Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

OLEH
KELOMPOK 12
1. MONICA STEVANI BR SEMBIRING
2. YUNI SAMOSIR
3. YOSSIE CAMELIA TARIGAN
4. YULAN SARI DALIMUNTHE (4193311028)

DOSEN PENGAMPU : Dra. ROSDIANA., M.Pd.

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
taufik, hidayah dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Model Pembelajaran”. Dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin
tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Rosdiana, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu,
penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Medan, Mei 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap,
dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen
strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling
terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan komponen-komponen pembelajaran
tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran yang afektif adalah pembelajaran yang mengarah pada emosi, suasana hati,
dan perasaan yang nampak melalui minat, sikap, nilai, apresiasi, dan penyesuaian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran?
2. Apa ciri-ciri model pembelajaran ?
3. Apa sajakah macam-macam model pembelajaran?
4. Apakah perbedaan komponen pembelajaran (pendekatan, strategi, taktik-teknik,
metode) ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran
2. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran
3. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran
4. Untuk mengetahui perbedaan komponen pembelajaran (pendekatan, strategi, taktik
teknik, metode)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum dan lain-lain.
Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam
mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar”.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan di capai)
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di laksanakan
dengan berhasil
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat tercapai.
Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran
untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran
yang di kembangkan. Sedangkan  untuk aspek kepraktisan dan evektivitas di perlukan suatu
peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan model pembelajaraan yang di kembangkan.
Sehingga untuk melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat pembelajaran
untuk suatu  topic tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di kembangkan.
Selain itu dikembangkan pula instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan yang di
inginkan.
Berdasarkan pengertian model pembelajaran di atas menurut beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Lefudin,
2014).

2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran

Rusman (2012: 136) mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh,
model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey.
Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya
model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pembelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran
(syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; (4) sistem pendukung. Keempat
bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu mkodel
pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
(1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu
hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instrusional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.

Rofa’ah (2016: 71) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara
khusus daintaranya adalah:
a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual dan
emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan
pembentukan sikap, adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif. Selama
pelaksanaan model pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator
dan motivator kegiatan belajar peserta didik.

2.3 Macam-Macam Model Pembelajaran

1. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan)
Pembelajarann Partisipatif, yaitu pelibatan siswa secara optimal. Pembelajaran
Aktif, yaitu melibatkan aktifitas siswa (self discovery learning). Pembelajaran Kreatif,
yaitu memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa. Pembelajaran efektif, yaitu
member pengalaman baru agar siswa dapat mencapai tujuan. Pembelajarn
Menyenangkan, yaitu siswa belajar tanpa perasaan tertekan (joyfull learning).
Jadi PAKEM merupakan model pembelajarn dan menjadi pedoman dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam model PAKEM ini,
pendidik dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajarn yang dapat melibatkan
peserta didik melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan yang pada akhirnya
membuat peserta didik dapat menciptakan karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil
penemuannya dan usahanya sendiri.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based Instruction (PBI)
menekankan masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa dan peran guru dalam
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkahnya yaitu :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, dan
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesui, seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

3. Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)


Siswa dikelompokkan secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan
anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen;
b) Guru menyajikan pelajaran;
c) Guru memberi tugas setiap kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok;
d) Guru memberi kuis
e) Memberi evaluasi
f) Penutup

4. Model Exemple Non Exemple


Model ini adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-
contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD. Langkah-
langkahnya yaitu sebagai berikut :
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembel ajaran.
b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memerhatikan atau menganalisis gambar.
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar
tersebut dicatat pada kertas.
e) Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.

5. Model Lesson Study


Lesson Study merupakan proses untuk mengembangkan profesionalitas guru-guru
di Jepang dengan jalan menyelidiki atau menguji praktik mengajar mereka agar lebih
efektif. Langkah-langkahnya yaitu :
a) Sejumlah guru bekerja sama dalam suatu kelompok
b) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan, yaitu
membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori
yang menunjang.
c) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada tahap (b) mengajar di
kelas sesungguhnya.
d) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran
sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
e) Semua guru dalam kelompok, termasuk guru yang telah mengajar, bersama-
sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung.
f) Hasil pada tahap (e) selanjutnya diimplementasikan pada kelas atau
pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke tahap (b).

6. Model Pembelajaran Tematik


Pembelajaran Tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran Tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa
materi pembelajaran dari berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata pelajaran.
Penerapan pembelajaran dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni
penentuan berdasarkan keterkaitan kompetensi dasar, tema, dan masalah yang dihadapi.
Secara umum prinsip dasar pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi
4(empat) prinsip yaitu :
a) Prinsip Penggalian Tema, merupakan prinsip utama (focus) dalam
pembelajaran tematik.
b) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, dapat optimal apabila guna mampu
menempatkan dirinya(guru) dalam keseluruhan proses.
c) Prinsip Evaluasi, diperlukan beberapa langkah positif yaitu memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri dan guru perlu
mengajak peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d) Prinsip Reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam semua
peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan
yang utuh dan bermakna.

7. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning/CTL)
Menurut Blanchard, mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
Jadi pembelajaran CTL merupakan suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan antara
materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan
dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan
membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen utama
diantaranya sebagai berikut:
a) Konstruktivisme (Constructivisme), adalah “proses membangun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”.
b) Inkuiri (inkuiry), adalah “proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis”.
c) Bertanya (Questioning), “belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawab
pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keinginan setiap individu
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan perilaku seseorang dalam berfikir”.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community), Vygosky menyatakan
“pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang
lain”.
e) Pemodelan (Modelling), adalah “proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa’.
f) Refleksi (Reflection), adalah “ cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu”.
g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment), adalah “proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang pengembangan belajar yang dilakukan
siswa”.
Bruce joyce dan marsha weil dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin surasega
mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1) Model proses informasi
Dalam pemrosesan informasi, terjadi interaksi antara kondisi internal dan kondisi
eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam diri individu
sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat 7 model pembelajaran, yaitu:
a) Pencapaian konsep (consept attainment);
b) Berpikir induktif (inductive thinking);
c) Latihan penelitian(inquiry training);
d) Pemandu awal (advance organizer);
e) Memorisasi (memorization);
f) Pengembangan intelek (memorization);
g) Penelitian ilmiah (scientic inquiry).

2) Model personal
Pembelajaran dalam Model Personal ini lebih memusatkan perhatian pada
pandangan perorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga
manusia menjadi semakin sadar diri dan tanggung jawab atas tujuannya. Dalam rumpun
Model Personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu:
a) Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching);
b) Model sinetik (sysnectics model);
c) Latihan kesadaran (awareness);
d) Pertemuan kelas (classroom meetitting).

3) Model interaksi social


Keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi,
terutama dalam bentuk partispasi dalam kelompoknya, partisipasi ini menggambarkan
adanya interaksi sosial diantara sesama peserta didik dalam kelompok tersebut. Oleh
karena itu, model interaksi boleh dikatakan berorientasi pada peserta didik dengan
mengembangkan sikap demokratis, artinya sesama mereka mampu saling mengharagai,
meskipun mereka memiliki perbedaan.
Inti dari sosial model ini adalah konsep “synergi” yaitu energi (kekuatan) yang
terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan
menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatkan peserta didik
dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dalam menerima fungsi dan peran sosial.
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu:
a) Invetigasi kelompok (group investigation);
b) Bermain peran (role playing);
c) Penelitian yurisprudensial (jurisprudential inquiry);
d) Latihan laboratoris (laboratory trayning);
e) Penelitian ilmu sosial.

4) Model perilaku (behavior)


Model behavior menekankan pada perubahan perubahan perilaku yang tampak
dari peserta didik, sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai dari teori stimulus-
respons, model behaviorial yang menekankan tugas-tugas yang harus diberikan dalam
suatu rangkaian kecil, berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.

2.4 Perbedaan Komponen Pembelajaran (Pendekatan, Strategi, Taktik Teknik, Metode)

A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu fokus orientasi yang digunakan guru dan
murid selama proses pembelajaran berlangsung, fokus orientasi pembelajaran tersebut
terbagi kedalam dua bagian yakni:
1. Pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered approach) berarti fokus yang
menjadi pusat pembelajaran terdapat pada siswanya, siswa yang dituntut untuk active
dalam pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan
mendampingi siswanya.
2. Pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered approach) yakni pembelajaran
berpusat pada guru, guru memunyai peranan yang sangat penting, guru menjadi
sumber informasi dan gurupun bisa menentukan apa saja yang harus dikuasai siswa.
Berbagai pendekatan dalam rangka memahami makna pembelajaran, antara lain :
a. Pendekatan Filsafat
- Idelisme, pembalajaran adalah kegiatan Tanya jawab (dialektika) antara guru
dengan siswa, melatih keterampilan siswa, serta pemberian teladan dalam hal
pengetahuan, nilai dan moral dalam keyakinan dan tingkah lau guru, agar siswa
dapat menemukan jawaban atas masalah yang dihadapinya sehingga dapat
mengetahui pengetahuan yang esensial yang sudah diterima benar dan berlaku
sepanjang zaman, serta dapat mengembangkan karakter dan bakat-bakatnya
- Realisme, menghendaki pembelajaran dan pengelolaan kelas yang berpusat pada
guru. Siswa diharapkan belajar dari pengalaman langsung maupun tidak langsung
melalui strategi inquiry, discovery, pembiasaan dan berfikir induktif.
- Pragmatisme, menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa, berpusat
pada masalah, berpusat pada aktivitas dan bersifat interdisipliner (terpadu).
- Konstruktivisme, konstruktivisme dinilai sebagai salah satu bentuk pragmatisme.
Dalam konstuktivisme siswa dituntut untuk mengembangkan konsep dan
pengertian tentang sesuatu.
- Eksistensialisme, guru mendampingi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya dan
kebutuhannya untuk sampai pada penyadaran diri dan mengembangkan komitmen
yang berhasil mengenai sesuatu yang penting dan bermakna bagi keberadaannya.
- Filsafat pendidikan nasional (pancasila). Pendidik, peserta didik dan sumber
pembelajaran harus sejalan agar mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Pendekatan psikologi terhadap pembelajaran
Berikut konsepsi tentang pembelajaran berdasarkan pendekatan ketiga aliran
psikologi:
- Behaviorisme. Pembelajaran adalah kegiatan guru menciptakan kkondisi
lingkungan sebagai stimulus berupa tugas,berupa tugas untuk direspon oleh siswa,
yang dilakukan dalam bentuk pembiasaan atau latihan setahap demi setahap
secara rinci.
- Kognitif. Pemmbelajaran adalah kegiatan guru mrmbimbing siswa melakukan
proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi agar siswa dapat
mengnembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitifnya secara optimal,
kemampuan hubungan social, dan menggunakan kecerdasannya secara bijaksana.
- Humanisme. Pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan membimbing
siswa belajar melalui proyek-proyek terpadu yang menekankan pada studi-studi
social yang didasarkan atas pemuasan kebutuhan dan kepribadian siswa agar
siswa memperoleh pemahaman dan pengertian dalam rangka pengembangan
social.
c. Pendekatan sistem terhadap pembelajaran
Berdasarkan pendekatan system, pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu
keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi secara
fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Terdapat
berbagai komponen yang terlibat didalam pembelajaran. Komponen-komponen
pembelajaran itu adalah tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, materi pembelajaran
yang akan disajikan, metode pembelajaran yang akan digunakan, media pembelajaran,
dan penilaian.
B. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru
dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Berbagai jenis strategi pembelajaran diantaranya:
Berdasarkan rasio guru dan siswa dalam pembelajaran
1. Pembelajaran oleh seorang guru terhadap kelompok besar (satu kelas)
2. Pembelajaran oleh seorang guru terhadap kelompok kecil (5-7 siswa)
3. Pembelajaran oleh seorang guru terhadap seorang siswa
4. Pembelajaran oleh satu tim guru terhadap sekelompok besar (satu kelas)
5. Pembelajaran oleh satu tim guru terhadap sekelompok kecil (5-7 siswa)
Berdasarkan pola hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran
1. Pembelajaran tatap muka
2. Pembelajaran melalui media
3. Pembelajaran tatap muka dan Pembelajaran melalui media
Berdasarkan peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran
1. Pembelajaran yang berpusat pada guru
2. Pembelajaran yang berpusat pada siswa

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan prosedur atau cara yang digunakan yang digunakan
oleh guru untuk mengimplementasikan rencana-rencana praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Jadi metode berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran. metode juga
harus disesuaikan dengan strategi pembelajaran. Berbagai macam metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran antara lain seperti: metode ceramah, demonstrasi, diskusi,
simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan
sebagainya.
Beberapa penjelasan metode pembelajaran adalah :
- Metode ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relative besar. Metode ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang
berupa informasi dan jika bahan ajar tersebut sukar di dapatkan.
- Metode diskusi
Adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, atau saling mempertahankan pendapat dalam memecahkan
masalah. Menurut Keachie Kulik disbanding metode ceramah, metode diskusi dapat
meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memacahkan
masalah tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya
lambat disbanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif
untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
- Metode Demonstrasi.
Merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator ataupun siswa
memperlihatkan kepada oranng lain suatu proses. Seperti cara mendemonstrasikan sel
elektrokimia.
D. Teknik Pembelajaran
Teknik adalah cara khusus untuk mengimplementasikan metode dalam sebuah proses
pembelajaran. Teknik tergantung kondisi di lapangan, teknik dapat berubah-ubah
tergantung guru dan kondisi pada saat praktek di lapangan. Misalkan, terdapat dua orang
sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya.
Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara
model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, tehnik dan metode
pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah
merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang
didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik (Darmadi, 2017).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi oleh
beragam muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya.

Macam-macam model pembelajaran diantaranya Model PAKEM (Partisipatif, Aktif,


Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Model
Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Model Exemple non Exemple, Model
Lesson Study, Model Pembelajaran Tematik, dan Model Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/CTL).

Model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan


kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk
mengerti, sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal pada berbagai model pembelajaran. Pembelajaran yang afektif adalah
pembelajaran yang mengarah pada emosi, suasana hati, dan perasaan yang nampak melalui
minat, sikap, nilai, apresiasi, dan penyesuaian.

3.2 Saran
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi
pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.

Kita sebagai calon pendidik atau guru harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, 2017. Pengembangan Model Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar


Siswa. Yogyakarta : CV Budi Utama.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Husamah dan Yanur Setyaningrum, 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian


Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Khosim, Noer. 2017. Model-Model Pembelajaran. Surya Media Publishing.

Lefudin, 2014. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : CV Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai