Komunikasi Wineng
Komunikasi Wineng
A. Pengertian Komunikasi
Proses pengalihan pikiran dan pesan-pesan seperti sarana transportasi
menyangkut barang dan manusia, dengan tanda-tanda cahaya, suara dan di
dengar. (columbia, Encyclopedia)
Mekanisme hubungan antar manusia yang menyebabkan manusia itu bertahan
dan berkembang melalui penyampaian simbol pikiran melalui suatu ruang dan
waktu tertentu (Liliweri)
B. Persepsi
Proses menerima informasi dan lingkungannya yang menimbulkan kesadaran
C. Realitivitas
Persepsi yang bersifat relatif, suatu objek tidak dapat diperkirakan dengan
tepat tapi dapat dikatakan satu melebihi lainnya.
D. Selektivitas
Kapasitas dalam proses informasi terbatas sehingga tidak semua stimulasi
dapat ditangkap.
E. Organisasi
Kecenderungan untuk menyusun pengalaman dalam bentuk dan memberi arti
F. Arah
Hasil pengamatan dapat dipilih, diatur dalam menafsirkan pesan.
G. Perbedaan kognitif
Perbedaan kognitif setiap orang mempunyai perbedaan satu sama lainnya
terhadap pengetahuan.
H. Proses Komunikasi
Mudah menjadikan sesuatu menjadi rumit, tetapi rumit untuk menjadikan
sesuatu jadi mudah (hukum Murphy)
I. Gagasan
Berupa pesan atau simbolis yang diberikan kepada penerima
Arti A Arti B AB
J. Metode Komunikasi
1. Metode kelompok
Bila anda sedikit berbicara, anda dapat lebih banyak mendengar. (peribahasa
India)
Contoh : ceramah, pidato
2. Diskusi kelompok
Model diagnosis, model konsultasi dan model partisipasi.
Komunikasi model :
- Komunikasi ada 2 : pengirim dan penerima
- Ada channel
- Komunikasi terjadi 2 arah
- Adanya penghalang komunikasi perlu di minimalisir
- Potensial terjadi komunikasi yang putus
3. Melalui Media
Media rakyat, media massa
Assertiveness Skills :
1. Terjadi konfrontasi :
- Ketika ada orang agresif, katakan tidak suka dan diam.
- Nyatakan anda tidak suka dengan sikapnya
- Katakan sikap anda tidak menghasilkan apa-apa.
2. Mengatakan tidak (Saying no)
- Menyatakan tidak/bisa dilakukan.
- Katakan tidak bila tidak senang
3. Berani membuat pernyataan
4. Ekspresi apa yang kita inginkan
5. Orang pertama membuka pembicaraan
6. Memperlihatkan percaya diri/tegas
Ethical Principle
1. Beneficience : kebaikan
Acting in the patients best interest :
- Past models doctor made decision
- Current thinking is to involve patient lotting the patient determine what is in
their best interest.
Autonomy : otonom
2. Honesty (kejujuran, tulus)
Pasien berhak mendapatkan kebenaran : kondisi kesehatan, pengobatan,
kemajuan pengobatan. Komunikasikan hal-hal yang penting. Misal hasil lab,
jawab bahwa dokter yang berhak membaca hasil.
3. Code of Ethics States
Kondisikan bahwa ada beberapa hak dan kewajiban kita juga, batasan yang
kita miliki. Bekerja untuk mengatakan kebenaran dan bersandar pada hati
nurani.
4. Hubungan yang baik dibangun atas kepercayaan, kejujuran
Berlaku jujur dan membangun kepercayaan.
5. Informed Consent
- Pasien berhak mendapatkan persetujuan, hak otonomi
- Pasien berhak juga mendapatkan informasi yang penuh, segala relevan dan
hal-hal yang berhubungan dengan yang didapat baik sebelum mendapatkan
pengobatan.
6. Informasi relevan yang diperlukan pasien
- Harus anda jelaskan selengkapnya pada pasien.
- Siapkan agar pasien mengerti dengan informasinya.
- Apabila ada sesuatu yang diluar keahlian/profesi anda, lakukan komunikasi
agar pasien mengerti informasi yang diberikan.
- Jadilah orang yang assertive terhadap pasien dan keluarga pasien.
- Jangan, dengan anda tidak berkomunikasi anda dianggap tidak profesional
- Berikan informasi terhadap pasien dengan baik, dengan kata-kata yang baik.
7. Kerahasiaan
- Anda bisa menjaga kerahasiaan pasien sesuai kode etik.
- Apabila mendapat masalah dalam menjalankan profesi anda, kembalilah
kepada hal-hal kode etik yang ada, sehingga merasa terlindungi.
8. Fidelity (ketaatan pada sumpah, tugas)
Kita harus taat kepada sumpah/profesi yang telah dijalankan. Jangan
menyalahkan sumpah profesi anda, berikan pelayanan yang terbaik bagi
pasien.
i. Kesalahan yang sering dilakukan oleh Petugas lab dalam berkomunikasi dan
konseling terhadap pasien :
1 Tidak mengenalkan diri sebelum membuka percakapan. “Selamat pagi pak,
saya petugas lab disini, saya akan membantu bapak, nama saya….., apa yang
dapat saya bantu……”
2 Tidak respek dengan hal-hal yang pribadi pasien.
3 Minim nya pengetahuan tentang ilmu klinis, ilmu teknis lab dan keterkaitan
keduanya.
4 Membawa permasalahan keluarga dan masalah lain ke dalam ruang lingkup
kerja sehingga pasien ikut terkena imbasnya.
5 Tidak menanyakan dahulu nama pasien sebelum memulai percakapan.
“maaf bapak, nama bapak siapa?”. Oke bapak……ada yang bisa saya bantu
sekarang”
6 Tidak menggunakan bahasa tubuh yang baik dan benar. Bahasa tubuh yang
dimaksud : ekspresi muka, kontak mata, postur yang baik, jarak dan intonasi
suara.
7 Kurang memberikan informasi yang dibutuhkan pasien.
8 Meremehkan pasien, hal ini karena melihat status social pasien dan
penampilan pasien yang tidak baik. Hal ini tidak boleh terjadi.
9 Kondisi keuangan yang menipis dan memburuk terutama di akhir bulan
dapat memicu berkomunikasi buruk, sedangkan diawal bulan berakibat
petugas acuh tak acuh dengan pasien, yang ada dipikiran cuma menghitung
keuangan dan kebutuhan rumah tangga ke depan.
10 Informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dan
melempar tanggung jawab bahwa dokter yang lebih tahu.
11 Kurang menjaga kerahasiaan pasien.
12 Mencaci dan menjelekkan kesalahan petugas kesehatan lain di hadapan
pasien dan keluarga pasien.
13 Kurang menjelaskan tentang cara dan aturan pemeriksaan laboratorium
yang didapat pasien.
14 Berkomunikasi dengan pasien tidak muncul sikap asertifnya.
15 Tidak tanggap dengan sikap pasien yang mengalami kesulitan atau
bingung terhadap resep yang diterima dia.
16 Tidak menjaga atau menyimpan kondisi-kondisi pasien yang sedang
dihadapi.
17 Ingat Bersikap kasar terhadap pasien, maka pasien yang hatinya dongkol
akan mendoakan anda tidak baik bahkan mengumpat anda nantinya.