Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM KINERJA SISTEM ENERGI

EKSTRAKSI DAN DISTILASI HASIL EKSTRAKSI


“Minyak Atsiri Limone”
“Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Kinerja Sistem Energi
di Semester VI”

Kelompok :5
Nama Anggota Kelompok : 1. Nuraini Lubis (171734023)
2. Rafli Raziqi (171734024)
3. Rezal Maulana Ikhsan (171734025)
4. Rizal Rahman (171734027)
5. Sembada Wangsadireja (171734028)
Tanggal Praktikum : 7 dan 14 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan : 2 Mei 2020
Laporan
Nama Dosen : Dra. Tina Mulya Gantina, M.T.
Tanda tangan Dosen :

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengetahui proses ekstraksi minyak astiri meggunakan ekstraktor soxhlet
b. Mengamati parameter-parameter yang mempengaruhi proses ekstraksi
c. Mengetahui kinerja proses ekstraksi dan distilasi hasil ekstraksi

II. DASAR TEORI


Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen mengalami
perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke cairan lain yangbertindak
sebagai pelarut. Berbagai penelitian tentang ekstraksi padat-cair telah banyak dilakukan.
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat
melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert)
dengan menggunakan pelarut cair.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi
ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.

1. Ekstraksi padat-cair (leaching)


Proses pemisahan zat terlarut dari padatan dengan cairan sebagai pelarutnya. Proses
dapat digunakan untuk memperoleh larutan mengandung bahan padatan berharga di
dalamnya maupun untuk menghilangkan padatan yang tidak terlarut, seperti pigmen, dari
bahan terlarut yang terkontaminasi. Metode yang digunakan untuk ekstraksi ditentukan
berdasarkan proporsi konstituen zat terlarut yang ada, distribusi terhadap padatan, jenis
padatan, dan ukuran partikel. Jika zat terlarut terdispersi seragam di dalam padatan, material
yang dekat dengan permukaan akan terlarut terlebih dahulu.
Umumnya, tahapan ekstraksi terbagi menjadi tiga yaitu: pertama perubahan fasa zat
terlarut seiring terlarut terhadap solven, kedua difusi melalui solven dari dalam pori padatan
ke luar partikel, dan ketiga transfer zat terlarut dari larutan pada kontak dengan partikel ke
larutan. Ketiga tahapan ini sangat menentukan laju ekstraksi, biasanya tahap pertama terjadi
sangat cepat sehingga dapat diabaikan pada perhitungan laju keseluruhan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan
ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase
cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar)
pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

2. Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi
padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran
secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna
mungkin.
Proses pemisahan cairan dengan menggunakan solven dimana komponen yang
diinginkan lebih larut terhadap salah satu solven. Salah satu contohnya dalam produksi
bahan bakar pada industry nuklir, pemisahan hidrokarbon pada industry petroleum.
Jenis-jenis ekstraksi berdasarkan energi yang digunakan adalah:
a. Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasan.
Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perlokasi.
b. Ekstraksi Cara Panas
Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandigkan cara dingin. Metodanya adalah
refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.

Berikut adalah metode yang umum digunakan dalam proses ekstraksi.


1. Metode Maserasi
Metode maserasi merupakan proses yang paling sederhana, yakni dengan menggunakan
pelarut dan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar.
2. Metode Perlokasi
Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut pada bahan yang diekstrak.
Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan
untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
3. Metode Refluks
Ekstraksi ini dilakukan dengan cara melakukan pemanasan hingga mencapai titik didih
tertentu. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung
4. Metode Soxhlet
Ekstraksi ini menggunakan pelarut yang selalu baru dengan bantuan alat khusus
pengadukan yang berkelanjutan. Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan
suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang
dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara
kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke
dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik
berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.

