Anda di halaman 1dari 18

Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA ASMAUL HUSNA


DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI
MA NURUL UMMAH YOGYAKARTA

Lili Khoirunnisa
SMAN 1 Sleman
lily.khoirunnisa16@gmail.com

DOI : 10.14421/jpai.2017.141-04

Abstract
This research aims to describe emotional quotient and reading habit of asmaul husna of
students and to examine relationship between of both. The subject of this research were all of students
in grade XI MA (Senior High School) Nurul Ummah Yogyakarta as many as 34 people. Interviews,
scale of emotional quotient, and reading habit asmaul husna questionnaire are used as an instrument
in data collection. The results show: first, level of emotional quotient of students in grade XI MA
Nurul Ummah Yogyakarta are in the high category. Second, level of reading habit asmaul husna of
students in grade XI MA Nurul Ummah Yogyakarta are in the high category. Third, there’s positive
and significant correlation (rxy=0,614, p=0,001) between reading habit of asmaul husna and emotional
quotient of students in grade XI MA Nurul Ummah Yogyakarta. Fourth, the contribution of reading
habit Asmaul Husna toward emotional quotient of students in grade XI MA Nurul Ummah
Yogyakarta is 37,70%.

Keywords: Reading Habit of Asmaul Husna, Emotional Quotient, Student Grade XI

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan emosional dan kebiasaan
membaca asmaul husna siswa sekaligus menguji hubungan diantara keduanya. Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta sebanyak
34 orang. Wawancara, skala kecerdasan emosional, dan angket kebiasaan membaca asmaul
husna digunakan sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Hasil penelitian
menunjukkan: pertama, Tingkat kecerdasan emosional siswa kelas XI MA Nurul Ummah
Yogyakarta berada dalam kategori tinggi. Kedua, tingkat kebiasaan membaca Asmaul
Husna siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta berada dalam kategori tinggi. Ketiga,
terdapat hubungan positif (rxy=0,614) dan signifikan (p=0,001) antara kebiasaan membaca
asmaul husna dan kecerdasan emosional siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta.
Keempat, kontribusi kebiasaan membaca asmaul husna terhadap kecerdasan emosional
siswa kelas XI MA Nurul Ummah Yogyakarta adalah sebesar 37,70%.

Kata Kunci: Kebiasaan Membaca Asmaul Husna, Kecerdasan Emosional, Siswa kelas XI

51
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

Pendahuluan
Realita kondisi masyarakat keilmuan tersebut kepada para peserta
Indonesia dewasa ini menunjukkan didik.
bahwa ada gejala keterpurukan yang Maraknya kenakalan remaja
disebabkan oleh pergeseran nilai-nilai dan pelanggaran norma-norma seperti
luhur bangsa. Hal tersebut dapat norma agama yang dilakukan oleh
dilihat dengan banyaknya fenomena pelajar disebabkan karena kurangnya
seperti kriminalitas, asusila, dan penghayatan dan implementasi nilai-
kesenjangan sosial yang mendominasi nilai pendidikan Islam dan kurang
berita-berita di surat kabar, majalah, stabilnya tingkat emosi siswa.
dan televisi. Keadaan ini diperparah Memanglah benar jika di usia remaja
karena yang menjadi subjek bukan seperti mereka yang sedang meng-
hanya para orang dewasa, namun juga enyam pendidikan di bangku sekolah,
para pelajar yang notabene masih sebagian besar sedang berada pada
berada pada usia remaja. titik ketidakstabilan. Masa remaja
Lingkungan sekitar seperti merupakan masa di mana terjadi ber-
keluarga, teman, masyarakat, dan bagai perubahan psikis dan fisiknya.
pendidikan merupakan faktor yang Pada masa ini, remaja mengalami
sangat berpengaruh terhadap pem- gejolak emosi dan tekanan jiwa
bentukan kepribadian seseorang. sehingga mudah menyimpang dari
Sekolah merupakan lembaga formal aturan dan norma sosial yang berlaku
yang paling utama dalam memberikan di masyarakat (Zulkifli, 2006: 63).
pendidikan terhadap para generasi Pihak-pihak seperti orang tua dan
penerus bangsa. Meskipun sekolah sekolah perlu melakukan tindakan
mempunyai posisi yang penting preventif guna mengerem derasnya
dalam mendidik putra-putri bangsa, arus negatif tersebut. Disinilah peran
namun pada kenyataannya sangat pendidikan menjadi sangat urgen
disayangkan, sekolah seringkali hanya dalam mencegah dan menanggulangi
mengajarkan keilmuan saja dan berbagai problematika pendidikan.
kurang memberikan pengalaman atas Salah satu sasaran pokok proses
pendidikan Islam adalah pembinaan

52
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

aspek emosional peserta didik, meng- bang kira-kira 20% bagi kesuksesan
ingat salah satu tujuan pendidikan hidup (Goleman, 1996: 44). Banyak
Islam yaitu mewujudkan manusia juga fakta yang memperlihatkan
seutuhnya sehingga menjadikannya bahwa bisa saja seseorang yang
dapat menjalani kehidupan dengan mempunyai kecerdasan intelektual
baik dan berpedoman nilai-nilai Islam. tinggi tetapi melakukan sesuatu yang
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, sedemikian tidak rasional. Oleh sebab
perlu adanya upaya untuk menanggu- itu, tidaklah cukup hanya kecerdasan
langi dampak negatif dari modernitas, intelektual (IQ) dan kecerdasan
salah satunya dengan pengamalan spiritual (SQ) saja yang dijadikan tolak
ajaran agama. Hal ini bertujuan agar ukur dan seseorang untuk meraih
akidah agama yang diajarkan di kesuksesan dunia maupun akhirat,
sekolah tidak hanya menekankan pada kecerdasan emosional (EQ) juga
kemampuan peserta didik dalam me- diperlukan guna menjadi penyeim-
mahami keimanan, akan tetapi juga bang dalam menghadapi persoalan
dapat dirutinkan dalam kehidupan hidup yang semakin kompleks.
keseharian sebagai proses pembentuk- Beberapa lembaga pendidikan
an karakter. Proses pembelajaran tidak formal seperti sekolah, khususnya
hanya ditujukan untuk mengejar hasil madrasah telah mengambil langkah
prestasi akademik, namun juga ber- dalam memberikan alternatif solusi
tujuan untuk mencapai kecakapan untuk menanggulangi problematika
sikap dan membentuk seseorang agar pendidikan, salah satunya yaitu MA
mempunyai pribadi yang berkarakter Nurul Ummah di Kotagede Yogya-
unggul dan islami. karta. Penelitian ini difokuskan ter-
Selama ini, seringkali orang hadap kecerdasan emosional ditinjau
beranggapan bahwa kecerdasan dari kebiasaan membaca Asmaul
intelektual (IQ) dipandang sebagai Husna. MA Nurul Ummah Yogyakarta
barometer untuk meramalkan ke- sebagai tempat studi penelitian, telah
suksesan seseorang. Namun, setelah menjadikan teori pelajaran khususnya
diteliti bahwa kecerdasan intelektual Pendidikan Agama Islam ke dalam
setinggi-tingginya hanya menyum- bentuk tindakan berupa praktik

53
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

keseharian yaitu membaca Asmaul juga siswa yang membaca Asmaul


Husna saat apel pagi sebelum masuk Husna setiap hari namun hanya
kelas setiap hari secara rutin. dijadikan sebagai formalitas saja,
Kebiasaan membaca Asmaul Husna ini membaca Asmaul Husna terasa biasa
merupakan salah satu pendidikan saja, tidak memberikan dampak yang
karakter yang diupayakan oleh berarti. Dari fenomena tersebut dapat
madrasah. ditarik kesimpulan bahwa kurangnya
Idealnya, jika tingkat membaca implementasi value Islam ke dalam diri
Asmaul Husna siswa tinggi maka peserta didik masih ada. Disisi lain,
tingkat kecerdasan emosionalnya juga menurut siswa kelas XI MA Nurul
tinggi. Namun, upaya peningkatan Ummah Yogyakarta, berdzikir Asmaul
kualitas sumber daya peserta didik ini Husna setiap hari saat awal
nampaknya belum sepenuhnya ber- pembelajaran mempunyai manfaat
hasil. Hal tersebut dapat diketahui seperti memperoleh ketentraman
dari fenomena yang nampak dari data batin, hati menjadi yakin dan mantap
yang peneliti temukan ketika untuk memulai pembelajaran, serta
melakukan pengamatan dan wawan- melatih kedisiplinan. Nilai-nilai yang
cara yaitu terdapat pelanggaran yang terkandung dalam Asmaul Husna
masih saja dilakukan oleh peserta dapat dijadikan motivasi bagi mereka
didik. Beberapa siswa terlihat kurang agar semangat dan siap dalam
menunjukkan perilaku yang cerdas menerima materi pelajaran (Wawan-
emosinya. Hal ini bisa dilihat dari cara Pra Penelitian dengan siswa kelas XI
kepribadian dan perilaku keseharian pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 09.30
mereka, ternyata masih ada beberapa WIB).
siswa yang melakukan kenakalan Kecerdasan emosional adalah
remaja, siswa tampak semakin malas kemampuan untuk mengenali diri
belajar, apatis, dan sebagainya. sendiri (memotivasi diri, bertahan
Membaca Asmaul Husna setiap hari di menghadapi frustasi, mengendalikan
waktu pagi kurang memberikan dorongan hati, mengatur suasana
dampak yang positif terhadap hati), kecakapan sosial (kemampuan
beberapa siswa. Dapat dilihat, ada memahami orang lain, memahami

54
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

situasi dan keadaan di sekelilingnya), Menurut Daniel Goleman, pe-


dan berdoa. Peter Salovey dan Jack ngendalian diri berarti kemampuan
Mayer (2002: 31), pencetus istilah untuk menghadapi keadaan emosional
“kecerdasan emosional”, menjelaskan yang timbul karena hal tertentu agar
bahwa kecerdasan emosional sebagai dapat tetap menyeimbangkan emosi.
kemampuan untuk mengenali Pengendalian diri ini merupakan
perasaan, meraih dan membangkitkan kemampuan seperti mengelola emosi
perasaan untuk membantu pikiran, diri sendiri agar dapat mengungkap-
memahami perasaan dan maknanya, kan perasaan dengan pas serta tidak
serta mengendalikan perasaan secara diperbudak oleh emosi.
mendalam sehingga membantu 3) Motivasi Diri
perkembangan emosi dan intelektual. Menurut Daniel Goleman, motivasi
Kecerdasan emosional biasa disebut diri diartikan sebagai kemampuan
sebagai “street smart (pintar)” atau untuk mendorong dan menimbulkan
kemampuan khusus yang disebut akal semangat pada diri sendiri serta
sehat. menguasai diri sendiri untuk
Menurut Goleman (1996: 57-58), berkreasi. Individu yang memiliki
terdapat 5 aspek kecerdasan kemampuan ini akan meningkatkan
emosional meliputi: kinerjanya dalam berbagai bidang,
1) Kesadaran Diri mempunyai keinginan dan kemauan
Menurut Lawrence E. Shapiro, yang kuat untuk menghadapi serta
kesadaran diri merupakan kemampu- mengatasi rintangan. Ia jauh lebih
an untuk mengenal dan memilah produktif dan efektif dalam hal
perasaan, memahami hal yang sedang apapun yang ia kerjakan. Bagi banyak
dirasakan dan mengetahui penyebab- orang, motivasi diri sama dengan kerja
nya, yang berarti seseorang itu sadar keras, kerja keras ini akan
pada perasaannya sendiri saat menimbulkan kepuasan pribadi dan
perasaan tersebut muncul. Kesadaran keberhasilan.
diri ini merupakan langkah awal yang 4) Empati
penting untuk memahami diri sendiri Menurut Daniel Goleman, empati
2) Pengendalian Diri adalah kemampuan untuk menyadari,

55
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

memahami, menghargai perasaan dan yang mempunyai keterampilan ini


pikiran orang lain, sebagaimana orang dapat mengenali, menafsirkan, dan
lain merasakan dan memikirkannya. bereaksi secara tepat terhadap situasi-
Bersikap empati artinya peduli pada situasi sosial.
orang lain dan memperlihatkan minat Jika dikelompokkan, aspek
dan perhatiannya pada mereka. tersebut mencangkup dua kecakapan
Empati ini terbangun setelah individu yaitu kecakapan pribadi dan
mempunyai kesadaran diri dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi
kendali diri. Empati mempunyai meliputi kesadaran diri, pengendalian
beberapa tingkatan. Empati yang diri, dan motivasi, sedangkan empati
paling rendah adalah membaca emosi merupakan kecakapan sosial.
orang lain, barulah menanggapi Menurut Makmun (2006: 22-23),
perasaan orang lain dengan tindakan. seseorang yang cerdas emosinya
Pada tingkat yang lebih tinggi yaitu mempunyai EQ bagi dirinya sendiri
menghayati perasaan, masalah, dan dan juga EQ untuk orang lain. EQ bagi
kebutuhan orang lain yang dibuktikan diri sendiri maksudnya adalah dia
dengan orientasi pelayanan. Orang dapat mengenali dirinya sendiri, dapat
yang empati akan lebih cepat menghormati diri sendiri, menyikapi
menangkap sinyal-sinyal sosial emosi diri, memotivasi diri, dan
tersembunyi yang mengisyaratkan melejitkan potensi diri. EQ untuk
sesuatu yang dibutuhkan atau orang lain yaitu dia dapat mengenali
dikehendaki orang lain. emosi orang lain, berinteraksi baik
5) Kecakapan Sosial dengan orang lain (dapat diajak
Menurut Lawrence E. Shapiro, bekerja sama, mampu mendengar
kecakapan atau kemampuan sosial orang lain secara efektif), berempati
merupakan kemampuan menggugah (suka menolong, tidak egois), dan
tanggapan yang dikehendaki orang membina hubungan dengan orang
lain. Kecakapan sosial juga berarti lain. (Makmun, 2006: 24)
keterampilan menjalin hubungan Menurut Lawrence E. Shapiro
dengan orang lain yang bercirikan (2003: 12-19), kecerdasan emosional
kepedulian kepada sesama. Individu

56
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

dipengaruhi oleh beberapa faktor, sesuatu secara mendalam, mengana-


diantaranya yaitu: lisis mengapa mengalami perasaan
1) Pola asuh tertentu, dan selanjutnya berbuat
Pada umumnya, pola asuh orang sesuatu untuk mengatasinya.
tua terhadap anak dibedakan menjadi Bagian korteks yang paling khusus
tiga, yakni otoriter, permisif, dan bertindak sebagai sakelar peredam
otoritatif. Bisa dianalogikan seperti yang memberi arti terhadap situasi
orang tua yang terlalu protektif emosi yaitu lobus prefrontal. Sese-
terhadap anaknya, akan mencetak orang yang mengalami gangguan
anak menjadi pemalu, penyendiri, dan pada bagian otak ini akan mempe-
penakut. ngaruhi kondisi mental dan psikolo-
Seorang anak yang sejak awal gisnya yang artinya juga akan mem-
dilatih dan dihadapkan pada pengaruhi kecerdasan emosionalnya.
rintangan dan tantangan baru, akan 3) Perkembangan otak emosi
menjadikan dia menjadi anak yang Setiap manusia mempunyai otak
mudah beradaptasi dan kreatif. Bisa emosi yang didalamnya terdapat
disimpulkan bahwa pola asuh sistem saraf pengatur emosi. Dalam
otoritatif adalah pola asuh ideal dalam otak emosi terdapat amigdala,
memproduksi anak-anak agar mem- neokorteks, sistem limbik dan lobus
punyai kecerdasan emosional yang profental. Perkembangan otak manu-
tinggi. sia dapat diamati melalui perubahan-
2) Faktor biologis perubahan yang tampak mulai dari
Kecerdasan emosional dapat masa kanak-kanak, baik itu dari segi
dipengaruhi oleh faktor biologis, fisik, kognitif, maupun emosi sewaktu
contohnya otak. Bagian-bagian otak usia semakin bertambah.
terdiri dari talamus, amigdala, Seorang anak yang sejak awal
hippocampus, dan korteks. Korteks dilatih dan diarahkan perkembangan
merupakan salah satu bagian otak otak emosinya oleh orang tuanya,
yang digunakan untuk berpikir dan akan mempengaruhi keadaan emosi-
mengurusi emosi. Korteks memung- nya di masa mendatang.
kinkan manusia untuk memahami 4) Temperamen

57
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

Menurut Jerome Kagan, kecerdasan emosional, faktor eksternal


temperamen seseorang mencerminkan pun demikian.
suatu rangkaian emosi bawaan Faktor eksternal akan mempe-
tertentu dalam otaknya menjadi ngaruhi perubahan sikap pada
ekspresi emosi sekaligus perilakunya individu. Jika individu tinggal di
di masa sekarang dan di masa lingkungan yang mendukung perkem-
mendatang. Seorang anak yang sejak bangan kecerdasan emosinya, bergaul
kecil mempunyai sikap tertentu dengan teman-teman yang baik
seperti pemalu, akan mengalami perilakunya, maka hal ini akan
hambatan dalam bergaul ketika masa berpengaruh terhadap tingkat
dewasa. kecerdasan emosinya.
Menurut Kagan, seorang anak yang Membaca merupakan salah satu
pemalu, lahir dengan amigdala yang langkah kongkrit dalam belajar.
mudah merangsang pusat pengendali- Membaca adalah melihat dan melafal-
an emosi pada otak secara berlebihan. kan, serta memahami isi bacaan yang
Orang-orang yang pemalu seperti ini tertulis dalam lembaran atau buku.
tidak mengembangkan saluran- Bagi seorang yang sedang menempuh
saluran saraf antara amigdala dan pendidikan atau disebut dengan
korteks yang akan memungkinkan “siswa/peserta didik”, membaca
bagian otak untuk berpikir membantu merupakan hal yang sudah sewajar-
bagian otak emosi yang menenangkan nya dilakukan, bahkan agar dapat
dirinya. mencapai target hasil belajar tertentu,
5) Lingkungan sekitar membaca harus menjadi sebuah
Lingkungan sekitar seperti sekolah, kebiasaan. Kebiasaan adalah sesuatu
teman bergaul, dan masyarakat, ikut yang sudah biasa atau lazim dilaku-
andil dalam peran membentuk kondisi kan dan dilakukan terus-menerus,
emosional seseorang. Seperti yang sesuatu yang dilakukan secara otoma-
telah dipaparkan dalam pembahasan tis, bahkan bisa dilakukan tanpa
sebelumnya bahwa faktor internal berpikir. Dalam perspektif psikologi,
individu sangat mempengaruhi kebiasaan merupakan salah satu
bentuk dari teori belajar behavioristik.

58
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

Berikut ini merupakan beberapa teori diterapkan dalam pembelajaran PAI


belajar perspektif psikologi: sebab belajar erat hubungannya
1) Pembiasaan Klasik dengan prinsip penguatan kembali.
Teori pembiasaan klasik merupakan Dengan kata lain, pengulangan–
sebuah prosedur penciptaan refleks pengulangan dalam hal belajar adalah
baru dengan cara mendatangkan penting walaupun mungkin awalnya
stimulus sebelum terjadinya refleks belum mengena dalam diri peserta
tersebut. Belajar adalah perubahan didik seperti dalam teori konek-
yang ditandai dengan adanya sionisme.
hubungan antara stimulus dan respon. Teori koneksionisme juga cocok
2) Pembiasaan Perilaku Respon diterapkan dalam pembelajaran PAI.
Aspek penekanan pada teori ini Menurut teori ini, belajar merupakan
adalah hubungan sebab-akibat, pembentukan koneksi-koneksi antara
individu akan melakukan suatu stimulus dan respons. Artinya, hal
tindakan karena dipengaruhi oleh utama yang paling menentukan dalam
konsekuensi yang akan diterimanya. belajar PAI adalah adanya stimulus
Belajar merupakan proses atau yang bisa membangkitkan dan
penyesuaian tingkah laku yang membentuk minat siswa untuk mau
berlangsung secara progresif. belajar PAI. Jika ada rasa puas yang
3) Koneksionisme ditimbulkan maka akan mendorong
Menurut teori ini, terdapat dua hal minat siswa untuk belajar. Selain
pokok yang mendorong timbulnya stimulus-respons, teori ini juga sering
fenomena belajar yaitu motivasi yang disebut dengan “trial and error” yang
merupakan hal yang sangat vital berarti berani mencoba tanpa takut
dalam belajar serta respons yang salah. Jadi, dalam belajar PAI siswa
menghasilkan efek memuaskan. diharapkan untuk berani mencoba
Menurut peneliti, dari ketiga mempelajari PAI tanpa takut salah.
teori belajar tersebut, ketiga-tiganya Dalam penerapannya, teori
mempunyai kecocokan jika diterapkan operant conditioning juga cocok bagi
dalam pembelajaran PAI. Teori pembelajaran PAI. Dalam teori ini,
classical conditioning cocok bila reward atau reinforcement dianggap

59
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

sebagai faktor yang penting dalam dibaca, pendek, ringan, tetapi sudah
proses belajar. Artinya bahwa perilaku komplit, menyeluruh, menyangkut
manusia selalu dikendalikan oleh urusan dunia dan akhirat, serta
faktor luar (faktor lingkungan, memperoleh jaminan surga. (Amdjad,
stimulus). Dengan memberikan 2005: 1)
ganjaran positif, suatu perilaku akan Para sahabat Rasulullah
ditumbuhkan dan dikembangkan. mengamalkan Asmaul Husna dengan
Sebaliknya, jika diberikan ganjaran tiga cara, yaitu: (1) hanya membaca
negatif, suatu perilaku akan salah satu dari 99 nama sesuai khasiat
terhambat. dan hajat yang akan dicapai (2)
Asmaul Husna memiliki dua membaca dua atau lebih gabungan
makna, yaitu makna dari segi dari Asmaul Husna (3) Asmaul Husna
etimologi dan makna dari segi dibaca seluruhnya mulai dari awal
terminologi. Dari segi etimologi, hingga akhir. (Abidin, 2001: 25)
Asmaul Husna berarti nama-nama Kebiasaan membaca Asmaul
(Allah) yang terbaik. Sedangkan dari Husna memungkinkan berhubungan
segi terminologi, Asmaul Husna berarti dengan kecerdasan emosional.
nama-nama (Allah) yang terbaik, Membaca Asmaul Husna berpengaruh
sempurna, tidak sedikitpun tercemar secara psikologis terhadap seseorang
oleh kekurangan (tidak seperti yang membacanya seperti dapat
makhluk-Nya) dan nama-nama ini memberikan pengalaman batin.
disandarkan pada sifat-sifat Allah. Menurut Ali Hasan (1997: 9) bentuk
Selain ketika membaca Asmaul pengalaman batin ini seperti
Husna mendapatkan pahala dan mempunyai ketenangan hati, rasa
dicatat sebagai amal baik, juga akan syukur, sabar, dan ikhlas. Dengan
memperoleh apa yang dihajatkan dan ketenangan hati, seseorang akan dapat
memperoleh kedamaian hati. Asmaul memungkinkan ia mempunyai
Husna mempunyai keistimewaan kemampuan mengendalikan diri,
dibanding do’a-do’a yang lain, yaitu motivasi diri, dan mempunyai aspek-
Asmaul Husna merupakan do’a yang aspek kecerdasan emosional lainnya.
efektif dan efisien karena mudah

60
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

Menurut Goleman, dalam me- dan angket disebarkan kepada 34


ngembangkan kecerdasan emosional responden setelah melalui uji coba
salah satunya dengan conditioning terlebih dahulu. Untuk meng-
(pembiasaan). Menurut teori belajar konfirmasi hasil temuan kuantitatif,
pembiasaan klasik Pavlov, jika belajar selain menggunakan skala dan angket,
dilakukan dengan kebiasaan membaca peneliti juga melakukan wawancara
(stimulus bersyarat) yang dilakukan secara mendalam (deep interview)
secara kontinyu maka dapat melatih kepada sejumlah subjek.
atau membentuk kecerdasan emo- Berikut ini adalah kisi-kisi skala
sional (respon yang dikehendaki), kecerdasan emosional dan kisi-kisi
sedangkan menurut teori belajar angket kebiasaan membaca Asmaul
koneksionisme, respon (membaca Husna:
Asmaul Husna) akan terus dilakukan Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Kecerdasan
Emosional
karena memberikan respon memuas- No Butir Soal
Aspek yang
kan (semangat belajar). No Favorabl Unfavor
Diteliti
e able
1. Motivasi 1, 4, 16 6, 23, 25
2. Empati 3, 18, 21 5, 26
Metode Penelitian 3. Pengendali
8, 12, 13
Penelitian ini merupakan jenis an diri 9, 27
4. Optimis 2, 10, 19 14, 24
penelitian lapangan kuantitatif dengan 5. Keterampil
7, 15, 20
an sosial 11, 17, 22
menggunakan pendekatan psikologi
Jumlah 27
pendidikan. Dalam penelitian ini,
Adapun kebiasaan membaca asmaul husna
kebiasaan membaca Asmaul Husna mengacu pada kisi-kisi berikut.
menjadi variabel independen, sedang-
kan kecerdasan emosional menjadi
Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Kebiasaan
variabel dependen. Penelitian ini
Membaca Asmaul Husna
menggunakan instrumen skala ke- No Aspek yang No Butir Soal
Diungkap Favorabl Unfavor
cerdasan emosional dan angket e able
kebiasaan membaca Asmaul Husna. 1. Frekuensi & 1, 8, 21 9, 11, 16,
kontinuitas 22
Skala kecerdasan emosional disusun membaca
Asmaul
dengan mengacu pada teori kecer- Husna
dasan emosioal Daniel Goleman. Skala Dampak 2, 3, 4, 5, 6, 10
2.
kebiasaan 7

61
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

membaca Tabel 3. Analisis Deskriptif Kecerdasan


Asmaul Emosional
Husna bagi N Min Max Mean
siswa Kecerdasan 103,8
34 87 127
Respon 12, 13 17, 19 Emosional 5
dalam Valid N
34
3. membaca (listwise)
Asmaul
Husna Sedangkan berdasarkan hasil
Pemahama 14, 15 18, 20
n analisis data, didapatkan hasil bahwa
4. &penghayat
tingkat kebiasaan membaca Asmaul
an Asmaul
Husna Husna siswa kelas XI MA Nurul
Jumlah 22
Ummah Yogyakarta termasuk dalam
kategori “tinggi” dari jumlah
Hasil Penelitian dan Pembahasan
keseluruhan responden (N) 34 siswa.
Berdasarkan hasil analisis data,
Hal ini menunjukkan bahwa
didapatkan hasil bahwa tingkat
mayoritas siswa kelas XI MA Nurul
kecerdasan emosional siswa kelas XI
Ummah Yogyakarta sudah mem-
MA Nurul Ummah Yogyakarta
punyai kebiasaan membaca Asmaul
termasuk dalam kategori “tinggi” dari
Husna dengan baik.
jumlah keseluruhan responden (N) 34
Tabel 4. Analisis Deskriptif
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
N Min Max Mean
mayoritas siswa kelas XI MA Nurul
Asmaul
34 63 98 78,85
Ummah Yogyakarta sudah memiliki Husna
Valid N
kecerdasan emosional meskipun 34
(listwise)
belum maksimal. Hal ini dapat di-
Dari hasil output data
pengaruhi oleh rendahnya perhatian
menggunakan SPSS 22 for windows,
mereka terhadap beberapa aspek
kontribusi kebiasaan membaca Asmaul
tertentu karena kecerdasan emosional
Husna terhadap kecerdasan emosional
merupakan kemampuan yang ter-
diperoleh hasil dengan R2 = 0,377 .
bentuk dari berbagai unsur yang
Sedangkan sisanya 0,623 dipengaruhi
saling menunjang. Dari berbagai aspek
oleh faktor lain. Jadi, dapat
kecerdasan emosional, didapatkan
disimpulkan bahwa kontribusi
deskripsi data sebagaimana dalam
kebiasaan membaca Asmaul Husna
tabel berikut:

62
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

terhadap kecerdasan emosional siswa kan, maka kecerdasan emosional akan


kelas XI MA Nurul Ummah berkurang atau lenyap. Jika terdapat
Yogyakarta sebesar 37,70%, sedangkan kondisi seperti ini maka harus
62,30% sisanya dipengaruhi oleh dilakukan penyembuhan spontan
faktor lain. yaitu dengan cara mengadakan
Tabel 5. Hasil Kontribusi kegiatan membaca Asmaul Husna
R Adjusted Std. Error of
R Square R Square the Estimate kembali.
,614a ,377 ,358 8,181 Berdasarkan teori koneksio-

Menurut peneliti, jika dilihat dari nisme, yang mengatakan bahwa

sudut pandang psikologi, kegiatan belajar merupakan pembentukan

kebiasaan membaca Asmaul Husna koneksi antara stimulus dan respon,

yang dilakukan setiap pagi oleh siswa membaca Asmaul Husna merupakan

MA Nurul Ummah Yogyakarta me- stimulus yang dapat membangkitkan

rupakan kegiatan yang efektif untuk dan membentuk motivasi belajar

menunjang kecerdasan emosional. siswa. Membaca Asmaul Husna yang

Berdasarkan teori pembiasaan klasik, dapat menimbulkan rasa puas, akan

stimulus (membaca Asmaul Husna) mendorong minat siswa untuk belajar

yang dilakukan secara terus menerus, sekaligus dapat meningkatkan kecer-

cepat atau lambat akan menimbulkan dasan emosional siswa. Berdasarkan

respon yang dikehendaki (kecerdasan penjelasan tersebut, dapat disimpul-

emosional). Pengulangan-pengulang- kan bahwa betapa kuatnya pengaruh

an dalam membaca Asmaul Husna Asmaul Husna terhadap kecerdasan

penting untuk dilaksanakan walaupun emosional siswa. Hal ini meng-

mungkin awalnya belum mengena indikasikan bahwa teori belajar

dalam diri siswa. Karena fungsinya behavioristik memang cocok diterap-

berdasarkan teori pembiasaan klasik kan di lingkungan pondok pesantren.

ini, kebiasaan membaca Asmaul Husna Dalam kaca mata agama,

menganut law of respondent conditioning kegiatan membaca Asmaul Husna

(hukum pembiasaan yang dituntut). dapat memberikan efek ketenangan

Berdasarkan teori ini, jika stimulus batin, menjaga kesucian hati, serta

(membaca Asmaul Husna) tidak dilaku- meleburkan dosa. Membaca Asmaul

63
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

Husna merupakan salah satu bentuk keterampilan bekerja dalam masya-


dzikir yang dapat dilakukan dalam rakat.
berbagai cara seperti membaca secara Oleh karena itu, mengingat
keseluruhan atau hanya membaca pentingnya kecerdasan emosional bagi
salah satu dari 99 nama sesuai hajat peserta didik terutama di zaman
yang ingin dicapai. Melafalkan serta modern seperti sekarang ini, membaca
menghayati Asmaul Husna dengan izin Asmaul Husna menjadi sebuah
Allah akan mendapatkan hati yang alternatif solusi dalam meningkatkan
tenang dan mantap, iman bertambah kecerdasan emosional. Dengan bekal
kuat yang diikuti amal shalih, hidup Asmaul Husna, diharapkan peserta
menjadi semakin bersemangat, hilang didik dapat mempunyai pedoman
rasa gelisah, susah, stress dan putus dalam berperilaku, dapat bersosialisasi
asa, serta meningkatkan semangat secara baik dengan masyarakat dan
untuk belajar. (Amdjad, 2010: 1) bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Seseorang yang membaca Asmaul Peserta didik menjadi siap untuk
Husna dengan rutin, emosinya akan menghadapi globalisasi dan arus
lebih terjaga dibanding orang yang modernitas tanpa kehilangan
jarang membaca. identitasnya.
Dalam perspektif pendidikan,
kegiatan membaca Asmaul Husna Simpulan
merupakan bentuk pendidikan Berdasarkan hasil analisis dan
karakter yang diupayakan untuk pembahasan, menunjukkan bahwa
peserta didik agar peserta didik siswa kelas XI MA Nurul Ummah
nantinya mempunyai karakter yang Yogyakarta mempunyai tingkat
kuat dalam menghadapi tantangan kecerdasan emosional yang tinggi,
zaman. Asmaul Husna menjadi salah Tingkat kebiasaan membaca Asmaul
satu jembatan yang digunakan untuk Husna siswa kelas XI MA Nurul
mencapai tujuan pendidikan Islam, Ummah Yogyakarta berada dalam
yaitu pembinaan akhlak, menyiapkan kategori tinggi, Terdapat hubungan
peserta didik untuk hidup di dunia antara kebiasaan membaca Asmaul
dan di akhirat, penguasaan ilmu, serta Husna dengan kecerdasan emosional

64
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

siswa kelas XI MA Nurul Ummah


Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan
Yogyakarta yaitu positif dan
Skala Psikologi. Yogyakarta:
signifikan. Hal ini terbukti dengan Pustaka Pelajar.
hasil analisis data statistik product
________________. (2000). Reliabilitas
moment rxy sebesar 0,614. Jika hasil dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
tersebut diinterpretasikan dengan
tebel nilai rxy maka termasuk dalam Departemen Agama RI. (2006). Al-
Qur’an dan Terjemahnya.
kategori tinggi atau kuat. Kontribusi
Kudus: Menara Kudus.
kebiasaan membaca Asmaul Husna
Depdikbud. (2005) Kamus Besar Bahasa
terhadap kecerdasan emosional siswa
Indonesia. Jakarta: Balai.
kelas XI MA Nurul Ummah
EQ, Zainal Mustafa. (2009). Mengurai
Yogyakarta adalah sebesar 37,70%,
Variabel Hingga Instrumentasi.
sedangkan 62,30% dipengaruhi oleh Yogyakarta: Graha Ilmu.
faktor lain.
Fanani, Achmad. (2012). Kamus Istilah
Populer. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media.
____
Goleman, Daniel. (1996). Kecerdasan
Emosional. Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA Hafidh, Amdjad Al. (2010).


Keistimewaan dan Peranan Al-
Abidin, Zainal. (2001). Pengamalan Asmaa-ul Husnaa di Zaman
Asmaul Husna dalam Kehidupan Modern. Semarang: Majelis
Sehari-hari. Jakarta: PT Pertja. Khidmah Al-Asmaa-ul Husna.

Apriyadi, Anas. (2015). Dua Geng Hartono, Andreas. (2009). EQ


Pelajar Berencana Tawuran di Parenting: Cara Praktis Menjadi
Kotagede. Diakses tanggal 24 Orangtua Pelatih Emosi. Jakarta:
Desember 2015 dari Gramedia.
http://jogja.tribunnews.com/
2015/12/20/ Hasan, M. Ali. (1997). Memahami dan
Meneladani Asmaul Husna,
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Jakarta: Raja Grafindo
Penelitian Suatu Pendekatan Persada.
Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Karwadi. (2009) Kecerdasan Emosional
Asyqar, Umar Sulaiman Al. (2010). Al- dalam Pemikiran Pendidikan
Asma’ al-Husna. Jakarta: Qisthi Islam (Studi terhadap Unsur-
Press.

65
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

Unsur Kecerdasan Emosional


dalam Pemikiran Hasan Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian.
Langgulung, Disertasi, Pasca Bogor: Ghalia Indonesia.
Sarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Ngalifah, Siti. (2010). Pengaruh Musik
Klasik Terhadap Kecerdasan
Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Emosional Anak Di TK Kemala
Belajar. Yogyakarta: Aswaja Bhayangkari 06 Glondong
Pressindo. Tirtomartani Kalasan Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran
Kurniawati, Novi. (2016). Diakses 2009/2010. Skripsi, Fakultas
tanggal 7 Februari 2016 dari Tarbiyah dan Keguruan UIN
http://perpus.iainsalatiga.ac.i Sunan Kalijaga Yogyakarta.
d/docfile/fulltext/08dca41ac3
780d8.pdf Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi
Pendidikan: Membantu Siswa
Latipah, Eva. (2012). Pengantar Tumbuh dan Berkembang.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Yogyakarta: Pedagogia.
Pohan, Rusdin. (2007). Metodologi
Maryono. (2012). Kecerdasan Emosional Penelitian Pendidikan. Banda
Ditinjau dari Motivasi Belajar Aceh: Ar-Rijal Institute.
Siswa, Tingkat Kelas, dan
Prestasi Belajar Siswa SMP N 1 Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul
Sedayu Tahun Ajaran Jannah. (2012). Metode
2011/2012. Skripsi, tidak Penelitian Kuantitatif: Teori dan
dipublikasikan. Fakultas Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Priyatno, Dwi. (2011). Buku Saku
Analisis Statistik Data SPSS.
Martono, Nanang. (2010). Metode Yogyakarta : Media Kom.
Penelitian Kuantitatif: Analisis
Isi dan Analisis Data Sekunder, Rahayu, Supri. (2011). Implementasi
Jakarta: PT Raja Grafindo Model Brain Based Learning
Persada. dalam Pembelajaran Tahfidz Juz
‘Amma dan Asmaul Husna di
Mubayidh, Makmun. (2006). TPA Manarul Huda Sarang
Kecerdasan Emosional Anak: Sidomulyo Bambanglipuro
Referensi Penting bagi Para Bantul Yogyakarta. Skripsi,
Pendidik dan Orang Tua. tidak dipublikasikan. Fakultas
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mudhofir, Ali. (2009). Kamus Etika.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rouf, Abdur. (2014). Korelasi
Penghayatan Asmaul Husna
Mustaqim. (2012). Psikologi Pendidikan. dengan Kecerdasan Emosional
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siswa Kelas XI MAN

66
Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna ...

Wonokromo Bantul Tahun Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Ajaran 2013/2014. Skripsi, tidak Kombinasi (Mixed Methods).
dipublikasikan. Fakultas Ilmu Bandung: Alfabeta.
Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. _________. (2009). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Santosa, Purbayu Budi, Ashari. (2005). Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Analisis Statistik dengan Bandung: Alfabeta.
Microsoft Excel & SPSS,
Yogyakarta: Andi. Susanti, Elly. (2015). Metode Bernyanyi
untuk Meningkatkan Hafalan
Saptoto, Ridwan. (2010), Hubungan Asmaul Husna guna
Kecerdasan Emosi dengan Mengembangkan Kecerdasan
Kemampuan Coping Adaptif. Spiritual Santri di TPQ
Jurnal Psikologi, 37 (1), 13-22. Masithoh Cilacap Jawa Tengah.
Skripsi, tidak dipublikasikan.
Shapiro, Lawrence E. (2003). Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Mengajarkan Emotional Keguruan, UIN Sunan
Intelligence pada Anak. Jakarta: Kalijaga Yogyakarta.
Gramedia.
Suharsono. (2005). Melejitkan IQ, IE,
Shihab, M. Quraish. (2005). dan IS. Jakarta: Inisiasi Press.
Menyingkap Tabir Ilahi: Asma
Al-Husna dalam Perspektif Al- Susetyo, Budi. (2012). Statistika untuk
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. Analisis Data Penlitian:
Dilengkapi Cara Perhitungan
________________. (2008). Asma’ Al- dengan SPSS dan Ms Office
Husna: dalam Perspektif Al- Excel. Bandung: Refika
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. Aditama.

Siauw, Felix. Y. (2014). Habits. Jakarta: Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi


Al-Fatih Press. Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas
Stein, Steven J dan Howard E Book. Metodologi Penelitian: Sebuah
(2002). Ledakan EQ: 15 Prinsip Pengenalan dan Penuntun
Dasar Kecerdasan Emosional Langkah Demi Langkah
Meraih Sukses. Bandung: Kaifa. Pelaksanaan Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subegjo, dkk. (2005). Panduan PPNU,
(Pondok Pesantren Nurul Widoyoko, S. Eko Putro. (2012). Teknik
Ummah). Yogyakarta: Nurma Penyusunan Instrumen
Media Idea. Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sudijono, Anas. (2012). Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: Winarsunu, Tulus. (2006). Statistik
Rajawali Pers. dalam Penelitian Psikologi dan

67
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIV, No. 1, Juni 2017

Pendidikan. Malang: UMM (Terjemahan Rahmani Astuti).


Press. Bandung: Mizan.

Zohar, Danah dan Ian Marshall. Zulkifli. (2006) Psikologi Perkembangan.


(2007). SQ: Kecerdasan Spiritual. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

68

Anda mungkin juga menyukai