Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN II
SPECTRUM LIFE FROM
OLEH :
A. Latar Belakang
habitus, yang meliputi pohon, perdu, semak dan herba. Pengkajian struktur dan
tumbuhan memiliki variasi yang sangat beragam pada setiap daerah atau habitatnya.
Tumbuhan yang menempati suatu daerah turut menentukan kondisi atau keadaan
muncul secara langsung sebagai respon atas lingkungan. Bentuk kehidupan (life
form) dikelompokkan atas dasar adaptasi organ kuncup untuk melalui kondisi yang
tidak menguntungkan bagi tumbuhan. Spektra dapat dibuat dari data berbagai tipe
pada sekedar daftar spesies tegakan (stand) yang berbeda atau area geografi berbeda.
Interpretasi spektra tipe life form dapat dibaca berdasarkan spekrtrum normal yang
dibuat Raunkier.
Spektrum normal untuk flora dunia berdasarkan pada 1000 spesies yang
dipilih secara acak dipakai sebagai pembanding. Persentase spesies dalam berbagai
kelas life form untuk spektrum normal. Raunkier membuat klasifikasi dunia
crytophyta, dan therophyta. Berdasarkan dari uraian tersebut maka perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
Form) ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bentuk
D. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan menganalisa bentuk-
terdapat interaksi yang erat, baik diantara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-
hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain,
vegetasi hutan merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui struktur dan
ekosistem. Kehadiran vegetasi pada suatu kawasan akan memberikan dampak positif
bagi keseimbangan ekosistem dalam skala lebih luas. Vegetasi berperan penting
oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia, biologis tanah dan pengaturan tata
air dalam tanah. Secara umum vegetasi memberikan dampak positif terhadap
Ukuran dan kenampakan umum sebuah tumbuhan menjadi ciri pengenal awal
sering didasarkan pada ukuran relatif tumbuhan. Variasi habitus tumbuhan pada
umumnya dikenal sebagai tumbuhan pohon, perdu, semak, dan herba. Pembagian
tumbuhan secara sederhana menjadi terna (herba dan semak-semak), perdu dan
pohon tidak cukup memadai sehingga pembagian yang lebih rinci menjadi bentuk
kehidupan (life form) tumbuhan dari vegetasi dapat dibandingkan dengan bentuk
kehidupan (life form) standar Raunkiaer. Penggunaan kehidupan (life form) standar
Raunkiaer ini lazim digunakan ahli ekologi karena sistem Raunkiaer cukup simpel
dan merupakan klasifikasi berdasarkan bentuk kehidupan (life form) yang paling
memuaskan. tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas utama life form yang
kuncup rehat pada permukaan tanah atau setengah tersebunyi di bawah permukaan
terkubur di dalam tanah atau di dalam air. Therofit (T), yaitu kelompok tumbuh-
tumbuhan yang berkecambah, berbuah, dan menghasilkan biji dalam daur lengkap
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 19 April 2020 pada
Kendari.
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
Tabel 6. Rata–rata struktur life form daerah setengah ternaung ( Plot 1, 2 & 3)
No. Nama species Cover Spectrum life form
( πr2Σ) Ph Ch He Cr Th
1. Barringtonia 4
asiatica
2. Hedietis sp 50
3. Mimosa pudica 90
4. Cassia inoculate 48
5. Ageratum 80
conyzoides
6. Elephanthropus 30
scraber
7. Crenatum sp 45
8. Clilime sp 1
9. Oplismenus 5
burmanii
10. Tectona grandis 2
11. Coleus amboinicus 45
12. Ageratum 1
haostonium
13. Kyllinga 5
monocepala
Jumlah 6 360 40
Total = (6 + 360 + 40) = 406
Apabila hasil spectrum life form pada daerah setengah ternaung dibandingkan dengan
Tabel 8. Spektrum life form pada daerah setengah ternaung dan Spektrum life form
normal Raunkier
Daerah pengamatan SLF Rata-rata
Ph Ch He Cr Th
Transisi 1,4% 88,6% 9,85% 0 0
Runkier 46% 9% 26% 6% 13%
Apabila spectrum life form pada daerah setengah ternaung dibandingkan dengan
spectrum life form Runkier disajikan dalam bentuk diagram batang, tampak seperti
90
80
70
60
50 Transisi
Runkier2
40
30
20
10
0
Ph Ch He Cr Th
Gambar 1. Spectrum Life Form pada daerah setengah ternaung dan Spektrum life form
normal Raunkier
Hasil pengamatan pada daerah terdedah pada Plot 1 disajikan pada Tabel 9,
plot 2 pada Tabel 10 dan plot 3 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 12. Rata–rata struktur life form daerah terdedah Plot 1, 2 & 3)
No. Nama species Cover Spectrum life form
( πr2Σ) Ph Ch He Cr Th
1. Pilantue sp 150
2. Pitex obopatus 10
3. Mimosa pudica 61
4. Hoplismenus sp 100
5. Ciperus sp 80
6. Oplismenus burmanii 4
7. Melastoma malabatikum 30
8. Skirpus sp 120
9. Boreria sp 5
10. Leucana glauca 30
11. Coleus amboinicus 50
12. Ageratum haostonium 120
13. Elephantopus scaber 6
Jumlah 576 190
Total = (576 + 190) = 766
Perhitungan Presentasi life form daerah Terdedah :
Jadi hasil perhitungan Spectrum Life Form pada daerah terdedah dilokasi praktikum
seperti disajikan pada Tabel 13.