Teknik Ekstraksi
1. Ekstraksi bertahap (batch-extraction = ekstraksi sederhana)
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula
kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang
akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.
2. Ekstraksi kontinyu (ekstraksi sampai habis)
Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk
pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi
pada ekstraksi tergantung pada viskositas fase dan factor-faktor lain yang
mempengaruhi kecepatan tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya
adalah dengan menggunakan luas kontak yang besar.

3. Ekstraksi arah berlawanan (counter current extraction)


Ekstraksi kontinyu counter current, fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang
berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang akan diekstraksi. Biasanya
digunakan untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian. Sangat penting untuk
fraksionasi senyawa orgnik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-
organik.

Tahap Ekstraksi
1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling berkontak.
Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka
bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu
pelarutan ekstraksi.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau
filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya dilakukan
dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat langsung
diolah lebih lanjut atau dioalh setelah dipekatkan.

Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil),minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic
oil) adalah senyawa yang mudah menguap yang tidak larut di dalam air dan merupakan
ekstrak alami dari tanaman, baik yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian, ataupun
kulit buah (Adityo dkk., 2008).Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit
sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan
oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengantumbuhan lain
(lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga
mengeluarkan bau-bauan (sepertikesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau
menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga,
buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang
dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun
potensial untuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis
tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan
sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.

Lemon
Sitrun, jeruk sitrun (dari bahasa Belanda, citroen), atau limun adalah sejenis jeruk yang
buahnya biasa dipakai sebagai penyedap dan penyegar dalam banyak seni boga dunia.
Pohon berukuran sedang ini dapat mencapai 6 m dan tumbuh di daerah beriklim tropis dan
sub-tropis serta tidak tahan akan cuaca dingin. Sitrun dibudidayakan di Spanyol, Portugal,
Argentina, Brasil, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya di sekitar Laut Tengah.
Tumbuhan ini cocok untuk daerah beriklim kering dengan musim dingin yang relatif hangat.
Suhu ideal untuk sitrun agar dapat tumbuh dengan baik adalah antara 15-30 °C (60-85 °F).
Klasifikasi Ilmiah Lemon
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus x limon

Lemon merupakan salah satu jenis jeruk yang memiliki warna kuning cerah dan sangat
mencolok. Rasa dari lemon ini sangat asam dan biasanya lebih banyak digunakan sebagai
bahan campuran minuman atau sebagai hiasan dari berbagai jenis makanan dan minuman di
dalam dunia tata boga. Pohon lemon yang memiliki nama latin citrus lemon sama halnya
dengan pohon jeruk pada umumnya dengan ketinggian yang bisa mencapai 6 meter. Pohon
lemon biasanya ditanam di daerah yang iklimnya hangat dan cukup dingin. Manfaat dari
buah lemon ini cukup banyak bagi kesehatan karena mengandung vitamin C tinggi.
Namun bukan hanya buahnya saja ternyata yang bisa dimanfaatkan dan baik bagi
kesehatan, kulit lemon pun memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan maupun untuk
kehidupan sehari-hari. Jadi jika anda makan jeruk lemon sebaiknya jangan buang kulitnya
ya. kulit lemon ini di dalamnya mengandung nutrisi dan gizi juga yang bermanfaat bagi
tubuh dan bisa diolah menjadi beberapa jenis olahan makanan dan minuman sehat.
1. Bagi kesehatan
a. Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Mencegah kanker
c. Mencegah gangguan tulang
d. Melancarkan pencernaan
e. Menurunkan kolesterol
f. Mencegah obesitas

2. Untuk Kecantikan
a. Kulit lemon bisa menjadi media pengusir jerawat secara ampuh. Caranya adalah
dengan mencampurkan kulit lemon dengan air kelapa. Kemudian oleskan campuran
tersebut pada wajah dan biarkan selama semalaman. Lakukanlah dengan rutin dan
anda akan menemukan wajah anda bebas dari jerawat.
b. Kulit lemon digunakan untuk menghaluskan kulit. Caranya adalah dengan
mencampurkan kulit lemon yang sudah diparut halus dengan jus jeruk dan
kemudian oleskan pada kulit atau wajah atau area kulit lainnya yang ingin dibuat
halus. Oleskan selama 30 menit dan kemudian bilas dengan menggunakan air
bersih.
c. Kulit lemon juga bisa digunakan untuk menghilangkan sel-sel kulit mati. Caranya
adalah dengan menyiapkan kulit lemon yang sudah diparut halus sebanyak satu
sendok makan saja dan kemudian campurkan dengan air mawar serta satu sendok
garam. Gunakan ramuan tersebut seperti menggunakan peeling pada wajah dan
leher anda supaya sel-sel kulit mati bisa menghilang dengan cepat.
3. Bagi Kesehatan
a. Pembersih bekas the dan kopi
b. Membersihkan microwave
c. Menghilangkan bau sampah
d. Pengharum ruangan

Sifat fisik kimia Minyak atsiri limone

Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton.
Prinsip kerja destilasi :” jika suatu zat pada larutan tidak sama-sama menguap, itu
artinya uap larutan akan memiliki komponen yang tidak sama dengan larutan yang aslinya”.
Apabila salah satu dari zat menguap, Itu artinya pemisahannya terjadi secara sempurna.
Namun jika keduanya menguap, Proses pemisahannya terjadi secara sebagian tapi destilat
maupun produk akan memiliki kaya dapat dari komponen dibanding larutan aslinya.

e.
Destilasi ini mempunyai tujuan yakni untuk memurnikan zat cair terhadap titik
didihnya serta memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan dari campuran
sebagai uap bebas. Adapun konsentrat yang jatuh sebagai destilat bagian cair yang tidak
menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan yaitu bagian campurannya yang tidak
teruapkan maka proses itu dikatakan sebagai pengentalan dengan evaporasi.
Macam-macam destilasi yaitu, destilasi sederhana, destilasi bertingkat, destilasi uap,
destilasi vakum, destilasi azetrop dan destilasi fraksionisasi.
Penerapan destilasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu skala industry dan skala
laboratorium. Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian,
komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan berdasarkan
volatilitas, dimana zat yang paling volatile akan dipisahkan terlebih dahulu dan zat yang
tidak volatile akan tersisa pada bagian bawah. Umumnya proses distilasi dalam skala
industri dilakukan dalam menara, oleh karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut
sebagai menara distilasi (MD).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Perangkat ekstraksi soxhet (1 buah)
- Statif dan klem
- Refraktometer
- Neraca analitik
- Kertas wattman
- Penangas

Bahan :
- 200ml etanol 70%
- kulit lemon 20 gram

IV. LANGKAH KERJA


1. Ekstraksi
Rangkai alat untuk ekstraksi dengan metode soxhlet seperti berikut ini

1. Alirkan air kedalam kondensor


2. Nyalakan hotplate untuk memanaskan air (penangas) hingga air berada pada titik
temperature yng akan diuji (85 atau 95C)
3. Siapkan sampel ekstraksi dengan menimbang dan menutupnya dengan kertas
Watman yang menyelubungi sampel.
4. Persiapkan sampel yang sudah berada di dalam alat soxhlet (thimbel) siap di
ekstraksi
5. Apabila air penangas telah berada di temperaur uji, masukkan labu pelarut yang
telah eterhubung dengan perangkat ekstraktor.
6. Amati perubahan yang terjadi setiap 5 menit sekali hingga selesai satu siklus (Tabel
data)
7. Setelah satu siklus tercapai, matikan penangas kemudian ukur volume sisa pelarut,
hasil ekstraksi dan ukur juga kadarnya
8. Ampas hasil ekstraksi dikeringkan
9. Timbang ampas hasil ekstraksi yang sudang dikeringkan
10. Kemudian timbang juga sampel yang telah ditimbang tetapi tidak di ekstraksi dan
dilakukan proses pengeringan yang sama dengan ampas hasil ekstraksi

2. Destilasi Hasil Ekstraksi


Distilasi Minyak Atsiri Limone
a. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dan bersihkan
b. Rangkai alat destilasi (sesuai gambar) dan perhatikan juga untuk kemiringannya

c. Siapkan minyak hasil ekstrasi yang akan di destilasi dan Ukur volume awal feed
(larutan hasil ekstraksi minyak limone)
d. Jalankan pompa air yang berfungsi untuk mengalirkan air pendingin pada
kondensor, perlu diperhatikan bahwa input-an air pendingin dari bawah mengalir ke
atas.
e. Nyalakan penangas hingga temperatur uji 950C
f. Amati parameter yang diamati berdasarkan data pengamatan setiap 5 menit
g. Amati perubahan fasa dari cair menjadi uap dan uap menjadi cair
h. Setelah 35 menit, matikan penangas air
i. Ukur volume hasil destilasi dan sisa feed pada labu distilasi (produk bawah)
j. Lihat kadar/persentase etanol untuk hasil destilasi apakah sesuai atau tidak dengan
yang diinginkan.
k. Bersihkan dan bereskan peralatan dan bahan yang digunakan.
V. DATA PENGAMATAN
1. Ekstraksi
Laju
T T In T out
t (waktu) T Uap T Feed Alir
No. Penangas Kondensor Kondensor
(ml/s)
menit ᵒC ᵒC ᵒC ᵒC ᵒC
1 5 68 72,3 95 16,6 17,5
2 10 67,3 72,8 95 17,6 24,6
3 15 68,6 72 92 17,7 18,9 555
4 20 68,6 72,3 91 19,3 20,3
5 25 67,4 70,1 90 18,2 19,1
6 28,2 56,3 66 90 18,4 21,6

Keterangan Hasil
T saat mencapai satu siklus 28 menit 20 detik
Volume pelarut sebelum ekstraksi 200 ml 70%
Volume pelarut setelah ekstraksi 163 ml 70%
Pelarut yang di gunakan 200 ml etanol 70%

Hasil
Keterangan Sebelum Pengeringan Setelah Pengeringan

Massa sebelum perlakuan 20,16 15,32


Masa setelah perlakuan 20,16 13,2
Massa yang terekstraksi - 2,1
2. Destilasi Hasil Ekstraksi
t T T Volume T T in T out
T Feed
(waktu) Udara destilat destilat Penangas kondensor kondensor
No. Menit ᵒc ᵒc ᵒc Ml ᵒc ᵒc ᵒc
1 0 71.5 70.4 18.3 0 94.4 19.4 20.4
2 5 72.8 71.4 19.1 14 94 20.7 21
3 10 72.8 69.9 20 8.2 94 20.4 20.6
4 15 72.8 70.3 20.5 7 91 20.3 20.6
5 20 71.2 68.3 21 4.6 91 20.2 20.5
6 25 70.2 69 22.6 3.8 91 20.6 21
7 30 70.4 69.5 22.1 4 90 21.4 21.5
8 35 71.3 70.1 21.9 3.8 90 20.9 21.2
volume total 45.4
Etanol destilat = 70%
Volume awal = 163 ml
Volume akhir = 88 ml
Hasil akhir refraktor = 54%
Titik didih Etanol = 78,37°C
Titik didih Minyak Astiri Lemon = 140°C
VI. PERHITUNGAN
1. Ekstraksi

• Massa ekstrak kulit jeruk


m ekstrak = m kering tanpa perlakuan – m kering perlakuan
m ekstrak = 15,32 – 13,2 gr = 2,12 gr

• Volume etanol pada proses ekstraksi


V etanol = V etanol sebelum – V etanol sesudah
V etanol = 200 – 163 mL = 37 ml

• Kalor Water Bath


Q water bath = P water bath x t
Q water bath = 2,8 kW x 0,472 jam = 4759,2 kJ

• Kerja Pompa
W pompa = P pompa x t
W pompa = 38 watt x 0,472 jam = 64,57 kJ

• Efektivitas Water Bath


Etanol pada 71,9 oC didapatkan :
ρ etanol = 741 kg/m3
𝑘𝐽
cp etanol = 2,924 𝑘𝑔 ℃
𝑄 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑚 𝑐𝑝 ∆𝑇
Ɛ 𝑾𝒂𝒕𝒆𝒓 𝑩𝒂𝒕𝒉 = 𝑥100% = 𝑥100%
𝑄 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑡ℎ 4759,2 𝑘𝐽
𝑘𝐽
0,148 𝑘𝑔 𝑥 2,924 𝑘𝑔 ℃ 𝑥 (71,9 − 27)℃,
= 𝑥100% = 𝟎, 𝟒𝟏%
4759,2𝑘𝐽

• Intensitas Proses Ekstraksi


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑗𝑒𝑟𝑢𝑘 2,12 𝑔𝑟
𝐼= = =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑄𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑡ℎ + 𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 (4759,2 + 64,57) 𝑘𝐽
𝑰 = 4.395𝑥10−4 𝑔𝑟/𝑘𝐽 = 𝟎. 𝟒𝟒 𝒎𝒈/𝒌𝑱

2. Destilasi Hasil Ekstraksi

• Volume etanol pada proses distilasi hasil ekstraksi


V etanol = V etanol sebelum – V etanol sesudah
V etanol = 163 - 88 mL = 75 mL

• Kalor Water Bath


Q water bath = P water bath x t
Q water bath = 2,8 kW x 0,583 jam = 5876,64 kJ

• Kerja Pompa
W pompa = P pompa x t
W pompa = 38 watt x 0,583 jam = 79,75 kJ

• Efektivitas Water Bath


Etanol pada 71,6 oC didapatkan :
ρ etanol = 741 kg/m3
𝑘𝐽
cp etanol = 2,924 𝑘𝑔 ℃

𝑄 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑚 𝑐𝑝 ∆𝑇
Ɛ 𝑾𝒂𝒕𝒆𝒓 𝑩𝒂𝒕𝒉 = 𝑥100% = 𝑥100%
𝑄 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑡ℎ 5876,64 𝑘𝐽
𝑘𝐽
0,121 𝑘𝑔 𝑥 2,924 𝑘𝑔 ℃ 𝑥 (71,6 − 27)℃,
= 𝑥100% = 0,27%
5876,64 𝑘𝐽

• Intensitas Proses Distilasi


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 45,4 𝑚𝐿
𝐼= = =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑄𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑡ℎ + 𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 (5876,64 + 79,75) 𝑘𝐽
𝑰 = 𝟕, 𝟔𝟐𝟐 𝒙 𝟏𝟎−𝟑 𝒎𝑳/𝒌𝑱
VII. ANALISA
Pada praktikum ekstraksi ini bahan yang digunakan untuk ekstraksi yaitu kulit jeruk
lemon.Bentuk campuran yang di ekstraksi yaitu ekstraksi padat – cair.Ekstraksi padat cair, sering
disebut leaching, merupakan proses pemisahan zat yang dapat melarut dari satu campurannya
dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan menggunakan pelarut cair.Penerapan pada
praktikum ini yaitu pemisahan zat cair yang terdapat pada kulit jeruk lemon menggunakan
alkohol 70% sebagai pelarut.

Jenis ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi cara panas.kelebihan dengan cara panas
yaitu proses pencairannya lebih cepat.dengan menggunakan cara panas, maka menggunakan
metode soxhlet. Untuk bahannya terlebih dahulu dipotong kecil dan setipis mungkin lalu
dimasukan kedalam kertas kemudian dimasukan kedalam ekstraktor. Metode soxhlet merupakan
suatu proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam kulit jeruk lemon dengan cara
menyaring berulang – ulang dengan menggunakan alkohol sebagai pelarut, sehingga semua
komponen yang dinginkan akan terisolasi.

Alkohol dipanaskan dalam labu didih (diatas Hotplate) sehingga menghasilkan uap. Uap
tersebut kemudian masuk ke pipa pada bagian samping dari soxhlet dan menuju kondensor
melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong
berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi
pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya
akan masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya.

Untuk parameter yang diamati selama proses ekstraksi yaitu temperature udara,
temperature cair, temperature penangas, temperature masuk dan keluar kondensor pengamatan
dilakukan selama selang waktu 5 menit sekali hingga mencapai satu siklus.Untuk waktu satu
siklus dibutuhkan waktu selama 28 menit 20 detik.Parameter tersebut lah yang dapat
mempengaruhi selama proses ekstraksi berjalan.
Profil Setiap parameter terhadap waktu
100
90
80
70
Temperatur

60 T Uap (C)
50 T Feed (C)
40 T Penangas (C)
30 T In Kondensor (C)
20 T Out Kondensor (C)
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu

Proses ekstraksi dilakukukan hingga 70 ᵒC selama waktu 25 menit,karena pada saat waktu 28,5
menit telah mencapai satu siklus dan temperature turun hingga 56,3 ᵒC.Dapat dilihat pada grafik
parameter – parameter yang diamati kemudian dibandingkan. T Penangas lebih tinggi
dibandingkan T pada feed, Karena pada penangas merupakan sumber panas,sedangkan T pada
feed panas yang didapatkan berasal dari perpindahan panas secara konveksi dan konduksi.
Sedangkan T uap lebih tinggi karena berasal dari alkohol yang dipanaskan. T in dan out pada
kondensor relatif sama.

Kadar yang dapat terekstrak yaitu 2,1 gr atau 13,83% dari 15,32 gr kulit jeruk lemon. Jika
dibandingkan dengan standar 17%, terdapat selisih 3,17%. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil ekstraksi yaitu ukuran partikel, karena Ukuran partikel mempengaruhi laju
ekstraksi. Semakin besar area permukaan antara padat dan cair, oleh karena itu semakin tinggi
tingkat transfer material, maka semakin kecil jarak terlarut yang berdifusi dalam padatan. Suhu
Tingkat dan hasil ekstraksi yang sangat tinggi berbanding lurus dengan suhu, mungkin
tempetetur ekstraksi lebih tinggi dari temperature pelarut karena akan meyebabkan pelarut
menguap. Waktu ekstraksi Semakin lama waktu ekstraksi akan semakin banyak solut yang
terlarut pada solvent hingga batas waktu tertentu dan batas kandungan solut.

VIII. KESIMPULAN
 Kadar yang dapat diekstrak pada 15, gr kulit lemon yaitu 2,12 gr atau 13,83%
 Kadar volume etanol yang digunakan yaitu 37 ml
 Kalor pada water bath pada proses ekstraksi yaitu 4759,2 kJ
 Kerja pompa selama proses ekstraksi yaitu 4759,2 kJ
 Efektivitas water bath pada proses ekstraksi yaitu 0,41%
 Intensitas pada proses ekstraksi yaitu 0,44 mg/kJ
 Kadar volume etanol pada proses distilasi hasil ekstraksi yaitu 75 mL/
 Kalor pada water bath saat proses distilasi yaitu 5876,64 kJ
 Kerja pompa selama proses distilasi yaitu 79,75 kJ
 Efektivitas pada water bath pada proses distilasi yaitu 0,27%
 Intensitas pada proses ekstraksi yaitu 7,622 𝑥 10−3 𝑚𝐿/𝑘𝐽

IX. DAFTAR PUSTAKA


 Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations. New
Jersey : Prentice Hall
 https://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/atsiri-nilam/yanyan-f-n-dkk/
 http://lppm.ipb.ac.id/?page_id=256&fakultas=&pagenum=265&totalrows=10915&
x=view&id=stranas/019.13/RUS=/r
 Tim Penyusun. 2018. Modul Praktikum kinerja sistem energi, Kinerja sistem energy
ekstraksi. Bandung : Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai