Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adi Efendi

Nim : 19482013002

A. Sistem endokrin meliputi


1. Reseptor yang berperan untuk mendeteksi proses regulasi dalam tubuh
2. Integrator (dapat berupa neuron, kelenjar endokrin
3. Organ efektor yang yang selanjutnya menyampaikan pesan di dalam sel
4. Hormon yang bertugas menyampaikan pesan (Hanya untuk organ tertentu atau
spesifik)
Ikatan antara hormon dan Reseptor akan mencetuskan suatu rantai kerja sesuai dengan respon
yang dinginkan

B. Klasifikasi hormon
1. Peptida/protein
a. merupakan pengelompokan terbesar dan diarahkan oleh mRNA pada endoplasmic
reticulum, sebagian besar dibentuk sebagai pro hormon, kemudian peptida itu
selanjutnya di aparatus golgi membentuk hormon
b. Di sekresikan oleh sebagian besar kelenjar endokrin
2. Amina
a. Derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medula
kelenjar adrenal (cetecholamines)
3. Steroid
a. Berasal dari kolesterol dan disekresi oleh korteks adrenal vertebrata dan pada
mamalia juga oleh manusia

C. Hubungan Kadar TSH dengan Profil Lipid


1. Hubungan kadar TSH dengan profil lipid (kadar kolesterol, kadar LDL, kadar HDL
dan kadar trigliserida) pada WUS, yaitu antara lain :
a. Hubungan Kadar TSH dengan Kadar Kolesterol Total
Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar hipofisis atau pituitari. Ketika hormon tiroid yang beredar didalam darah
menurun maka TSH akan banyak dikeluarkan. Sebaliknya, jika kebanyakan
hormon tiroid maka pembentukan TSH akan dikurangi (Hans, 2011).
b. Hubungan Kadar TSH dengan Kadar HDL
Kadar TSH yang rendah memicu kadar HDL menjadi tinggi, hal ini dikarenakan
saat kadar TSH menurun maka kadar FT4 cenderung naik, sehingga metabolisme
meningkat dan pembakaran akan ikut meningkat, kadar kolesterol total dalam
darah akan ikut menurun, sedangkan HDL yang merupakan kolesterol baik akan
cenderung naik (Luboshitzky, 2002).
c. Hubungan Kadar TSH dengan kadar LDL
LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol merupakan salah satu jenis kolesterol
yang bersifat buruk atau merugikan (kolesterol jahat). Hipertiroidisme
meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis hati demikian pula absorpsi
glukosa usus dengan demikian, hipertiroidisme akan mengeksaserbasi diabetes
melitus primer. Sintesis dan degradasi kolesterol keduanya meningkat oleh
hormon tiroid. Efek yang terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh suatu
peningkatan dari reseptor low-density lipoprotein (LDL) hati, sehingga kadar
kolesterol menurun dengan aktivitas tiroid yang berlebihan. Lipolisis juga
meningkat, melepaskan asam lemak dan gliserol, sebaliknya kadar kolesterol
meningkat pada hipotiroidisme.
d. Hubungan Kadar TSH dengan Kadar Trigliserida
TSH adalah hormon terpenting dalam pengaturan fungsi tiroid, hormon ini
disekresi hipofisis anterior. Sekresi TSH meninggi bila kadar tiroksin bebas dalam
darah menurun, suhu rendah, dan bila ada perangsangan dari hipotalamus
misalnya perangsang psikis atau akibat faktor pelepas tirotropin (TRP). Sekresi
TSH menurun bila kadar tiroksin bebas dalam darah meninggi, kepanasan dan
stres. Dalam keadaan stres sekresi epinefrin dan glukokortikoid meninggi (Hans,
2011).

Luboshitzky R, Aviv A, Herer P. 2002. Risk Factors for Eardiovascular Disease in


Women with Subclinical Hypothyroidism. Endocrine Institute, Haemek Medical
Center. Israel

Hans Tandra. 2011. Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Tiroid. PT Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

D. Faktor Risiko Gangguan Sistem Endokrin


Ada banyak faktor risiko yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin,
yaitu:
2. Meningkatnya kadar kolesterol.
3. Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.
4. Inaktivitas.
5. Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.
6. Pola makan yang tidak baik.
7. Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).
8. Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.

