Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“KONSEP KEBUTUHAN DAN JENJANG KEBUTUHAN MENURUT MASLOW


DAN KETERKAITANNYA DENGAN FAKTOR REFLEKS,KEBIASAAN DAN
BELAJAR”

OLEH :

UNGE MAYA
A1I119092

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
A. KONSEP KEBUTUHAN MENURUT MASLOW

1. Kebutuhan Fisiologis 

setiap orang pasti memerlukan kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk


mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan,
papan). Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua
pemenuhan kebutuhan di atasnya.  Kebutuhan lain akan di cari hanya jika kebutuhan
fisiologis ini sudah terpenuhi semuaa.Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk
makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai.Manusia akan mengabaikan atau menekan
dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat
yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya
hidup.Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar
maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan
rasa lapar yang dirasakannya.Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu
peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.

Perbedaan kebutuhan fisiologis ini dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya terletak pada


dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan
sepenuhnya atau minimal bisa diatasi.Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan
sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru
saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan
lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, kebutuhan fisiologis ini akan terjadi
secara berulang-ulang. Misalnya Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi
lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di
tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang
minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa
yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa
harus mencari-carinya lagi.
a. Kaitan kebutuhan fisiologis dengan refleks

1). misalnya saat kebutuhan kita akan makanan tidak terpenuhi sementara kita bekerja
terus maka dengan sendirinya tubuh kita akan lemas dan bisa jadi kita akan
kehilangan kesadaran. Hilangnya kesadaran kita ini terjadi secara tiba-tiba tanpa di
rencanakan terlebih dahulu.

2). Saat seseorang mengantuk dia tidak akan perduli dengan apapun itu, yang dia
pikirkan hanyalah mau tidur.

b. kaitan kebutuhan fisiologis dengan faktor kebiasaan

1.) misalnya jika setiap pagi biasanya kita selalu sarapan,tiba-tiba suatu hari kita
tidak sempat sarapan di karenakan sudah mau terlambat ke kampus atau ke kantor
maka perut kita akan merasa lain-lain dan mungkin saja akan menimbulkan penyakit
yang sangat serius. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan fisiologis berupa makanan
sangat di pengaruhi oleh faktor kebiasaan.

2.) contoh lainnya misalnya kita memiliki kebiasaan tidur di bawah jam 10
malam,tiba-tiba di suatu malam kita terlambat tidur misalnya karena faktor kerja
tugas atau kegiatan lainnya maka paginya kita akan mengalami sakit kepala.Hal ini
tidak bisa di pungkiri karena saya sendiri sering mengalami sakit kepala yang di
sebabkan faktor kebiasaan.

c. kaitan kebutuhan fisiologis dengan belajar

1.) misalnya ketika kita sedang belajar di ruang yang tertutup ( kekurangan oksigen)
maka kita tidak akan merasa nyaman karena kebutuhan dasar kita akan oksigen tidak
terpenuhi.

2.) saat kita belajar,tiba-tiba perut kita merasa lapar maka kita tidak akan fokus karena
kebutuhan kita akan makanan tidak terpenuhi. Dapat disimpulkan bahwa kita akan
fokus pada suatu kegiatan hanya jika kebutuhan kita akan fisiologis ini terpenuhi.

Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat di simpulkan bahwa antara


kebutuhan fisiologis dengan faktor refleks, kebiasaan dan belajar memiliki kaitan yang
sangat erat. Dimana ketika salah satu kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi maka akan
menimbulkan konsekuensi tertentu.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman 

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang


disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan
rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan
kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut,
cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam.Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam
kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa
terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-
ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti
anak-anak yang tidak aman.Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan
terancam besar.Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan yang tidak diharapkannya.

a. Kaitan kebutuhan akan rasa aman dengan faktor refleks

1.) Saat kita berada di tengah-tengah masyarakat yang sedang kacau dan rusuh maka
dengan sendirinya kita memiliki keinginan untuk pindah dari lingkungan tersebut
karena kita merasa sangat tidak nyaman,Artinya keinginan untuk pindah itulah
yang merupakan akibat dari adanya faktor refleks. Hal ini di karenakan rasa aman
itu merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Jika kebutuhan rasa aman ini
tidak terpenuhi maka keinginan untuk mencari keamanan itu selalu muncul dalam
diri seseorang.

2.) Contoh lainnya misalnya orang kaya yang mempunyai rumah yang sangat mewah
tetapi dia merasa tidak aman jika tidak memiliki pagar besi sehingga muncullah
keinginan dari si pemilik rumah ini untuk membuatkan pagar besi di rumahnya.

b. Kaitan kebutuhan akan rasa aman dengan faktor kebiasaan

1.) Misalnya kita lahir dan berkembang di sebuah desa yang aman yang biasanya
selalu tentram dan bahagia.Tiba-tiba kita pindah ke desa yang rusuh maka kita
akan merasa sangat tidak nyaman dan terganggu karena tidak biasa dengan
suasana yang seperti itu. Hal ini menunjukan faktor kebiasaan dengan rasa aman
itu saling berkaitan.
c. Kaitan kebutuhan akan rasa aman dengan belajar

1.) Untuk bisa menangkap pelajaran dengan baik maka kebutuhan akan rasa aman
harus terpenuhi karena jika kita belajar di tempat yang tidak aman tentu saja fokus
pikiran kita akan kemana-mana. Dalam hal ini pikiran kita tidak tertuju pada apa
yang di pelajari. Oleh karena itu kebutuhan akan rasa aman memiliki kaitan yang
sangat erat dengan faktor belajar dalam hal pencapaian tujuan belajar yang
sesungguhnya.

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai
warga komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat,
keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan
kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.Seseorang yang
kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat
menolak cinta.Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang
yang memang penting bagi dirinya  Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan
merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra
antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.Sering kali cinta menjadi rusak jika salah
satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.Maslow
juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan
meramalkannya.Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan
kebencian.

a. Kaitan antara kebutuhan akan kasih sayang dan memiliki dengan faktor refleks

1.) Seorang pria yang sedang jatuh cinta kepada seorang gadis maka dalam dirinya
pasti akan timbul rasa sayang yang begitu besar dan keinginan untuk memiliki
gadis tersebut. Rasa sayang dan keinginan untuk memiliki ini muncul dengan
sendirinya tanpa kita sadari. Hal ini sering kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari atau bahkan mungkin kita sendiri yang mengalaminya.

b. Kaitan antara kebutuhan akan kasih sayang dan memiliki dengan faktor
kebiasaan
1.) Seorang anak yang selalu mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya dan
setiap keinginannya selalu terpenuhi maka hingga dewasa pun dia tetap
menginginkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.Dia juga selalu ingin
memiliki barang-barang yang dia inginkan. Hal ini karena faktor kebiasaan anak
tersebut yang di bawa-bawa dari kecil.

c. Kaitan antara kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki dengan faktor
belajar

1.) Setiap orang pasti menginginkan kasih sayang dari orang lain,baik itu kasih
sayang dari orang tua,seorang pasangan, teman,sahabat, atau mungkin kasih
sayang dari seorang guru pada saat menempuh proses belajar. Kita juga ingin
memiliki ilmu yang bermanfaat pada saat belajar.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan 

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas
untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.
Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan
penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah
adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan
akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat,
bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk
perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki
gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.

a. Kaitan antara kebutuhan akan penghargaan dengan faktor refleks

1.) Saat kita mengikuti sebuah lomba kita selalu ingin mendapat penghargaan.
Keinginan ini muncul dalam diri setiap orang yang mengikuti suatu lomba
tersebut.

2.) Ketika sedang berada di tengah-tengah masyarakat kita selalu ingin dihargai,kita
ingin di hormati dan lain-lain

b. Kaitan antara kebutuhan akan penghargaan dengan faktor kebiasaan

1.) Seseorang yang terbiasa mendapat penghargaan terutama pada saat mengikuti
berbagai lomba dia tidak akan pernah menerima kekalahan karena dia memiliki
kebiasaan selalu mendapat penghargaan. Dia akan merasa sangat kecewa jika
gagal untuk mendapat penghargaan karena tidak sesuai dengan kebiasaan-
kebiasaannya sebelum-sebelumnya.

c. Kaitan antara kebutuhan akan penghargaan dengan belajar

1.) Dalam proses belajar mengajar seorang guru pasti menginginkan untuk di hargai
oleh murid-muridnya, begitupun antara siswa yang satu dengan yang lainnya
mereka juga pasti ingin di hargai.

5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini,
seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi
melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan
kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri,
menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan
untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan
tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di [Brandeis]] memiliki
pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan
harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.

a. Kaitan kebutuhan akan aktualisasi diri dengan faktor refleks


1.) Misalnya pada saat diskusi di ruangan atau dimana saja,ketika suasana diskusi
sedang memuncak dengan sendirinya akan muncul keinginan dalam diri kita
untuk mengeluarkan pendapat dan berharap orang lain bisa melihat potensi yang
kita miliki yang sesungguhnya. di sini kita akan menyampaikan semua pendapat
kita dan mengeluarkan semua potensi yang kita miliki bagaimanapun caranya.
b. Kaitan kebutuhan akan aktualisasi diri dengan faktor kebiasaan
1.) Pada saat mengikuti suatu musyawarah. Ketika di berikan kesempatan untuk
mengajukan pendapat, kita tidak mau diam saja karena sudah terbiasa untuk selalu
ikut serta dalam hal penyampaian pendapat atau suara. Kita tidak akan merasa
tenang jika pendapat kita belum di keluarkan karena keinginan dalam diri untuk
menunjukan siapa dirinya itu terus mnggebu-gebu.dia ingin kemampuannya di
ketahui oleh orang banyak dan diakui.
c. Kaitan kebutuhan akan aktualisasi diri dengan faktor belajar
1.) Seseorang yang rajin dalam belajar. Pada saat ada tugas yang di berikan guru atau
dosen yang harus di selesaikan di depan kelas atau di papan tulis maka dia akan
maju selanghah lebih cepat dari teman-temannya. Dia ingin menunjukan pada
teman-temannya bahwa dia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal
belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
ketiga faktor yaitu Refleks,kebiasaan dan belajar memiliki kaitan yang cukup erat.
Kebutuhan akan aktualisasi diri akan terus berlangsung secara terus menerus dan
tidak akan pernah berhenti.

B. Daftar Kolom Berisi Tentang Bermacam-Macam Kebutuhan dan Cara Pemenuhan


Kebutuhan

Kebutuhan

Cita-cita 1. fisiologis 2. keamanan 3. cinta, sayang, 4. dihargai 5. aktualisasi


kepemilikan diri
Refleksi     

Kebiasaan     

Belajar     

Anda mungkin juga menyukai