Apabila hasil spectrum life form pada daerah terdedah dibandingkan dengan spectrum
Tabel 14. Spektrum life form pada daerah terdedah dan Spektrum life form normal
Raunkier
Daerah pengamatan SLF Rata-rata
Ph Ch He Cr Th
Terdedah 0% 75,19% 24,80% 0 0
Runkier 46% 9% 26% 6% 13%
Apabila spectrum life form pada daerah ternaung dibandingkan dengan spectrum life
form Runkier disajikan dalam bentuk diagram batang, tampak seperti disajikan pada
Gambar 2.
Jumlah (%)
80
70
60
50
40 Terdedah
Runkier
30
20
10
0
Ph Ch He Cr Th
Gambar 2. Spectrum Life Form pada daerah terdedah dan Spektrum life form normal
Raunkier
Hasil pengamatan pada daerah ternaung pada Plot 1 disajikan pada Tabel 15,
plot 2 pada Tabel 16 dan plot 3 disajikan pada Tabel 17.
Tabel 18. Rata–rata struktur life form daerah ternaung Plot 1, 2 & 3)
No. Nama species Cover Spectrum life form
( πr2Σ) Ph Ch He Cr Th
1. Mimosa pudica 150
2. Jussiolea repens L 2
3. Lantana camara 5
4. Metacarpus 115
5. Barringtonia asiatica 5
6. Ciperus sp 25
7. Araucaria heterophylla 2
8. Acalypha siamensis 5
Jumlah 12 272 25
Total = (12 + 272 + 25) = 309
Jadi hasil perhitungan Spectrum Life Form pada daerah ternaung dilokasi praktikum
seperti disajikan pada Tabel 19.
Apabila hasil spectrum life form pada daerah ternaung dibandingkan dengan spectrum
Tabel 20. Spektrum life form pada daerah ternaung dan Spektrum life form normal
Raunkier
Daerah pengamatan SLF Rata-rata
Ph Ch He Cr Th
Ternaung 3,88% 88,02% 8,09% 0 0
Runkier 46% 9% 26% 6% 13%
Apabila spectrum life form pada daerah ternaung dibandingkan dengan spectrum life
form Runkier disajikan dalam bentuk diagram batang, tampak seperti disajikan pada
Gambar 3.
Jumlah (%)
100
90
80
70
60
50 Ternaung
Runkier
40
30
20
10
0
Ph Ch He Cr Th
Gambar 3. Spectrum Life Form pada daerah ternaung dan Spektrum life form normal
Raunkier
B. Pembahasan
muncul secara langsung sebagai respon atas lingkungan. Bentuk kehidupan (life
form) dikelompokkan atas dasar adaptasi organ kuncup untuk melalui kondisi yang
(life form) tumbuhan bersarakan posisi dan tingkat perlindungan tunas dalam untuk
memunculkan kembali tubuh tumbuhan pada musim yang sesuai. Sesuai dasar ini,
maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas utama life form yang neliputi:
Perlakuan diberikan pada kondisi daerah pengamatan yang dibagi menjadi tiga lokasi
pengamatan, yaitu daerah terdedah, daerah transisi dan daerah ternaung. Terlebih
dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian dilanjutkan
batang tumbuhan dan terakhir mencatat data-data yang telah diperoleh. Pengamatan
persentase kelas tumbuhan yang paling tinggi adalah Chamaephyte (Ch) dengan
dan Therophyte (Tr) yaitu sebesar 0 %. Daerah terdedah, diperoleh persentase kelas
tumbuhan yang paling tinggi ditempati oleh Chamaephyte (Ch) dengan presentase
(P), Cryptophyte (Cr) dan Therophyte (Tr) dengan presentase 0%. Daerah ternaung,
persentase yang tertinggi juga ditempati oleh Chamaephyte (Ch) sebesar 88,02%,
yang terdapat pada daerah tersebut. Suhu tanah dan kelembaban tanah. Vegetasi-
vegetasi yang hidup adalah seperti yang terdapat pada hasil pengamatan dengan
berbagai Life form dan jenisnya. Tumbuhan dapat hidup dengan baik di lingkungan
banyak dan beranekaragam, semua itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
yang dilakukan oleh Raunkiaer didapatkan lima tipe tanaman yaitu phanerophyte (P)
yaitu merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai letak titik kuncup
umbi, rimpang, tumbuhan perairan emergent, mengapung dan berakar pada air.
B.Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum adalah untuk praktikan agar lebih
semangat lagi dalam praktikum dan dibutuhkan kerjasama atau kekompakannya serta
diharapkan kepada asisten agar lebih mengontrol lagi praktikannya pada saat
praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, J., Widoretno, S., Nurmiyati. dan Agustina, P., 2014, Bentuk Kehidupan (Life
Form) Tumbuhan Penyusun Vegetasi di Kotamadya Surakarta, Bioedukasi, 7(2):
11-12
Cahyanto, T., Chairunnisa, D. dan Sudjarwo, T., 2014, Analisis Vegetasi Pohon Hutan
Alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung, Jurusan Biologi FST, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, 8(2): 146
Mufti, F., 2012, Analisis Vegetasi Di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba
Nglanggeran Kabupaten Gunungkidul D.I. Yogyakarta, Skripsi, Program Studi
Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Widodo, 2013, Konsep Raunkiaer’s Life Form dan Habitus sebagai Komponen
Konstruksi Pemahaman Struktur Tumbuhan , Seminar Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Wiharto, M., 2015, Pemograman R Untuk Penentuan Spektrum Bentuk Hidup Dalam
Kajian Ekologi Tumbuhan, Jurnal Bionature, 16(2): 78