinus merupakan 
hutan homogen dan hutan belantara merupakan hutan heterogen.
- Dalam kelompoknya siswa diminta menyimpulkan apa yang disebut hutan homogen dan
hutan heterogen.
f) Siswa kembali ke dalam kelas, dan masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
melaporkan hasil pengamatan (merupakan salah satu cara untuk memupuk kemampuan
berbahasa siswa). Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau
bertanya (untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa)
g) Guru memajang gambar hutan lebat, hutan yang mulai gundul, dan gambar orang yang
sedang menebang kayu di hutan.
h) Siswa diminta mengawasi gambar dan menceritakan apa yang dilihat pada gambar.
i) Berdasarkan pada jawaban siswa, guru menjelaskan manfaat hutan bagi kehidupan. Siswa
dilibatkan penuh melalui tanya jawab, sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa.

4. Kegiatan akhir

1. Melalui tanya jawab, guru mengajak siswa merangkum jenis dan manfaat hutan bagi
kehidupan.
2. Guru memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan pertanyaan di papan tulis.
Siswa menjawab di buku latihan.
3. Siswa memeriksa latihan secara silang, setelah secara bersama-sama menentukan
jawaban yang benar.
4. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut.

F. Alasan mengapa langkah perbaikan dibuat seperti itu:

1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut Piaget, anak
SD pada umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Mereka
akan lebih cepat menyerap informasi jika informasi dikemas secara konkret.
2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J. Havighurt,
anak SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja
dalam kelompok dan senang melaksanakan atau melakukan atau meragakan susuatu
secara langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, anak
berpindah dan bergerak, anak bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung dalam
pembelajaran.
3. Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan bermakna jika
peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan
konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.

Anda mungkin juga menyukai