Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teknik (9 Metode) Analisis


Setelah diuraikan dengan singkat tentang pendekatan ilmu
ekonomi terhadap program kesehatan maka pada uraian selanjutnya akan
dibahas lebih terinci tentang metode analisis ekonomi tersebut. Sementara
itu pembahasan cost minimisasi akan digabung dengan pembahasan cost-
effectiveness analysis mengingat sering dipahami secara sama, meskipun
sebenarnya keduanya mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya.
Pembahasan metode analisis tersebut akan diawali oleh metode analisis
secara menyeluruh. Dalam hal ini cost analysis merupakan analisis yang
parsial, sedangkan cost benefit analysis dan cost effectiveness analysis
adalah analisis menyeluruh.

2. Analisis Biaya (Cost Analysis)


Dalam menganalisis biaya dari sistem pelayanan kesehatan, para
ekonom seringkali mengukut nilai dari sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan tingkat pelayanan tertentu. Untuk mengukur hasilnya,
Cohen (1967) menggunakan indeks tertimbang dari beberapa ukuran
tingkat pelayanan tertentu termasuk jumlah hari di rumah sakit, tata cara
sinar x, tes laboratorium jumlah sakit, tata cata operasi. Leslie (1978)
membahas jumlah dan luasnya pendengar sebagai ukuran dari daya
jangkau atau tingkat pelayanan dari program-program pendidikan
kesehatan.
Kesulitan utama dari pengukuran-pegukuran tingkat pelayanan ini
adalah tidak adanya atau pengaruh dari pelayanan tersebut. Oleh
karenanya tingkat pelayanan harus dipandang sebagai petunjuk untuk
membahas biaya. Di dalam ilmu ekonomi, pembahasan biaya harus dilihat
sebagai opportunity cost untuk suatu hasil merupakan pengorbanan atas
kesempatan untuk memproduksi barang lain dengan penggunaan tenaga
kerja dan sumber daya yang sama.
Dalam mengukur opportunity cost usaha diarahkan untuk menilai
nilai sosial dari sumber daya tersebut dalam berbagai alternatif investasi.
Oleh karenanya, bila sukarelawan dipakai dalam sistem kesehatan, perlu
ditentukan nilai dari orang-orang ini. Seperti juga, suatu nilai harus
diberikan untuk barang-barang fisik yang dihibahkan. Sebagai tambahan,
perlu ditentukan pula nilai atas wktu yang dipakai pasien dalam
menggunakan fasilitas pendidikan kesehatan.. meskipun demikian, karena
sulit untuk menentukan nilai sosial yang dinyatakan melalui alternatif
penggunaan sumber daya, merupakan hal yang lumrah untuk
menggunakan harga pasar, yang diharapkan dapat mencerminkan
opportunity cost dalam perekonomian yang bersifat persaingan sempurna.
Sering digunakan upah yang diterima seorang pekerja dalam
aktivitas kerjanya yang normal atau kemampuan yang biasa untuk
menghitung nilai sebagai sukarelawan dan waktu yang digunakan pasien.
Masalah struktur utama yang dihadapi dalam analisis seperti ini adalah
bahwa pengambil keputusan, dalam sektor swasta atau negara seringkali
menganggap hanya harga pasar dari sumber daya tersebut yang harus
dibayar melalui anggaran yang mereka kuasai. Hal pertama yang
umumnya dikeluarkan dari setiap analisis semacam ini adalah waktu yang
digunakan pasien. Hal ini membawa pada suatu model yang hanya
memusatkan pada dokter dengan tarif tinggi dan penggunaan dari fasilita
kesehatan. Berarti, ada hal penting yang terlupakan, yaitu waktu dari
pasien itu sendiri yang mungkin sangat berharga, khususnya bila dia
miskin. Sementara itu Acton (1973) di dalam penelitian nya menemukan
juga kasus yang menyebutkan bahwa masyarakat yang berbeda pada
golongan berpendapatan tinggi jug sangat sensitif terhadap waktu. Artinya
bila pelayanan kesehatan yang dia perlukan ternyata menyita banyak
waktunya makan akan terjadi pemilihan pusat kesehatan yang lebih cepat
pelayanannya. Sehingga dari sinilah sektor swasta mengambil manfaat
dari situasi seperti ini. Sektor swasta lebih melihat kepada masyarakat
dengan potensial kemampuan membayar (ability to pay) dan menyediakan
fasilitas kepada golongan tersebut.

3. Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis)


Kebanyakan ekonom menyatakan bahwa suatu penilaian kurang
lengkap bila usaha untuk melihat penggunaan sumber daya dan hasil yang
didapatnya tidak dinyatakan dalam nilai uang. Analisis biaya manfaat
(CBA) merupakan suatu alat yang paling penting untuk membantu
pengambilan keputusan untuk dapat melakukan allocative efficiency
(Mooney, 1986).
Pada dasarnya CBA menawarkan perbandingan antara seluruh
biaya dan manfaat dari suatu program yang dibiayai dari dana masyarakat.
Biaya yang dikeluarkan termasuk juga rencana pengeluaran yang terlihat
dalam anggaran. Sedangkan manfaat didapat bila kerugian di masa datang
bisa dicegah karena keberhasilan dari program tersebut. Karena manfaat
dari program-program kesehatan tidak lain dari biaya yang bisa dicegah
bila program tersebut berhasil, beberapa penulis (Mushkin and Collins,
1959) menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin saja diperoleh dengan
menghitung biaya ekonomi dari suatu penyakit.
Oleh karena efek atau dampak dari suatu program itu baru dapat
terlihat setelah beberapa lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat program
tersebut harus disesuaikan mengingat nilainya berubah menurut perjalanan
waktu. Dalam hal ini digunakan cara discounting. Discounting adalah cara
penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang saat ini
dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap tahun.
Untuk ini dipergunakan discount rate disesuaikan dengan interest rate
atau suku bunga yang berlaku dalam peminjaman uang.
4. Langkah-langkah Cost Benefit Analysis
Secara ringkas, langkah-langkah yang dilakukan dalam CBA
adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi para pengambilan keputusan
Langkah ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan
dilibatkan dalam proses CBA, terutama untuk memberikan penilaian
terhadap dampak suatu program atau alternatif kebijaksanaan secara
menyeluruh.
b. Identifikasi alternatif-alternatif
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas alternatif-
alternatif apa yang tersedia di hadapan pengambilan keputusan,
sehingga dapat dibandingkan baik biaya maupun manfaat dari masing-
masing alternatif tersebut.
c. Transformasi dampak ke dalam nilai moneter
Semua biaya manfaat selanjutnya harus ditransformasikan ke
dalam bentuk uang. Di sini masalah-masalah sering timbul, misalnya
bagaimana menilai lama hidup seseorang, atau kebisingan lalu lintas,
diukur dalam nilai uang.
f. Discounting
Oleh karena efek (dampak) suatu program biasanya berlangsung
lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan, oleh
karena nilainya memang berubah menurut perjalanan waktu. Hal ini
dilakukan dengan tindakan discounting, yakni dengan menggunakan
discount rate yang sesuai.
g. Penafsiran hasil Cost Benefit Analysis
Hasil perhitungan biaya dan manfaat selanjutnya ditafsirkan
dengan melakukan perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim
dipakai, yakni:
Menghitung manfat bersih (net benefit) program bersangkutan:
a. Menghitung Net Value (NPV)
b. Menghitung Internet Rate of Retern (IRR).

Anda mungkin juga menyukai