Anda di halaman 1dari 102

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN CEKAL DI INEWS

LAMPUNG TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


MASYARAKAT LAMPUNG UTARA
 

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ria Umala Idayanti


NIM: 11140510000005

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018 M

i
 
 
 
ABSTRAK
RIA UMALA IDAYANTI, NIM: 11140510000005, Pengaruh
Terpaan Tayangan Cekal di iNews Lampung Terhadap
Tingkat Kecemasan Masyarakat Lampung Utara
 

Lampung Utara merupakan daerah di Provinsi Lampung


yang memiliki tingkat kriminalitas tertinggi dibandingkan
kabupaten lain. Lampung Utara yang identik dengan aksi
pembegalan tidak hanya diberitakan melalui tayangan Cekal saja,
melainkan juga berbagai media lokal dan nasional lainnya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
perbedaan individu. Teori ini berasumsi bahwa pesan-pesan yang
disampaikan media massa memiliki efek yang berbeda antar
individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal.
Efek komunikasi pada individu akan beragam meskipun tiap
individu menerima pesan yang sama. Melalui konsep terpaan
media dapat diketahui seberapa tingginya penggunaan media oleh
khalayak dan dapat dihubungkan dengan pengaruh atau dampak
yang ditimbulkan dari tingginya tingkat terpaan tersebut. Hal ini
yang mendasari peneliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh
terpaan tayangan Cekal terhadap tingkat kecemasan masyarakat
Lampung Utara.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif
dan inferensial dengan metode survei menggunakan kuesioner
untuk memeroleh data, dengan teknik analisis korelasi Product
Moment dan uji regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh hasil korelasi Product Moment sebesar
0,198 yang berarti kedua variabel memiliki hubungan. Penelitian
ini menunjukkan hasil yang signifikan dengan signifikansi
sebesar 0,049 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara
terpaan tayangan Cekal terhadap tingkat kecemasan masyarakat
Lampung Utara, yang berdasarkan hasil uji koefisien determinasi
diperoleh nilai 0,039 atau 3,9%.
Keyword: Media, Cekal, Kabupaten Lampung Utara, Teori
Perbedaan Individu.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan


kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
 

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi


berjudul “Pengaruh Terpaan Tayangan Cekal di iNews Lampung
Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Lampung Utara”.
Shalawat serta salam peneliti sanjungkan kepada Nabi besar
Muhammad Saw, semoga kita semua mendapat syafaat di hari
akhir nanti.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memeroleh


gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini,
peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Namun
berkat adanya dorongan dan semangat dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat peneliti selesaikan. Pada kesempatan
ini, peneliti ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


(Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Arief
Subhan, M.A. beserta jajarannya.
2. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si
beserta Sekretaris Program Studi Jurnalistik Dra. H.
Musyrifah Nurlaily, M.A.
3. Dosen Pembimbing, Amirudin, M.Si yang telah sabar
dalam membimbing, mengarahkan, serta meluangkan
waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian ini.

vi
4. Dosen Penasehat Akademik, Rubiyanah, M.A. yang
membantu dalam proses penyelesaian penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
 
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah atas segala ilmu
dan pengalaman yang telah diberikan selama
menempuh pendidikan, semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat dan mendapat keberkahan.
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menjadi
tempat peneliti untuk mencari berbagai referensi dan
mengerjakan segala tugas sejak awal perkuliahan.
7. Kedua orangtua yaitu Hidayat dan Sri Wahyuni atas
segala kasih sayang, doa, nasehat, semangat, dan
motivasi dalam setiap langkah yang peneliti lalui. Tak
lupa juga kepada adik lelaki Derry Yafy Musyaffa
yang selalu menghibur dan memberikan semangat.
8. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 khususnya
Jurnalistik B yang telah mengisi hari-hari peneliti
selama awal perkuliahan hingga penyelesaian
penelitian. Fathan, Fera, Aisyah, Luciana, Nurul, dan
yang namanya tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu. Pejuang “kuanti” Dewi Kusuma dan Indah
Rizki yang terus membantu penyusunan skripsi,
menyemangati di kala peneliti merasa down dan tidak
semangat. Kita bisa, kita keren.
9. RDK FM khususnya angkatan 2015/2016 yang telah
memberikan pengalaman organisasi dan mengajarkan

vii
arti kebersamaan. Kita memiliki kenangan yang tidak
akan mudah dilupakan dalam berjuang dan bertahan
bersama.
 
10. Paguyuban KSE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
pengalaman yang belum pernah didapat sebelumnya.
11. Sahabat-sahabat “minion”, Tasya, Ratu, Fitri, Yani,
dan Layla atas canda dan tawa yang selalu terukir, atas
waktu yang selalu diberikan disaat sedih maupun
senang, atas semangat, nasehat, dan “hujatan”.
12. Satu Paket Lima Serangkai Puput, Dini, Leni, dan
Atika yang telah menemani sejak awal SMA hingga
sekarang. Terimakasih atas semangat dan dukungan
yang terus diberikan, semoga kita tetap bersama-sama.
13. Aulia, Indah, Yoga, Iis, dan semua sahabat-sahabat
yang selalu menyempatkan untuk bertemu meski
memiliki kesibukan masing-masing, selalu
memotivasi agar bisa segera wisuda, orang yang selalu
ada saat penulis berada di titik jenuh, dan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,
terima kasih banyak.

Jakarta, 10 Oktober 2018

Ria Umala Idayanti


11140510000005

viii
DAFTAR ISI

 
HALAMAN JUDUL.....................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................... .ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................. .iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................. iv

ABSTRAK ................................................................................... .v

KATA PENGANTAR ................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ..................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................ .xiv

BAB I ........................................................................................... .1

PENDAHULUAN ....................................................................... .1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

E. Tinjauan pustaka ................................................................... 9

F. Sistematika penulisan .......................................................... 11

BAB II ......................................................................................... 13

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 13

ix
A. Berita .................................................................................. 13

1. Definisi Berita .................................................................. 13

2. Berita Kriminal ................................................................ 15


 

B. Pengaruh Media Massa ....................................................... 19

C. Terpaan Media .................................................................... 24

1. Terpaan Media (Media Exposure) ................................... 24

a. Teori Perbedaan Individu ................................................. 25

b. Teori Kecemasan ............................................................. 30

D. Kecemasan .......................................................................... 31

1. Definisi kecemasan .......................................................... 31

2. Jenis dan Tingkatan Kecemasan ...................................... 33

3. Indikator Kecemasan ....................................................... 36

4. Tipe Kepribadian Pencemas ............................................ 36

E. Kerangka konsep ................................................................. 37

F. Hipotesis .............................................................................. 38

BAB III ....................................................................................... 40

METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 40

A. Populasi dan Sampel........................................................... 40

1. Populasi............................................................................ 40

2. Sampel ............................................................................. 41

3. Teknik Sampling .............................................................. 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 42

x
C. Sumber Data ....................................................................... 43

1. Data Primer (Primary Data) ............................................ 43

2. Data Sekunder (Secondary Data) .................................... 43


 

D. Instrumen Penelitian ........................................................... 44

1. Definisi Operasional ........................................................ 44

2. Indikator Operasional ...................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 51

1. Kuesioner (Angket).......................................................... 51

F. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 52

G. Teknik Analisis data ........................................................... 53

1. Uji Validitas Data ............................................................ 55

2. Uji Reliabilitas ................................................................. 57

3. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov .............................. 57

4. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 58

5. Uji Regresi Linear Sederhana .......................................... 59

6. Uji Koefisien Determinasi ............................................... 60

BAB IV ....................................................................................... 61

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 61

A. Temuan Hasil Penelitian..................................................... 61

1. Deskripsi Data Responden Penelitian .............................. 61

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 66

1. Hasil Uji Validitas ........................................................... 66

xi
2. Hasil Uji Reliabilitas........................................................ 70

C. Analisis Data Penelitian ...................................................... 71

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................. 71


 

2. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 72

3. Analisis Regresi Linear Sederhana .................................. 74

4. Uji Koefisien Determinasi ............................................... 75

BAB V ......................................................................................... 76

PENUTUP ................................................................................... 76

A. Kesimpulan ......................................................................... 76

B. Saran ................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 78

LAMPIRAN ....................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional dan Indikator


  Penelitian............................................ ..................... 47
Tabel 2 Pengaruh Tayangan.............. ........... ................... 48
Tabel 3 Tingkat Kecemasan........................................... 48
Tabel 4 Kuesioner dan Skala Pengukuran....... ..................... 49
Tabel 5 Skala Likert........................................ ..................... 55
Tabel 6 Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi.............................................. ..................... 59
Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin.................................................................... 61
Tabel 8 Data Responden Berdasarkan Usia.......................... 62
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan.................................................................. 62
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Variabel Terpaan
Tayangan.................................................................. 68
Tabel 11 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat
Kecemasan............................................................... 69
Tabel 12 Hasil Uji Reliabilitas............................................... 71
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov........... 71
Tabel 14 Hasil Uji Koefisien Korelasi.................................... 72
Tabel 15 Interpretasi Terhadap Hasil Koefisien Korelasi....... 73
Tabel 16 Hasil Analisis regresi Linear Sederhana.................. 74
Tabel 17 Hasil Uji Koefisien Determinasi.............................. 75

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengaruh Tayangan Cekal Terhadap Tingkat
Kecemasan.......................................... 38
Gambar
  2 Pengaruh Tayangan Cekal Terhadap Tingkat
Kecemasan.......................................... 39
Gambar 3 Frekuensi Menonton iNews Lampung Setiap
Hari..................................................... 63
Gambar 4 Frekuensi Menonton Cekal Setiap Hari.. 64
Gambar 5 Durasi Menonton Cekal Dari Awal Hingga
Akhir.................................................. 64
Gambar 6 Minat Menonton Berita Hukum dan Kriminal di
Tayangan Cekal.................................. 65
Gambar 7 Tahu Informasi Hukum dan Kriminal Seputar
Lampung Dari Tayangan Cekal........... 65
Gambar 8 Tahu Daerah Rawan Tindak Kriminal Dari
Tayangan Cekal................................. 66

xiv
BAB I

 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Cekal merupakan salah satu program berita yang
berada di Lampung TV atau yang kini berubah nama
menjadi iNews Lampung sejak 1 November 2017.
Program berita ini menyiarkan berita-berita hukum dan
kriminal yang terjadi setiap hari dan disiarkan pada pukul
10.30-11.00 WIB di channel 50 UHF. iNews Lampung
merupakan stasiun televisi afiliasi dari iNews TV milik
Media Nusantara Citra yang jangkauan siarannya meliputi
Bandar Lampung dan sekitarnya. Siaran iNews Lampung
ditayangkan kali pertama pada tahun 2005 dengan
nama Lampung TV.
Sejak awal siarannya, Lampung TV menjadi
terdepan dibandingkan dengan televisi swasta lainnya.
Saat ini, iNews Lampung menjadi referensi pemberitaan
lokal di Lampung karena program andalan televisi ini
berupa berita lokal. Dengan kecepatan tayang dan konten
sepenuhnya berita lokal, program berita iNews Lampung
selalu ditunggu masyarakat Lampung. Sebab, televisi lain

1
2

di pulau Sumatera belum menggarap program sejenis.1


Meskipun berada dalam lingkup lokal daerah Lampung,
stasiun televisi yang berada di Teluk Betung Utara Bandar
 
Lampung tersebut tetap berusaha konsisten untuk
menayangkan program berita yang lebih banyak
dibanding stasiun TV daerah Bandar Lampung lainnya.
McQuail dalam bukunya Mass Communication
Theories menyatakan ada enam perspektif tentang peran
media massa dalam konteks masyarakat, yaitu media
massa sebagai sarana belajar untuk mengetahui berbagai
informasi dan peristiwa. Ia ibarat “jendela” untuk melihat
apa yang terjadi di luar kehidupan. Media massa adalah
refleksi fakta, terlepas dari rasa suka atau tidak suka. Ia
ibarat “cermin” peristiwa yang ada dan terjadi di
masyarakat ataupun dunia.
Media massa sebagai filter yang menyeleksi
berbagai informasi dan isu yang layak mendapatkan
perhatian atau tidak. Media massa sebagai penunjuk arah
berbagai ketidakpastian atau alternatif yang beragam.
Media massa sebagai sarana untuk menyosialisasikan
berbagai infomasi atau ide kepada publik untuk
memperoleh tanggapan atau umpan balik. Media massa
sebagai interkalkulator, tidak sekadar tempat “lalu lalang”
informasi, tetapi memungkinkan terjadinya komunikasi
yang interaktif.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/INews_TV_Lampung diakses pada 29
Oktober 2017 pukul 20.54 WIB
3

Media massa sebagai pemberi informasi juga hadir


dalam berbagai konsep mulai dari berita entertainment,
investigasi, maupun berita kriminal. Banyaknya tindak
 
kejahatan tentu berpotensi membuat masyarakat menjadi
takut dan was-was. Tidak hanya mengalami kerugian
materi, korban tindak kriminal pun mengalami trauma dan
rasa cemas. Namun, bukan hanya korban tindak kriminal
saja yang mengalami rasa takut. Dengan adanya media
massa, masyarakat umum pun turut merasa khawatir akan
tindak kriminal.
Terkait tindak kriminal, berdasarkan berita yang
dilansir dari News.okezone.com pada Selasa 1 Maret 2016
dengan judul “Lima Daerah di Indonesia yang Dikenal
dengan Begal Sadisnya”, Lampung menempati urutan
pertama sebagai daerah yang terkenal dengan begal.
Menurut Kepala Biro Operasi Polda Lampung
Kombes Suhaimin, sejak 20-an tahun yang lalu memang
banyak begal di Lampung dan ada anggapan jika
Lampung identik dengan para begal atau kota begal.
Banyaknya pemberitaan di media massa tentang
pembegalan di kota Tapis Berseri ini tentu
berkemungkinan untuk memengaruhi kecemasan
masyarakat Lampung. Akhirnya, masyarakat membentuk
citra tentang lingkungan sosial berdasarkan realitas kedua
yang ditampilkan media massa.2 Jika televisi sering

2
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 222.
4

menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi akan


memandang dunia ini lebih keras, tidak aman, dan
mengerikan.
 
Tidak hanya di wilayah Lampung, stigma ini
semakin tak terbantahkan menyusul banyaknya kasus-
kasus pembegalan di berbagai kota yang berasal dari
Lampung. Berdasarkan berita yang dilansir dari
Okezone.com pada Selasa 17 Oktober 2017 terdapat dua
begal sadis yang ditangkap di daerah Duri Selatan,
Tambora, Jakarta Barat. Kedua pelau pembegelan tersebut
merupakan residivis curanmor yang berasal dari Lampung
dan telah mencuri motor sebanyak 50 kali di Jabodetabek.
Selain itu, terdapat pula pelaku pembegalan asal Lampung
yang ditangkap di kawasan Srengseng, Kembangan,
Jakarta Barat pada Selasa 20 Februari 2018 yang
melakukan pembegalan sampai 10 motor per harinya.
Kasus-kasus pembegalan yang dilakukan oleh oknum
yang berasal dari Lampung ini sudah banyak diberitakan
di berbagai media massa.
Lampung merupakan wilayah yang cukup besar
dengan luas 35.587 km2. Wilayah yang terletak di paling
selatan Pulau Sumatera ini memiliki dua kota yaitu
Bandar Lampung dan Metro, serta 13 kabupaten. Namun,
luasnya wilayah tersebut juga berdampak pada banyaknya
tindak kriminal yang terjadi.
Lampung.antaranews.com pada Kamis 4 April
2013 memuat berita berjudul “Kriminalitas di Lampung
5

Sangat Tinggi”. Kabid Humas Polda Lampung AKBP


Sulistyaningsih mengatakan bahwa kasus perampokan
merupakan tindak kriminalitas yang masih sering terjadi.
 
Pada berita tersebut, dijelaskan bahwa pada 2013
berdasarkan hasil Operasi Sikat, terdapat 62 kasus
pencurian dengan kekerasan dan 105 pencurian dengan
pemberatan. Kemudian, berdasarkan data hasil Operasi
Sikat 2013 dari 11 Polres ditambah Polresta wilayah
Polda Lampung, berhasil mengungkap 154 kasus
kejahatan dari kejahatan begal, pencurian dengan
pemberatan (curat), dan curanmor.
Tingginya angka kriminalitas di Lampung
berpotensi membuat masyarakat menjadi cemas, trauma,
dan terganggunya aktivitas sosial. Kecemasan atau
ketakutan warga Lampung beberapa kali diberitakan di
berbagai portal berita. Seperti yang diberitakan oleh
Kupastuntas.co pada Rabu 3 Agustus 2016 berjudul
“Warga Pringsewu Dibuat Resah Karena Maraknya
Tindak Kriminal Penjambretan”. Beberapa warga merasa
cemas jika melewati jalan sepi atau bepergian di malam
hari.
Republika.co.id pada Rabu 7 September 2016
juga membuat berita dengan judul “Empat Kabupaten di
Lampung Rawan Tindak Kejahatan”. Pada berita itu,
disebutkan bahwa kabupaten di Lampung yang rawan
tindak kejahatan yaitu Lampung Tengah, Lampung Utara,
Lampung Selatan, dan Lampung Timur. Meski terdapat
6

empat kabupaten yang rawan tindak kejahatan, namun


berdasarkan berita pada Mediatransnews.com edisi Selasa
13 Juni 2017 berjudul “Aksi Kriminalitas Tinggi, Warga
 
Lampung Utara Resah”, Tribunnews.com edisi Kamis 21
Oktober 2010 berjudul “Ini Dia Empat Wilayah Rawan
Kriminalitas di Lampung”, Lampung Utara menempati
posisi teratas kabupaten dengan tingkat kriminalitas
tertinggi.
Dalam Islam, perbuatan seperti ini tentu sangat
dilarang karena merugikan dan membahayakan orang
lain, temasuk perbuatan tercela, dan sangat jelas
hukumannya. Pada surat Al-Maidah : 38 Allah SWT
berfirman
ِ ‫السل ِرقَةُ فَاقْطَعوا اَي ِدي هما جزاءِِبَا َكسبا نَ َك ًاًل ِمن‬
‫اهلل‬ َّ ‫السا ِر ُق َو‬ َّ ‫َو‬
َ ََ ً َ َ َ ُ َ ْ ُْ
‫َواهللُ َع ِزيٌْز َح ِكْي ٌم‬
“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan
atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana”
(Al-Maidah : 38)
Selain itu, Rasulullah Saw bersabda:

‫ضْي ُل بْ ُن‬ ُّ ‫ُّم ِْْي‬


ِ ِّ‫ي أَبُو الْ ُمغَل‬ ٍِ ِ
َ ُ‫ َحدَّثَنَا ف‬:‫ال‬ َ َ‫س ق‬ َ ‫َحدَّثَنَا َعْب ُد َربِّه بْ ُن َخالد الن‬
‫اق بْ ُن ََْي ََي بْ ِن‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا إِ ْس َح‬:‫وسى بْ ُن عُ ْقبَ َة قَا َل‬ َ ‫ َحدَّثَنَا ُم‬:‫ال‬
َ َ‫ُسلَْي َما َن ق‬
،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫َن رس‬ ِ ِ َّ ‫ عن عباد َة ب ِن‬،‫يد‬ ِِ
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫ «أ‬،‫الصامت‬ ْ َ َُ ْ َ ‫الْ َول‬
‫ضَرَر َوًَل ِضَر َار‬
َ ‫ضى أَ ْن ًَل‬ َ َ‫ق‬
7

“Telah menceritakan kepada kami Ibnu Kholid an-


Numairi Abu al-Mugholis, ia berkata: telah menceritakan
kepada kami Fudhoil bin Sulaiman, ia berkata: telah
 
menceritakan kepada kami Musa bin Uqbah, ia berkata:
telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yahya bin
Walid dari Ubadah bin Shomit “sesungguhnya Rasulullah
Saw menetapkan tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh
membahayakan (orang lain)”. (HR. Ibnu Majah)
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,
maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Terpaan
Tayangan Cekal di iNews Lampung Terhadap Tingkat
Kecemasan Masyarakat Lampung Utara”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah


1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul tersebut, maka peneliti
membatasi masalah penelitian ini pada tayangan Cekal
di iNews Lampung.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Apakah ada hubungan antara menonton tayangan
Cekal terhadap tingkat kecemasan masyarakat
Lampung Utara?
8

b. Apakah terdapat pengaruh antara menonton


tayangan Cekal terhadap tingkat kecemasan
masyarakat Lampung Utara?
 
c. Seberapa besar pengaruh tayangan Cekal terhadap
tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah :
a. Guna mengetahui apakah ada hubungan antara
menonton tayangan Cekal terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.
b. Guna mengetahui apakah ada pengaruh antara
menonton Cekal dengan tingkat kecemasan
masyarakat Lampung Utara.
c. Guna mengukur seberapa besar tingkat kecemasan
masyarakat Lampung Utara usai menonton
tayangan Cekal.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian
ini baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran kepada
masyarakat, memperluas wawasan mereka, dan
9

memberikan informasi serta referensi kepada


civitas akademik UIN Jakarta, khususnya Program
Studi Jurnalistik, mengenai pengaruh tayangan di
 
televisi.

b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah
wawasan tentang efek suatu media bahwa suatu
tayangan bisa menimbulkan atau memengaruhi
tingkat kecemasan seseorang akibat menonton
program berita hukum dan kriminal, terutama
ketika kekerasan, kekejaman, dan sadisme
dieksploitasi di dalamnya.

E. Tinjauan pustaka
Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian
terlebih dahulu yang bertujuan untuk mendapatkan bahan
perbandingan dan acuan. Guna menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian sebelumnya, peneliti
menyantumkan hasil penelitian terdahulu yakni :
1. Penelitian yang ditulis oleh Nurviki Hidayati
(111005100049) (Fidikom, UIN Jakarta, 2015)
dengan judul “Pengaruh Menonton Tayangan Berita
Kekerasan Terhadap Perilaku Agresif Remaja Pada
SMK Yuppentek II Ciledug Tangerang”. Dalam
skripsinya, Nurviki Hidayati menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey
10

yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap


variabel. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
menonton tayangan berita kekerasan berpengaruh
 
positif terhadap perilaku agresif remaja pada siswa-
siswi SMK Yuppentek II Ciledug Tangerang.

2. Penelitian yang ditulis oleh Marini (1111051100032)


(Fidikom, UIN Jakarta, 2015) dengan judul “Pengaruh
Tayangan Indonesia Bagus Di Net Terhadap Tingkat
Pengetahuan Tentang Kebudayaan Siswa-Siswi MAN
Baturaja Sumatera Selatan”. Dalam skripsinya, Marini
menggunakan pendekatan eksplanatif kuantitatif
dengan desain eksperimen. Kesimpulan pada
penelitian ini yaitu suatu tayangan tidak akan
berpengaruh kepada khalayak yang sering menonton
tayangan dengan lama. Akan tetapi suatu tayangan
dapat berpengaruh tergantung dari kualitas tayangan
itu sendiri, seperti program Indonesia Bagus yang
memiliki pengaruh kepada siswa-siswi MAN Baturaja
Sumatera Selatan terhadap tingkat pengetahuan
tentang kebudayaan.

3. Penelitian yang ditulis oleh Inda Handayani


(6662101746) (FISIP, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, 2015) dengan judul “Pengaruh Terpaan
Tayangan Talkshow Dr. Oz Indonesia di Trans TV
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Kesehatan
11

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan


Ageng Tirtayasa”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan yaitu
 
dengan menggunakan survey dari suatu populasi dan
menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah terdapat pengaruh antara menonton tayangan
Dr. Oz Indonesia di Trans TV terhadap pemenuhan
kebutuhan informasi kesehatan.

F. Sistematika penulisan
Guna mempermudah penulisan maka peneliti
membagi atas lima bab secara rinci yaitu :
BAB I. Pendahuluan
Bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.

BAB II. Tinjauan Pustaka


Bab ini peneliti menguraikan tentang berita, berita
kriminal, terpaan media, teori perbedaan individu, teori
kecemasan, pengertian kecemasan, hipotesis, dan
kerangka konsep.
12

BAB III. Metodologi Penelitian


Bab ini peneliti menguraikan tentang populasi dan
sampel, waktu dan tempat penelitian, sumber data,
 
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik pengolahan data.

BAB IV. Temuan Penelitian dan Pembahasan


Bab ini mengemukakan profil responden, hasil
temuan dan analisis data penelitian di lapangan, yakni
pengaruh terpaan tayangan Cekal di iNews Lampung
terhadap tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara.

BAB V. Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari peneliti yang telah
dilakukan serta lampiran-lampiran sebagai bahan
pelengkap. Dalam bab ini juga ditampilkan saran terhadap
permasalahan yang muncul dalam rangka memenuhi
tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II

 
TINJAUAN PUSTAKA

A. Berita

1. Definisi Berita
Secara etimologis istilah “berita” dalam bahasa
Indonesia mendekati istilah “bericht (en)” dalam
bahasa Belanda. Besar kemungkinan istilah itu karena
Indonesia lama dijajah oleh Belanda. Dalam bahasa
Belanda istilah “bericht (en)” dijelaskan sebagai
“mededeling” (pengumuman) yang berakar kata dari
“made (delen)” dengan sinonim pada “bekend maken”
yang berarti memberitahukan, mengumumkan,
membuat terkenal dan “vertelen” yang berarti
menceritakan atau memberitahukan. Sedangkan
Departemen Pendidikan RI membakukan istilah
“berita” dengan pengertian sebagai laporan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat.
Paul De Massener dalam buku Here’s The News:
Unesco Associate menyatakan, news atau berita
adalah sebuah informasi yang penting dan menarik
perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley
dan James M. Neal menuturkan, berita adalah laporan
tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi,

13
14

kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih


baru, dan harus secepatnya disampaikan kepada
khalayak.
 
AS Haris Sumadiria berpendapat bahwa berita
adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide
terbaru yang benar, menarik atau penting bagi
sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online
internet.1
Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan
mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan
yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang
disampaikan oleh wartawan di media massa. Dengan
kata lain, peristiwa dan kejadian itu merupakan fakta
atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan
atau fiksi penulisnya.2 Menurut Dean M.Lyle Spencer,
berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang
akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian
bagi sejumlah besar pembaca.3
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan berita ialah laporan
atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual
yang menarik perhatian orang banyak yang disajikan

1
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan
Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64.
2
Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita, (Malang: UPT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012), h. 9.
3
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011), h. 68.
15

melalui berbagai media massa baik cetak, elektronik,


maupun online.

2. Berita Kriminal
 

Berita kriminal adalah program yang termasuk


dalam berita kejahatan. Berita kriminal meliputi
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan,
pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, dan
sebagainya yang melanggar hukum. Secara harfiah,
kriminal atau kriminologi berasal dari kata crime yang
berarti kejahatan atau penjahat dan logos yang berarti
ilmu pengetahuan. Apabila dilihat dari kalimat
tersebut, maka kriminologi berarti pengetahuan
kejahatan.4
Menurut Deddy Iskandar Muda, berita
kriminal adalah uraian tentang peristiwa, fakta, atau
pendapat yang mengandung nilai berita kejahatan
yang ditayangkan di televisi. Berita kriminal dapat
dikemas dalam format berita (news) ataupun laporan
mendalam (indept report) yang mengupas suatau
kasus lama atau baru, yang belum atau sudah
terungkap, dan terkadang disertai tips-tips untuk
mengantisipasi setiap modus kejahatan.
Berita mengenai bencana dan kriminal selalu
menarik bagi khalayak karena menyangkut
keselamatan manusia. Dalam pendekatan psikologi,
4
Mustika Dewi, eJornal Ilmu Komunikasi, vol, no 4, 2013, h. 155.
Diakses pada 17 Agustus 2018, pkl 21.24 WIB.
16

keselamatan menempati urutan kedua bagi kebutuhan


dasar mansuia sehingga tak heran berita mengenai
bencana dan kriminalitas memiliki daya tarik yang
 
kuat bagi pemirsa.
Namun, adanya berita kriminalitas dan
bencana juga tentu memiliki peraturan-peraturan atau
etika jurnalisme yang patut diperhatikan. Berbagai
korban tindak kriminalitas atau bencana tidak dapat
disiarkan secara gamblang di televisi agar pemirsa
tidak memiliki rasa takut atau trauma. Selain itu,
penyensoran juga dimaksudkan untuk menghormati
para korban dan keluarganya.
Guna membedah bagaimana sifat jurnalisme
berita televisi terutama televisi swasta sangat sulit
karena masing-masing stasiun televisi mempunyai ciri
tersendiri. Namun demikian, ada empat hal yang harus
diperhatikan sehubungan dengan sifat jurnalisme
berita TV swasta, yaitu:
1. Sifat jurnalisme TV swasta yang agitatif, di
baliknya terdapat penilaian moral tertentu. Sifat
agitasi itu untuk mendudukkan berita televisi
dalam kategori baik atau buruk.
2. Dalam hubungannya dengan sifat berita agitatif,
gejalanya adalah penayangan berita yang bersifat
politik dan kriminal.
17

3. Sifat jurnalisme agitatif cenderung mempengaruhi


massa untuk mengritik dan menghujat sang
penguasa dalam bentuk opini publik.
 
4. Pengertian agitatif jika dilihat dari sudut pandang
pemerintah pada dasarnya adalah propaganda
media massa untuk membuat cap jelek
pemerintah.5

Terkait berita kriminal, tidak dapat dipungkiri


bahwa berita yang ditayangkan di televisi merupakan
salah satu bagian dari fungsi media massa sebagai alat
komunikasi massa. Penayangan berita-berita kriminal
yang ditampilkan setiap televisi swasta mempunyai
tipologi masing-masing. Ada televisi yang menampilkan
langsung antara korban dan pelaku dan ada yang tidak.
Bahkan ada stasiun televisi yang menayangkan proses
terjadinya tindak kriminal secara terperinci dalam pola
investigasi. Penayangan tersebut dilakukan televisi untuk
menarik perhatian pemirsa.
Tindak kriminal adalah perbuatan manusia yang
muncul akibat dari dinamika kehidupan masyarakat yang
semakin kompleks dan kompetitif dalam lingkungan
sosial. Naluri untuk mempertahankan hidup, membela
diri, melampiaskan hawa nafsu serta sikap ambisisu
individu dalam mengejar kepentingan pribadi inilah yang

5
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya
Massa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 22.
18

pada akhirnya melahirkan tindak kejahatan pada pola


perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya.
Pada kesempatan inilah televisi berusaha
 
mengambil peran sebagai kekuatan kendali dan
pengontrol dari masyarakat terhadap tindak kriminal yang
terjadi sekaligus menguatkan dan mengingatkan kekuatan
hukum dalam tatanan kehidupan masyarakat. Terjadinya
tindak kriminal dalam masyarakat tentu menjadi sasaran
empuk bagi wartawan atau reporter televisi untuk
memburu peristiwa itu, melakukan investigasi terhadap
kasus kriminal, mengorek data dari sumber peristiwa
(korban dan pelaku) sampai lengkap, kemudian
diberitakan dalam tayangan televisi.
Berita kejahatan yang ditayangkan di televisi
merupakan berita top three (tiga besar) yang mempunyai
nilai jual dan daya tarik tinggi setelah berita politik dan
olahraga dan seks. Dalam memberitakan peristiwa
kriminal, reporter dihadapkan pada dilema yaitu antara
menayangkan masalah atau kasus tersebut secara lengkap
dan bayang-bayang tuduhan trial by the press. Terhadap
hal demikian, otomatis reporter televisi harus berhati-hati
dalam membuat serta menayangkan berita kriminal. Oleh
karena itu setiap reporter dalam membuat berita kriminal
harus selektif dalam pemilihan fakta, keseimbangan
sumber berita, serta dampak sosial pemberitaan. Selain
itu, pemberitaan kriminal harus disesuaikan juga dengan
kondisi sosial masyarakat tempat televisi itu tayang.
19

Selain persoalan selektivitas, reporter juga dituntut


kemampuannya untuk selalu memenuhi selera, tingkat
kepuasan, serta keingintahuan pemirsa dalam menerima
 
informasi, terutama berita kriminal. Berita sebagai salah
satu produk media massa merupakan komoditi atau jasa
yang dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang
potensial. Stasiun televisi yang banyak menyiarkan berita
kriminal berasumsi bahwa berita kriminal tertentu
mempunyai nilai jual bagi pemirsa yang menggemari
berita kriminal.6

B. Pengaruh Media Massa


Banyaknya media massa tentu memiliki pengaruh atau
efek baik afektif, kognitif, maupun behavioral bagi
khalayak yang mengonsumsinya. Tanpa disadari,
percakapan atau diskusi yang sering dilakukan oleh
antarmanusia adalah efek dari adanya media massa seperti
perbincangan mengenai berbagai kasus, gaya hidup,
bahkan perubahan perilaku.
Steven H. Chaffee menyebut ada lima efek media
massa yaitu efek ekonomis, sosial, penjadwalan kegiatan,
penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu, dan efek
perasaan orang terhadap media. Dari segi ekonomi, media
massa tentu berperan penting. Bisa dilihat begitu banyak
produk-produk baik itu kebutuhan primer maupun
6
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya
Massa, h. 50.
20

sekunder yang ditawarkan di berbagai media massa.


Pelaku ekonomi memahami betul bahwa media massa
memiliki salah satu efek yang dapat mengubah atau
 
memengaruhi sikap dalam memilih.
Menurut Suparlan, seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat
dari Psikologi Komunikasi halaman 218, efek sosial
berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial akibat kehadiran media massa. Contohnya di
pedesaan, televisi mampu membentuk jaringan-jaringan
interaksi sosial yang baru dan mampu menghimpun
tetangga sekitar. Televisi telah menjadi sarana untuk
menciptakan hubungan patron client atau hubungan tidak
sejajar yang baru.7
Media massa memiliki pengaruh terhadap
penjadwalan kegiatan. Misalnya sebelum adanya media
massa, aktivitas pagi hari ialah pergi bekerja atau
merapihkan rumah. Dengan adanya media massa,
seseorang akan meluangkan waktunya untuk membaca
berita atau mendengar radio. Media massa juga memiliki
pengaruh terhadap penyaluran atau penghilangan perasaan
tertentu. Misalnya seseorang merasa tidak yakin dengan
adanya kabar tentang suatu bencana di daerah lain.
Dengan adanya media massa yang menginformasikan hal
tersebut mampu menghilangkan perasaan ragu pada diri
seseorang.

7
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 218.
21

Selain itu, media massa juga berdampak pada adanya


efek perasaan seseorang terhadap media. Setiap media
massa tentu memiliki ideologinya masing-masing yang
 
menjadi acuan atau pedoman dalam menyajikan
informasi. Dengan adanya perbedaan antara satu media
dengan media lain, khalayak bisa menilai mana media
yang akan dijadikan referensi dan mana yang kurang
diminati. Efek perasaan seseorang pada media ini bisa
dilihat dari kasus yang terjadi tahun lalu antara Metro TV
dengan peserta aksi 212. Metro TV dianggap tidak
menyajikan berita sesuai fakta dan cenderung mengambil
sisi negatif aksi 212 sehingga banyak yang beranggapan
bahwa Metro TV bukanlah media yang pantas untuk
dinikmati. Hal ini tentu mengubah perasaan seseorang
terhadap suatu media.
Menurut Jalaluddin Rakhmat, pengaruh atau efek
media massa terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Efek Kognitif
Menurut McLuhan, media massa adalah
perpanjangan alat indera. Dengan media massa, seseorang
memeroleh informasi yang tidak dialami secara langsung.
Efek kognitif adalah dampak yang timbul pada diri
seseorang terhadap suatu informasi yang didapat dari
media massa. Sebagai contoh, bila seseorang
berlangganan Pos Kota, besar kemungkinan orang
tersebut menduga bahwa lingkungan ini dipenuhi oleh
perkosaan, penganiayaan, dan pencurian. Bila membaca
22

Suara Karya, seseorang akan cenderung melihat


banyaknya keberhasilan pembangunan pada zaman Orde
Baru.
 

b. Efek Afektif
Efek afektif berkaitan dengan perasaan khalayak
seperti iba, haru, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional
antara lain suasana emosional, skema kognitif, suasana
terpaan, predisposisi individual, dan faktor identifikasi
khalayak dengan tokoh dalam media massa.8
1. Suasana emosional, maksudnya ialah berkaitan
dengan perasan tertentu dalam diri seseorang setelah
mengonsumsi media. Contohnya jutaan rakyat India
menangis menyaksikan siaran kematian Indira
Gandhi.
2. Skema kognitif, ini adalah semacam “naskah” pada
pikiran yang menjelaskan “alur” peristiwa. Contohnya
kita mengetahui bahwa pemeran utama tidak akan
mati, oleh karena itu saa terjadi sesuatu dengan
dirinya kita tidak terlalu cemas.
3. Suasana terpaan (setting of exposure) yaitu bagaimana
suasana atau keadaan sekitar saat kita mengonsumsi
media massa. Contohnya beberapa penelitian yang
dilakukan Weiss menunjukkan bahwa anak-anak lebih

8
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319.
23

ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendirian


atau di tempat gelap.
4. Predisposisi individual, yaitu mengacu pada
 
karakteristik khas individu. Orang yan melankolis
cenderung menanggapi tragedi menjadi lebih haru
dibanding orang periang. Sebaliknya, orang periang
akan lebih terhibur oleh adegan lucu daripada
melankolis.
5. Faktor identifikasi, yakni menunjukkan sejauhmana
orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan
dalam media massa. Dengan identifikasi penonton,
pembaca, antar pendengar menempatkan dirinya
dalam posisi tokoh.

c. Efek Behavioral
Efek behavioral berkaitan dengan sikap,
upaya atau usaha yang cenderung menjadi kegiatan
atau tindakan. Saat berbicara mengenai efek media
massa, secara sepintas telah disinggung efek
behavioral seperti pengalihan kegiatan dan
penjadwalan kegiatan sehari-hari. Efek behavioral
terbagi atas:
1. Efek Prososial Behavioral
Salah satu perilaku prososial adalah memiliki
keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain. Saat ini, keterampilan tidak hanya
24

didapat melalui guru, orangtua, atau pelatih saja,


melainkan juga dari media massa.9
2. Agresi
 
Menurut teori belajar sosial dari Bandura,
orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya.
Seseorang bisa belajar bahasa asing dari berbagai
media massa, meniru gaya berpakaian atau gaya
rambut artis idola yang dilihat dari media massa,
dan lain-lain.

C. Terpaan Media

1. Terpaan Media (Media Exposure)


Terpaan media (media exposure) menurut
Rosengren dapat dioperasionalkan menjadi jumlah
waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi
media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan
antara individu konsumen media dengan isi media
yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.
Menurut Sari, terpaan media dapat dijelaskan
menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi
penggunaan, maupun durasi penggunaan.10 Menurut
Bovee dan Arens, media exposure berkaitan dengan
berapa banyak orang melihat program yang
ditayangkan di suatu media.

9
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 237.
10
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 209.
25

Terpaan media tidak hanya dilihat dari seberapa


khalayak dekat dengan kehadiran media, tetapi juga
dari keterbukaan dalam menerima pesan-pesan media.
 
Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan,
menonton, atau membaca pesan dari media massa.
Menurut Rosengeren, terpaan media dapat diukur
melalui dimensi-dimensi seperti berikut:
a. Frekuensi, yaitu meliputi kerutinan atau berapa
kali seseorang menggunakan media dan
mengonsumsi isi pesan media.
b. Durasi, yaitu berapa lama seseorang menggunakan
dan mengonsumsi isi media.
c. Atensi, yaitu tingkat perhatian yang diberikan
seseorang dalam menggunakan media dan
mengonsumsi isi pesan dari media.

a. Teori Perbedaan Individu (Individual Differences


Theory)
Setiap informasi akan diberi makna berlainan oleh
orang yang berbeda. Setiap manusia menerima informasi,
ia akan mengolah informasi tersebut kemudian
menyimpan dan bisa menghasilkan kembali. Penerimaan
dan pengolahan informasi merupakan salah satu proses
yang mendasar dalam kehidupan manusia.11

11
Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005), Cet.ke-7, h.41.
26

Teori ini diungkapkan oleh Martin D. DeFleur. Teori


ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara indivu-
individu sebagai sasaran media massa ketika mereka
 
diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut
teori perbedaan individu, individu-individu sebagai
anggota sasaran media massa secara efektif menaruh
perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang
disampaikan berkaitan dengan kepentingannya, konsisten
dengan sikap-sikapnya.

DeFleur mengasumsikan bahwa pesan-pesan media


berstimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-
beda dengan karakteristik pribadi dari pada anggota
audience. Teori DeFleur ini secara eksplisit telah
mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis
yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam
menghasilkan efek.12
Menut teori ini, efek media massa itu tidak seragam
melainkan beragam. Hal ini disebabkan karena setiap
individu berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam
struktur kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini adalah
bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi
psikologisnya secara pribadi, selain itu juga karena
pengetahuan tiap individu yang berbeda-beda. Manusia
yang dibesarkan dalam lingkungan yang berpikir kritis
berbeda cara berpikirnya dengan manusia yang dibesarkan
12
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Perdana Media
Group, 2008), Cet.ke-3, h.278.
27

dalam keluarga yang pasif. Khalayak dengan tingkat


pendidikan tinggi tentu lebih mudah dalam menerima
pesan dibanding khalayak dengan pendidikan rendah.
 
Selain dari segi pendidikan, karakteristik khalayak
yang dapat mempengaruhi efek media massa adalah usia,
jenis kelamin, wilayah, tingkat intelektual, kelas sosial
dan ekonomi, dan lain-lain yang dalam metode penelitian
komunikasi disebut dengan aspek demografis.
Menurut Nurudin, ada banyak faktor pribadi yang ikut
memengaruhi proses komunikasi, antara lain13:
1. Selective Attention
Selective attention adalah individu yang
cenderung memerhatikan dan menerima terpaan
pesan media massa yang sesuai dengan pendapat dan
minatnya. Ia menghindari pesan-pesan yang tidak
sesuai dengan pendapat dan minatnya. Bahkan dalam
perkembangannya, seorang individu akan cenderung
memilih siaran yang sesuai dengan sikap dan
keyakinannya.
Selective attention mempunyai prinsip sebagai
berikut. Pertama, perbedaan individu merupakan
hasil dari struktur kognitif seseorang yang berbeda
dalam menerima pesan-pesan media dan jenis media
pun silih berganti menerpa seseorang.

13
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), h.228.
28

Kedua, keanggotaan sosial pada berbagai


kelompok sosial pun ikut memengaruhi pesan mana
yang akan kita pilih misalnya agama, partai, suku.
 
Dengan demikian, khalayak yang memiliki kesamaan
cenderungmemerhatikan pesan yang sama.
Ketiga, seseorang lebih berminat jika suatu
informasi dapat membangun citra hubungan dengan
orang lain.
2. Selective Perception
Selective perception adalah individu secara
sadar akan mencari media yang mendorong
kecenderungan dirinya. Kecenderungan ini ini
bisa merupakan pendapat, sikap, atau keyakinan.
3. Selective Retention
Selective retention adalah kecenderungan
seseorang hanya untuk mengingat pesan yang
sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.
Ingatan selektif mengasumsikan bahwa seseorang
tidak akan mudah lupa terhadap pesan-pesan
yang sesuai sikap dan kepercayaan yang dimiliki
sebelumnya.14
4. Motivasi
Motivasi seseorang juga turut memengaruhi
apakah sebuah pesan diterima atau tidak.
5. Kepercayaan

14
Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid, Teori Komunikasi
Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.71.
29

Seseorang yang percaya bahwa hanya dengan


memanfaatkan media massa masyarakat akan
menjadi cerdas atau paham akan mendudukkan
 
media massa sebagai satu-satunya faktor yang
ikut memengaruhi sikap dan perilaku.
6. Pendapat dan Pembujukan
Seseorang menerima atau terpengaruh
pesan-pesan media massa sangat tergantung pada
pengaruh yang dilakukan orang lain.
7. Kepribdian dan Penyesuaian Diri
Kepribadian individu juga akan ikut
membentuk proses penerimaan pesan. Orang
yang mudah menyesuaikan diri akan mudah
terkena terpaan media massa.

Asumsi dari teori perbedaan individu adalah pesan-


pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu.
Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun tiap
individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor
psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media
massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian,
minat, dan keinginan berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor
psikologis yang ada dalam diri tersebut sehingga
30

mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan


media massa.15

Teori perbedaan individu ini mengandung rangsangan-


 

rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi berbeda


dengan watak perorangan anggota khalayak.16 Oleh karena
itu akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan
perbedaan masing-masing individu.

b. Teori Kecemasan
Teori ini dikemukakan sekitar tahun 1894. Freud melihat
kecemasan sebagai bagian penting dari sistem kepribadian,
hal yang merupakan suatu landasan dan pusat dari
perkembangan perilaku neurosis dan psikosis. Freud
menyatakan bahwa prototipe (model asli) dari semua
anxietas adalah trauma masa lahir (suatu pendapat yang
pertama kali dikemukakan oleh kolega Otto Rank).
Trauma lahir dengan peningkatan kecemasan dan
ketakutan bahwa Id (aspek dari kepribadian yang
berhubungan dengan dorongan untuk memenuhi keinginan)
tidak dapat terpuaskan merupakan pengalaman pertama
individu dengan ketakutan dan kecemasan.
Dari pengalaman ini, diciptakan pola teladan dari reaksi
dan tingkat perasaan yang akan terjadi kapan saja pada

15
https://library.binus.ac.id/eColls/eT hesisdoc/Bab2/2011-2-00490-
mc%202.pdf diakses pada 11 Februari 2018, pkl 01.30 WIB.
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h.275
31

individu yang ditunjukkan bila berhadapan dengan bahaya di


masa depan. Ketika individu tidak mampu melakukan coping
terhadap kecemasannya pada waktu keadaan bahaya atau
 
berlebihan, maka kecemasan itu disebut traumatik. Apa yang
dimaksud Freud dengan hal ini adalah individu, tak dihitung
berapa kali usianya.17
Kecemasan merupakan suatu tanda peringatan bahaya dari
luar yang mengancam ego. Individu akan berusaha
mengurangi atau menghilangkan bahaya yang mengancam
tersebut dengan berbagai cara mekanisme pertahanan. Tujuan
dari semua mekanisme pertahanan ini adalah agar individu
lepas dari tekanan sehingga dapat tetap menjalani
kehidupannya dengan lebih baik.18

D. Kecemasan

1. Definisi kecemasan
Deskripsi umum akan kecemasan yaitu perasaan
tertekan dan tidak tenang, serta berpikiran kacau dengan
disertai banyak penyesalan. Perasaan ini sangat
berpengaruh pada tubuh, hingga tubuh dirasa menggigil,
menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup cepat,
lambung terasa mual, tubuh terasa lemas, kemampuan

17
Andri dan Yenni Dewi, “Teori Kecemasan Berdasarkan
Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap
Kecemasan”. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.57, No.7, 2007, h. 234.
18
Andri dan Yenni Dewi, Majalah Kedokteran Indonesia, 2007, h.
234.
32

berproduktivitas berkurang, hingga banyak manusia yang


melarikan diri ke alam imajinasi sebagai bentuk terapi
sementara.19
 
Menurut Wilknson kecemasan adalah suatu keresahan,
perasaan tidak nyaman dan menakutkan, disertai dengan
respon automatis, dan sumbernya sering kali tidak
spesifik, antisipasi terhadap keadaan bahaya. Sedangkan
menurut Stuart and Sundeens, mengartikan kecemasan
adalah suatu perasaan diri, pengalaman subjektif individu.
Keadaan emosi ini tidak memiliki subjek yang spesifik.20
Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut amupun
kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi
hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder).
Secara klinis, gejala kecemasan dibagi dalam beberapa
kelompok yaitu gangguan cemas (anxiety disorder),
gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety
disorder/GAD), gangguan panic (panic disorder),
gangguan phobic (phobic disorder), dan gangguan
obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Perkiraan jumlah mereka yang mengalami gangguan
kecemasan ini mencapai 5% dari jumlah penduduk
dengan perbandingan antara wanita dan pria 2:1 dan
diperkirakan antara 2% - 4% diantara penduduk dalam

19
Said Az-zahroni, Musfir, Konseling Terapi, (Jakarta: Gema Insani,
2005), h.512
20
Ni Komang Ratih, Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap
Koping Siswa SMUN 16 dalam Menghadapi Ujian Nasional, Skripsi Sarjana
Keperawatan, (Depok: Perpustakaan UI, 2012), h.10
33

kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas. Tidak


semua orang yang mengalami stressor psikososial akan
menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada
 
struktur kepribadiannya. Orang dengan kepribadian
pencemas lebih rentan (vulnerable) untuk menderita
gangguan cemas dibanding orang yang tidak
berkepribadian pencemas.

2. Jenis dan Tingkatan Kecemasan

a. Jenis Kecemasan
Sigmund Freud sang pelopor psikoanalisis banyak
mengkaji tentang kecemasan ini, dalam kerangka
teorinya, kecemasan dipandang sebagai komponen
utama dan memegang peranan penting dalam
dinamika kepribadian seorang individu. Freud
membagi kecemasan kedalam tiga jenis yaitu:
a. Kecemasan realistik, yaitu rasa takut terhadap
ancaman atau bahaya nyata yang ada di
lingkungan maupun di dunia luar.
b. Kecemasan neurotik, yaitu rasa takut, jangan-
jangan, insting-insting akan lepas dari kendali dan
menyebabkan dia berbuat sesuatu yang dapat
membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik
bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu
sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman
34

yang akan menimpanya jika suatu insting


dilepaskan.
c. Kecemasan moral, yaitu rasa takut terhadap suara
 
hati (super ego) orang-orang yang memiliki super
ego baik cenderung merasa bersalah atau malu jika
mereka berbuat atau berpikir sesuatu yang
bertentangan dengan moral. Sama halnya dengan
kecemasan neurotik, kecemasan moral juga
berkembang pada masa kanak-kanak terkait
dengan hukuman atau ancaman orang tua maupun
orang lain yang mempunyai otoritas jika dia
melakukan perbuatan yang melanggar norma.21

Menurut Freud, seperti dikutip Tim MGBK dari


Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan
Pendidikan Menengah halaman 18, mengungkapkan
bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis
yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap
ego untuk mengambil aksi penurun cemas. Ketika
mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa
aman datang lagi. Namun bila konflik terus
berkepanjangan maka kecemasan ada pada tingkat tinggi.

b. Tingkat Kecemasan
Peplau mengidentifikasi empat tingkat kecemasan
yaitu:

21
Tim MGBK. Bahan Dasar Untuk Pelayan Konseling Pada Satuan
Pendidikan Menengah, (Jakarta: PT.Grasindo, 2010), h.18
35

1. Kecemasan ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Kecemasan dapat
 
memotivasi belajar yang dapat menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan
seseorangn memusatkan pad ahal yang penting
dan mengesampingkan hal lain sehingga
indivodu mengalami perhatian yang selektif,
namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
3. Kecemasan berat
Kecemasan berat berpengaruh pada
persepsi individu. Individu cenderung
memusatkan perhatian pada sesuatu yang
terperinci dan terarah serta tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
untuk mengurangi ketegangan.
4. Panik
Pada tingkatan panik dari kecemasan
beruhubungan dengan terperangah dan
ketakutan karena mengalami kehilangan
kendali. Individu yang mengalami panik tidak
dapat melakukan apapun meski dengan
pengarahan.
36

3. Indikator Kecemasan
Conley berpendapat bahwa terdapat keluhan dan
gejala umum dalam kecemasan dibagi menjadi gejala
 
somatik dan psikologis yaitu22:
1. Gejala somatik terdiri atas:
a. Keringat berlebih
b. Sakit kepala
c. Pusing
d. Tidak nafsu makan
e. Hipertensi
2. Gejala psikologis terdiri atas:
a. Cepat marah
b. Insomnia
c. Mudah lelah
d. Sensitif terhadap suara-suara
e. Sulit berkonsentrasi
f. Canggung
g. Gelisah
h. Tidak percaya diri

4. Tipe Kepribadian Pencemas


Seseorang akan menderita gangguan kecemasan
ketika yang bersangkutan tidak mampu mengatasi
stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada
orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor
psikososial, yang bersangkutan menunjukkan
22
http://etheses.uin-malang.ac.id/1474/6/08410096_Bab_2.pdf,
diakses pasa 3 Juni 2018, pkl. 12.41 WIB.
37

kecemasan juga yang ditandai dengan corak


kepribadian pencemas.
Pertama, cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan
 
bimbang. Kedua, memandang masa depan dengan rasa
was-was. Ketiga, kurang percaya diri, gugup apabila
tampil di muka umum. Keempat, sering merasa tidak
bersalah, menyalahkan orang lain. Kelima, tidak
mudah mengalah. Keenam, gerakan sering serba salah,
tidak tenang bila duduk, gelisah. Ketujuh, sering
mengeluh, khawatir berlebihan terhadap penyakit.
Kedelapan, mudah tersinggung, suka membesar-
besarkan masalah. Kesembilan, sering diliputi rasa
bimbang dan ragu saat mengambil keputusan.
Kesepuluh, bila mengemukakan sesuatu seringkali
diulang-ulang. Terakhir, jika emosi seringkali
bertindak histeris

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak


hanya mengeluh hal-hal yang bersifat psikis, tetapi
juga sering disertai dengan keluhan fisik.

E. Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep yang digunakan penulis
dalam merumuskan masalah adalah sebagai berikut:
38

Gambar 1. Pengaruh Tayangan Cekal

Terhadap Tingkat Kecemasan

 
Tayangan Cekal Kecemasan Meningkat

Setiap tayangan atau program yang disajikan kepada


khalayak dapat memberikan pengaruh bagi yang
menontonnya. Adanya kecemasan bahkan bertambahnya
tingkat kecemasan adalah kerangka konsep yang
digambarkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Intensitas
menonton yang tinggi akan membawa terpaan bagi
khalayak sehingga berpengaruh terhadap tingkat
kecemasan khalayak.

F. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis berasal dari kata hypo
dan thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti
pendapat. Dari kedua kata tersebut dapat diartikan bahwa
hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa
hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang
masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih
dahulu dan bersifat sementara atau dugaan awal.23
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang menjadi

23
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 28.
39

sebab munculnya variabel terikat (Y). Pada penelitian ini,


variabel bebasnya adalah terpaan tayangan Cekal di
iNews TV Lampung.
 
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang menjadi
akibat dari adanya variabel bebas (X). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan masyarakat
Lampung Utara.

Gambar 2. Pengaruh Tayangan Cekal Terhadap


Tingkat Kecemasan

Pengaruh Tingkat Kecemasan


Tayangan Cekal Masyarakat Lampung Utara

(Variabel X) (Variabel Y)

Guna menguji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang


perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho)
dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha).24
Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara


menonton tayangan Cekal terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.

Ha Terdapat pengaruh yang signifikan antara


menonton tayangan Cekal terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.

24
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara
Profesional, (Jakarta: PPM, 2002), h. 22-23.
BAB III

 
METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.1
Pada penelitian ini, populasi yang peneliti gunakan
adalah masyarakat Lampung Utara yang berusia di
atas 17 tahun. Lampung Utara merupakan wilayah
dengan tingkat krimalitas tertinggi di Lampung.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Lampung Utara, jumlah penduduk
Lampung Utara usia di atas 17 tahun pada tahun 2017
yaitu 725.975 jiwa.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2014), Cet.Ke-6, h. 119

40
41

2. Sampel
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
 
populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul mewakili.2
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
Slovin sebagai berikut:

n=

Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran Populasi
e = nilai persisi (10%)

3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling, yang dimaksud
nonprobabilitas adalah sampel yang tidak melalui teknik
random atau acak. Pada teknik ini, semua anggota
populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk
dipilih menjadi sampel karena pertimbangan tertentu oleh

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 120.
42

periset.3 Dari teknik sampling tersebut, peneliti


menggunakan teknik convenience sampling. Convenience
sampling merupakan teknik penentuan sampel
 
berdasarkan kemudahan data. Seseorang diambil sebagai
sampel karena kebetulan sedang berada di situ atau
kebetulan mengenal orang tersebut.4
Jumlah penduduk Lampung Utara pada usia di atas 17
tahun yaitu 725.975, oleh karena itu jumlah sampel yang
diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai persisi 10%
adalah:

n=

n= = 99,98
Dengan demikian, maka jumlah sampel setelah
dibulatkan menjadi 100 orang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dari Juni sampai Juli 2018.
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Lampung Utara. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

3
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 158.
4
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. (Jakarta, Prenadamedia Group, 2011), h. 155.
43

1. Lampung Utara merupakan daerah dengan tingkat


kriminalitas tertinggi di Provinsi Lampung.
2. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui pengaruh
 
tayangan Cekal terhadap masyarakat Lampung Utara.

C. Sumber Data
Guna mendapatkan data-data yang menunjang
penelitian, peneliti menggunakan beberapa data yaitu :

1. Data Primer (Primary Data)


Merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden melalui penelitian langsung dengan cara
menyebarkan angket atau kuesioner. Angket atau
kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk
diisi oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikirim
kembali atau dikembalikan ke peneliti.5 Dalam
penelitian ini, responden adalah masyarakat Lampung
Utara yang menonton tayangan Cekal di iNews
Lampung.

2. Data Sekunder (Secondary Data)


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.
Data sekunder didapatkan dari dokumen-dokumen yang
5
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005) h. 98.
44

mendukung untuk penelitian ini seperti wawancara,


buku, jurnal, catatan, dan data dari situs internet.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.6 Jumlah instrumen penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah
ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen
penelitiannya yaitu untuk mengukur pengaruh terpaan
tayangan dan mengukur tingkat kecemasan.

1. Definisi Operasional
Menurut Walizer dan Wienir, definisi operasional
merupakan seperangkat petunjuk yang lengkap
tentang apa yang harus diamati atau observasi serta
bagaimana mengukur suatu variabel ataupun konsep.
Definisi operasional tersebut bisa membantu untuk
menglasifikasi gejala di sekitar dalam kategori khusus
dari suatu variabel. Penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengaruh terpaan tayangan Cekal di iNews Lampung,

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2014), Cet.Ke-6, h. 148.
45

sedangkan variabel terikatnya yaitu tingkat


kecemasan masyarakat Lampung Utara.

a. Variabel Pengaruh Tayangan


 

1. Definisi Operasional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu baik orang maupun benda yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang. Sedangkan tayangan
adalah sesuatu yang dipertunjukkan baik film
maupun lainnya. Dapat disimpulkan bahwa
pengaruh tayangan adalah efek yang timbul
dari suatu tayangan yang memengaruhi sikap,
kepercayaan, maupun perbuatan.
2. Indikator Operasional
Adapun indikator operasional dari
pengaruh tayangan di atas adalah pemberitaan
tentang hukum dan kriminal di iNews
Lampung.

b. Variabel Tingkat Kecemasan


1. Definisi Operasional
Menurut Jeffrey S Nevid (2003),
kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi
atau keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Sedangkan menurut Freud (1964 dalam Feist
46

2010) menjelaskan bahwa kecemasan


merupakan situasi afektif yang dirasa tidak
menyenangkan yang diikuti oleh sensasi fisik
 
yang memperingatkan seseorang akan bahaya
yang mengancam.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tingkat kecemasan adalah kondisi
khawatir yang dirasakan oleh seseorang akibat
adanya perasaan terancam.

2. Indikator Operasional
Adapun indikator operasional dari tingkat
kecemasan adalah:
a. Keringat berlebih
b. Pusing
c. Tidak nafsu makan
d. Hipertensi
e. Cepat marah
f. Insomnia
g. Mudah lelah
h. Sensitif terhadap suara-suara
i. Sulit berkonsentrasi
j. Canggung
k. Gelisah
l. Tidak percaya diri
47

Tabel 1. Definisi Operasional dan Indikator


Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator


 

Pengaruh Pengaruh tayangan 1. Frekuensi


Tayangan adalah efek yang timbul 2. Durasi
(Variabel X) dari suatu tayangan yang 3. Atensi
memengaruhi sikap,
kepercayaan, maupun
perbuatan.

Tingkat Tingkat kecemasan 1. Keringat


kecemasan adalah tingkat kondisi berlebih
masyarakat khawatir yang dirasakan 2. Pusing
(Variabel Y) oleh seseorang akibat 3. Tidak nafsu
adanya perasaan makan
terancam. 4. Hipertensi
5. Cepat marah
6. Insomnia
7. Mudah lelah
8. Sensitif
terhadap suara-
suara
9. Sulit
berkonsentrasi
10. Canggung
11. Gelisah
48

12. Tidak percaya


diri

Tabel 2. Dimensi Faktor Pengaruh Tayangan


No Dimensi Item Jumlah
Faktor

Favorable Unfavorable

1. Frekuensi 1,2 - 2

2. Durasi 3 - 1

3. Atensi 4,5,6 - 3

Jumlah 6

Tabel 3. Indikator Kecemasan

No Indikator Item Jumlah


Kecemasan
Favorable Unfavorable
1. Keringat 7 - 1
berlebih
2. Pusing 8 - 1
3. Tidak nafsu 9 - 1
makan
4. Hipertensi 10 - 1
49

5. Cepat 11 - 1
marah
6. Insomnia 12 - 1
 
7. Mudah 13 - 1
lelah
8. Sensitif 14 - 1
terhadap
suara-suara
9. Sulit 15 - 1
berkonsentr
asi
10. Canggung 16 - 1
11. Gelisah 17 - 1
12. Tidak 18 - 1
percaya diri
Jumlah 12

Tabel 4. Kuesioner dan Skala Pengukuran


Frekuensi, Durasi, dan Atensi

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menonton iNews


Lampung setiap hari.
2. Saya menonton tayangan
Cekal setiap hari.
50

3. Saya menonton tayangan


Cekal dari awal hingga akhir.
4. Saya tertarik menonton berita
 
hukum dan kriminal di
tayangan Cekal.
5. Saya mengetahui informasi
hukum dan kriminal seputar
Lampung dari tayangan Cekal.
6. Saya mengetahui daerah
rawan kriminal dari tayangan
Cekal.
Pengaruh Terhadap Tingkat
Kecemasan
7. Saya merasa keringat menjadi
berlebih saat melewati jalan
sepi.
8. Saya merasa pusing ketika
pergi malam hari.
9. Saya tidak nafsu makan usai
melihat tayangan kriminal.
10. Saya mengalami tekanan
darah tinggi jika melihat orang
membawa pistol.
11. Saya cepat marah jika melihat
geng motor.
12 Saya susah tidur jika melihat
51

orang membawa senjata tajam.


13. Saya mudah lelah jika
beraktivitas malam hari.
 
14. Saya sensitif terhadap suara-
suara ketika pergi sendirian.
15. Saya sulit berkonsentrasi jika
ada yang mengikuti dari
belakang.
16. Saya canggung berdekatan
dengan orang bertato.
17. Saya gelisah dengan adanya
tindak kriminal.

18. Saya tidak percaya diri


berkomunikasi dengan laki-
laki bertindik.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data di
mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap
mengembalikan kepada peneliti.7 Menurut Sugiyono,

7
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 192.
52

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
 
Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas.

F. Teknik Pengolahan Data


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing
Editing merupakan tahap paling awal dari
pengolahan data. Pada tahap ini, yang dilakukan
adalah memeriksa daftar pertanyaan (kuesioner) yang
telah diisi oleh responden. Tujuan proses editing
adalah meminimalkan kesalahan yang mungkin
terjadi. Tahap editing meliputi:
a. Memeriksa kelengkapan jawaban.
b. Keterbacaan tulisan.
c. Kejelasan makna jawaban.
d. Konsistensi jawaban satu sama lain.8
2. Klasifikasi
Klasifikasi data adalah menggolongkan atau
mengelompokkan data yang berupa jawaban dari
pertanyaan terbuka.

8
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode
Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah
Sosial, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), Cet.Ke-1, h. 97.
53

3. Mengode data
Pada tahap ini, peneliti memberikan skor atau nilai
pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul bisa
 
berupa angka, kata, atau kalimat.
4. Penyusunan buku kode
Penyusunan buku kode (coding book) ini dibuat
untuk memudahkan pengolahan data. Coding book
berupa matriks yang memuat kolom dan baris.
5. Menghitung frekuensi
Setelah memasukkan data ke dalam lembar kerja
koding, langkah berikutnya adalah menghitung
frekuensi dari setiap item jawaban. Caranya dengan
memindahkan data yang telah dicatat pada lembar
kerja koding ke dalam tabel
6. Tabulasi
Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel
sehingga memudahkan para pembaca memahami
laporan penelitian. Tabulasi merupakan tahap akhir
dari proses pengolahan data yang berbentuk tabel
sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan
tampak lebih ringkas dan merangkum.9

G. Teknik Analisis data


Teknik analisis data merupakan proses
penyederhanaan suatu data untuk digambarkan atau
9
Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian
Kuantitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), Cet.Ke-2, h. 146.
54

diinterpretasikan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan


dengan pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur
pengaruh dari unsur-unsur pemberitaan hukum dan
 
kriminal di Cekal. Dalam mengukur data yang akan
diambil dari responden, peneliti menggunakan skala
pengukuran Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan.10
Dalam beberapa riset, Skala Likert dapat digunakan
dengan meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu
(undecided) karena kategori ragu-ragu memiliki makna
ganda. Disediakannya jawaban netral atau tengah-tengah
juga mengakibatkan responden akan cenderung memilih
jawaban di tengah-tengah, terutama bagi responden yang
ragu akan memilih jawaban yang mana. Selain itu,
disediakannya jawaban tengah-tengah akan
menghilangkan banyak data dalam penelitian, sehingga

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 136.
55

data yang diperlukan banyak yang hilang.11 Oleh karena


itu, peneliti hanya menggunakan empat pernyataan sikap
yang diungkapkan dengan kata-kata Sangat Setuju (SS),
 
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS).
Tabel 5. Skala Likert
Kategori Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan


yaitu statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk
riset eksplanatif yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua
atau lebih variabel. Statistik inferensial dibedakan antara
asosiatif dan komparatif, karena penelitian ini untuk mengukur
hubungan antara pengaruh tayangan dengan tingkat kecemasan,
maka peneliti menggunakan analisis hubungan (asosiatif).

1. Uji Validitas Data


Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur.

11
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 139.
56

Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Ada tiga tipe


validitas yang harus diketahui, yaitu:
a. Validitas Isi
 
Validitas isi memastikan bahwa skala item-item telah
cukup memasukkan sejumlah item yang representatif
dalam mencerminkan domain konsep.
b. Validitas Konsep/Konstruk
Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan di mana
skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep
yang diukur. Dengan kata lain, validitas ini
merupakan analisis butir kuesioner untuk
membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh
dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang
hendak diukur.
c. Validitas Kriteria
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan di
mana skala yang sedang digunakan mampu
memperkirakan suatu variabel yang dirancang sebagai
kriteria.12

Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya berbentuk


non test yaitu untuk mengukur sikap, oleh karena itu
instrumen non test yang digunakan cukup pada validitas
konstruksi.13

12
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 133.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 123.
57

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keterandalan ialah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
 
atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan
atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukut
dikatakan konsisten apabila untuk mengukur sesuatu
berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang
sama dalam kondisi yang sama.14
Penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha,
yaitu Jika hasil dari Cronbach Alpha >0,60 maka data
disebut reliabel. Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa
cronbach sebagai berikut:

[ ][ ]

Di mana rumus

rii = Reliabilitas instrumen


k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ = Jumlah butir pertanyaan
A = varians total

3. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi

14
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 132.
58

normal atau tidak.15 Dasar pengambilan keputusan dalam


uji normalitas data adalah:
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka
 
data tersebut berdistribusi normal.
b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
data tersebuut tidak berdistribusi normal.

4. Uji Koefisien Korelasi


Uji koefisien korelasi ini berfungsi untuk melihat
hubungan antara variabel pengaruh tayangan terhadap
variabel tingkat kecemasan. Guna mengetahui seberapa
besar koefisien determinasi, perlu menghitung
koefisiennya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
Pearson’s Correlation (Product Moment) sebagai
berikut16:

Di mana:
R = koefisien korelasi
N = jumlah individu dalam sampel
X = angka mentah untuk variabel X
Y = angka mentah untuk variabel Y

15
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah, h. 174.
16
Rachmat Kriyantono, Taknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta,
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 178.
59

Agar dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien


korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka
dapat berpedoman pada ketentuan pada tabel sebagai
 
berikut17:
Tabel 6. Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Kurang dari 0,20 Sangat Rendah


0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Kuat
lebih dari 0,90 Sangat Kuat

Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara terpaan


tayangan Cekal di iNews Lampung terhadap
tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara.
Ha: Terdapat hubungan antara terpaan tayangan
Cekal di iNews Lampung terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.

5. Uji Regresi Linear Sederhana


Uji regresi linear sederhana digunakan untuk
menganalisa hubungan linear antara satu variable

17
Rachmat Kriyantono, Taknik Praktis Riset Komunikasi, h.173.
60

independen dengan satu variabel dependen.18 Rumus uji


regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:19
Y = a + bX
 
Keterangan:
Y = variabel tidak bebas
X = variabel bebas
a = nilai konstan
b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen.
Nilai a dihitung dengan rumus:

Nilai b dihitung dengan rumus:

6. Uji Koefisien Determinasi


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahi
seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS,
koefisien determinasi terletak pada model summary dan
tertulis R square. Nilai R square diketahui baik jika di
atas 0,5 karena R square berkisar antara 0-1.

18
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009), h. 172.
19
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 185.
BAB IV

 
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Responden Penelitian


Pada penelitian ini, dari 100 angket yang tersebar
peneliti mendapatkan referensi mengenai identitas
responden yang peneliti klasifikasikan menjadi tiga bagian
yaitu identitas berdasarkan jenis kelamin, usia, dan
pekerjaan. Berikut data responden penelitian:

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 7. Data Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 35

Perempuan 65

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 3 Agustus 2018

Berdasarkan tabel 7 di atas terlihat bahwa identitas


responden berdasarkan jenis kelamin jumlahnya lebih
banyak perempuan dibanding laki-laki. Pada jenis kelamin

61
62

laki-laki terdapat 35 orang dan jenis kelamin perempuan


sebanyak 65 orang.

 
b. Berdasarkan Usia

Tabel 8. Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

17-20 19

21-25 62

>25 19

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 3 Agustus 2018

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa identitas


responden yang berusia 17-20 tahun berjumlah 19 orang,
usia 21-25 sebanyak 62 orang, dan usia >25 berjumlah 19
orang. Responden yang berusia 21-25 tahun merupakan
khalayak terbanyak dalam mengonsumsi berita Cekal di
iNews TV Lampung. Adapun identitas responden
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

c. Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah

Pelajar 2
63

Mahasiswa 62

Karyawan 10
swasta
 
Wiraswasta 10

Pegawai 7
Negeri Sipil
Lainnya 9

Jumlah 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 3 Agustus 2018

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa identitas


responden yang menempati posisi terbanyak yaitu
mahasiswa dengan jumlah 62 orang, kemudian karyawan
swasta 10 orang, wiraswasta 10 orang, pekerjaan lainnya 9
orang, pegawai negeri sipil 7 orang, dan pelajar 2 orang.

2. Deskripsi Data Responden Penelitian Berdasarkan


Penggunaan Media
Gambar 3. Frekuensi Menonton iNews Lampung Setiap
Hari

Sangat Setuju
10%
30% Setuju

57% Tidak Setuju

Sangat Tidak
setuju
64

Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa


sebanyak 10% dari responden sangat setuju untuk
menonton iNews Lampung setiap hari, 57% bersikap
 
setuju, 30% tidak setuju, dan 3% sangat tidak setuju.

Gambar 4. Frekuensi Menonton Cekal Setiap Hari

7%
Sangat Setuju
Setuju
44 45%
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat bahwa


masyarakat Lampung Utara yang memilih sangat setuju
untuk menonton Cekal setiap hari berjumlah 7%, setuju
45%, tidak setuju 44%, dan sangat tidak setuju 4%.

Gambar 5. Durasi Menonton Cekal Dari Awal Hingga


Akhir

4% Sangat Setuju

Setuju
44%
51%
Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju
65

Dari gambar 5, dapat diperoleh informasi bahwa


persentase yang paling tinggi adalah pilihan tidak setuju
untuk menonton Cekal dari awal hingga akhir dengan
 
nilai 51%, kemudian pernyataan setuju 44%, sangat setuju
4%, dan sangat tidak setuju 1%.
Gambar 6. Minat Menonton Berita Hukum dan Kriminal
di Tayangan Cekal

Sangat Setuju
18% 15%
Setuju

66% Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa


sebanyak 15% masyarakat Lampung Utara sangat setuju
pada pilihan sangat setuju, 66% setuju, 18% tidak setuju,
dan 1% sangat tidak setuju.

Gambar 7. Tahu Informasi Hukum dan Kriminal


Seputar Lampung Dari Tayangan Cekal

Sangat Setuju
24% 15%
Setuju

Tidak Setuju
61%
Sangat Tidak
Setuju
66

Berdasarkan gambar 7, sebanyak 61% masyarakat


Lampung Utara setuju jika mereka mengetahui informasi
hukum dan kriminal dari Cekal, 15% sangat setuju, 24%
 
tidak setuju, dan 0% untuk pilihan sangat tidak setuju.

Gambar 8. Tahu Daerah Rawan Tindak Kriminal


Dari Tayangan Cekal

17% 17%
Sangat Setuju
Setuju
66% Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Dari gambar 8 diperoleh informasi bahwa sebanyak


66% masyarakat Lampung Utara setuju jika mereka
mengetahui daerah rawan tindak kriminal dari tayangan
Cekal. Kemudian 17% bersikap sangat setuju, 17% tidak
setuju, dan 0% pada pilihan sangat tidak setuju.

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas


Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah butir pertanyaan atau kuesioner
dapat merepresentasikan atau mendefinisikan suatu
variabel penelitian. Suatu kuesioner dapat dikatakan
67

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu


mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Namun karena terdapat kesulitan
 
dalam mencari kriteria yang mirip, maka peneliti tidak
melakukan uji coba kuesioner. Guna mengetahui
signifikansi melalui r tabel, tahap pertama adalah
mencari df (degree of freedom) terlebih dahulu. Dalam
penelitian ini, sampel yang diteliti adalah 100 responden.

Df = N-nr
=100-2
= 98
Berdasarkan data instrumen variabel terpaan media
terdapat 6 butir pertanyaan dan instrumen variabel
tingkat kecemasan 12 pernyataan yang semuanya
dinyatakan valid. Pernyataan tersebut dinyatakan valid
dan tidak valid dilihat dari perbandingan t hitung dengan
t tabel yaitu 0,165. Jika t hitung sama besar atau lebih
besar dari t tabel, butir pernyataan dapat dinyatakan
valid, sedangkan jika t hitung lebih kecil dari t tabel
maka butir pernyataan dikatakan tidak valid. Namun jika
t hitung lebih kecil dari tabel namun dengan nilai yang
tidka jauh berbeda, maka butir pernyataan tetap dapat
dikatakan valid.
68

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Terpaan Tayangan

No Pernyataan r-hitung r-tabel Hasil


Instrumen
 

1 Saya menonton iNews Tv 0.78698 0,165 VALID


Lampung setiap hari.
2 Saya menonton tayangan 0.77692 0,165 VALID
Cekal setiap hari.
3 Saya menonton tayangan 0.73629 0,165 VALID
Cekal dari awal hingga akhir.
4 Saya tertarik menonton berita 0.75089 0,165 VALID
hukum dan kriminal di
tayangan Cekal.
5 Saya mengetahui informasi 0.76250 0,165 VALID
hukum dan kriminal seputar
Lampung dari tayangan
Cekal.
6 Saya mengetahui daerah 0.76561 0,165 VALID
rawan kriminal dari tayangan
Cekal.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 3 Agustus 2018
69

Tabel 11. Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kecemasan

7 Saya merasa keringat menjadi 0.69746 0,165 VALID


berlebih saat melewati jalan
 

sepi.
8 Saya merasa pusing ketika 0.62278 0,165 VALID
pergi malam hari.
9 Saya tidak nafsu makan usai 0.45393 0,165 VALID
melihat tayangan kriminal.
10 Saya mengalami tekanan 0.58023 0,165 VALID
darah tinggi jika melihat
orang membawa pistol.
11 Saya cepat marah jika melihat 0.57850 0,165 VALID
geng motor.
12 Saya susah tidur jika melihat 0.65085 0,165 VALID
orang membawa senjata
tajam.
13 Saya mudah lelah jika 0.57633 0,165 VALID
beraktivitas malam hari.
14 Saya sensitif terhadap suara- 0.74933 0,165 VALID
suara ketika pergi sendirian.
15 Saya sulit berkonsentrasi jika 0.60568 0,165 VALID
ada yang mengikuti dari
belakang.
16 Saya canggung berdekatan 0.74052 0,165 VALID
dengan orang bertato.
70

17 Saya gelisah dengan adanya 0.63271 0,165 VALID


tindak kriminal.

 
18 Saya tidak percaya diri 0.69103 0,165 VALID
berkomunikasi dengan laki-
laki bertindik.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 3 Agustus 2018

2. Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah adalah uji yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten.1 Alat untuk mengukur suatu kuesioner
merupakan indikator dari variabel konstruk. Suatu
konstruk dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.2
Pada penelitian ini, alat ukur yang telah dinyatakan
valid diuji reliabilitasnya dengan menggunakan program
SPSS 20. Jika hasil dari Cronbach Alpha >0,60, maka
butir pernyataan kuesioner dapat dikatakan reliabel.
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas tingkat kecemasan
masyarakat Lampung Utara pada usia di atas 17 tahun.

1
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), h.55)
2
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), Cet.ke-5,
h.47.
71

Tabel 12. Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach's N of Items
Alpha
.853 18
 
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20

Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai


Cronbach Alpha sebesar 0,853 yang berarti lebih besar
dari 0,6 sehingga kuesioner dapat dikatakan reliabel.

C. Analisis Data Penelitian

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov


Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak.

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov


Unstandardized
Residual
N 100

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 5.24617051
Absolute .079
Most Extreme Differences Positive .079
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .787
Asymp. Sig. (2-tailed) .565

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20

Berdasarkan tabel uji normalitas Kolmogorov-


Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
uji normalitas adalah sebesar 0,565. Nilai tersebut
72

lebih besar dari Cronbach Alpha 0,05 maka


dinyatakan terdistribusi normal.

2. Uji Koefisien Korelasi


 

Uji koefisien korelasi adalah uji yang ditujukan untuk


melihat apakah ada hubungan antara variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y).
Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara terpaan
tayangan Cekal di iNews Lampung terhadap
tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara.
Ha: Terdapat hubungan antara terpaan tayangan
Cekal di iNews Lampung terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.

Tabel 14. Hasil Uji Koefisien Korelasi


Terpaan Tingkat
Tayangan Kecemasan
Pearson *
U 1 .198
Correlation
Terpaan nTayangan
Sig. (2-tailed) .049
t N 100 100
u Pearson *
.198 1
k Correlation
Tingkat Kecemasan
Sig. (2-tailed) .049

N 100 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunaka Aplikasi SPSS 20


G
Guna menguji hipotesis di atas dapat dilihat dari hasil
teknik analisis Pearson’s Correlation (Product Moment)
73

menggunakan software SPSS. Jika nilai sig > 0,05 (nilai


sig lebih besar dari 0,05) maka Ho diterima. Jika nilai sig
< 0,05 (nilai sig lebih kecil dari 0,05) maka Ho ditolak.
 
Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,049 yang berarti Ho ditolak
atau terdapat hubungan antara variabel terpaan tayangan
terhadap tingkat kecemasan. Besar hubungan pada hasil
uji korelasi Pearson sebesar 0,198 yang berarti hubungan
antara terpaan tayangan terhadap tingkat kecemasan
berada pada level sangat rendah seperti yang terlihat pada
tabel 15.

Tabel 15. Interpretasi Terhadap Hasil Koefisien


Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Kurang dari 0,20 Sangat Rendah


0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Kuat
lebih dari 0,90 Sangat Kuat

Angka koefisien korelasi pada hasil di atas bernilai


positif yaitu 0,198, sehingga hubungan kedua variabel
tersebut bersifat searah. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa semakin tinggi menonton tayangan Cekal, maka
tingkat kecemasan masyarakat juga akan meningkat.
74

3. Analisis Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi sederhana digunakan dalam
penelitian ini dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis
 
mengenai ada atau tidaknya pengaruh variabel pengaruh
tayangan terhadap tingkat kecemasan.

Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana


Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) 27.338 3.071 8.901 .000


1
Terpaan Tayangan .365 .183 .198 1.997 .049

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20

Berdasarkan tabel 16, diperoleh nilai signifikansi


sebesar 0,049 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel pengaruh tayangan (X) berpengaruh terhadap
variabel tingkat kecemasan (Y). Pada nilai konstanta
sebesar 27,338 mengandung arti bahwa rata-rata nilai
kecemasan masyarakat adalah sebesar 0,365. Koefisien
regresi sebesar 0,365 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% nilai pengaruh tayangan, maka nilai
tingkat kecemasan bertambah 0,365. Koefisien regresi
tersebut bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa
arah pengaruh variabel Pengaruh Tayangan (X) terhadap
Tingkat Kecemasan (Y ) adalah positif.
75

Berdasarkan tabel 16 didapat sebuah persamaan


yaitu:
Y = a + bX
 
Y = 27,338 + 0,365X

4. Uji Koefisien Determinasi


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen.

Tabel 17. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .198 .039 .029 5.273

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20

Berdasarkan output tersebut diperoleh koefisien


determinasi (R Square) sebesar 0,039 yang
mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel
bebas (pengaruh tayangan) terhadap variabel terikat
(tingkat kecemasan) adalah sebesar 3,9% yang dapat
dikatakan sangat rendah. Sedangkan sisanya 96,1%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang
digunakan oleh peneliti.
BAB V
PENUTUP
 

A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan survey dan analisis data
tentang pengaruh terpaan tayangan Cekal di iNews
Lampung terhadap tingkat kecemasan masyarakat
Lampung Utara dan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sesuai dengan asumsi teori perbedaan individu yang
menyatakan bahwa efek media yang diterima antar
satu dengan yang lainnya berbeda, pada penelitian ini
masing-masing pendapat responden adalah berbeda.
Melalui perhitungan rumus Pearson’s Correlation
(Product Moment), diperoleh angka 0,198. Nilai
0,198 yang berkisar antara 0,00-0,20 menunjukkan
bahwa hubungan antara menonton tayangan Cekal di
iNews Lampung terhadap tingkat kecemasan
masyarakat Lampung Utara berada pada level sangat
rendah.
2. Hasil uji regresi linear sederhana adalah sebesar 0,049
< 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara menonton tayangan Cekal terhadap tingkat
kecemasan masyarakat Lampung Utara.
3. Sedangkan hasil uji koefisien determinasi adalah
sebesar 0,039, angka tersebut mengindikasikan bahwa

76
77

terpaan tayangan Cekal di iNews Lampung mampu


menjelaskan bahwa kecemasan masyarakat Lampung
Utara sebesar 3,9%.
 

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas,
maka saran yang dapat diberikan dalam skripsi ini yaitu:
1. Saran Akademis
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan yang ada pada penelitian ini. Peneliti
berharap penelitian mengenai teori perbedaan individu
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perlu diperluas
atau diperbanyak lagi melihat sedikitnya penelitian
yang menggunakan teori tersebut. Pembahasan terkait
teori perbedaan individu maupun teori kecemasan juga
menarik untuk dikaji guna melihat efek atau pengaruh
yang dapat ditimbulkan oleh media. Selain itu, subjek
yang diteliti juga lebih bervariasi lagi baik dari segi
usia, pekerjaan, ataupun pendidikan.

2. Saran Praktis
Meskipun tingkat kecemasan yang dialami berada
pada tingkat yang sangat rendah, namun khalayak
harus tetap memerhatikan setiap tayangan dan media
yang dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Az-zahroni, Said, dan Musfir, Konseling Terapi, Jakarta: Gema


 

Insani, 2005.
Bungin, Burhan Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Perdana Media
Group, 2008.
Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005.

Djuraid, Husnun N, Panduan Menulis Berita, Malang: UPT


Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2012.

Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17,


Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009.

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,


Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program


IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2011.

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:


Kencana Prenadamedia Group, 2006.
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa Analisis Interaktif
Budaya Massa, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid, Teori


Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

78
79

Mutmainah, Siti dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi,


(Jakarta: Universitas Terbuka, 2005.

Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali, Metode Penelitian


 

Kuantitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2015.

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2007.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,


dan Karya Ilmiah, Jakarta: Prenadamedia Group, 2011.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode


Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan
Masalah-masalah Sosial, Yogyakarta: Gava Media, 2017.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2012.

Sentosa, Singgih, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara


Profesional, Jakarta: PPM, 2002.

Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi


Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS,
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),
Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D,


Bandung: Alfabeta, 2014.
80

Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan


Feature, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006.

Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Bogor : Ghalia


 

Indonesia, 2011.
Tim MGBK, Bahan Dasar Untuk Pelayan Konseling Pada
Satuan Pendidikan Menengah, Jakarta: Grasindo, 2010.

Karya Ilmiah

Andri dan Yenni Dewi, “Teori Kecemasan Berdasarkan


Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan
terhadap Kecemasan”. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.57,
No.7, 2007.

Dewi, Mustika, eJornal Ilmu Komunikasi, vol, no 4, 2013.

Ratih, Ni Komang, Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap


Koping Siswa SMUN 16 dalam Menghadapi Ujian Nasional,
(Skripsi Sarjana Keperawatan, Universitas Indonesia, 2012).

Website

https://id.wikipedia.org/wiki/INews_TV_Lampung

http://etheses.uin-malang.ac.id/1474/6/08410096_Bab_2.pdf

https://library.binus.ac.id/eColls/eT hesisdoc/Bab2/2011-2-
00490-mc%202.pdf
 
KUESIONER PENELITIAN

Dalam rangka memperoleh data skripsi saya yang berjudul


“Pengaruh
 
Terpaan Tayangan Cekal di iNews Lampung
Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Lampung Utara”, saya
meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden penelitian
saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan dan identitas responden. Atas
bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya
Ria Umala Idayanti (11140510000005)
Program Studi Jurnalistik

A. Data Responden (lingkari jawaban yang sesuai dengan


identitas Anda)
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia : a. 17-20 b. 21-25 c.>25
4. Pekerjaan : a. Pelajar
b. Mahasiswa
c. Karyawan Swasta
d. Wiraswasta
e. Pegawai Negeri Sipil
f. lainnya
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pilihan
jawaban.
 
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia.
3. Berikan tanda check list (√) pada tabel penilaian yang
paling sesuai dengan pilihan Anda.
Keterangan :
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
4. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah,
oleh karena itu mohon dijawab secara jujur. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.

Frekuensi, Durasi, dan Atensi

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menonton iNews


Lampung setiap hari.
2. Saya menonton tayangan Cekal
setiap hari.
3. Saya menonton tayangan Cekal
dari awal hingga akhir.
4. Saya tertarik menonton berita
hukum dan kriminal di
tayangan Cekal.
5. Saya mengetahui informasi
hukum dan kriminal seputar
 
Lampung dari tayangan Cekal.
6. Saya mengetahui daerah rawan
kriminal dari tayangan Cekal.
Pengaruh Terhadap Tingkat
Kecemasan
7. Saya merasa keringat menjadi
berlebih saat melewati jalan sepi.
8. Saya merasa pusing ketika pergi
malam hari.
9. Saya tidak nafsu makan usai
melihat tayangan kriminal.
10. Saya mengalami tekanan darah
tinggi jika melihat orang
membawa pistol.
11. Saya cepat marah jika melihat
geng motor.
12 Saya susah tidur jika melihat
orang membawa senjata tajam.
13. Saya mudah lelah jika
beraktivitas malam hari.
14. Saya sensitif terhadap suara-
suara ketika pergi sendirian.
15. Saya sulit berkonsentrasi jika
ada yang mengikuti dari
belakang.
16. Saya canggung berdekatan
 
dengan orang bertato.
17. Saya gelisah dengan adanya
tindak kriminal.
18. Saya tidak percaya diri
berkomunikasi dengan laki-laki
bertindik.
Tingkat kecemasan

B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18


R1 3 2 2 3 4 2 3 4 4 3 4 2 36
 
R2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 45
R3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 44
R4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 34
R5 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 28
R6 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 33
R7 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 40
R8 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 2 34
R9 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 44
R10 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 36
R11 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 32
R12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 25
R13 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 29
R14 2 2 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 32
R15 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 29
R16 2 2 3 3 2 4 3 4 4 3 2 2 34
R17 4 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 30
R18 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 38
R19 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2 30
R20 2 2 4 1 4 3 2 2 3 3 4 1 31
R21 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 33
R22 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 37
R23 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 30
R24 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 28
R25 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 34
R26 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 34
R27 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 24
R28 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 31
R29 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38
R30 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 38
R31 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 33
R32 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 36
R33 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 31
R34 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 25
R35 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 44
R36 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 2 38
R37 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 29
R38 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 29
 
R39 3 2 4 2 2 4 2 4 2 2 3 4 34
R40 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 32
R41 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 42
R42 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 31
R43 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 43
R44 3 2 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 32
R45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
R46 3 2 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 36
R47 3 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 2 26
R48 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 4 2 31
R49 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 29
R50 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 35
R51 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 33
R52 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 33
R53 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 2 36
R54 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 28
R55 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 33
R56 2 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 30
R57 4 4 4 1 1 4 4 4 3 4 4 3 40
R58 4 3 1 2 3 2 4 3 4 4 4 3 37
R59 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
R60 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 41
R61 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 28
R62 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 35
R63 3 4 1 2 2 1 3 4 4 4 4 4 36
R64 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
R65 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 32
R66 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 34
R67 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 28
R68 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 26
R69 2 1 1 3 2 4 2 3 3 4 4 4 33
R70 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 28
R71 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 31
R72 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 39
R73 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 32
R74 3 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 37
R75 2 2 2 3 4 4 2 3 3 3 4 2 34
 
R76 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 29
R77 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 32
R78 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 27
R79 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 32
R80 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 40
R81 3 1 1 1 3 2 2 2 3 3 3 2 26
R82 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 4 2 25
R83 3 3 1 1 2 3 4 4 4 2 3 2 32
R84 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42
R85 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4 2 34
R86 3 1 1 2 3 2 3 4 4 3 4 3 33
R87 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 41
R88 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 28
R89 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 31
R90 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
R91 3 3 2 1 4 4 2 4 4 3 4 4 38
R92 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 33
R93 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 40
R94 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 41
R95 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 39
R96 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 34
R97 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 38
R98 3 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 37
R99 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 34
R100 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 35
0.697465 0.622784 0.453937 0.580237 0.578501 0.650859 0.576332 0.74933 0.60568 0.740523 0.632715 0.691039
0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165 0.165
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Anda mungkin juga menyukai