Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam Laporan Tuberculosis Paru Global 2020 yang dirilis Organisasi
Kesehatan Dunia World Healt Organization (WHO) disebutkan, kasus Tuberculosis Paru pada
tahun 2018 menyatakan 10 juta orang jatuh sakit dengan Tuberculosis Paru. Diantaranya
5,7 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,1 juta anak – anak dan World Healt Organization
(WHO) memperkirakan sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena Tuberculosis paru (termasuk
251.000 orang dengan HIV) 30 negara beban TB tinggi menyumbang 87 % dari kasus
TB paru. Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total, dengan India
memimpin perhitungan, diikuti oleh Cina, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria,
Bangladesh, dan Afrika selatan (WHO 2020). Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dengan masalah bersihan jalan nafa tidak efektif diharpkan dapat
teratasi. Metode : Studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi suatu
masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang
mendalam dan memyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini
dilakukan pada dua orang klien dengan Tuberculosis paru dengan masalah
keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif. Hasil : setelah dilakukan asuhan
keperawatan dengan memberikan intervensi keperawatan, masalah keperawatan
bersihan jalan nafas tidak efektif pada kasus 1 dapat teratasi dan kasus 2 teratasi
sebagian. Diskusi : pasien dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak
selalu memiliki respon yang sama pada setiap pasien Tuberculosis paru hal ini
dipengaruhi oleh kondisi atau status kesehatan klien sebelumnya. Pada klien 1 Ny.
Y dan klien 2 Tn. I semua intervensi dapat berjalan dengan lancar dengan hasil
pada klien 1 dapat mengeluarkan sputum secara sepenuhnya dibandingkan klien 2
yang kesulitan mengeluarkan sputum. Sehingga perawat harus melakukan asuhan
yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien
Kata Kunci : Tuberculosis paru (TBC), Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai