Setelah diuraikan dengan singkat tentang pendekatan ilmu ekonomi terhadap program kesehatan maka pada uraian selanjutnya akan dibahas lebih terinci tentang metode analisis ekonomi tersebut. Sementara itu pembahasan cost minimisasi akan digabung dengan pembahasan cost- effectiveness analysis mengingat sering dipahami secara sama, meskipun sebenarnya keduanya mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. Pembahasan metode analisis tersebut akan diawali oleh metode analisis secara menyeluruh. Dalam hal ini cost analysis merupakan analisis yang parsial, sedangkan cost benefit analysis dan cost effectiveness analysis adalah analisis menyeluruh.
2. Analisis Biaya (Cost Analysis)
Dalam menganalisis biaya dari sistem pelayanan kesehatan, para ekonom seringkali mengukut nilai dari sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan tingkat pelayanan tertentu. Untuk mengukur hasilnya, Cohen (1967) menggunakan indeks tertimbang dari beberapa ukuran tingkat pelayanan tertentu termasuk jumlah hari di rumah sakit, tata cara sinar x, tes laboratorium jumlah sakit, tata cata operasi. Leslie (1978) membahas jumlah dan luasnya pendengar sebagai ukuran dari daya jangkau atau tingkat pelayanan dari program-program pendidikan kesehatan. Kesulitan utama dari pengukuran-pegukuran tingkat pelayanan ini adalah tidak adanya atau pengaruh dari pelayanan tersebut. Oleh karenanya tingkat pelayanan harus dipandang sebagai petunjuk untuk membahas biaya. Di dalam ilmu ekonomi, pembahasan biaya harus dilihat sebagai opportunity cost untuk suatu hasil merupakan pengorbanan atas kesempatan untuk memproduksi barang lain dengan penggunaan tenaga kerja dan sumber daya yang sama. Dalam mengukur opportunity cost usaha diarahkan untuk menilai nilai sosial dari sumber daya tersebut dalam berbagai alternatif investasi. Oleh karenanya, bila sukarelawan dipakai dalam sistem kesehatan, perlu ditentukan nilai dari orang-orang ini. Seperti juga, suatu nilai harus diberikan untuk barang-barang fisik yang dihibahkan. Sebagai tambahan, perlu ditentukan pula nilai atas wktu yang dipakai pasien dalam menggunakan fasilitas pendidikan kesehatan.. meskipun demikian, karena sulit untuk menentukan nilai sosial yang dinyatakan melalui alternatif penggunaan sumber daya, merupakan hal yang lumrah untuk menggunakan harga pasar, yang diharapkan dapat mencerminkan opportunity cost dalam perekonomian yang bersifat persaingan sempurna. Sering digunakan upah yang diterima seorang pekerja dalam aktivitas kerjanya yang normal atau kemampuan yang biasa untuk menghitung nilai sebagai sukarelawan dan waktu yang digunakan pasien. Masalah struktur utama yang dihadapi dalam analisis seperti ini adalah bahwa pengambil keputusan, dalam sektor swasta atau negara seringkali menganggap hanya harga pasar dari sumber daya tersebut yang harus dibayar melalui anggaran yang mereka kuasai. Hal pertama yang umumnya dikeluarkan dari setiap analisis semacam ini adalah waktu yang digunakan pasien. Hal ini membawa pada suatu model yang hanya memusatkan pada dokter dengan tarif tinggi dan penggunaan dari fasilita kesehatan. Berarti, ada hal penting yang terlupakan, yaitu waktu dari pasien itu sendiri yang mungkin sangat berharga, khususnya bila dia miskin. Sementara itu Acton (1973) di dalam penelitian nya menemukan juga kasus yang menyebutkan bahwa masyarakat yang berbeda pada golongan berpendapatan tinggi jug sangat sensitif terhadap waktu. Artinya bila pelayanan kesehatan yang dia perlukan ternyata menyita banyak waktunya makan akan terjadi pemilihan pusat kesehatan yang lebih cepat pelayanannya. Sehingga dari sinilah sektor swasta mengambil manfaat dari situasi seperti ini. Sektor swasta lebih melihat kepada masyarakat dengan potensial kemampuan membayar (ability to pay) dan menyediakan fasilitas kepada golongan tersebut.
3. Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis)
Kebanyakan ekonom menyatakan bahwa suatu penilaian kurang lengkap bila usaha untuk melihat penggunaan sumber daya dan hasil yang didapatnya tidak dinyatakan dalam nilai uang. Analisis biaya manfaat (CBA) merupakan suatu alat yang paling penting untuk membantu pengambilan keputusan untuk dapat melakukan allocative efficiency (Mooney, 1986). Pada dasarnya CBA menawarkan perbandingan antara seluruh biaya dan manfaat dari suatu program yang dibiayai dari dana masyarakat. Biaya yang dikeluarkan termasuk juga rencana pengeluaran yang terlihat dalam anggaran. Sedangkan manfaat didapat bila kerugian di masa datang bisa dicegah karena keberhasilan dari program tersebut. Karena manfaat dari program-program kesehatan tidak lain dari biaya yang bisa dicegah bila program tersebut berhasil, beberapa penulis (Mushkin and Collins, 1959) menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin saja diperoleh dengan menghitung biaya ekonomi dari suatu penyakit. Oleh karena efek atau dampak dari suatu program itu baru dapat terlihat setelah beberapa lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat program tersebut harus disesuaikan mengingat nilainya berubah menurut perjalanan waktu. Dalam hal ini digunakan cara discounting. Discounting adalah cara penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap tahun. Untuk ini dipergunakan discount rate disesuaikan dengan interest rate atau suku bunga yang berlaku dalam peminjaman uang. 4. Langkah-langkah Cost Benefit Analysis Secara ringkas, langkah-langkah yang dilakukan dalam CBA adalah sebagai berikut: a. Identifikasi para pengambilan keputusan Langkah ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan dilibatkan dalam proses CBA, terutama untuk memberikan penilaian terhadap dampak suatu program atau alternatif kebijaksanaan secara menyeluruh. b. Identifikasi alternatif-alternatif Langkah ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas alternatif- alternatif apa yang tersedia di hadapan pengambilan keputusan, sehingga dapat dibandingkan baik biaya maupun manfaat dari masing- masing alternatif tersebut. c. Transformasi dampak ke dalam nilai moneter Semua biaya manfaat selanjutnya harus ditransformasikan ke dalam bentuk uang. Di sini masalah-masalah sering timbul, misalnya bagaimana menilai lama hidup seseorang, atau kebisingan lalu lintas, diukur dalam nilai uang. f. Discounting Oleh karena efek (dampak) suatu program biasanya berlangsung lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan, oleh karena nilainya memang berubah menurut perjalanan waktu. Hal ini dilakukan dengan tindakan discounting, yakni dengan menggunakan discount rate yang sesuai. g. Penafsiran hasil Cost Benefit Analysis Hasil perhitungan biaya dan manfaat selanjutnya ditafsirkan dengan melakukan perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim dipakai, yakni: Menghitung manfat bersih (net benefit) program bersangkutan: a. Menghitung Net Value (NPV) b. Menghitung Internet Rate of Retern (IRR).