Anda di halaman 1dari 6

Nama : Achmad Makmun Rahmatullah

NIM : 20191221210
Prodi : Ekonomi Manajemen p2k

1. Pengertian / hakekat Tauhid;


Secara bahasa, tauhid berasal dari kata dasar yang maknanya sesuatu itu
satu (esa). Sedangkan secara syar’i tauhid bermakna mengesakan Allah
dalam ibadah, bersamaan dengan keyakinan keesaanNya dalam dzat,
sifat dan perbuatan-perbuatanNya.
2. Macam – macam Tauhid;
Pembagian Tauhid

 Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid
uluhiyah dan tauhid asma wa sifat¹.

Tauhid Rububiyah

Artinya kita meyakini keesaan Allah dalam hal penciptaan, pemilik,


pengatur, pemberi rizeki dan pemelihara alam semesta beserta isinya.

Tauhid Uluhiyah

   Artinya kita meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak


disembah (diibadahi). Ibadah di sini adalah istilah yang meliputi segala
apa yang Allah cintai dan ridhai baik berupa ucapan serta amalan-amalan
yang lahir maupun yang batin.

   Tauhid uluhiyyah merupakan implementasi dari kalimat tauhid “laa


ilaaha illa-Allah”. Makna kalimat ini adalah tidak ada sesembahan yang
hak untuk disembah melainkan Allah. Kalimat tauhid ini mengandung dua
unsur yaitu unsur penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah serta
menetapkan segala bentuk ibadah ditunjukan hanya kepada Allah semata.
Tauhid inilah yang merupakan inti dari pengutusan para rasul seperti yang
termasuk dalam firman Allah:

Artinya : “Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul pun sebelum kamu
melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada sesembahan
(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian”. (QS.
Al-Anbiya’: 25).

  Dalam hal memahami makna “laa ilaaha illa-Allah” ada sebagian orang
memaknainya dengan ( tidak ada hakim tertinggi melainkan Allah). Ini
adalah makna yang sempit dan kurang tepat sebab dakwah Rasullullah
ketika pertama kali diutus bukan masalah hakimiyah, namun masalah
tauhid ibadah dan menjauhi kesyirikan sebagaimana firman Allah:

Artinya : “Sungguh kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat
agar mereka (memerintahkan) umatnya menyembah Allah dan menjauhi
Thaghut”². (QS. An-Nahl:36).

  Tauhid uluhiyyah adalah misi dakwah semua Rasul. Pengingkaran


terhadap tauhid inilah yang menjerumuskan umat-umat terdahulu ke
dalam jurang kehancuran. Tauhid ini adalah pembuka dan penutup
agama. Ia adalah pembeda antara orang-orang mukmin dan orang-orang
kafir, antara penduduk surga dan penghuni neraka.

Tauhid Asma wa Sifat

   (meng-esakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya) ialah


meyakini secara mantab bahwa Allah menyandang seluruh sifat
kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan, dan bahwa Dia
berbeda dengan seluruh  makhluk-Nya.

   Caranya adalah dengan menetapkan (mengakui) nama-nama dan sifat-


sifat Allah yang Dia sandangkan untuk Dirinya atau disandangkan oleh
Rasulullah dengan tidak melakukan tahrif (pengubahan) lafazh atau
maknanya, tidak ta’thil (pengabaian) yakni menyangkal seluruh atau
sebagaian nama dari sifat itu, tidak takyif (pengadaptasian) dengan
menentukan esensi dan kondisinya, dan tidak tasybih (penyerupaan)
dengan sifat-sifat makhluk.

    Dari definisi diatas jelaslah bahwa tauhid asma wa sifat berdiri di atas
tiga asas. Barang siapa menyimpang darinya, maka ia tidak termasuk
orang yang meng-esakan Allah dalam hal nama sifat-Nya. Ketiga asas itu
adalah:³
 meyakini bahwa Allah SWT maha suci dari kemiripan dengan makhluk
dan dari segala kekurangan.
 Mengimani seluruh nama dan sifat Allah SWT yang disebutkan dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa mengurangi atau menambah-nambahi
dan tanpa mengubah atau mengabaikannya.
  Menutup keinginan untuk mengetahui kaifiyyah (kondisi) sifat-sifat itu.
3. Dasar – dasar (dalil – dalil) Tauhid dalam Al Qur’an;
=ِ=‫ن= ا=أْل َ=نْ=عَ= ا=م‬ َ ُ =ْ‫ن= أ=َ=ن‬ َ ‫أْل‬
َ =‫م‬ِ =َ‫ج= ا= و‬ ً =‫م= أ== ْز= وَ= ا‬ْ =ُ=‫س= ك‬
ِ =‫ف‬ ْ =‫م‬ِ =‫م‬ ْ =ُ=‫ل= لَ=ك‬
َ =َ‫ج= ع‬َ ۚ =‫ض‬
ِ =‫ت= وَ= ا= = ْر‬ =ِ =‫م= ا=وَ= ا‬َ =‫س‬ َّ =‫فَ= ا=طِ= ُر= ا=ل‬
َ
=‫ر‬ ِ =َ=‫م= ي=عُ= ا=لْ=ب‬
ُ =‫ص= ي‬ ِ =‫س‬َّ =‫ي= ءٌ= ۖ وَ= هُ= وَ= ا=ل‬ْ =‫ش‬ َ =ْ=‫م= فِ= ي=هِ= ۚ لَ=ي‬
ِ =َ=‫س= ك‬
=َ =ِ‫م= ث=ْ=لِ=ه‬ ْ =ُ=‫ج= ا= ۖ يَ=ذْ= َر= ؤُ= ك‬
ً =‫أ== ْز= وَ= ا‬

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis
kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat
َ
=ٌ=‫ح= د‬
َ =‫ف= وً= ا= أ‬ ُ =َ‫ن= ل‬
ُ =ُ=‫ه= ك‬ ْ =َ‫وَ= ل‬
ْ =ُ=‫م= ي=َ=ك‬

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

4. Dasar – dasar (dalil – dalil) Tauhid dalam Al Sunnah /


Al Hadits;
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Aku pernah dibonceng Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas sebuah keledai yang bernama ‘Ufair,
lalu Beliau bersabda, “Wahai Mu’adz, tahukah kamu hak Allah yang
wajib dipenuhi hamba-hamba-Nya? Dan apa hak hamba yang pasti
dipenuhi Allah?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya hak Allah yang wajib
dipenuhi hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan hak hamba yang pasti
dipenuhi Allah adalah Dia tidak akan mengazab orang yang tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu.” Aku berkata, “Wahai
Rasulullah, bolehkah aku beritahukan kabar gembira ini kepada
manusia?” Beliau menjawab, “Tidak perlu kamu sampaikan, nanti
mereka akan bersandar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Hubungan iman dengan Tauhid;
Iman dipelajari melalui ilmu Tauhid (teologi) yg menjelaskan tentang
pokok-pokok keyakinan (aqidah). Iman adalah keyakinan dalam hati yang
diucapkan oleh lisan dan diwujudkan dalam amal perbuatan.Keyakinan
tersebut meliputi enam rukun iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada
Malaikat, iman kepada Kitab, iman kepada Nabi dan  rasul, iman kepada
hari akhir serta iman kepada, qadla dan qadar.
Keenam rukun iman tersebut adalah bentuk amal batiniah sebagai wujud
pengakuan hati manusia terhadap kebesaran Allah SWT. Yang nantinya
akan mempengaruhi segala aktifitas yang dilakukan. Manusia adalah
makhluk dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Keimanan
akan membawa manusia ke titik penyadaran diri sebagai hamba Allah
yang tunduk di bawah kekuasaan Allah SWT
Ketika keyakinan terhadap keenam rukun tersebut sudah tertanam dalam
hati, maka lanjut Kiai Syaikuddin, tentu kita akan berusaha untuk
menjalani kehidupan sesuai dengan koridor hukum Allah yang pada
akhirnya akan membawa ke arah kehidupan yang berkualitas. 
6. Makna kalimat Laa Ilaaha Illa Allah dan
konsekuensinya dalam kehidupan;
Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna
penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna
menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia
semata. Berkaitan dengan kalimatini Allah SWT berfirman :

Artinya :"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan


yang benar selain Allah". (Qs. Muhammad : 19)

Berdasarkan ayat di atas, bahwa memahami makna syahadat adalah wajib


hukumnya dan mesti didahulukan dari pada rukun-rukun Islam yang lain.
Rasulullah SAW juga menegaskan :"Barang siapa yang mengucapkan laa
ilaaha illa-Allah dengan ikhlas maka akan masuk ke datang surga."(HR.
Ahmacl). Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami,
mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang
lainnya.
Syarat-syarat Laa Ilaaha IlIa-Allah ()

Bersaksi dengan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa


syarat-syarat itu kesaksian tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang
mengikrarkannya. Secara singkat tujuh syarat itu ialah :

 ‘ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (Kebodohan)


 Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)
 Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
 Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
 Ikhlash, yang menafikan syirik
 Shidq (jujur), yang menafikan kidzb (dusta)
 Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).

7. Tauhid sebagai landasan bagi semua aspek


kehidupan;
 Tauhid dalam pandangan Islam merupakan akar yang melandasisetiap akti
vitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhidmencerminkan luasnya pan
dangan, timbulnya semangatberamal dan lahirnya sikap optimistik. Se
hingga tauhid dapatdigambarkan sebagai sumber segala perbuatan 
manusia.
 Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya,dehumanisas
i merupakan tantangan tauhid yang harusdikembalikan kepada tujuan 
tauhid, yaitu memberikanperubahan terhadap masyarakatnya. Perubahan it
u didasarkanpada cita-cita profetik yang diderivasikan dari misi historis 
yaitumenegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan berimankepada 
Allah.

8. Jaminan Allah bagi orang yang bertauhid mutlak.


Tidak diragukan lagi bawa tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung
dalam  Islam. Oleh karena itu, bagi siapa yang mampu  merealisasikan
tauhid dengan benar akan mendapat beberapa keistimewaan. Bagi orang-
orang yang termasuk ahli tauhid, Allah janjikan banyak sekali
kebahagian,baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya khusus
diberikan bagi ahli tauhid.

1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk


2. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya.

Anda mungkin juga menyukai