Anda di halaman 1dari 20

PAPER KESEHATAN LINGKUNGAN

“SANITASI PENYEHATAAN AIR DAN LIMBAH”

Emanuela Tabitha
1510518032

D3 TATA RIAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air bersih dan sanitasi sangat penting karena kita tidak bisa hidup tanpa air
bersih, dimana air ini sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia
tidak bisa hidup tanpa air. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai
batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem
penyediaan air minum. pengertian sanitasi secara rinci adalah perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan
usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Jadi berdasarkan
pengertian air bersih dan sanitasi adalah sarana masyarakat untuk dapat
mempertahankan hidupnya lebih lanjut lagi serta membantu masyarakat untuk
menjaga sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi. Jadi untuk itu air bersih dan
sanitasi diharapkan mampu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat luas.
Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan
sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat.
Limbah merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dari setiap
kegiatan terutama industri,karena apabila terdapat kesalahan sedikit saja dapat
berdampak besar pada lingkungan. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3
bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik
langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Limbah yang termasuk limbah B3
antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan
lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah
B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif.
Oleh karena itu diperlukan pengolahan limbah terutama limbah yang
tergolong dalam limbah B3 yang tepat agar efek kerusakan pada lingkungan dapat
diminimalisir ataupun di atasi dengan baik. Dengan menggunakan cara
fisika,kimia,biologi maupun dengan pemanfaatan mikrobiologi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu sanitasi dan apa hunbungan sanitasi dengan air?
b. Apa saja persyaratan air bersih?
c. Apa upaya - upaya sanitasi air?
d. Apa itu limbah dan apa hubungannya dengan sanitasi?
e. Apa saja jenis-jenis limbah?
f. Apa upaya-upaya sanitasi limbah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk
mengetahui:
1. Sanitasi dan hubungan sanitasi dengan air
2. Persyaratan air bersih
3. Upaya–upaya sanitasi air
4. Mempelajari dan menunjukan bagaimana bahaya limbah tekstil yang tidak diolah
dan dibuang begitu saja ke lingkungan, dan kandungan berbahaya didalamnya.
5. Menunjukan bagaimana efek limbah cair ke lingkungan terutama perairan yang
ditunjukan dengan kadar BOD dan COD nya.
6. Menentukan bagaimana cara dan penanganan limbah tekstil secara baik agar
tidak berbahaya terhadap lingkungan.
BAB II

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SANITASI, AIR BERSIH, DAN LIMBAH


Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Sedangkan pengertian dari Air bersih adalah
salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan
oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Dan pengertian dari Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Di mana
masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada
sampah, ada air kakus, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya.

1. HUBUNGAN SANITASI DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH


Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, diman
a sanitasi berhubungan langsung dengan:
a. Kesehatan
Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan 
dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. 
Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak e
fektif.
b. Penggunaan Air
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan
hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan
jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini
dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa
menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa
mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit
penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa
meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan
di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga
bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
c. Penggunaan Ulang Air
Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber
penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak.
Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan
peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan
memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini
tidak merusak kesehatan masyarakat

2. Persyaratan Air Bersih


Air selain merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, juga dapat menjadi sarana
penyebaran penyakit atau keracunan. Air bersih yang sehat harus memenuhi
persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. :
416/MENKES/PER/IX/1990.Adapun persyaratan air bersih adalah:
1. Syarat Fisik
a. Jernih
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa
d. Tidak berbau
e. Temperatur tidak melebihi suhu udara.
2. Syarat Kimia
a. Tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun.
b. Tidak mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandung kuman parasit, kuman patogen, bakteri E. coli.
Ketentuan: Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri
E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
4. Syarat Radio aktif :
Tidak mengandung sinar alfa dan sinar gamma.

3. Karakteristik Limbah
Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Karakteristik fisika
Karakteristik fisika terdiri dari beberapa parameter, diantaranya
a. Total Solid (TS)
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun
anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
b. Total Suspended Solid
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam
air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron.
c. Warna
Air bersih dicirikan tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan
meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari abu-abu
menjadi kehitaman
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang organik
maupun anorganik.

e. Temperatur
Temperatur merupakan parameter yang penting karena memiliki efek
terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air, dan
penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari.
f. Bau
Bau yang ditimbulkan disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada
proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.
Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.

 Karakteristik kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme
hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di
dalam air.
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi
secara kimia untuk menguraikan unsur pencemar yang ada. COD
dinyatakan dalam ppm (part per million) tau O2/liter.
c. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar O2 terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan
salinitas.
d. Ammonia (NH3)
Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi
dengan chlor. Ammonia dalam larutan dapat berupa senyawa ion
ammonium atau ammonia tergantung pada pH larutan.
e. Sulfida
Sulfida direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat
mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasi
melebihi 200mg/l. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat
merusak mesin
f. Fenol
g. pH
pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah
atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. pH
normal untuk kehidupan air adalah 6-8.
h. Logam Berat
Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga
diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam
berat.

 Karakteristik biologi
Karaktersitik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah.
Salah satu industri tekstil yang ada di Indonesia.

4. Klasifikasi Limbah Industri Tekstil


 Limbah Padat
Limbah padat pada industri tekstil meliputi sisa serat, benang, kain.
 Limbah Gas
Limbah gas dihasilkan dari pewarna yang digunakan, misalnya zat warna indigo
dan sulphur. Zat organik tidak jenuh yang dijumpai dalam pembentukan zat
warna adalah senyawa aromatik antara lain senyawa hidrokarbon aromatik dan
turunannya, fenol dan turunannya serta senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mengandung nitrogen.
 Limbah Cair
Karakteristik limbah cair dari setiap tahapan proses industri tekstil akan
berbeda. Limbah cair dari unit pencetakan dan pewarnaan banyak mengandung
warna yang terdiri dari residu reaktif kimia dan pewarnaan. Hal ini
membutuhkan pengolahan khusus seelum dibuang ke lingkungan. Karakteristik
dan kuantitas efek dari industri tekstil akan berbeda antara industri satu dengan
industri yang lainnya karena tergantung dari proses produksi yang dilakukan.
Umumnya, limbah cair industri tekstil bersifat alkalin (basa) dan memeliki
BOD dengan rentang 700 hingga 2000 mg/L (World Bank ESH, 1998).
Karakteristik limbah cair tekstil dapat dilihat pada tabel di bawah ini dengan per
unit produksinya.

B. METODE SANITASI PENYEHATAN AIR DAN LIMBAH


1. Manfaat Sanitasi
Berikut ini adalah manfaat sanitasi menurut Direktur Perumahan dan
Permukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo seperti dikutip dari sebuah forum :
1. Menghindari angka pertumbuhan ekonomi semu
2. Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas masyarakat
3. Menurunkan angka kemiskinan
4. Memberdayakan masyarakat
5. Menyelamatkan masyarakat
6. Menjaga lingkungan hidup

2. Metode Sanitasi Penyehatan Air


Untuk menanggulangi masalah air bersih sanitasi tersebut pemerintah
mengambil beberapa metode untuk memperbaharui itu semua, adapun metode
metode tersebut adalah :
 Metode pertama, yang mendasar adalah pemerintah terus
menggalakkan upaya penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal itu sebenarnya telah dilakukan oleh
pemerintah melalui program PHBS, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang mengupayakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar sadar, mau dan mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Sasaran penyuluhan program ini adalah kelas IV dan V
SD/sederajat. Namun, di sini, saya ingin menggaris bawahi, bahwa
hendaknya penyuluhan tentang PHBS sebaiknya lebih dimulai dari dini.
Bahkan sejak taman kanak-kanak pun, pemerintah harus memberikan
penyuluhan juga. Mulai dari hal-hal kecil seperti mencuci tangan
sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga,
penanaman perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik
berada di pendidikan dasar.PHBS seharusnya juga tidak hanya diberikan
kepada anak-anak.
 Metode kedua, yang harus dilaksanakan, setelah kesadaran masyarakat
dapat ditumbuhkan, maka pemerintah menaikkan anggaran untuk
meningkatkan fasilitas untuk mengakses air bersih serta sanitasi yang
layak.
 Metode ketiga, apabila di rasa APBD telah mencapai titik maksimum,
sehingga tidak dapat dinaikkan lagi, pemerintah juga dapat menjalin
kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional yang berkaitan
dengan hal ini. Misalnya lembaga PBB, seperti WHO atau World Health
Organization. Di tingkat nasional, langkah Danone untuk membantu
ketersediaan air bersih di NTT patut diacungi jempol. Dan itu, tentu akan
semakin dapat menjangkau daerah lainnya bila kerja sama itu dilakukan
dengan Lembaga-Lembaga Internasional lainnya.

3. Parameter dan Metode Pengukuran Limbah


 BOD (Biological Oxygen Demand)
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
akibat air buangan penduduk atau industri dan untuk mendesain sistem-
sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. jasad renik yang
ada di dalam limbah akan menggunakan oksigen untuk mengoksidasi benda
organik menjadi energi, bahan buangan lainnya serta gas. jika bahan organik
yang belum diolah dan dibuang ke badan air, maka bakteri akan
menggunakan oksigen untuk proses pembusukannya. untuk
oksidasi/penguraian zat organis yang khas, terutama di beberapa jenis air
buangan tersebut, sebelum dapat digunakan sebagai benih pada analisa BOD
tersebut. sebaliknya beberapa zat organis maupun inorganis dapat bersifat
racun terhadap bakteri dan harus dikurangi sampai batas yang
diinginkan.Semakin besar angka BOD, menunjukkan bahwa derajat
pengotoran air limbah adalah semakin besar.
 COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi secara kimia
dapat dioksidasi secara kimia menggunakan dikromat dalam larutan asam.
angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis ang
secara ilmiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut. Nilai COD biasanya akan
selalu lebih besar daripada BOD.

4. Pengelolaan Sanitasi Limbah


 Pengolahan Limbah Cair
Keberadaan limbah harus dikelola agar tidak melampaui ambang batas toleransi
lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82
Tahun 2001 yang menyatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kadar parameter pencemar dalam
limbah, agar diperoleh limbah cair dengan kualitas baik dan memenuhi baku
mutu yang dipersyaratkan. Setiap kegiatan industri diwajibkan untuk
menerapkan IPAL, mengingat bahwa limbah dari industri biasa dibuang ke
perairan umum, sedangkan di sisi lain perairan umum dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan masyarakat sekitar.
Dalam penanganan air limbah ada beberapa tahapan dasar pengolahan sebagai
berikut
1. Primary Treatment
Primary treatment merupakan tahap pengolahan awal yang dilakukan
dengan proses fisika seperti penyaringan, sedimentasi dan flokulasi.
2. Secondary Treatment
Secondary treatment bertujuan untuk menghancurkan material
organik yang masih terdapat pada air limbah. Pada proses ini memanfaatkan
mikroorganisme untuk proses degradasi senyawa organiknya.
3. Final Treatment
Pada tahap ini terjadi proses pengolahan lanjutan sehingga komposisi air
limbah sudah dianggap aman untuk dibuang ke lingkungan. Pengolahan lanjutan
pada tahap ini yaitu penghilangan senyawa kimia anorganik seperti kalsium,
kalium, sulfat, nitrat, sulfur dan sebagainya.
Pengolahan limbah cair dilakukan untuk mengurangi zat pencemar seperti
zat organik, senyawa mengandung nitrogen, padatan tersuspensi/terendapakan,
senyawa garam dan lain-lain. Kebanyakan zat pencemar tersebut terutama zat
organik, merupakan zat penyerap oksigen sehingga mengurangi kadar oksigen
terlarut didalam air dan menganggu kehidupan biota air. Disamping itu zat
pencemar limbah cair sering keluar dari proses dalam keadaan panas sehingga
perlu didinginkan sebelum diolah. Pengolahan limbah cair dilakukan secara
fisika, kmia, biologi dan lain-lain. Hasil limbah cair diproses secara biologi,
karena proses kimia secara koagulasi dan fiskulasi membutuhkan banyak
koagulan untuk menghilangkan BOD yang tinggi. Kecuali untuk limbah zat
warna biasanya tidak dapat hilang pada proses biologi, maka perlu dilakukan
proses koagulasi kimia atau absorbsi dengan karbon aktif. Untuk mencapai hasil
yang baik secara ekonomi perlu dilakukan hal-hal berikut:
a. Perlu dilakukan segregasi untuk limbah pencelupan yang mengandung
garam-garam krom atau tembaga yang digunakan untuk tahan luntur pada zat
warna. Selanjutnya diolah dengan cara pengendapan garam-garam logam berat
dan diberlakukan secara khusus sebagai limbah dari bahan beracun.
b. Limbah pencelupan lainnya dipisahkan sebelum proses pembilasan, untuk
diolah khusus secara koagulasi dan flakulasi lalu dicampur dengan limbah lain
untuk di proses secara biologi atau secara proses penyerapan oleh karbon aktif.
c. Perlu dilakukan pengkondisian terhadap limbah cair sebelum pengolahan
secara biologi antara lain suhu yang sesuai dengan suhu pembiayaan
mikroorganisme.

 Teknologi Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan


tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegradeble,
menimalkan bakteri patogen serta memerhatikan estetika lingkungan.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara alami
dan secara buatan.

Ø Secara alami

Pengolahan air limbah secara alami dapat dilakukan dengan pembuatan


kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah
untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke
sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik,
kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat)
dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen)

Ø Secara buatan

Pengolahan air limbah dengan bantuan alat Instalasi Pengolahn Air


Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu :

a. Primary teratment merupakan pengolahan pertama yang


bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunkan
fikter (saringan) dan bak sedimentasi.
b. Secondary teatment merupakan pengolahan kedua bertujuan
untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid dan menstabilisasikan zat
organik dalam limbah.

c. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua


yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.

 Metode Pengolahan Air Limbah


Teknik-teknik pengolahan air buangan limbah industri tekstil dibagi
menjadi 3 metode pengolahan yaitu :
a. Pengolahan secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan
terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi
berukuran besar dan yang mudah mengendap atau baha-bahan
yang terapung disiishkan telebih dahulu. Penyaringan (screning)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah
mengendap dapat disihkan secara mudah dengan proses
pengendapan. Parameter desain utama untuk proses pengendapan
ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi
hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan
untuk menyisihkan bahan–bahan yang mengapung seperti minyak
dan lemak agar tidak menganggu proses pengolahan berikutnya.
Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan
tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan dengan memberikan
aliran udara ke atas. Proses filtrasi di dalam pengolahan air
buangan, digunakan untuk mendahului proses adsorbsi. Proses
adsorbsi sendiri biasanya menggunakan karbon aktif, dilakukan
untuk menyisihkan senyawa romatik misalnya fenol.
b. Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan limbah cair industri tekstil secara kimia
biasanya dilakukan untuk menghilagkan partikel-partikel yang
tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa
fosfor dan zat organik beracun dengan membubuhkan bahan kima
tetentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prisnipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tesebut, yaitu dari tidak adapat diendapakan menjadi mudah
diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi-
oksidasi-reduksi dan oksidasi.
c. Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradeble dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi
dipandang sebagi pengolahan paling murah dan efisien. Reaktor
pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi
b. Reaktor pertumbuhan lekat
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme
tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses
lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis
ini. Proses lumpuraktif terus mengalami perkembangan dengan
berbagai modifikasinya antara lain oxidation ditch dan kontak
-stabilisasi.

 Pengolahan Limbah Cair Berwarna pada Industri Tekstil


Beberapa alternatif teknologi dapat digunakan untuk mengolah limbah
cair yang mengandung zat pewarna. Teknologi tersebut meliputi
netralisasi, koagulasi-flokulasi, adsorbsi dan oksidasi menggunakan
oksidator kuat AOPs.
· a. Netralisasi
Proses ini dilakukan untuk menetralkan limbah cair yang bersifat
terlalu asam. Bahan kimia untuk menetralkan pH dipilih dengan
mempertimbangkan harga, kemudahan dalam memperolehnya dan
keamanan dalam penyimpanan. Penetral yang biasa digunakan adalah
natrium hidroksida, natrium karbonat, kalsim hidroksida hidrat, asam
sulfat, asam klorida dan karbon dioksida.
· b. Koagulasi-flokulasi
Proses ini digunakan untuk menghilangkan warna. Padatan pada
zat pewarna yang menempel dan membentuk partikel dengan ukuran
yang lebih besar dan berat (flok). Flok selanjutnya dapat dipisahkan
melalui filtrasi, pengendapan dan pengapungan. Koagulasi terjadi akibat
penurunan potensial zeta pada permukaan partikel sehingga dpat
bergabung untuk membentuk partikel yang lebih besar, Proses koagulasi
sangat bergantung pada pH operasi dan konsentrasi koagulan yang
digunakan. Koagulan yang sering digunakan adalah lime, kalsium sulfat,
magnesium hidroksida, magnesium sulfat, ferri klorida, feri dan fero
sulfat dan kombinasi garam-garamnya.
· c. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penyerapan oleh partikel-partikel halus oleh
bahan adsorben. Warna pada limbah akan ikut terserap. Proses
penghilangan warna dengan karbon aktif biasanya digunakan untuk zat
warna organic dengan konsentrasi rendah. Kelemahan proses ini adalah
hanya memindahkan polutan zat warna dari air limbah ke permukaan
karbon aktif. Pada fase tertentu karbon aktif akan mengalami kejenuhan
dan harus dilakukan pencucian. Air hasil cucian karbon aktif ini pada
akhirnya akan bermasalah karena berpotensi menjadi air limbah lagi.
· d. AOPs (Advanced Oxidation Process)
Proses ini merupakan proses yang melibatkan pembentukan
radikal aktif hidroksil (HO*) dalam jumlah yang cukup untuk proses
penguraian air limbah dengan menggunakan oksidator kuat. Oksidator
kuat yang digunakan dapat berupa campuran ozon dengan hydrogen
peroksida (O3 + H2O2), ozon dengan sinar ultra violet (O3 + UV), dan
campuran hydrogen peroksida dengan sinar ultraviolet (H2O2+ UV).
Radikal aktif hidroksil yang dilepaskan senyawa- senyawa diatas dengan
cepat akan mengoksidasi polutan-polutan zat warna dalam air limbah.
Peruraian ozon karena sinar matahari (fotolisis) dalam udara
yang basah akan menghasilkan radikal aktif hidroksil. Dalam air,
fotolisis ozon lebih cenderung membentuk hydrogen peroksida. Proses
fotolisis ozon akan efektif bila senyawa yang akan didegradasi
mempunyai penyerapan yang baik terhadap sinar ultraviolet. Untuk
senyawa-senyawa yang tidak dapat menyerap sinar ultraviolet, proses
AOPs lebih efektif menggunakan campuran O3 dan H2O2. Bahan kimia
dalam air limbah seperti trikloroetilen (TCE) dan perkloroetilen (PCE)
dapat terurai secara signifikan menggunakan AOPs dengan oksidator O3
dan H2O2 sebagai penghasil radikal aktif.
Reaksi untuk memproduksi radikal aktif hidroksil menggunakan
hydrogen peroksida dan ozon adalah sebagai berikut:
H2O2 + 2O3 à HO* + HO* + 3O3
Radikal aktif hidroksil juga terbentuk pada saat air yang
mengandung hydrogen peroksida terkena sinar UV (200-280 nm),
adapun reaksinya adalah:
H2O2 + UV à HO* + HO*
Permasalahan yang sering muncul pada pengolahan air limbah
dengan proses ozonasi adalah timbulnya busa, terbentuk endapan
kalsium oksalat, kalsium karbonat dan feri hidroksida yang mudah
menyumbat aliran cairan dalam reactor, perpipaan, katup dan pompa.
Disamping itu kendala lain penggunaan ozon sebagai oksidator adalah
biaya oprasional pengadaan listrik yang cukup mahal. Sedangkan
keuntungannya adalah penggunaan ozon sebagai oksidator tidak
menghasilkan hasil samping senyawa organic halogen seperti dioksin.
BAB III