E. Penyebab Gangguan Sistem Endokrin


Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:
1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang
disebut ketidakseimbangan hormon.
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau
tidak memengaruhi kadar hormon.

F. Gejala Gangguan Sistem Endokrin


1. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:
a. Haus atau lapar yang berlebih.
b. Kelelahan.
c. Sering buang air kecil.
d. Mual dan muntah.
e. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
f. Perubahan pada penglihatan.
2. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama
pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:
a. Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.
b. Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak
c. Perubahan struktur tulang muka.
d. Nyeri pada tubuh dan sendi.
e. Suara yang dalam.
f. Kelelahan dan kelemahan.
g. Sakit kepala.
h. Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
i. Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
j. Sleep apnea.
k. Gangguan pada penglihatan.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron akibat
kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:
a. Depresi.
b. Diare.
c. Kelelahan.
d. Sakit kepala.
e. Hiperpigmentasi pada kulit.
f. Hipoglikemia.
g. Nafsu makan rendah.
h. Tekanan darah rendah.
i. Periode menstruasi yang terlewat.
j. Mual dengan atau tanpa muntah.
k. Ingin mengonsumsi garam.
l. Penurunan berat badan.
m. Kelemahan.
4. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:
a. Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).
b. Diskolorasi kulit seperti memar.
c. Kelelahan.
d. Merasa sangat haus.
e. Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
f. Sering buang air kecil.
g. Gula darah tinggi (hiperglikemia).
h. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
i. Mudah marah dan perubahan mood.
j. Obesitas pada bagian atas tubuh.
k. Wajah bundar.
l. Kelemahan.
5. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan
produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:
a. Mata menonjol.
b. Diare.
c. Kesulitan tidur.
d. Kelelahan dan kelemahan.
e. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
f. Intoleransi terhadap panas.
g. Detak jantung yang tidak teratur.
h. Mudah marah dan perubahan mood.
i. Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
j. Kulit yang tebal atau merah pada betis.
k. Tremor.
l. Penurunan berat badan.
6. Hashimoto’s Thyroiditis
Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem imun
yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.
Gejalanya meliputi:
a. Intoleransi terhadap dingin.
b. Konstipasi.
c. Rambut kering dan rontok.
d. Kelelahan.
e. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
f. Nyeri sendi dan otot.
g. Periode menstruasi yang terlewat.
h. Detak jantung yang melambat.
i. Pertambahan berat badan.
7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif.
Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:
a. Diare.
b. Kesulitan tidur.
c. Kelelahan.
d. Goiter.
e. Intoleransi terhadap panas.
f. Mudah marah dan perubahan mood.
g. Detak jantung yang cepat (takikardia).
h. Tremor.
i. Penurunan berat badan tanpa penyebab.
j. Kelemahan.
8. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu
sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:
a. Intoleransi terhadap dingin.
b. Sembelit.
c. Menurunnya produksi keringat.
d. Rambut kering.
e. Kelelahan.
f. Goiter.
g. Nyeri pada sendi dan otot.
h. Periode menstruasi yang terlewat.
i. Detak jantung yang melambat.
j. Muka membengkak.
k. Kenaikan berat badan.
9. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan
hormon prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat
menyebabkan berbagai gejala, seperti:
a. Disfungsi ereksi.
b. Kemandulan.
c. Kehilangan libido.
d. Periode menstruasi yang terlewat.
e. Produksi ASI tanpa penyebab.

G. Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin


Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk
menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat
dilakukan untuk membantu menunjukkan lokasi bintil atau tumor.

H. Pengobatannya
Apabila gejala gangguan sistem endokrin mulai mengganggu, gejala tersebut umumnya
dapat diatasi dengan memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Ini sering dilakukan
melalui pemberian hormon sintesis. Pada kasus prolaktinoma (ketika tumor non-kanker
menyebabkan gejala) operasi atau terapi radiasi dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Tidak jarang diagnosis dan perawatan penyebab gangguan endokrin dapat mengatasi
gejala

Anda mungkin juga menyukai