Anda di halaman 1dari 20

Tugas : Struktur organisasi dalam manajemen keperawatan

Dosen : Nuryeti
Nama Mahasiswa : Erniyati Ina
NIM : KP 16.01.133
MK : Manajemen Keperawatan
Hari/Tanggal : Senin, 23 Maret 2020
Durasi : 09.00-11.00

A. Struktur Organisasi
Organisasi adalah Sekelompok orang yang bekerja scr bersama-sama
dibawah rambu-rambu perilaku formal dan informal untuk mencapai
tujuan bersama. Merujuk juga ke prosedur, kebijakan, dan metode yang
terlibat dalam mencapai tujuan bersama (struktur dan proses).
Pengorganisasian (G.R. Terry) adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang, sehingga
mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri
dalam melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang
ada, untuk mencapai tujun dan sasaran.
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan terhadap tugas,
wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan, baik vertical maupun
horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan
ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas
dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana dan kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
Struktur organisasi merupakan Lini otoritas (wewenang), komunikasi, dan
delegasi; dapat bersifat formal dan informal. Struktur organisasi formal
digambarkan pada skema organisasi yang memberikan “cetak biru” yang
menguraikan relasi formal, fungsi, dan aktivitas

B. KONSEP
Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar
komunikasi antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:
1. Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan dari
seseorang oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang
diartikan oleh harapan-harapan orang lain, individu tersebut sangat
bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas pribadinya.
Sepanjang hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang
berubah dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah
departemen keperawatan, perawat dapat memegang beberapa peran jabatan
pada waktu yang sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi
atasannya, seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan kerja kepala
perawat lainnya dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para
pekerja di divisi lain dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan
perilaku diperlukan dalam pelaksanaan masing-masing peran, kepala
perawat yang telah diuraikan di atas harus sering "merubah seragam"
selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian ulang ekspresi wajah,
bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi harapan pihak yang
berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
bersikap sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh dari
interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus
berubah. Perolehan kekuasaan oleh perawat perorangan tampaknya
memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam situasi yang
sama. Kemungkinan karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan
yang lain atau perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah
hubungan timbal baliknya dengan yang lain sehingga membuatnya terus
menerus kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan terdiri
dari beberapa jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan (Reward
power) adalah kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap
yang lain, kekuasaan paksaan (Coercive power) adalah kesanggupan untuk
menerapkan hukuman kepada yang lain. Menejer perawat dapat
menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat, skors, atau
pemecatan. Kekuasaan referensi (Referent power) adalah kemampuan
mengilhami kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharap
untuk mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan obyek kekaguman
mereka. Kekuasaan ahli (Expert power) merupakan kemampuan untuk
meyakinkan yang lain supaya seseorang memiliki derajat pengetahuan dan
keahlian tinggi dalam area spesialisasi.
3. Status
Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan. Status dapat
diartikan sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada
seseorang yang sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan
sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada pekerjaan tertentu
erat kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah
keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut, derajat
pelatihan khusus, atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut,
tingkat tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam pelaksanaan
kerja dan gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing - masing
perawat tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel
organisasi unit kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan
kemampuannya dalam mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan perawat percaya bahwa tujuan
keperawatan bagi perawatan klien dan kesembuhannya sama pentingnya
dengan kesejahteraan klien seperti juga dengantujuan pengobatan medis
atau tujuan administrasi keuangannya.
4. Wewenang
Konsep wewenang secara berbelit-belit dihubungkan dengan konsep
tanggung jawab. Jabatan pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan
dengan lapisan atas dari tanggung jawab dan wewenang. Jadi status yang
tinggi dihubungkan dengan wewenang yang memberi status pekerjaan
tinggi bagaimanapun dapat diserahkan pada jabatan di lapisan rendah
struktur organisasi.
5. Kepusatan ( Centrality )
Konsep sentralisasi / kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan bahwa
beberapa jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur organisasi
sehingga melibatkan si pemegang jabatan ke dalam seringnya komunikasi
dengan sejumlah besar pekerja lainnya. Sebaliknya, jabatan lainnya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi di antara
pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema
organisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah
langkah atau pertukaran pembicaraan yang diperlukan guna
menyampaikan informasi kepada jabatan yang diberikan dari setiap posisi
lain dalam jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan
tertentu disebut total jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi
semua pegawai dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai
akan menghasilkan jarak rata-rata organisasi (Average organizational
distance) bagi semua jabatan dalam struktur itu. Dengan membandingkan
total jarak organisasi seseorang dengan jarak rata-rata bagi seluruh struktur,
seseorang dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi (Relative
organizational distance) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif
organisasi yang terkecil adalah yang paling pokok dalam struktur tersebut.
Mereka lebih banyak menerima informasi yang berhubungan dengan kerja
di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja yang berpengetahuan,
informasi adalah bahan mentah untuk produksi. Karena pekerja yang lebih
terpusat secara organisasi seharusnya lebih produktif dibanding pekerja
yang kurang terpusat.
6. Komunikasi ( Communication )
Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui dan
karena komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai
pengiriman informasi dan opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan
pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima
pesan. Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan pesan
tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha
memperbaiki kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan
mengajari manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh
dan kritis terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin
untuk melatih pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum
informasi sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan.
Pengirim pesan dapat diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan
ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci
serta untuk mendapatkan masukan dari si penerima pesan sebagai tanda
atas keefektifan komunikasi.

C. Tujuan struktur organisasi


1. Mengklarifikasi rantai komando, rentang kendali, saluran komunikasi resmi,
dan hubungan untuk semua personel organisasi
2. Memfasilitasi pencapaian misi institusi
D. Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah di
susun pada saat fungsi perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan.
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
(elemen kegiatan).
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas pendukung yang diperoleh untuk melaksanakan
tugasnya.
5. Penugasan personal yang cakap yaitu memilih dan mendapatkan staf yang
dipandang mampu melaksanakan tugas.
6. Mendelegasikan wewenang dalam pembagian tugas harus diperhatikan
adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab staf, untuk
organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas
tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerjasama
yang sifatnya integrative perlu diterapkan karena prinsip kerja integrasi
diharapkan semua kegiatan pokok puskesmas dapat diselesaikan.

E. Tipe-tipe struktur organisasi


Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode
penugasan yang diterapkan di ruangan perawatan. Berikut akan dijelaskan
beberapa tipe organisasi dilihat dari strukturnya.
1. Struktur Organisasi secara umum
Struktur Organisasi di ruangan menyesuaikan dengan metode penugasan
yang dijalankan di ruang perawatan. Akan tetapi, secara umum organisasi
dibagi menjadi tiga macam , antara lain sebagai berikut.
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia. Organisasi lini
mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan
yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi
pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan, segala kendali ada di tangan
pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah
wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk
organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana yang
terbatas, serta tujuan dan kegiatan yang sederhana. Bentuk organisasi lini
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan
dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta koordinasi
dan pengawasan lebih mudah. Sedangkan, kelemahannya adalah
keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar-
benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi
seiring terabaikan. Berdasarkan penjelasan di atas, organisasi lini sangat
cocok diterapkan di ruang perawatan.
b. Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi
staf dicirikan bahwa dalam pengorganisasian dikembangkan satuan
organisasi staf yang berperan sebagai pemantu pimpinan. Orang yang
duduk dalam suatu organisasi staf adalah individu ahli yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi. Hal ini terjadi karena pimpinan organisasi
menghadapi permasalahan yang kompleks dan kesulitan untuk
memecahkan permasalahan yang ada sehingga dibutuhkan orang yang
sanggup dan mampu membantu pimpinan dalam memecahkan masalah
organisasi. Dalam organisasi staf, fungsi staf hanyalah sebagai pembantu.
Pengambilan keputusan tetap berada di tangan pimpinan. Keuntungan
organisasi staf adalah pengambilan dapat lebih baik. Kerugiannya adalah
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan organisasi lini.
c. Organisasi lini dan staf
Bentuk Operasi lini dan staf merupakan pengembangan dari organisasi
staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diplot sebagai penasihat,
tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat
tersebut. Organisasi ini staf diterapkan jika permasalah nasihat tersebut.
Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat
kompleks sehingga staf tidak hanya diharapkan memberikan buah
pikirannya, tetapi staf juga harus membantu pelaksanaannya.
Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan lebih
baik karena pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang,
tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih
memusatkan perhatiannya pada masalah yang lebih penting, serta
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga
mendorong tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahanyya adalah
pengambilan keputusan memakan waktu yang lebih lama lagi, dapat
menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak menegetahui batas-
batas wewenangnya.

Struktur Organisasi Formal


Menggambarkan posisi, tugas, tanggung jawab, dan hubungan antara
orang-orang di posisi mereka di departemen yang berbeda, dan
dipresentasikan dalam bentuk organizational chart
Struktur Organisasi Non-Formal
Menggambarkan hubungan personal dan sosial yang tidak muncul
dalam bentuk organizational chart.
F. Struktur Organisasi Dalam Pelayanan Keperawatan
1. Case Methode (Metode Kasus)
Metode kasus kadang-kadang disebut juga sebagai perawatan pasien total.
Dalam metode ini perawat bertanggung jawab penuh terhadap perawatan
pasien selama shift bekerja. Jumlah pasien yang ditugaskan bisa lebih dari
satu. Metode ini sering dipraktekkan dalam pengaturan perawatan intensif
atau dalam pengaturan perawatan kesehatan di rumah.
Kelebihan : metode ini dianggap sebagai metode pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan holistik .
Kekurangan : metode ini memerlukan tenaga perawat yang cukup banyak
dan kurangnya kotinuitas antara shift.
Kepala ruang

perawat perawat perawat perawat perawat

Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien


(1/ lebih) (1/ lebih) (1/ lebih) (1/ lebih) (1/ lebih)

Gambar 1. Metode kasus

2. Functional methode (Metode Fungsional)


Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat
itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien dibangsal.
Kelebihan :
a) Manajenen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Kekurangan :
a) Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.
b) kepala ruang kurang waktu untuk dapat memberikan masukan kepada
perawat-perawatnya tentang bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik.
c) Setiap perawat tidak dapat memberikan asuhan seara komprehensif
d) Komunikasi antar-perawat sangat terbatas
e) Prioritas hanya kebutuhan fisik sehingga tidak komprehensif
f) Pemberian asuhan keperawatan terfragmentasi
g) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan .
h) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.

Kepala Ruang

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


pengobatan merawat luka pengobatan merawat luka

Pasien/klien

Gambar 2. Metode Fungsional


3. Team Nursing (Keperawatan Tim)
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron &
Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu
(Nursalam, 2002):
Kelebihan :
a) Pelayanan keperawatan yang komprehensif
b) Proses Keperawatan dapat diterapkan
c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
d) Metode tim memungkinkan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien
e) Metode tim memungkinkan untuk dapat bekerja sama antar-tim
f) Metode tim memungkinkan tingginya kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
g) Metode tim meningkatkan motivasi dan kepuasan perawat sebagai
pemberi pelayanan keperawatan
Kekurangan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

Kepala ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

pasien pasien pasien

Gambar 3. Keperawatan Tim


Tanggung jawab dan tugas
1) Kepala Ruangan
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
Menyusun visi, misi, dan filosofi
Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, dan tahunan).
Fungsi Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien
Fungsi Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervise
Fungsi Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien dan perawat
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b) Compensatory Reward
Melakukan penilaian kinerja kettua tim dan perawat pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
keperawatan
c) Hubungan Profesional
Memipin rapat keperwatan
Memipin konferensi kasus
Melakukan rapat tim kesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter
d) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)
2) Ketua Tim
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (harian dan bulanan )
Fungsi Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
Membuat daftar alokasi pasien kepada perawat pelaksana
Fungsi Pengarahan
Memimpin Pre-Conference dan post-conference
Menciptakan iklim motivasi di dalam timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melakukan supervise kepada anggota timnya
Fungsi Pengendalian
Melakukan observasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
kepada pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana
Memberikan umpan balik kepada perawat pelaksana
b) Compensatory Reward
Melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana
c) Hubungan Profesional
Melaksanakan konferensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
d) Asuhan Keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)
3) Perawat Pelaksana
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (harian)
b) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)
4. Primary Nursing (Keperawatan Primer)
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer
(primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas
keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan,
setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung
jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang
klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan
asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat,
ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan :
a) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
c) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga
merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan
komprehensif.
Kekurangan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusn yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akontabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga
Tugas perawat primer :
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat.
i. Membuat jadwal perjanjian klinik
j. Mengadakan kunjungan rumah
Peran kepala ruang dalam metode primer :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
d. Evaluasi kerja
e. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
Ketenagaan Metode Primer :
a. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side.”
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten.

Dokter Kepala Ruang Sarana RS

Perawat Primer

Pasien

Perawat Perawat Perawat


pelaksana pelaksana pelaksana jika
sore malam diperlukan pagi

Gambar 5 : Primary Nursing (Keperawatan Primer)

5. Nursing Case Management


Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat
ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Kelebihan :
a) Perawat lebih memahami kasus per kasus
b) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan :
a) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
6. Patient Focus Care
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek
keperawatan yg dibutuhkan.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien secara
menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien
dengan baik. Dalam metode ini dituntut kualitas serta kuantitas yang tinggi
dari perawat, sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU
ataupun ICCU.
Kelebihan :
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek
keperawatan yg dibutuhkan.
Kekurangan :
a) Sederhana dan langsung
b) Garis pertanggung jawaban jelas
c) Kebutuhan pasien cepat terpenuhi
d) Memudahkan perencanaan tugas

Anda mungkin juga menyukai