PENUTUP

Air bersih dan sanitasi adalah unsur terpenting yang menentukan kelangsungan
hidup, kondisi kesehatan dan martabat manusia. Air minum sanitasi dasar mempunyai
peranan yang penting sebagai indikator kemiskinan terutama dalam upaya peningkaan
kesehatan masyarakat. MDGs menempatkan teriaminya persediaan air minum dan
sannitasi ke dalam tujuan utama yang harus dicapai pada tahun 2015. Tujuan MDGs
memastikan keberlanjutan hidup yang mencukup tiga target yaitu memadukan prinsip-
prinsip Pembagunan Berkelajutan dengan Kebijakan dan Program Nasional serta
mengembalikan sumber yang hilang (target ke sembilan). Pada tahun 2015 juga harus di
pastikan pengurangan setengahnya persentasi penduduk tanpa akses terhadap sumber air
minum yang aman dan berkelajutan serta fasilitas sanitasi dasar (target ke sepuluh).
Sanitasi air dilakukan melalui 3 metode.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun rumah tangga. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18/1999 , limbah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah
tekstil yang dihasilkan industri pencelupan sangat berpotensi mencemari lingkungan. Hal
ini disebabkan karena air limbah tekstil tersebut mengandung bahan-bahan pencemar yang
kompleks dan intensitas warna tinggi.Karakteristik air limbah dapat dibagi menjadi tiga
yaitu karakteristik fisika, kimia dan biologis. Karakteristik fisika meliputi total solid (TS),
total suspended solid, warna, kekeruhan, temperature, dan bau. Karakteristik kimia meliputi
BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolve
Oxygen) ammonia, sulfida, pH, dan logam berat. Karaktersitik biologi digunakan untuk
mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung
dalam air limbah.
Tahapan dasar penanganan air limbah dibagi menjadi tiga tahap, yaitu primary
treatment, secondary treatment, dan final treatment. Sedangkan teknologi pengolahan
limbah cair meliputi netralisasi, koagulasi-flokulasi, adsorbsi dan oksidasi menggunakan
oksidator kuat AOPs. Teknologi pengolahan limbah tersebut tergolong efektif sebab bahan
kimia dalam air limbah seperti trikloroetilen (TCE) dan perkloroetilen (PCE) dapat terurai
secara signifikan menggunakan AOPs dengan oksidator O3 dan H2O2 sebagai penghasil
radikal aktif.
DAFTAR PUSTAKA

 http://asmaradyah.blogspot.com/2014/04/makalah-sanitasi-dan-
pengolahan-limbah.html
 https://www.academia.edu/10118762/MAKALAH_PENGOLAHAN_LI
MBAH_MAKALAH_INI_DISUSUN_GUNA_MEMENUHI_TUGAS_
MATA_KULIAH_PERBURUHAN
 http://faziniramadhani.blogspot.com/2016/02/sanitasi-air.html
 Ishartono. (2016). Sustainable Development Goals dan
Pengentasan Kemiskinan.
 Goal 6: Clean Water and Sanitation.
(2018).https://www.un.org/sustaina. bledevelopment/gender-
equality/,
 Air Bersih dan Sanitasi dalam Sustainable Development Goals
2030. (2017). http://www.sanitasi.or.id/?p=70
 Air Bersih dan Sanitasi. (2014). https://www.researchgate.net/public
tion/325312873_Implementasi_Sust
inable_Development_Goals_SDGs
dalam_Pembangunan_Kota_Berkel njutan_di_Jakarta.
 Seberapa penting Air Bersih dan sanitasi demi tercapainya SDGs?.
(2017). https://www.sdg2030indonesia.org/ age/14-tujuan-enam,
 Chandra,budiman.2007.Pengantar Kesehatan lingkungan.jakarta:buku
Kedokteran EGC.
 http://defiandhayani.blogspot.com/2012/05/sanitasi-air.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai