PENDAHULUAN
Metode yang bersifat filosofis ini dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai
berikut:
1) Metode intuitif
Metode ini dapat dilakukan dengan jalan sengaja melakukan penyelidikan
atau dengan tidak sengaja seperti halnya dalam pengeluaran sehari-hari. Dalam
keadaan yang terakhir ini, kita mengadakan evaluasi terhadap sesama kita, atau
kita benar-benar ingin mengetahui keeadaannya dengan melalui kesan kita
terhadap orang-orang yang sedang kita selidiki tersebut. Dalam hal ini dalam
kesan pertamalah yang paling berperan dalam pengambilan kesimpulan.
2) Metode kontemplatif
Metode ini dilaksanakan dengan cara merenung-renungkan
(kontemplatif) terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan
kemampuan berpikir yang optimal.
Alat utamanya adalah pikiran yang benar-benar dalam keadaan obyektif.
Yaitu saat pikiran kita dalam situasi dan kondisi yang murni, tidak tercampur
oleh pengaruh-pengaruh lain yang bersifat lahiriah dan biologis. Pikiran yang
dalam keadaan obyektif ini diperlukan agar dapat mencapai hakikat obyek yang
dituju.
Dewasa ini metode kontemplatif, dan juga metode intuitif, tidak
sepopuler metode empiris, disebabkan hasil metode itu dianggap terlalu
spekulatif. Meskipun demikian, metode ini masih tetap diperlukan dalam
psikologi.
1) Metode observasi
a. Introspeksi
Secara etimologi, introspeksi ialah melihat ke dalam (intro berati ke dalam,
dan speeksi berasal dari kata spekrate yang artinya melihat). Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan metode introspeksi ialah suatu cara menyelidiki keadaan atau
peristiwa jiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
Mengadakan penyelidikan terhadap jiwa sendiri merupakan sumber yang
penting, karena kwsadaran terhadap jiwa kita sendirilah yang dapatdiketahui
secara langsung.
Sudah tentu penyelidikan terhadap jiwa diri sendiri ini termasuk suatu hal
yang amat sulit dilakukan. Karena, jiwa yang sedang aktif harus menghentikan
keaktifannya yang lain.
Di samping itu, metode ini sukar mencapai segi obyektivitas, karena
orang sering tidak jujur dalam mengadakan penilaian terhadap dirinya sendiri,
a. Metode ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia.
Artinya manusialah yang dapat melihat apa yang sedang dialami dalam
dirinya.
b. Kadang-kadang ada beberapa hal yang terdapat pada diri seseorang yang
tidak dapat diselidiki dengan menggunakan metode lain.
c. Dengan menggunakan metode ini seseorang dapat secara langsung
menyelidiki peristiwa-peristiwa yang dialaminya, di mana orang lain tidak
dapat menyeidikinya.
b. Ekstrospeksi
Dari segi asal katanya, ekstrospeksi berati melihat ke luar (ekstro:Keluar,
Speksi dari Spektare: melihat). Dan sebagai metode, ekstrospeksi berati
mempelajari dengan jengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan
mencoba mengambil kesmpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang
ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain (F.Patty, 1982:42).
Penggunaan metode ini juga dimaksudkan untuk mengatasi subyektivitas
yang terdapat dalam metode introspeksi. Pada ekstrospeksi, subyek penyelidikan
bukan dirinya sendiri melainkan orang lain. Namun demikian, sebenarnya
ekstrospeksi ini tak bisa lepas dari introspeksi, sebab mustahil seseorang akan
dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang
terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mmengalaminya.
Orang dapat mengatakan bahwa seseorang dalam keadaan susah, gelisah,
gembira, tergesah-gesah, melamun, dan sebagainya jika dia sendiri pernah
mengalami hal-hal yang dialami orang itu.
Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
kesimpulan analogis dari hasil ekstrospeksi ini adalah bahwa gejala-gejala
kejiwaan yang sama sebelum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Dua
1) Metode ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja,
padahal tiap-tiap orang dalam mengeluarkan buah pikiran dan perasaannya
tidak sama, terutama pada orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-
sikap yang tidak wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/situasi
jiwanya.
2) Jika orang yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulakan diri dari
hasil ekstrospeksi itu akan berbeda dengan apa yang semestinya.
a. Metode angket
Ditinjau dari sudut pelaksanaannya, angket dapat dibagi menjadi dua macam :
1) Angket langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab langsung oleh orang
yang diselidiki.
2) Angket tak langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab oleh orang lain.
Kemudian, bila ditinjau dari segi jenisnya, metode angkaet ini terdiri dari dua
jenis :
Dan bila ditinjau dari segi luasnya obyek penyelidikan, maka angket tersebut
dapat diperinci lagi menjadi dua bagian:
Metode angket ini dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Namun
demikian, metode inijuga tak luput dari kelemahan. Kelemahan-kelemahan
metode angket ini adalah :
3) Metode eksperimen
a. Dengan eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan
berulang-ulang.
b. Tanpa menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara
terartur mengetahui sesuatu peristiwa yang sengaja ditimbulkan.
Sehubungan dengan adanya beberapa kelemahan tersebut, maka aliran
psikologi modern.
Selain itu, yang termasuk dalam metode eksperimen tersebut adalah
metode test. Yang disebut metode test adalah penyelidikan yang dilakukan
dengan jalan mengajukan pertanyaan atau suruhan yang telah dipilih dengan
seksama dan bahkan telah di standardisasikan.
Karena itu, untuk bermacam-macam keaktifan jiwa telah dibuatkan alat-
alat tertentu yang telah memiliki standarnya, sehingga dapat diadakan
perbandingan anatara test yang satu dengan test yang lain. Seperti kecerdasan
dapat diukur dengan test intelegensi (IQ) dan fantasi dapat diukur dengan test
kemungkinan dan sebagainya.
Terkait dengan itu, setelah ditemukannya alat pengukur itu, seseorang
dapat mengetahui kemampuan daya jiwa seseorang. Bahkan, beberapa lembaga
pendidikan telah menggunakan test kejiwaan (psikotest) dalam seleksi
penerimaan siswa disekolah-sekolah.
Test semacam itu terdiri dari bermacam-macam bentuk sesuai dengan
adanya bermacam-macam daya jiwa yang harus diukur. Misalnya, ada test yang
menyelidiki perhatian, intelegensi, bakat, minat, fantasi, skill, dan sebagainya.
Diindonesia, test yang sering digunakan adalah scholastic achievement
test, yaitu test yang biasanya digunakan dalam dunia pendidikan dan pengajaran,
5) Metode klinis
Metode yang digunakan untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang
keadaan jiwanya (abnormal) ini disebut metode klinis karena mula-mulanya
timbulnya dilapangan klinis, dan metode ini kebanyakan digunakan oleh para
psikiater. Selain itu metode klinis juga di gunakan untuk mengumpulkan
informasi rinci tentang masalah perilaku kasus tidak dapat menyesuaikan diri
atau menyimpang, untuk selanjutnya mereka disarankan untuk melakukan
rehabilitasi di lingkungan mereka.
6) Metode diferensial
Metode ini digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual
yang terdapat diantara anak didik, dengan menggunakan beberapa teknik
diantaranya menggunakan teknik pengukuran dan dan statistik untuk
menganalisis data.