Anda di halaman 1dari 116

BAB III

KAJIAN SITUASIONAL

A. PROFIL RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

Rumah sakit ini didirikan pada tanggal 15 Januari 1993 dengan Akta

Notaris Tien Norman Lubis, SH Nomor: 48 didirikanlah Yayasan Al Ihsan oleh

enam orang tokoh Jawa Barat yang mewakili unsur - unsur Umat Islam.

Peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Al Ihsan

dilakukan pada 11 Maret 1993 M bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan

1414 H, momen ini bertepatan pula dengan Nuzulul Qur'an. Acara ini dihadiri

oleh tokoh-tokoh masyarakat, Pejabat Provinsi, Kabupaten, Bupati, Walikota,

Ulama se-Jawa Barat dan pimpinan ormas-ormas Islam. Operasional

kegiatan Rumah Sakit Islam Al Ihsan dimulai sejak tanggal 12 November

1995. Dalam perkembangannya, Rumah Sakit Islam Al Ihsan yang tadinya

dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Al Ihsan dari tahun 1993 hingga

tahun 2004, beralih kepemilikannya menjadi milik Pemerintah Provinsi Jawa

Barat sejak tahun 2004 hingga saat ini.

Perubahan Status : Pada tanggal 19 November 2008 Berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No: 23 Tahun 2008 Rumah Sakit

Islam Al Ihsan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 10 Juli 2009 RSUD Al Ihsan ditetapkan

untuk menerapkan PPK-BLUD melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi

Jawa Barat No. 900/Kep.921-Keu/2009.

Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan merupakan unit sosioekonomi,

yang menjalankan pengelolaanya berdasarkan fungsi sosial dan ekonomi.


Artinya dalam menjalankan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

tetap menggunakan perhitungan ekonomi, dimana pekerjaan dilakukan secara

profesional, efisien dan produktif tetapi tidak melupakan fungsi sosialnya bagi

masyarakat. Pengelolaan menjadi lebih komplek, karena di satu sisi pihak

manajemen dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat,

sementara pada sisi yang lain Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan harus

tetap menjalankan fungsi sosialnya.

Sebagai implementasi dalam menjalankan fungsi sosialnya, Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan menyediakan fasilitas yang layak untuk

melayani pasien yang kurang mampu, juga banyak melakukan aktifitas bakti

sosial bagi masyarakat yang membutuhkan seperti khitanan masal,

pengobatan gratis, bantuan penanggulangan bencana dll.

Akreditasi : dalam rangka memberikan jaminan mutu dan kualitas

pelayanan, Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan terus melakukan perbaikan,

diantaranya mengikuti audit mutu melalui penilaian akreditasi rumah sakit

yang dilakukan oleh Depkes pada tahun 1999 melalui Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI. Nomor YM.00.03.3.5.1933 tanggal 26 April 1999

perihal pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar Kepada Rumah

Sakit Islam Al Ihsan Jalan Kiastramanggala Baleendah Kab.Bandung

Propinsi Jawa Barat. Rumah Sakit Islam Al Ihsan dinyatakan lulus

mendapatkan sertifikat akreditasi 5 pelayanan meliputi: Adminitrasi

Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan

Keperawatan dan Rekam Medis pada tahun 2004 melalui Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI. Nomor HK.00.06.2.2.259 tanggal 29 Januari 2004

perihal pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut kepada Rumah Sakit
Islam Al Ihsan Jalan Kiastramanggala Baleendah Kab. Bandung Propinsi Jawa

Barat. Kembali Rumah Sakit Islam Al Ihsan berhak atas sertifikat akreditasi 12

pelayanan meliputi: Adminitrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan

Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medik, Farmasi, Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3), Radiologi, Laboratorium, Kamar Operasi,

Pengendalian INOS dan Perinatal Resiko Tinggi.

Pada tahun 2011 melalui Surat Keputusan Komisi Akreditasi Rumah

Sakit (KARS) Nomor: KARS-SERT/42NI11/2011 tanggal 15 Agustus 2011

RSUD Al Ihsan dinyatakan lulus akreditasi tingkat lengkap 16 pelayanan

meliputi Adminitrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat

Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medik, Farmasi, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3), Radiologi, Laboratorium, Kamar Operasi,

Pengendalian dan Pencegahan Infeksi, Perinatal Resiko Tinggi, Rehabilitasi

Medik, Pelayanan Darah, Pelayanan Intensif dan Pelayanan Gizi.

Pada tahun 2017 melalui Surat Keputusan Komisi Akreditasi Rumah

Sakit(KARS) Nomor : KARS-SERT/668/III/2017 tanggal 31 Maret 2017

bahwa RSUD Al Ihsan telah memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit dan

dinyatakan Lulus Tingkat Paripurna.


1. Filosofi Rumah Sakit

Nama Rumah Sakit Umum Daerah ini adalah Al Ihsan yang sekaligus

menjadi landasan filosofinya. Arti IHSAN sebagaimana dikatakan Nabi

Muhammad SAW :

“Beribadahlah kepada Allah SWT seolah - olah kamu melihat-Nya,

walaupun kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat kamu”.

Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan kesehatan yang

berpegang teguh pada falsafah I H S A N hendaknya :

a. Yakin bahwa hanya karena ijin Allah seorang penderita penyakit

dapat sembuh kembali

b. Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus

dicari/dipelajari.

c. Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan cara-

cara yang tidak diharamkan oleh Allah.

d. Yakin bahwa pelayanan kesehatan yang didasarkan karena Allah,

akan menjadi bagian dari ibadah kepada Allah.

2. Falsafah Rumah Sakit

Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah,

dan bilamana kamu tidak bisa melihat, Allah pasti melihat kamu “Dengan

demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada tingkatan

ibadah yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagi seluruh pegawai

RSUD Al Ihsan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Falsafah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan kesehatan

menjadi insan pengabdi (abdi Allah) yang yakin bahwa penyakit itu
diciptakan oleh Allah dan hanya dapat disembuhkan karena izin Allah,

serta mendorong insan kesehatan untuk menemukan obat penangkalnya

sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW : “Allah menurunkan

penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengerti

dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan

Muslim).

Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan kesehatan

dari tindakan yang menyimpang dari kode etik dengan tata cara

pengobatan yang benar sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad

SAW : “Allah tidak menjadikan penyembuhan dengan apa yang

diharamkan atas kamu” (HR. Baihaqi).

3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Rumah Sakit Al Ihsan

a. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Terdepan dan Rujukan Utama

di Jawa Barat serta Rumah Sakit Pendidikan Bertaraf Internasional”

b. Misi

1) Mewujudkan Centre of Exellent (dengan unggulan dalam

pelayanan : jantung, diabetic dan cancer).

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang professional.

3) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan yang berkualitas.

4) Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan kesehatan

dan pengembangan SDM Rumah Sakit.

5) Melaksanakan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian

masyarakat yang menunjang pelayanan kesehatan prima.


6) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada

sistem informasi yang terpadu.

c. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat :

1) Tercapainya pelayanan prima dan kepuasan pelanggan.

2) Tersedianya SDM yang professional yang dilandasi keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan YME dan berkomitmen serta

berkepribadian Islami.

3) Tersedianya teknologi modern dan unggul.

4) Meningkatkan kemandirian dan kerjasama lintas sektoral dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta

pengembangan SDM Rumah Sakit.

5) Tercapainya Rumah Sakit Pendidikan sesuai Standar Nasional

dan Internasional sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

di bidang kesehatan dan perumahsakitan.

6) Peningkatan dan Pertumbuhan financial return.

d. Motto

Melindungi dari segala hal yang diharamkan Allah SWT:

Ilmiah yang dijiwai keimana dan ketaqwaan kepada Allah SWT

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang akan menghasilkan

hidayah sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada Illahi.

Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk

kesembuhan pasien

Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan pasien

dalam hal biaya dan tenaga


Lancar dalam setiap pelayanan

Asri dan Aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga

pasien merasa nyaman

Senyum, Salam, Sapa, Santun, Sopan, Sabar serta sentuhan

Ruhani adalah sikap yang kami terapkan pada setiap pelayanan.

e. Kajian Situasi Bidang Keperawatan RSUD Al Ihsan

1) Visi Bidang Keperawatan RSUD Al Ihsan

Mewujudkan pelayanan keperawatan profesional untuk

terwujudnya RSUD Terdepan dan Rujukan Utama di Jawa Barat.

2) Misi Pelayanan Keperawatan

a) Menerapkan pelayanan keperawatan profesional disemua unit

kerja berdasarkan standar profesi untuk mewujudkan Center

of Excellent (pelayanan unggulan : jantung, traumatic,

degeneratif, perinatal, stroke, diabetic, cancer, infeksi,

emergency).

b) Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia

perawat bidan profesional, sesuai perkembangan IPTEK dan

memiliki sikap shidiq, amanah, fatonah, tabligh untuk

memberikan kepuasan kepada customer.

c) Memenuhi kebanyakan pakaian fasilitas serta sarana

keperawatan yang memadai untuk menunjang pemberian

asuhan keperawatan yang berkualitas.

d) Mengembangkan kemitraan dalam bidang keperawatan,

pelatihan, rumah sakit pendidikan dan penelitian yang

berhasil guna.
e) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan bermutu berbasis

IPTEK dan sistem informasi yang terpadu.

3) Tujuan Pelayanan Keperawatan

a) Tercapainya mutu pelayanan keperawatan profesional

berkualitas prima bernuansa Islami sesuai dengan standar

profesi.

b) Terselenggaranya asuhan keperawatan spiritual muslim yang

komprehensif dengan aspek bio-psiko-sosial-spiritual.

c) Meningkatnya kontribusi efektif SDM perawat dan kerjasama

tim dalam seluruh kegiatan pelayanan keperawatan di RSUD

Al Ihsan.

d) Adanya sistem pengembangan karier, kesejahteraan dan

perlindungan hukum dalam pelayanan keperawatan/kebidanan

disemua unit kerja

e) Terpenuhinya fasilitas dan sarana keperawatan sesuai

standar.

f) Tercapainya kualitas sumber daya keperawatan yang mampu

membawa perubahan dalam pelayanan keperawatan melalui

pendidikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan

IPTEK Kesehatan/ keperawatan.

g) Core Value

Inner Value Outer Value


1. Jujur 1. Senyum
2. Tanggungjawab 2. Salam dan Sapa
3. Disiplin 3. Sopan dan
4. Visioner Santun
5. Kerjasama 4. Sabar
6. Adil 5. Sentuhan Rohani
7. Peduli 6. Cepat dan Tepat
7. Terimakasih

4) Falsafah Pelayanan Keperawatan RSUD Al Ihsan

a) Tenaga keperawatan berfungsi untuk memberikan asuhan

keperawatan secara kompehensif sebagai wujud amaliah

ibadah kepada Allah SWT.

b) Manusia adalah makhluk sempurna yang mulia disisi Allah

SWT memiliki hak hidup dan mati yang baik, maka dalam

memberikan perawatan harus senatiasa dengan akhlaqul

karimah, ukhuwah islamiyah dan sopan santun yang terpuji.

c) Etik keperawatan yang sesuai tuntutan Islam akan

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

d) Pasien adalah seeorang yang harus dihargai dan dihormati

tanpa membedakan agama, suku bangsa, warna kulit, jenis

kelamin atau status sosial.

e) Program diklat keperawatan dan kerohanian yang

berkesinambungan bagi tenaga perawat akan meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan sehingga dapat menyesuai-kan

diri dengan tuntutan masyarakat, perkembangan ilmu dan

teknologi kedokteran.

5) Motto

IKHLAS, melayani dengan hati

a) Arah dan Kebijakan Umum Pelayanan

Keperawatan/Kebidanan

b) Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan/kebidanan.


c) Peningkatan struktur dan proses pelayanan keperawatan

melalui model praktek keperawatan profesional.

d) Memantapkan dan mengoptimalkan struktur organisasi

keperawatan untuk mendorong praktek keperawatan

profesional di semua unit pelayanan keperawatan.

e) Mengembangkan program jaminan mutu asuhan keperawatan

(Quality Assurance), Keselamatan Pasien dan Perawat serta

Pengendalian Infeksi.

f) Tersedianya standar-standar keperawatan/kebidanan

sehingga mampu memberikan pelayanan

keperawatan/kebidanan yang bermutu.

g) Mengembangkan akreditasi pelayanan

keperawatan/kebidanan.

h) Mengembangkan sistem informasi terpadu yang terintegrasi.

i) Mengembangkan Asuhan Spiritual Care pada pasien.

j) Peningkatan kemampuan SDM Perawat

k) Tersedianya tenaga perawat/bidan profesional, memiliki moral,

sesuai dengan etika profesi pada jenjang pelayanan

kesehatan di lingkungan RSUD AL Ihsan dengan jumlah

sesuai dengan standar, sehingga dapat terlaksananya

pelayanan keperawatan/ kebidanan yang optimal.

l) Tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang

upaya pelayanan keperawatan dan kebidanan disetiap

pelayanan kesehatan.
m) Pengembangan SDM melalui pendidikan berkelanjutan pada

semua tatanan pelayanan keperawatan/ kebidanan profesional

sesuai perkembangan IPTEK.

n) Pengembangan karier dan kesejahteraan sesuai jenjang yang

telah ditetapkan PPNI dan Depkes, dimodifikasi sesuai dengan

kemampuan rumah sakit.

o) Pendayagunaan peran manajerial pada semua tatanan

pelayanan kesehatan sehingga koordinasi pelayanan

keperawatan dan kebidanan baik lintas sektoral maupun lintas

program.

p) Peningkatan perlindungan hukum dalam pelayanan

keperawatan/kebidanan

q) Peningkatan perlindungan hukum dalam pelayanan

keperawatan/kebidanan disemua unit kerja.

r) Pemberian asuhan keperawatan/kebidanan harus didasari

standar profesi yang telah ditetapkan sesuai lingkup

tanggungjawab dan wewenangnya.

s) Melaksanakan pendidikan keperawatan/kebidanan melalui

sistem regulasi pada pendidikan keperawatan/ kebidanan

serta PKB yang terakreditasi/tersertifikasi.

t) Memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan/kebidanan

terhadap adanya penyimpangan (malpraktek) dan kelalaian

(negligence).

u) Perhatian khusus untuk perlindungan hukum bagi perawat

yang mendapat tugas limpah.


v) Mengembangkan peningkatan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi dalam pelayanan keperawatan/kebidanan

w) Mengembangkan program pendidikan, pelatihan dan

penelitian secara continue dan berkesinambungan

bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu dan lintas sektoral.

x) Memfasilitasi terbentuknya pusat unggulan pelayanan

keperawatan untuk mendukung program unggulan RSUD Al

Ihsan di bidang pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, serta

pelayanan lansia.

B. PROFIL RUANG ASAL

1. Visi Ruang Asal

“Mewujudkan Pelayanan Asuhan Keperawatan medikal untuk menunjang

terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah terdepan dan rujukan utama di

Jawa Barat dan rumah sakit pendidikan bertaraf internasional.

2. Misi Ruang Asal

a. Menerapkan pelayanan keperawatan secara profesional berdasarkan

standar profesi untuk mewujudkan center of Excellent) pelayanan

unggulan degeneratif, Jantung, Cancer, diabetic,)

b. Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang

profesional, yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

c. Meningkatkan kegiatan ketersediaan sarana dan prasarana di

ruangan untuk menujang pemberian pelayanan keperawatan medikal

yang berkualitas.
d. Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

pengembangan SDM dan pelayanan keperawatan di Ruangan.

e. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan medikalyang berbasis

pada sistem informasi yang terpadu

3. Motto Ruang Asal

“IKHLAS : Melindungi Dari Segala Hal Yang Diharamkan Allah SWT”

I : Ilmiah dijiwai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang akan menghasilkan hidayah

sehingga dapat dipertanggung jawabkan kepada Illahi

K: Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk

kesembuhan pasien

H: Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan pasien

dalam hal biaya dan tenaga

L: Lancar dalam setiap pelayanan

A: Asri dan aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga pasien

merasa nyaman

S: Sabar, santun, sopan serta senyum adalah sikap yang kami terapkan

pada setiap pelayanan

4. Tujuan Ruang Asal

a. Tujuan Umum

Sebagai acuan Ruang Rawat Inap ‘Asal dalam melaksanakan

kegiatan pelayanan kesehatan tahun 2019

b. Tujuan Khusus
1) Merencanakan kegiatan yang berorientasi customer

satisfactionMerencanakan kegiatan yang berkaitan dengan

peningkatan pelayanan keperawatan

2) Merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan

staf dan program pendidikan bagi perawat

3) Merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan

pendapatan dan penurunan biaya

4) Merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan

sarana dan prasarana

5) Merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan aspek spiritual

pada klien dan keluarga

5. Gambaran Umum Ruang Asal

Ruang ‘ASAL merupakan ruang medikal kelas 3 yang memberikan

pelayanan asuhan keperawatan untuk pasien penyakit dalam dan

penyakit syaraf dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 28 tempat tidur

(TT) dengan jenis pasien BPJS PBI, BPJS Non PBI, Pasien Umum dan

Kontraktor serta pasien Maskin (SKTM, dan Gakinda) dan Menyediakan

semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan

pelayanan bagi pasien.


C. ANALISIS KAJIAN SITUASI 5 M

1. Data Unsur Man

a. Struktur Organisasi Ruang Asal (Medikal) RSUD AL IHSAN Provinsi

Jawa Barat

b. DIREKTUR RSUD AL-IHSAN

c. dr. Dewi Basmala, MARS

WADIR MEDIK DAN KEPERAWATAN KOMITE RS


d.
e. dr. Hadri Pramono, MARS

KABID YANMED KEPALA


f. INSTALASI RAWAT INAP B KOMITE MEDIK
g.
KABID KEPERAWATAN Yani Maryani, S.Kep, Ners KOMITE KEPERAWATAN
h.

i. KEPALA RUANGAN ‘Asal


j.
k. Imas Tarsiah, S.Kep, Ners

Pj Pj. Logistik IPCN


Mu Ilham kemal Endang
tu
Sudrajat

PP Tim 1 PP Tim 2
Wakhidatun, AMK Lanny G, S.Kep,Ners

Ade Saeful, AMK Ilham Kemal R, AMK


PKU
Endang Sudrajat , AMK Sarah Tri Sumirat, AMK
Administrasi Sofiawati, AMK AMK
Hani Hananiyah
Siti Nurul Fitrit , AMK
Sofi Sofiyanti AMK Keamanan Bambang Trianto, AMK

Ade Isan, AMK Ferry Anggriawan, AMK


Detri Yayu, AMK Santi Anisa, AMK
Rizka Ayu H, AMK
Vera Oprariyanti, AMK
Yono Sutiono, AMK Dewi Purnama, AMK
b. Data Umum Perawat di Ruang Asal (Medikal)

Table 3.1 Data Umum Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin


Hasil
Jenis Kelamin
Frekuensi Presentasi

Laki-Laki 6 31,0%
Perempuan 13 68,4%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan analisis hasil kajian pada table 3.1 didapatkan hasil

bahwa sebagian kecil yaitu 6 orang (31,0%) perawat di ruang Asal

berjenis kelamin laki-laki dan sebagian besar yaitu 13 orang (68,4%)

perawat di ruang asal berjenis kelamin perempuan. Dengan jumlah

laki-laki sebanyak 6 orang sehingga setiap shift terdapat perawat

laki-laki yang berdinas untuk membantu jika adanya tindakan khusus

untuk pasien laki-laki.

Table 3.2 Data Umum Perawat Berdasarkan Jabatan


Hasil
Jabatan
Frekuensi Presentasi

Kepala Ruangan 1 5,2%


Perawat Primer 2 10,5%
Perawat Associate 16 84,2%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.2 didapatkan hasil bahwa di

ruangan asal terdapat sebanyak 19 perawat yang terdiri dari 1 orang

(5,2%) kepala ruangan, 2 orang (10,5%) sebagai perawat primer dan


sebanyak 16 orang (84,2%) perawat asosiate. Jabatan yang belum

ada di ruang asal adalah Clinical Case Manager (CCM) sebagai

konsultan yang bertanggung jawab untuk kualitas asuhan

keperawatan secara keseluruhan.

Table 3.3 Data Umum Perawat Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Hasil
Pendidikan Terakhir
Frekuensi Presentasi

D-III Keperawatan 15 79,0%


Profesi Ners 4 21,0%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.3 diperoleh data

hampir seluruhnya yaitu 15 orang perawat di ruang asal

berpendidikan DIII Keperawatan (79,0%), dan 4 orang perawat

yang berpendidikan Profesi Ners (21,0%). Tingkat pendidikan

seseorang itu merupakan perkiraan bagi kedudukan kelas sosial

yang umum diterima, sehingga semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin besar kemungkinan dalam melakukan kajian

asuhan keperawatan yang akan dilakukan khususnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan secara Primary Nersing yang

mungkin dapat diterapkan diruangan. Maka dengan jumlah Profesi

Ners sebanyak 4 orang dapat meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan secaa primary nursing.


Table 3.4 Data Umum Perawat Berdasarkan Masa Kerja

Hasil
Masa Kerja
Frekuensi Presentasi

0 – 5,11 tahun 13 68,6%


6 – 9,11 tahun 3 15,7%
>10 tahun 3 15,7%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.4 diperoleh hasil

sebagian besar yaitu sebanyak 13 orang perawat (68,6%) dengan

masa kerja < 6 tahun, 3 orang (15,7%) dengan masa kerja < 10

tahun dan sebanyak 3 orang (15,7%) perawat dengan masa kerja

>10 tahun. Dari gambaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar perawat di ruang asal baru bekerja dangan masa

kerja kurang dari 6 tahun sehingga pengalaman kerja masih sedikit

akan tetapi mereka bersemangat tinggi dalam bekerja.

Table 3.5 Data Umum Perawat Berdasarkan Perawat Klinik

Hasil
Perawat Klinik
Frekuensi Presentasi
Pra PK 3 15,7%
PK I 9 47,3%
PK II 3 15,7%
PK III 3 15,7%
PK IV 1 5,2%
Total 19 100,0%
Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.5 diperoleh hasil

perawat yang berstatus pra PK sebanyak sebanyak 3 orang

(15,7%), PK I sebanyak 9 orang (47,3%) , PK II sebanyak 3 orang

(15,7%) , PK III sebanyak 3 orang (15,7%), dan PK IV sebanyak 1


orang (5,2%). Dengan jumlah PK I yang banyak yaitu 9 orang dan

Pra PK sebanyak 3 orang menimbulkan adanya konflik, yaitu

banyaknya tugas yang dilakukan oleh Pra PK dan PK I yang

sebenarnya bukan kewenangannya.

Table 3.6 Data Umum Perawat Berdasarkan Status Kepegawaian

Hasil
Status Kepegawaian
Frekuensi Presentasi
Tetap 7 36,8%
Kontrak 12 63,2%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2020

Analisis :

Berdasarkan hasil kajian pada tabel 3.6 diperoleh data

sebagian kecil yaitu sebanyak 7 orang (36,8%) berstatus pegawai

tetap. Dan sebagian besar yaitu sebanyak 12 orang (62,2%) perawat

berstatus pegawai kontrak, dapat disimpulkan bahwa status

kepegawaian perawat kontrak lebih besar dari pada pegawai tetap.

Dengan begitu dapat memicu kinerja perawat yang berstatus kontrak

dikarenakan tidak adanya tunjangan seperti pegawai yang berstatus

tetap.
Table 3.7 Data Umum Perawat Berdasarkan Kepemilikan STR

Hasil
Kepemilikan STR
Frekuensi Presentasi
Ada 19 100,0%
Total 19 100,0%

Sumber : Data Primer 2019

Analisis

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.7 diperoleh data

bahwa seluruhnya tenaga keperawatan di ruang asal RSUD AL

Ihsan Provinsi Jawa Barat sudah memiliki STR dengan angka

presentase (100,0%).

Table 3.8 Data Umum Perawat Berdasarkan Status Pernikahan

Hasil
Status Pernikahan
Frekuensi Presentasi
Menikah 18 94,7%
Belum Menikah 1 5,3%
Total 19 100,0%
Sumber : Data Primer 2020

Analisis

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.8 diperoleh data

hamper seluruhnya perawat di ruang asal berstatus sudah

menikah yaitu sebanyak 18 orang (94,7%), dan sebanyak 1 orang

(5,3%) perawat di ruang asal yang berstatus belum menikah.

Dengan banyak nya karyawan yang sudah menikah maka akan

adanya kemungkinan mempengaruhi kinerja perawat, diantaranya

bisa disebabkan karena adanya konflik (Iqtishadia, Vol 9, No 1,

Maret 2016).
Table 3.9 Data Umum Perawat Berdasarkan Pelatihan Yang

Telah Diikuti

Hasil
Jenis Pelatihan
Frekuensi Presentasi
BTCLS 19 100,0%
PPGD 19 100,0%
Sumber : Data Primer 2020

Analsis

Berdasarkan hasil kajian pada table 3.9 diperoleh data

bahwa seluruhnya perawat di ruang asal sudah mengikuti pelatihan

khusus dasar di ruang asal dengan presentase (100,0%). Secara

kualitas perawat diruang asal sudah memiliki sertifikasi yang

behubungan dengan ruang asal.

c. Deskripsi pembagian tugas

1) Kepala Ruangan

Kepala ruangan adalah jabatan fungsional perawat

professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam

melaksanakan fungsi manajemen keperawatan di ruang rawat

dengan memperhatikan prinsip kinerja prima dan budaya

“IKHLAS” untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

RSUD Al-Ihsan.

Kualifikasi / Kepala Ruangan :

a) Pangkat/golongan : C2

b) Pendidikan : S1 Keperawatan

c) Pengalaman kerja : 22 tahun

d) Kursus / pelatihan & seminar : Pelatihan Manajemen

Bangsal Keperawatan, Pelatihan Manajemen Wound Care,


pelatihan DAMKAR, sosialisasi SJSN dan Program casemix,

pelatihan perseptorshipt, Pelatihan BLS AHA, Pelatihan dan

workshop edukator DM basic, Workshop Emergency

Management in Hospital, Seminar Spiritual Care, Pelatihan

spiritual care, Seminar HPMI, Pelatihan penanganan HIV,

AIDS, Pelatihan Preseptor ship, Pelatihan Assesor

Keperawatan, Pelatihan Pelayanan Geriatri Terpadu di RS

e) Tugas Pokok dan Fungsi: Melaksanakan dan mengendalikan

kegiatan manajemen operasional dan asuhan keperawatan

di ruang rawat.

Management Approach

Perencanaan

I. Menyusun rencana harian, bulanan dan tahunan

mengenai jumlah dan kategori tenaga keperawatan

serta tenaga lain sesuai kebutuhan.

II. Menyusun rencana harian, bulanan dan tahunan

mengenai jumlah dan jenis peralatan kesehatan

keperawatan serta permintaan permintaan rutin, meliputi

alat kesehatan/obat, alat tenun, alat rumah tangga

sesuai kebutuhan serta mengenal penggunaanya dan

mempertanggungjawabkan pemeliharaan dan

inventarisasinya.

III. Menyusun rencana mengenai desain tata letak ruangan

perawatan dan metode asuhan keperawatan yang akan

diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.


IV. Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan

diruang rawat yang bersangkutan.

Pengorganisasian

I. Menyusun struktur organisasi ruangan

II. Mengatur dan mengorganisasikan seluruh kegiatan

pelayanan di ruang rawat, melalui kerjasama dengan

petugas lain yang bertugas di ruang rawat.

III. Menyusun jadwal konferensi kasus, supervise dan rapat

bulanan/pertemuan berkala dengan pelaksana perawat

dan tenaga lain yang terkait.

IV. Menyusun daftar alokasi pasien sesuai jumlah tim,

mengatur penempatannya untuk kelancaran pelayanan

keperawatan.

V. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban

ruangan.

VI. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebijakan yang

telah ditentukan.

VII. Melaksanakan standar, prosedur dan pedoman Rumah

Sakit dan pelayanan keperawatan serta memberi

pengarahan dan motivasi kepada staff untuk

melaksanakannya.

Pengarahan

I. Menjelaskan uraian tugas PA/ PP

II. Memimpin operan saat pergantian dinas

III. Memotivasi staff dan reinforcement


IV. Memberikan informasi.

V. Mengatur pendelegasian.

VI. Melakukan supervise pada ketua Tim/ PP dan

pelaksana/ PA.

VII. Memberi penyuluhan kesehatan kepada

pasien/keluarga yang dirawat sesuai kebutuhan dalam

batas kewenangan.

Pengendalian

I. Mengevaluasi indikator mutu/ QA/ SAK, inos dan

melaksanakan tindak lanjut.

II. Melakukan audit dokumen, survey kepuasan pasien,

survey masalah kesehatan.

III. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan

peralatan kesehatan/obat-obatan, alat tenun, alat

rumah tangga dan alat pencatatan/pelaporan secara

efektif dan efisien.

IV. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan

pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta

kegiatan lain di ruangan (sensus harian, berkas RM,

perincian pasien, DPMP, dll).

V. Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan yang

sedang praktek

Compensatory Reward

I. Melaksanakan program orientasi perawat baru/

mahasiswa
II. Melakukan pembinaan pada perawat PP dan PA

III. Melaksanakan pengembangan staf, memberi ijin staf

untuk mengikuti kegiatan ilmiah sesuai program

Professional Relationship

I. Memimpin rapat ruangan

II. Memimpin konferensi kasus

III. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain

(dokter, lab, radiologi, gizi, dll)

IV. Megikuti rapat dengan bidang perawatan / instalasi

/bidang /bagian lain di RSUD Al-Ihsan

V. Bekerjasama dalam menciptakan lingkungan yang

kondusif

Patient Care Delivery

I. Mengelola asuhan keperawatan di ruangan

II. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan

keluarga tentang RS, tata tertib, fasilitas, sarana dan

penggunaannya

III. Membimbing staf dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan langsung kepada pasien serta

membimbing dan mengawasi mahasiswa dari institusi

pendidikan yang sedang praktek

IV. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan

dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain

secara tepat dan benar.


2) Ketua Tim/Perawat Primer

Ketua Tim. Perawat primer adalah seorang perawat

professional yang diberi tugas dan wewenang untuk mewakili

kepala ruangan untuk mengkoordinir pelaksana asuhan

keperawatan dan semua kegiatan ruangan perawat pada pagi,

sore, malam dan hari libur dengan mempertahankan prinsip kerja

prima dan budaya “IKHLAS” di wilayah kerjanya di RSUD Al-

Ihsan

Kualifikasi / Jabatan

a) Pangkat : C2

b) Pendidikan :S1 Keperawatan & D3 keperawatan

c) Pengalaman kerja : 10 -19 tahun

d) Kursus / pelatihan & seminar: Pelatihan Pena nggulangan

Pendeita Gawat Darurat (PPGD), Modern Wound Care

dalam Perspektif Bisnis Perawat, Pelatihan Pengelolaan

HIV-AIDS, Pelatihan Penatalaksanaan Pasien dengan

Anemia dan Leukemia, Pelatihan Basic Trauma & Cardiac

Life Support, Pelatihan Pengelolaan Kemoterapi, Pelatihan

Pelayanan Prima Bagi Perawat, Pelatihan Bimbingan Klinik

bagi Pembimbing Klinik Keperawatan, Seminar Keperawatan

Kritis, Seminar EKG Dasar

e) Dasar tugas pokok dan fungsi: Mengkordinir pelaksanaan

asuhan keperawatan diwilayah kerjanya.

Managemen Approach

a) Perencanaan
I. Menyusun rencana harian, bulanan.

b) Pengorganisasian

I. Menyusun jadwal dinas PA dibawah

tanggungjawabnya bersama kepala ruangan.

II. Membagi alokasi pasien kepada PA/ perawat

pelaksana.

c) Pengarahan

I. Melaksanakan supervisi pada anggotanya

II. Memimpin pre/post conference

III. Memotivasi tim

IV. Mengatur pendelegasian dalam tim.

d) Pengendalian

I. Mengobservasi pelaksanaan askep pada pasien yang

dilaksanakan anggotanya.

II. Melakukan evaluasi askep.

III. Membuat catatan perkembangan tiap hari / sesuai

tujuan.

Compensatory Reward

Membuat laporan kinerja staf tenaga keperawatan

dibawah tanggung jawabnya untuk disampaikan kepada

kepala ruangan perawatan.

Professional Relationship

I. Mendampingi dokter pada saat visite untuk memeriksa

pasien, mencatat program pengobatan serta

menyampaikan kepada staf untuk segera dilaksanakan.


II. Mengikuti rapat berkala atau sewaktu-waktu yang

diselenggarakan oleh kepala ruangan.

III. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan

Patient Care Delivery

I. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan

perencanaan asuhan keperawatan.

II. Melakukan bimbingan rohani pada pasien, meliputi:

Memberi salam dan sapa setiap masuk kamar pasien,

Membimbing doa kesembuhan pasien setiap kali

operan, Memberikan santunan rohani, Membaca

basmalah setiap akan melakukan tindakan dan

hamdalah bila telah selesai, Mengingatkan pasien setiap

waktu sholat, Melaksanakan bimbingan ibadah pada

pasien, Melaksanakan bimbingan sakaratul maut pada

pasien gawat

III. Membimbing pelaksana perawatan dalam

melaksanakan pemberian asuhan keperawatan.

IV. Mencatat dan melaporkan tentang tindakan yang

diberikan kepada pasien.

V. Melaksanakan orientasi kepada pasien baru dan

keluarganya meliputi penjelasan mengenai rumah sakit,

tata tertib ruangan, fasilitas ruangan dan cara

penggunaanya.
3) Perawat Assosiate

Perawat associate adalah jabatan fungsional perawat/

bidan yang diberikan tugas melaksanakan asuhan keperawatan

di gawat darurat dengan memperhatikan prinsip kinerja prima

dan budaya “IKHLAS” kepada klien sesuai tanggungjawabnya

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RSUD

Al Ihsan

a) Kualifikasi / jabatan

I. Pangkat / golongan : B2

II. Pendidikan : D-3 keperawatan

III. Pengalaman kerja : 0,6- 12 tahun

IV. Khursus/ Pelatihan & seminar : Basic Trauma Life Support,

Basic Cardiac Life Support, Kursus Dasar Pencegahan

dan Pengendalian Infeksi, Seminar Pelayanan

Keperawatan Profesional Bebas Malpraktik, Workshop

Pengenalan dan Pemahaman Hukum, Seminar

Manajement dan Penatalaksanaan Terkini

Kegawatdaruratan Trauma Muskuloskeletal, Seminar

Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks dan Asuhan

Keperawatannya, Seminar dan Workshop Management of

Lung Disease, Seminar Keperawatan Pelayanan

Kegawatdaruratan Pediatric, Workshop Keperawatan RJP

Pada Anak, Seminar Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi "Peran CSSD dalam Mencegah Infeksi Daerah

Operasi, Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks


dan Asuhan Keperawatannya, Pelayanan Keperawatan

Profesional Bebas Malpraktik, Pengenalan dan

Pemahaman Hukum, Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Pada Pasien Kritis Di Ruang Rawat Inap, Workshop EKG

Dasar, Seminar EKG Dasar, PPGD Basic 1 , Emergency

Care Of The Drughs, Morning Suckness Relaxation,

Management Of Lung Disease, Trend dan Issue PPNI

Terkini dan SIM K. Online PPNI, Penatalaksaan Terkini

Pasien Luka Bakar Pada kondisi Kritis Dalam Rangka

Meningkatkan Angka Harapan Hidup

V. Tugas pokok dan fungsi: Melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien sesuai alokasi tugasnya.

Managemen Approach

a) Perencanaan

I. Menyusun rencana kerja harian

b) Pengorganisasian

I. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan skala prioritas.

II. Mengikuti dan aktif dalam rapat bulanan.

III. Mengikuti aktif dalam pre/post conference.

IV. Membimbing pelaksanaan perawatan dalam pemberian

asuhan keperawatan.

V. Mengikuti pengembangan staf sesuai dengan tugas.

VI. Memelihara kerapihan dan kelengkapan status klien.

VII. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.


VIII. Mengawasi, memelihara dan mengendalikan

penggunaan, pencatatan dan pelaporan serta

pemeliharaan inventaris ruangan.

IX. Mengkomunikasikan kepada PP/PA bila menemukan

masalah asuhan keperawatan.

X. Membantu tim lain bila diperlukan.

c) Pengendalian

I. Melakukan evaluasi perhadap tundakan yang telah

dilakukan dan mendokumentasikannya.

II. Melakukan inventaris fasilitas terkait pelaksanaan

askepyang telah dilaksanakan.

III. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dalam buku

komunikasi meliputi jumlah pasien awal, baru,

pulang, meninggal dll. Dan pencatatan alat dan

sarana yang perlu di operkan ke dinas selanjutnya.

Professional Relationship

I. Mengikuti konferensi kasus.

II. Berperan serta dengan tim kesehatan dalam membahas

kasus dan upaya peninggkatan mutu asuhan

keperawatan.

III. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.

IV. Mengikuti program pengembangan staf untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan askep

melalui pertemuan ilmiah, seminar, diklat keperawatan

klinik, dll.
V. Melakukan operan denganketua tim/kepal shif

sebelumnya dan tim berikutnya.

VI. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

Pasien Care Delivery

I. Membina hubungan terapeutik.

II. Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan

melaksanakan orientasi kepada pasien/keluarganya.

III. Memberikan asuhan kepearwatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawabnya.

IV. Melakukan pengkajian data focus pasien baru pada saat

PP/ Ketua Tim tidak ada sesuai batas kewenangan.

V. Menyusun rencana keperawatan sesuai kewenangan.

VI. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.

VII. Melakukan tindakan darurat kepada pasien misalnya

demam tinggi, kolaps, perdarahan, keracunan, henti

nafas,/jantung.

VIII. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan

asuhan keperawtan secara tepat dan benar sesuai

dengan standar asuhan keperawatan.

IX. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan Lab. Pengobatan

dan diagnostik.

X. Berperan dalam melakukan pendidikan kesehatan

terhadap klien/keluarga.

XI. Melatih pasien menggunakan alat bantu.


XII. Melatih pasien dalam melakukan tindakan keperawatan

secara mandiri dirumah.

XIII. Melakukan bimbingan rohani pada pasien.

XIV. Menyiapkan pasien yang akan pulang.

d. Kebutuhan SDM Ruangan

1. Kuantitatif

Tenaga Perawat (TP) = A x B xC

(C-D)x E

Keterangan

A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari

B : Rata-rata jumlah pasien/hari

C : Jumlah hari/tahun

D : Jumlah hari libur masing-masing perawat

E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat

Hasil perhitungan

Penghitungan Waktu Perawatan Langsung

a. Total care : 6 x 6 jam : 36 jam

Partial care : 18 x 3 jam : 54 jam

Self care : 3 x 2 jam : 6 jam

Jumlah : 27 orang 96 jam

Penghitungan waktu perawatan tidak langsung

b. PTL : 1 jam x 27 27 jam


Penkes

c. Penkes : 15 menit x 27 : 6,75 jam

Jumlah Keseluruhan 129,75 jam

Total : 129,75 jam

27

: 4,8 jam

Jumlah Tenaga Perawat

= 4,8 jam x 27 orang x 365 hari

(365-78 hari) x 8 jam

=47.304

2.296

= 20,60 + (20,60 x 20%)

= 20,60 + 4,1

= 24,7 = 25 orang

Analisa

Perawat yang dibutuhkan diruang Asal sebanyak 25 orang,

adapun jumlah perawat di ruang Asal terdapat 19 perawat. jumlah

perawat tidak sesuai dengan jumlah perawat yang dibutuhkan, Sehingga

dapat menyebabkan terjadinya beban kerja yang meningkat dan berisiko

mengurangi mutu pelayanan pasien.

e. Tingkat Kepuasan Pasien

Tingkat Kepuasan Ruang Asal 3 Bulan Terakhir Bulan Oktober

s/d Desember 2019

Tabel 3.35 Tingkat Kepuasan Ruang Asal3 Bulan Terakhir

Bulan Oktober s/d Desember 2018


No Bulan Kepuasan
1 Oktober 94 %
2 November 88 %
3 Desember 87,4 %
Rata Rata 89,8 %
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil

kepuasan klien tau keluarga yaitu didapatkan persentasae Bulan

Oktober sebesar 94%, persentase bulan November sebesar 88%

dan persentase Bulan Desember sebesar 87,4 % dengan rata-rata

kepuasan 3 bulan terakhir Bulan Oktober s/d Desember sebesar

89,8 %.

Tingkat Kepuasan Berdasarkan Survei Kelompok

Pengukuran tingkat kepuasan pada pasien menggunakan

kuesioner yang berisi 23 pernyataan dengan pilihanya sangat

puas, puas, tidak puas, sangat tidak puas dan keseluruhan

pertanyaan bersifat positif.

Tabel 3.36 Survei Kepuasan Pasien

No Interpretasi data Sub total Persentase


1 Sangat Puas 11 44.0
2 Puas 14 56.0
3 Tidak Puas 0 0.00
4 Sangat tidak puas 0 0.00
Total 25 100,00

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Dari 25 pasien 11 orang (44%) mengatakan sangat puas

terhadap kinerja perawat di ruang asal, 14 orang (56%)


mengatakan puas terhadap kinerja perawat di ruangan ‘Asal. Dan

tidak ada satupun pasien yang mengatakan tidak puas dan sangat

tidak puas terdahap kinerja perawat di ruang Asal

f. Kepuasan Perawat

Tabel 3.15 Kepuasan Perawat di Ruangan Asal Medikal Kelas 3


2020

Kategori Frequency Persentase (%)


Sangat puas 11 64,7 %
Puas 6 35,3 %
Total 17 100 %

Analisa
Berdasarkan tabel 3. 15 didapatkan hasil bahwa sebagian besar

yaitu 11 perawat (64,7%) perawat sangat puas, dan 6 perawat

(35,3%) merasa puas. Dari total keseluruhan jumlah perawat di ruang

asal yaitu sebanyak 19 perawat, kelompok dapat mengkaji sebanyak

17 perawat dikarenakan terdapat 2 perawat yang sedang cuti

melahirkan.

g. Caring perawat

Tabel 3.16 Caring

Kategori Frequency Persentase (%)


Baik 16 94,1 %
Cukup 1 5,9 %
Total 17 100 %

Analisa

Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas didapatkan hampir

seluruhnya yaitu 94,1 % atau 16 perawat baik dalam berperilaku


caring dan terdapat sebagian kecil yaitu 5,9 % atau 1 perawat yang

cukup dalam berprilaku caring. kelompok dapat mengkaji sebanyak

17 perawat dikarenakan terdapat 2 perawat yang sedang cuti

melahirkan.

2. Data Unsur Metode

Hasil kajian yang dilakukan pada tanggal 13-16 Januari 2020, didapatkan

data :

a. Alur Penerimaan Pasien

Gambar 3.1 Bagan Alur Pelayanan Pasien Di Ruang Asal RSUD


Al-Ihsan Prov Jawa Barat

IGD POLIKLINIK

INTENSIF RUANG ASAL RAWAT INAP MEDICAL

PULANG PULANG PAKSA ALIH RAWAT RUJUK MENINGGAL

b. Penerapan MPKP

Hasil observasi yang telah kami lakukan di ruangan asal

medikal pada hari selasa, 14 januari 2020 didapatkan hasil bahwa

ruang asal telah menerapkan Model Praktek Keperawatan

Profesional (MPKP). MPKP yang diterapkan oleh ruang asal Medikal

adalah metode tim yang dimodifikasi dengan metode keperawatan

primer.
Dengan metode tim disusun kepengurusan di ruang rawat inap

Asal Medikal dengan 1 kepala ruangan,2 orang ketua Tim dan

terdapat penanggung jawab setiap shift, dimana dalam setiap tim

terdapat perawat pelaksana.

Dari hasil pengamatan kami bahwa struktur organisasi ruang

Asal Medikal sudah sesuai dengan metode namun yang masih belum

ada yaitu CCM. CCM adalah sebagian konsultan yang bertanggung

jawab terhadap kualitas asuhan keperawatan secara keseluruhan di

Ruang Asal.

c. Timbang Terima/ Operan Dinas

Dari hasil observasi selama 4 hari terhitung dari tanggal 13-16

Januari 2020 didapatkan bahwa proses timbang terima sudah

berjalan dengan rutin, yaitu pada shift pagi, siang, malam. Dan

berikut hasil observasi timbang terima diruang Asal

Tabel 3. 10 Hasil Observasi Timbang Terima tahun 2020

No Observasi Nilai Persentase (%)


1 TT1 (malam-pagi) 94,4
2 TT2 (pagi-siang) 94,7
3 TT3 (siang-malam) 94,4
4 TT4 (malam-pagi) 94,4
5 TT5 (pagi-siang) 89,4
6 TT6 (malam-pagi) 94,4
7 TT7 (pagi-siang) 94,4
8 TT8 (malam-pagi) 94,7
9 TT9 (pagi-siang) 94,4
Jumlah 845,7
Rata-rata 93,9
Analisis

Dari hasil observasi yang dilakukan pada 9 kali proses timbang

terima di ruang Asal (Medikal) RSUD Al-Ihsan Prov. Jabar dari

tanggal 13-16 Januari 2020 didapatkan bahwa prosedur timbang


terima sudah dilakukan setiap adanya pergantian shift,dengan

persentasi rata-rata 93,9%, adapun point- point yang belum dilakukan

secara maksimal seperti tidak adanya buku inventaris pada saat

timbang terima dan belum dibubuhkannya serah terima inventaris

ruangan.
d. Pre dan Post Confrence

Tabel 3.11 Observasi Kegiatan Conference tahun 2020

No Conference Nilai Persentase (%)


1 C1 92,5
2 C2 85,1
3 C3 92,5
4 C4 92,5
5 C5 88,8
6 C6 92,5
7 C7 96,2
8 C8 85,1
9 C9 88,8
Jumlah 814
Rata-rata 90,4%
Analisis

Dari hasil observasi kegiatan pre dan post conference yang

dilakukan di ruang Asal Medikal didapatkan bahwa prosedur pre dan

post conference yang dilakukan sudah optimal dengan nlai rata-rata

90,4% dan ada sebagian kecilnya masih belum sesuai dengan SOP

yang ada di dalam pre-conference dan post conference yaitu tidak

mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan,

e. Supervisi

Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar perawat dapat

melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien

dan efektif. Tujuan memberikan bantuan kepada bawahan sehingga

bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan

tugas dengan hasil yang baik.


Selama dinas di ruangan Asal belum ada supervisi yang

dilakukan di ruangan, dan supervisi belum dilakukan secara optimal

karena berbagai kesibukan yang harus terlebih dahului terselesaikan.

