Identitas Kelas Mata : Teknologi Pengelolaan Penyakit Kuliah Kelas : Kelas A Materi : 9 Minggu ke
Identias Mahasiswa Nama : Mohamad Hafidh Adityawan NIM : 134180202
Jawaban: (Jawaban dari materi yang sama dan digabung pada
file yang sama) 1. Bagaimana membedakan kelas Basidiomycota dengan kelas jamur lainnya? = Jamur memiliki Spora yang merupakan partikel biologis mikroskopis yang memungkinkan jamur untuk reproduksi. Spora bersifat infeksius, artinya dapat berkecambah dan tumbuh meninfeksi bila berada pada permukaan inangnya. Spora adalah produk perkembangbiakan jamur secara seksual maupun aseksual. Spora aseksual biasa disebut konidia (jamak konidium). Jamur juga memiliki Hifa yang merupakan struktur filamen panjang bercabang dari jamur, oomycete, atau actinobacterium. Sebagian besar jamur, hifa adalah cara utama pertumbuhan vegetative. Kumpulan hifa disebut miselium. Terdapat hifa yang memiliki sekat (senositik) dan ada yang tidak memiliki sekat (memiliki septa). Reproduksi pada jamur ada 2 yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi seksual pada jamur akan menghasilkan spora dimana terdapat hasil spora yang berbeda-beda dari masing- masing kelas jamur.
Yang membedakan kelas Basidiomycota dengan kelas jamur
yang lainnya dari hasil reproduksi seksualnya adalah struktur spora nya. Spora pada Basidiomycota tidak memiliki flagella namun hifa nya bersifat septa (tidak memiliki sekat). Selanjutnya pada Basidiomycota dapat diketahui hifa jamur bersepta dan perkembangbiakan seksual jamurnya. Ketika perkembangbiakan nya dapat diketahui maka dimana spora seksualnya dibentuk? Pada Basidiomycota terdapat di basidium berbeda dengan Ascomycota yg terdapat di askus.
Dari pembahasan diatas kesimpulannya adalah Perbedaan
kelas Basidiomycota terdapat pada struktur spora yang dihasilkan tidak mempunyai flagella, hifa tidak memiliki sekat (septa), dan perkembangbiakan seksualnya dapat diketahui dibentuk di basidium.
Literature: PPT Pathogen 2020 Pak Danar
2. Apa manfaat mengenali jamur patogen yang menginfeksi
tanaman kita bersifat Biotrophic, Necrotrophs, atau Hemibiotrophs? = Untuk membuat pengendalian pathogen yang dilakukan lebih tepat atau terarah. Penjelasannya adalah kita dapat mengetahui dan memahami mekanisme jamur ini menyerang tanaman inang dari 3 sifat.
Jamur Biotrofik: Jamur patogen tanaman yang memperoleh
makanan pada inang yang hidup. Pada mekanisme ini, tahap interaksi awal dengan inang melibatkan sejumlah jenis struktur infeksi dan jalur pengaturan. Struktur infeksi yang sangat berkembang. Aktifitas enzim litik terbatas. Lapisan interfacial yang terbuat dari karbohidrat dan protein yang memisahkan membrane plasma jamur dan tanaman. Penekanan jangka panjang pada mekanisme pertananan inang. Dan sering mengembangkan struktur khusus disebut haustoria untuk penyerapan nutrisi dan metabolisme. Jamur Nekrotrofik: Jamur yang bertahan hidup dengan membunuh jaringan tanaman inang dengan hifanya untuk memperoleh nutrisi dan kemudian hidup berkembang melalui kolonisasi pada sel-sel inang yang mati tersebut. Jamur ini sering mengeluarkan phytotoxins dan enzim pendegradasi dinding sel untuk membunuh jaringan tanaman inang tetapi tanpa respon balasan dari inang. Tahap awal infeksi oleh jamur nekrotrofik dimulai ketika konidia berkecambah dan membentuk infeksi hifa secara langsung menembus atau mengembangkan appressoria yang membentuk pasak penetrasi untuk menembus epidermis tanaman inang.
Jamur Hemibiotrofik: Jamur ini menggunakan mekanisme
biotrofik dan nekrotrofik untuk infeksi dan kolonisasi. Pada umumnya jamur hemibiotrofik memiliki fase biorofik dimana mengamankan hubungan dengan tanaman inang dan beralih ke fase nekrotrofik untuk mendapatkan nutrisi dan menjajah jaringan tanaman inang.
Jadi, manfaatnya mengenali sifat jamur sebagai pathogen
dalam menginfeksi tanaman inang adalah kita dapat memahami mekanisme kerja dari jamur tersebut sehingga mekanisme pengendaliannya tepat dan sesuai dengan mekanisme kerja jamur itu sendiri. Literature: PPT Pathogen 2020 Pak Danar