Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pola makan, merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi

keadaan gizi seseorang. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan

dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan

mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat

penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi,

anak-anak, serta seluruh kelompok umur. (Permenkes RI No.14, 2014).

Menerapkan pola makan yang sehat memang tidak dapat menjamin jika akan

terbebas dari penyakit, namun setidaknya memperhatikan asupan pola konsumsi

makanan sehari- hari mampu meminimalisir risiko kemungkinan seseorang

terserang penyakit. (Anisah & Soleha, 2018)

Pola Makanan merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan

hipertensi. Hal ini disebabkan makanan yang mengandung banyak unsur di

dalamnya mempunyai peranan dalam peningkatan tekanan darah. Makanan

modern yang beredar di masyarakat saat ini banyak mengandung zat yang tidak

baik untuk kesehatan. Zat yang banyak terkandung pada makanan tersebut antara

lain: lemak jenuh, kadar garam, kadar gula yang terlalu tinggi, dan zat kimia

tambahan. Makanan jenis ini hampir tidak memiliki kandungan protein, vitamin,

ataupun serat dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh. (Anisah & Soleha, 2018)

Makanan yang dimakan secara langsung atau tidak langsung berpengaruh

terhadap kestabilan tekanan darah. Kandungan zat gizi seperti lemak dan sodium

memiliki kaitan yang erat dengan munculnya hipertensi. (Novian, 2013)

1
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus

meningkat dan kian hari semakin mengkawatirkan, diperkirakan pada tahun 2025

sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan menderita hipertensi.

(Artiyaningrum, Azam, & Artikel, 2016)

Laporan Kemenkes (2013), insiden hipertensi merupakan penyebab

kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, dimana proporsi kematiannya

mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.

[ CITATION Alm18 \l 1033 ]

Hasil riskesdes tahun 2018 Prevalensi hipertensi menurut diagnosis dokter

pada penduduk umur ≥18 tahun menurut provinsi 2018 yaitu 8,4% atau prevalensi

hipertensi berdasarkan pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun menurut

provinsi 2007-2018 yaitu 34.1%. dan prevalensi hipertensi ( diagnosi dokter) pada

penduduk umur ≥ 18 tahun menurut karakteristik yaitu laki- laki 31,3%.

Perempuan 36,9%. Perkotaan 34,4%. Pedesaan 33,7%.[ CITATION has18 \l 1033

]. Dan Berdasarkan hasil data kunjungan di POSKESDES Dusun Meluke Desa

Sidomulyo Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada tahun 2017 terdapat 102

orang, sedangkan pada tahun 2018 terdapat 176 orang dan pada tahun 2019

terdapat 196 orang pasien hipertensi, Berdasarkan data tersebut angka kejadian

masih cukup tinggi dan setiap tahunnya semakin meningkat.

Seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan

pengobatan dan pengendalian secara teratur, maka dapat membawa si penderita

mengalami kasus kasus serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Tekanan

darah tinggi yang tidak mendapatkan penanganan yang benar menyebabkan

jantung seseorang bekerja ekstra keras. Akhirnya kondisi ini memicu terjadinya

2
kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak, dan mata. Kemudian,

penyakit hipertensi menjadi penyebab umum terjadinya strok dan serangan

jantung.[CITATION akm17 \l 1033 ]

Fenomena di masyarakat sekarang ini masih banyak anggota keluarga

yang tidak memperhatikan pemberian makanan anggota keluarga yang mengalami

hipertensi. Karena didalam keluarga masih banyak yang mengkonsumsi makanan

tinggi garam berlebih, mkanan berlemak ataupun makan instan dan masyarakat

banyak yang belum mengetahui cara penanganan pemberian makan pada

penderita hipertensi.

Mengatasi hipertensi penentunya ialah pola makan. yaitu dengan mengurangi

makanan dengan tinggi garam, makanan yang berlemak, mengonsumsi makanan

yang tinggi serat dan melakukan aktivitas olahraga.(Shafaat, Cholissodin, &

Santoso, 2018)

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan

keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menemukan tentang

makanan yang dapat mereka terima (Niven, 2002). Keluarga yang ditunjuk

Sebagai pengawas pemberian maknan mempunyai peran- an, peran keluarga dapat

ditunjukkan dengan memantau benar ukuran, jenis dan waktu.(Nurhidayat &

Ponorogo, 2011)

Berdasarkan latar belakang dia atas maka peneliti tertarik membahas

bagaimana peran keluarga dalam pemberian makan pada pasien hipertensi di

Dusun Meluke Desa Sidomulyo Kecamatan Deket Kabupaten lamongan.

3
1.2 Rumusan masalah

Bagaiman gambaran peran keluarga dalam pemberian makan pada pasien

hipertensi di Dusun Meluke Desa Sidomulyo Kecamatan Deket Kabupaten

Lamonagan ?

1.3 Tujuan penelitian

Mengetahui gambaran peran keluarga dalam pemberian makan pada pasien

hipertensi di Dusun Meluke Desa Sidomulyo Kecamatan Deket Kabupaten

Lamonagan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat mengetahui

pemberian makan pada pasien hipertensi.

1.4.2 Manfaat praktik

1) Bagi klien dan keluaraga

Membantu keluarga mengetahui pemberian makan dan meningkatkan

kemampuan keluarga dalam merawat pasienmengalami hipertensi.

2) Bagi tempat pelayanan kesehatan.

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak kesehatan dalam

menurunkan angka hipertensi.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Meningkatkan keterampilan dalam berfikir keritis dalam menyelesaikan

masalah dengan memberikan edukasi.

4
4) Bagi akademis

Merupakan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal peran

keluarga dalam pemberian makan pada penderita hipertensi. Dan sebagai

sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya

informasi tentang tindakan penanganan hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai