Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar yang berjudul“ Kelainan
Metaplasia”.
Penulis menyadari bahwa dengan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah mendukung proses penulisan makalah ini sehingga
membawa hasil yang diharapkan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bpk Adi Sucipto,S.Kep.Ns.,M.Kep. Sebagai Dosen Pembimbing materi
tentang Diferensiasi sel khususnya tentang Metaplasia yang telah memberikan masukan
serta bimbingan dalam proses pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman dalam kelompok 3 yang telah banyak membantu dan ikut
serta dalam penulisan makalah ini.
3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka daripada itu kritik
dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan, namun demikian tetap berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 06 Maret 2016

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metaplasia adalah perubahan sel natur satu menjadi sel natur lainnya, melibatkan
perubahan yang berlaku ke atas tisu yang telah mengalami perbedaan pada berbagai-bagai
bentuk, selalunya dari kelas yang sama tetapi tidak mengkhusus. Biasanya metaplasia berlaku
pada lapisan epitelium kelenjar dan tisu perantara, seringkali berasosiasi dengan hiperplasia.
Metaplasia adalah suatu mekanisme adaptasi pengasalan dari berpanjangan bronkus kepada asap
rokok membawa kepada metaplasia skuama pada epitelium bronkial. Proses ini adalah berbalik
sepenuhnya bila rangsangan seperti aktivitas merokok dihentikan epitelium metaplastik
kemungkinan dapat kembali normal.
Metaplasia adalah perubahan reversibel dimana satu jenis sel dewasa diganti oleh jenis
lain ( epitelia atau mesenkimal). Contoh yang paling sering terjadi adalah suatu perubahan dari
epitel torak (kolumnar) ke skuamosa, seperti yang terjadi pada metaplasia skuamosa epitel
saluran pernafasan sebagai respon terhadap iritasi kronik. Walaupun epitel metaplastik bersifat
jinak, namun pengaruh yang menjadi predisposisi metaplasia tersebut bila tetap ada dapat
menginduksi metaplasia atripik yang dapat berlanjut menjadi danas. Metaplasia dapat juga
terjadi pada sel masenkimal seperti fibroblas yang dapat ditransformasikan menjadi osteoblas
atau kondroblas untuk menghasilkan tulang atau kartilago.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah meliputi :
1. Mengetahui pengertian dari metaplasia
2. Mengetahui penyebab terjadinya metaplasia
3. Mengetahui dampak dari metaplasia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Metaplasia
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahirian
yang terkecil menunjukkan bermacam macam fenomena yang berhubungan dengan hidup. Dan
selalu berhubungan dengan karakteristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh,
melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal. Setiap sel
melaksanakan kebutuhan fisiologik yang normal yang disebut dengan Homeostasis. Selain itu sel
juga mendapatkan stimulus yang patologik, fisiologik dan morphologic.
Ketika makhluk hidup terpapar sesuatu seperti terpapar sinar matahari (terkena aksi) dari
luar maka sel tubuh akan mengalami jejas/injury dan melakukan proses reaksi. Dimana tubuh
kita akan melawan proses kerusakan tersebut dengan adaptasi sel.
Adaptasi sel terjadi dikarenakan adanya kelainan jaringan / orgam dalam hal :
1. Ukuran dan jumlah sel dalam jaringan
2. Cara poliferasi sel
3. Sifat diferensiasi sel.
Diferensiasi adalah proses perkembangan sel atau jaringan imatur menjadi matur dengan
fungsi khusus yang dipunyainya sampai dewasa, sedangkan Poliferasi adalah pertumbuhan dan
perkembangan sel dan menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel untuk
menghasilkan jaringan baru, organ dan system organ.
Macam – macam adaptasi :
1. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi / kembali kearah yang kurang
kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.
Di dalam makalah ini kami membahas tentang diferensiasi dan pertumbuhan sel sebagai adaptasi
seluler yang progresig yaitu Metaplasia.

3
Metaplasia adalah perubahan sel natur satu menjadi sel natur lainnya, melibatkan
perubahan yang berlaku ke atas tisu yang telah mengalami perbedaan pada berbagai-bagai
bentuk, selalunya dari kelas yang sama tetapi tidak mengkhusus. Biasanya metaplasia berlaku
pada lapisan epitelium kelenjar dan tisu perantara, seringkali berasosiasi dengan hiperplasia.
Metaplasia adalah suatu mekanisme adaptasi pengasalan dari berpanjangan bronkus kepada asap
rokok membawa kepada metaplasia skuama pada epitelium bronkial. Proses ini adalah berbalik
sepenuhnya bila rangsangan seperti aktivitas merokok dihentikan epitelium metaplastik
kemungkinan dapat kembali normal.
Metaplasia terjadi apabila salah satu tipe sel natur diubah menjadi tipe yang lain melalui
stimulus yang mempengaruhi sel batang induk. Iritasi atau inflamasi kronik, defisiensi vitamin,
dan pemajanan terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor yang mengarah pada
metaplasia. Perubahan metaplasia mungkin dapat pulih atau berkembang menjadi displasia.

2.2 Penyebab Metaplasia


Metaplasia merupakan perubahan sel atau jaringan menjadi sel atau jaringan yang lain.
Metaplasia biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi kontinu yang
menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. Dengan mengalami metaplasia, sel-sel yang
lebih mampu bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan menggantikan jaringan
semula. Tujuan dari metaplasia umumnya untuk fungsi proteksi terhadap rangsangan yang
kronis.
Penyebab terjadinya metaplasia adalah
1. Iritasi yang berulang dan berlangsung lama
2. Gangguan endokrin
3. Defisiensi vitamin A

4
2.3 Jenis-jenis Metaplasia
Jenis metaplasia pada dasarnya ada 2 jenis antara lain :
1. Metaplasia kolumnar
Metaplasia kolumnar terjadi di bagian usus dan kerongkongan
2. Metaplasia Squamosa
Metaplasia skuamosa terjadi di hidung, bronkus, saluran kemih, dan kelenjar ludah.

2.4 Dampak Metaplasia


1. Apabila sel beradaptasi normal, sel akan kembali normal da mampu melakukan tugas seperti
sebelumnya
2. Apabila sel beradaptasi abnormal, sel berubah menjadi sel yang lain dan mengalami
perubahan fungsi yang mengakibatkan sel mengalami injury. Apabila sel mampu beradaptasi
terhadap injury, sel akan mampu kembali normal seperti semula, tetapi apabila sel tidak
mampu beradaptasi terhadap injury, sel akan mengalami kematian.

2.5 Contoh penyakit metaplasia


1. Penyakit Gastritis
Peradangan pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
2. Kanker Serviks
Perubahan sel kolumnar endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks

5
BAB III
TINJAUAN KASUS
Seorang pasien dengan nama Nyonya Sumkatinah datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, pusing, dan pada bulan desember mengeluarkan darah
dari kemaluannya dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti.Setelah melalui
beberapa pertanyaan, dokter menyarankan untuk melakukan chech laboratoriu m agar
dapat mengetahui kondis i pas ien berdas arkan keluhan yang diderita pasien.
Setelah menjalani sederetan kegiaan laboratorium antara lain chek darah dan chek
urine, hasil yang diperoleh diberikan pada dokter yang bersangkutan. Kemudian
dokter mendiagnosa Ny Sumkatinah menderita Ca Cervik atau kanker leher rahim dan
beberapa komplikasi yakni Hipertensi dan Heart Failure ( penyakit jantung ).
Kemudian dokter melakukan konsultasi dengan pihak IPD ( Ilmu Penyakit Dalam ), dan
hasil konsul tersebut pasien Ny Sumkatinah disarankan menjalani Kemoterapi Ca Cervik.Dalam
pengobatan kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan dan setiap
masing – masing seri pengobatan kemo berjarak tiga minggu. Sebagai awal dari
pengobatan, pasien mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU5 6 0 m g ,
selama empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemo
u n t u k   mengetahui apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah tiga
minggudilakukan kemo seri ke dua dengan obat kemo Cisplatin II dengan dosis 80 mg dan
5FU560 mg.
Selain mendapat pengobatan kemoterapi dokter juga memberikan obat
untuk menanggulangi komplikasi yang terjadi pada Ny Sumkatinah yakni Hipertensi dan
HeartFailure ( Jantung ) dengan memberikan obat Lisinopril, Furosemid, ASA,
danSimvastatin.Pengobatan kemoterapi dilakukan hingga seri ke enam, bila sudah seri
keenam selesai maka dilakukan cek laboratorium untuk mengetahui apakah Ca Cervik yang
diderita pasien sudah sembuh atau belum jika belum maka dilanjutkan lagi pengobatan
kemoterapi dari awal.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah
skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim
(uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia
35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi
serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju kerahim.
Servix dilapisi oleh 2 macam epitel yaitu epitel squamosa dan epitel kolumner. Epitel
squamosa menutupi serviks bagian luar dan epitel kolumner menutupi kanalis servikalis Epitel
squamosa dan epitel kolumner bertemu membentuk sambungan squamokolumner ( SSK ).
Dengan adanya pH vagina yang rendah dapat terjadi perubahan epitel kolumner menjadi epitel
squamosa, perubahan tersebut dinamakan metaplasia. Proses metaplasia ini dianggap sebagai
peristiwa normal dan terjadi pada kebanyakan wanita.
Epitel squamosa yang terjadi akibat proses metaplasia disebut epitel squamosa
metaplastik dan daerah yang terjadi akibat metaplasia disebut zone transpormasi. Jika terdapat
mutagen pada serviks seperti sperma yang mengandung virus HSV tipe 2, klamidia dan HPV
pada saat fase aktif atau fase awal dari metaplasia, maka sel-sel metaplastik dapat berubah
menjadi sel yang berpotensi ganas dan dapat menyebabkan kelainan yang disebut displasia.
Displasia yang terjadi dari yang ringan, sedang, berat dan selanjutnya dapat berkembang menjadi
kanker serviks jika daya tahan tubuh tidak dapat mengatasi sel-sel tersebut. Perubahan dari
displasia ringan ke sedang dan selanjutnya membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 3 – 5
tahun sehingga kita mempunyai waktu untuk melakukan deteksi dini dengan Pap smear.

7
IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN

Setelah mengetahui secara lebih mendalam mengenai Metaplasia perawat dapat


menerapkannya dalam melakukan tindakan atau pemberian asuhan keperawatan misalkan pada
penderita kanker serviks kita sebagai perawat mampu untuk menindak lanjuti penyakit yang
diderita pasien. Dimana, salah satunya adalah menganjurkan pasien untuk melakukan kemoterapi
atas instruksi dari dokter yang menangani pasien tersebut. Perawat juga harus mampu menjadi
educator yang baik di masyarakat, misalkan perawat melakukan penyuluhan tentang bahaya
kanker serviks. Dimana kanker serviks ini merupakan penyakit yang berbahaya bagi kaum
wanita dan Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di
daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis
servikalis. pada saat fase aktif atau fase awal dari metaplasia, maka sel-sel metaplastik dapat
berubah menjadi sel yang berpotensi ganas dan dapat menyebabkan kelainan.

8
KESIMPULAN

1. Definisi Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan sel natur satu menjadi sel natur lainnya, melibatkan perubahan
yang berlaku ke atas tisu yang telah mengalami perbedaan pada berbagai-bagai bentuk,
selalunya dari kelas yang sama tetapi tidak mengkhusus. Biasanya metaplasia berlaku pada
lapisan epitelium kelenjar dan tisu perantara, seringkali berasosiasi dengan hiperplasia.
Metaplasia adalah suatu mekanisme adaptasi pengasalan dari berpanjangan bronkus kepada
asap rokok membawa kepada metaplasia skuama pada epitelium bronkial. Proses ini adalah
berbalik sepenuhnya bila rangsangan seperti aktivitas merokok dihentikan epitelium
metaplastik kemungkinan dapat kembali normal.
Metaplasia terjadi apabila salah satu tipe sel natur diubah menjadi tipe yang lain melalui
stimulus yang mempengaruhi sel batang induk. Iritasi atau inflamasi kronik, defisiensi
vitamin, dan pemajanan terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor yang mengarah
pada metaplasia. Perubahan metaplasia mungkin dapat pulih atau berkembang menjadi
displasia.
2. Penyebab Metaplasia
Metaplasia merupakan perubahan sel atau jaringan menjadi sel atau jaringan yang lain.
Metaplasia biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi kontinu yang
menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. Dengan mengalami metaplasia, sel-sel yang
lebih mampu bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan menggantikan jaringan
semula. Tujuan dari metaplasia umumnya untuk fungsi proteksi terhadap rangsangan yang
kronis.
Penyebab terjadinya metaplasia adalah Iritasi yang berulang dan berlangsung lama, Gangguan
endokrin, Defisiensi vitamin A
3. Dampak Metaplasia
1. Apabila sel beradaptasi normal, sel akan kembali normal da mampu melakukan tugas
seperti sebelumnya
2. Apabila sel beradaptasi abnormal, sel berubah menjadi sel yang lain dan mengalami
perubahan fungsi yang mengakibatkan sel mengalami injury. Apabila sel mampu
beradaptasi terhadap injury, sel akan mampu kembali normal seperti semula, tetapi apabila
sel tidak mampu beradaptasi terhadap injury, sel akan mengalami kematian.
9
DAFTAR PUSTAKA

Robbin, Kumar, Cotrans. 2003. Buku ajar patologi. edisi 7.


Anonim, 2005, Penanganan Kanker Serviks DepKes RI. Jakarta
Https://core.ac.uk/download/pdf/11712862.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai