Lili Khoirunnisa
SMAN 1 Sleman
lily.khoirunnisa16@gmail.com
DOI : 10.14421/jpai.2017.141-04
Abstract
This research aims to describe emotional quotient and reading habit of asmaul husna of
students and to examine relationship between of both. The subject of this research were all of students
in grade XI MA (Senior High School) Nurul Ummah Yogyakarta as many as 34 people. Interviews,
scale of emotional quotient, and reading habit asmaul husna questionnaire are used as an instrument
in data collection. The results show: first, level of emotional quotient of students in grade XI MA
Nurul Ummah Yogyakarta are in the high category. Second, level of reading habit asmaul husna of
students in grade XI MA Nurul Ummah Yogyakarta are in the high category. Third, there’s positive
and significant correlation (rxy=0,614, p=0,001) between reading habit of asmaul husna and emotional
quotient of students in grade XI MA Nurul Ummah Yogyakarta. Fourth, the contribution of reading
habit Asmaul Husna toward emotional quotient of students in grade XI MA Nurul Ummah
Yogyakarta is 37,70%.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan emosional dan kebiasaan
membaca asmaul husna siswa sekaligus menguji hubungan diantara keduanya. Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta sebanyak
34 orang. Wawancara, skala kecerdasan emosional, dan angket kebiasaan membaca asmaul
husna digunakan sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Hasil penelitian
menunjukkan: pertama, Tingkat kecerdasan emosional siswa kelas XI MA Nurul Ummah
Yogyakarta berada dalam kategori tinggi. Kedua, tingkat kebiasaan membaca Asmaul
Husna siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta berada dalam kategori tinggi. Ketiga,
terdapat hubungan positif (rxy=0,614) dan signifikan (p=0,001) antara kebiasaan membaca
asmaul husna dan kecerdasan emosional siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta.
Keempat, kontribusi kebiasaan membaca asmaul husna terhadap kecerdasan emosional
siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta adalah sebesar 37,70%.
Kata Kunci: Kebiasaan Membaca Asmaul Husna, Kecerdasan Emosional, Siswa kelas XI
51
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
Pendahuluan
Realita kondisi masyarakat keilmuan tersebut kepada para peserta
Indonesia dewasa ini menunjukkan didik.
bahwa ada gejala keterpurukan yang Maraknya kenakalan remaja
disebabkan oleh pergeseran nilai-nilai dan pelanggaran norma-norma seperti
luhur bangsa. Hal tersebut dapat norma agama yang dilakukan oleh
dilihat dengan banyaknya fenomena pelajar disebabkan karena kurangnya
seperti kriminalitas, asusila, dan penghayatan dan implementasi nilai-
kesenjangan sosial yang mendominasi nilai pendidikan Islam dan kurang
berita-berita di surat kabar, majalah, stabilnya tingkat emosi siswa.
dan televisi. Keadaan ini diperparah Memanglah benar jika di usia remaja
karena yang menjadi subjek bukan seperti mereka yang sedang meng-
hanya para orang dewasa, namun juga enyam pendidikan di bangku sekolah,
para pelajar yang notabene masih sebagian besar sedang berada pada
berada pada usia remaja. titik ketidakstabilan. Masa remaja
Lingkungan sekitar seperti merupakan masa di mana terjadi ber-
keluarga, teman, masyarakat, dan bagai perubahan psikis dan fisiknya.
pendidikan merupakan faktor yang Pada masa ini, remaja mengalami
sangat berpengaruh terhadap pem- gejolak emosi dan tekanan jiwa
bentukan kepribadian seseorang. sehingga mudah menyimpang dari
Sekolah merupakan lembaga formal aturan dan norma sosial yang berlaku
yang paling utama dalam memberikan di masyarakat (Zulkifli, 2006: 63).
pendidikan terhadap para generasi Pihak-pihak seperti orang tua dan
penerus bangsa. Meskipun sekolah sekolah perlu melakukan tindakan
mempunyai posisi yang penting preventif guna mengerem derasnya
dalam mendidik putra-putri bangsa, arus negatif tersebut. Disinilah peran
namun pada kenyataannya sangat pendidikan menjadi sangat urgen
disayangkan, sekolah seringkali hanya dalam mencegah dan menanggulangi
mengajarkan keilmuan saja dan berbagai problematika pendidikan.
kurang memberikan pengalaman atas Salah satu sasaran pokok proses
pendidikan Islam adalah pembinaan
52
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
aspek emosional peserta didik, meng- bang kira-kira 20% bagi kesuksesan
ingat salah satu tujuan pendidikan hidup (Goleman, 1996: 44). Banyak
Islam yaitu mewujudkan manusia juga fakta yang memperlihatkan
seutuhnya sehingga menjadikannya bahwa bisa saja seseorang yang
dapat menjalani kehidupan dengan mempunyai kecerdasan intelektual
baik dan berpedoman nilai-nilai Islam. tinggi tetapi melakukan sesuatu yang
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, sedemikian tidak rasional. Oleh sebab
perlu adanya upaya untuk menanggu- itu, tidaklah cukup hanya kecerdasan
langi dampak negatif dari modernitas, intelektual (IQ) dan kecerdasan
salah satunya dengan pengamalan spiritual (SQ) saja yang dijadikan tolak
ajaran agama. Hal ini bertujuan agar ukur dan seseorang untuk meraih
akidah agama yang diajarkan di kesuksesan dunia maupun akhirat,
sekolah tidak hanya menekankan pada kecerdasan emosional (EQ) juga
kemampuan peserta didik dalam me- diperlukan guna menjadi penyeim-
mahami keimanan, akan tetapi juga bang dalam menghadapi persoalan
dapat dirutinkan dalam kehidupan hidup yang semakin kompleks.
keseharian sebagai proses pembentuk- Beberapa lembaga pendidikan
an karakter. Proses pembelajaran tidak formal seperti sekolah, khususnya
hanya ditujukan untuk mengejar hasil madrasah telah mengambil langkah
prestasi akademik, namun juga ber- dalam memberikan alternatif solusi
tujuan untuk mencapai kecakapan untuk menanggulangi problematika
sikap dan membentuk seseorang agar pendidikan, salah satunya yaitu MA
mempunyai pribadi yang berkarakter Nurul Ummah di Kotagede Yogya-
unggul dan islami. karta. Penelitian ini difokuskan ter-
Selama ini, seringkali orang hadap kecerdasan emosional ditinjau
beranggapan bahwa kecerdasan dari kebiasaan membaca Asmaul
intelektual (IQ) dipandang sebagai Husna. MA Nurul Ummah Yogyakarta
barometer untuk meramalkan ke- sebagai tempat studi penelitian, telah
suksesan seseorang. Namun, setelah menjadikan teori pelajaran khususnya
diteliti bahwa kecerdasan intelektual Pendidikan Agama Islam ke dalam
setinggi-tingginya hanya menyum- bentuk tindakan berupa praktik
53
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
54
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
55
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
56
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
57
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
58
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
59
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
sebagai faktor yang penting dalam dibaca, pendek, ringan, tetapi sudah
proses belajar. Artinya bahwa perilaku komplit, menyeluruh, menyangkut
manusia selalu dikendalikan oleh urusan dunia dan akhirat, serta
faktor luar (faktor lingkungan, memperoleh jaminan surga. (Amdjad,
stimulus). Dengan memberikan 2005: 1)
ganjaran positif, suatu perilaku akan Para sahabat Rasulullah
ditumbuhkan dan dikembangkan. mengamalkan Asmaul Husna dengan
Sebaliknya, jika diberikan ganjaran tiga cara, yaitu: (1) hanya membaca
negatif, suatu perilaku akan salah satu dari 99 nama sesuai khasiat
terhambat. dan hajat yang akan dicapai (2)
Asmaul Husna memiliki dua membaca dua atau lebih gabungan
makna, yaitu makna dari segi dari Asmaul Husna (3) Asmaul Husna
etimologi dan makna dari segi dibaca seluruhnya mulai dari awal
terminologi. Dari segi etimologi, hingga akhir. (Abidin, 2001: 25)
Asmaul Husna berarti nama-nama Kebiasaan membaca Asmaul
(Allah) yang terbaik. Sedangkan dari Husna memungkinkan berhubungan
segi terminologi, Asmaul Husna berarti dengan kecerdasan emosional.
nama-nama (Allah) yang terbaik, Membaca Asmaul Husna berpengaruh
sempurna, tidak sedikitpun tercemar secara psikologis terhadap seseorang
oleh kekurangan (tidak seperti yang membacanya seperti dapat
makhluk-Nya) dan nama-nama ini memberikan pengalaman batin.
disandarkan pada sifat-sifat Allah. Menurut Ali Hasan (1997: 9) bentuk
Selain ketika membaca Asmaul pengalaman batin ini seperti
Husna mendapatkan pahala dan mempunyai ketenangan hati, rasa
dicatat sebagai amal baik, juga akan syukur, sabar, dan ikhlas. Dengan
memperoleh apa yang dihajatkan dan ketenangan hati, seseorang akan dapat
memperoleh kedamaian hati. Asmaul memungkinkan ia mempunyai
Husna mempunyai keistimewaan kemampuan mengendalikan diri,
dibanding do’a-do’a yang lain, yaitu motivasi diri, dan mempunyai aspek-
Asmaul Husna merupakan do’a yang aspek kecerdasan emosional lainnya.
efektif dan efisien karena mudah
60
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
61
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
62
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
yang dilakukan setiap pagi oleh siswa membaca Asmaul Husna merupakan
Berdasarkan teori ini, jika stimulus batin, menjaga kesucian hati, serta
63
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
64
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
65
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
66
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...
67
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017
68