Namun berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang

Asal di peroleh data bahwa supervisi di ruang asal sudah sering

dilakukan, namun kurang dalam hal pendokumentasian dan tidak

sesuai dengan SOP yang berlaku seperti tidak ada kontrak waktu

sebelum melakukan supervisi, tidak menggunakan daftar tilik dan

tidak membawa format penilaian supervisi.

f. Penerimaan pasien baru

Tabel 3.12 Observasi Pasien Baru tahun 2020

No Responden Persentase %
1 P1 87,5
2 P2 100
3 P3 100
4 P4 86,6
5 P5 93,7
6 P6 100
7 P7 87,5
Jumlah 655,3
Rata – Rata 93,6
Analisis :

Dari hasil observasi selama 3 hari mengenai penerimaan pasien

baru yang dilakukan ± 7 kali oleh perawat di ruang Asal Medikal

RSUD Al Ihsan Prov. Jabar dari tanggal 13-16 Januari 2020,

didapatkan bahwa pada penerimaan pasien baru yang telah

dilaksanakan dengan rata-rata persentasi yg di dapatkan yaitu baik

93,6%. Adapun point yang belum dilakukuan ketika ada pasien baru

yaitu menyiapkan set pemeriksaan fisik seperti timbangan berat

badan dan tinggi badan.


g. Perencanaan pasien pulang (Discharge planning)

Perencanaan pasien pulang (Discharge planning) yaitu

menyiapkan klien yang akan pulang karena sudah sembuh atau

melanjutkan perawatannya di rumah (home care). Tujuan

menyiapkan klien untuk kembali ke lingkungan tempat tinggalnya dan

menyiapkan keluarga untuk melakukan perawatan lanjutan yang

masih diperlukan bagi klien di rumah.

Tabel 3.13 Pasien Pulang ( Discharge planning)

No Discharge Planning Persentase (%)

1. Persiapan Perlengkapan 100

2. Persiapan pasien 100

3. Pelaksanaan 84,43
Jumlah 284,43
Rata-rata 94,81
Analisis:

Dari hasil observasi yang dilakukan kepada 4 orang perawat

tentang bagaimana proses discharge planing di ruang Asal Medikal

RSUD Al-Ikhsan Prov. Jabar dari tanggal 14-16 Januari 2020 yang

berkenaan dengan pasien pulang dari ruangan didapatkan hasil

dengan persentasi saat persiapan Perlengkapan 100%, persiapan

pasien100%, Pelaksanaan 84,43%, hampir sebagian besar

discharge planning sudah optimal dilaksanakan dengan rata-rata nilai

mulai dari persiapan dan pelaksanaan yaitu 94,81%, adapun point

yang masih jarang dilakukan yaitu pasien dan keluarga tidak diantar

sampai pintu luar dan tidak memberikan pendidikan kesehatan


kepada pasien atau keluarga pasien yang akan pulang karena

seharusnya memberikan pendidikan kesehatan harus memberikan

liflet/media tetapi hal itu masih jarang dilakukan ketika pasien pulang.

h. Pelaksanaan Universal Precaution

Universal precaution atau yang sering disebut dengan

kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang

dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko

penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan

cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari

pasien maupun petugas kesehatan.

Tabel 3.14 Observasi Pelaksanaan Universal Precaution

No Responden Persentase %
1 P1 94,1 %
2 P2 88,2 %
3 P3 82,3 %
4 P4 94,1 %
5 P5 88,2 %
6 P6 76,5 %
7 P7 94,1 %
8 P8 94,1 %
9 P9 82,3 %
10 P 10 94,1 %
11 P 11 94,1 %
12 P 12 94,1 %
13 P 13 88,2 %
14 P 14 94,1 %
15 P 15 88,2 %
16 P 16 88,2 %
17 P 17 88,2 %
Jumlah 1.523,4
Rata – Rata 89,6
Analisis

Dari hasil observasi yang dilakukan kepada 17 orang perawat

tentang bagaimana pelaksanaan universal precaution di ruang Asal


Medikal RSUD Al-Ihsan Prov Jabar dari tanggal 14-16 Januari 2020

didapatkan nilai rata-rata 89,6 %, yang menunjukan bahwa perawat

sudah melaksanakan universal precaution dengan baik di mana

sarung tangan, masker, tempat sampah medis dan benda tajam

tersedia dan mudah didapat. Perawat mencuci tangan setelah

tindakan, menggunakan masker pada saat yang tepat sesuai

kebutuhan .

Namun, dari hasil pengkajian yang dilakukan mengenai

mengurangi resiko infeksi terutama dalam melakukan cuci tangan

perawat tidak semuanya melakukan five moments masih jarang

dilakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan perawat

tidak melakukan desinfeksi instrument yang sudah digunakan dengan

larutan chlorine 0,5 % karena instrument yang sudah digunakan

langsung diserahkan ke CSSD.

i. Audit dokumentasi askep

Audit dokumentasi askep sudah dijalankan dengan baik

dimana data dalam pengkajian lengkap (data biodata, riwayat

kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, data biologis (Fisik),

data psikososial-spiritual, pola hidup/pola aktivitas sehari-hari, data

respon nyeri, dalam data diagnose sesuai dengan prioritas masalah

dan dirumuskan dengan benar (PES) tetapi ada sebagian yang tidak

sesuai dengan PES, untuk perencanaan rencana keperawatan

disusun menurut prioritas masalah, terdapat tujuan yang harus di

capai, mencakup tindakan mandiri perawat dan tindakan kolaboratif.

Untuk pelaksanaan terdapat tindakan mandiri perawat, tindakan


kolaborasi, tercatat hasil observasi atau respon pasien terhadap

tindakan yang sudah dilaksanakan dan tercantum nama dan paraf

perawat setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dan untuk

evaluasi diagnosa keperawatan dievaluasi setiap hari, diagnosa

keperawatan yang teratasi, teratasi sebagian dan yang tidak teratasi

tercantum dalam dokumentasi, tercantum nama dan waktu

pelaksanaan evaluasi, tercantum nama dan paraf perawat yang

melakukan evaluasi.

Namun pendokumentasian keperawatan masih terdapat

kekurangan yaitu dalam pengkajian keperawatan tidak seluruhnya

mencantumkan riwayat keluarga, pada diagnosa dan perencanaan

keperawatan ada sebagian pendokumentasian yang tidak dilengkapi.


3. Data Unsur Material

a. Daftar fasilitas untuk petugas kesehatan dan pasien Ruangan

Asal RSUD Al-Ihsan Tahun 2020

Tabel 3.17 Daftar fasilitas untuk petugas kesehatan dan pasien

Ruangan Asal RSUD Al-Ihsan Tahun 2020

Nama
NO Ideal Real
Ruangan
1 Ruang Ruang tempat kepala Terdapat ruangan

kepala ruangan untuk khusus kepala

instansi melakukan ruangan, berdasarkan

rawat inap managemen asuhan fungsi ruangan ini

dan pelayanan sudah berfungsi

keperawatan dengan baik.

diantaranya Kebutuhan fasilitas di

pembuatan program ruangan inipun sudah

kerja dan pembinaan. sesuai.

Besaran luas sesuai

kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Lemari, meja/kursi,

sofa, komputer, printer

dan peralatan kantor

lainnya.

2 Nurse Idealnya ruangan ini Terdapat ruangan

stasion berfungsi untuk nurse stasion,


melakukan bersadarkan fungsi

perencanaan, ruangan ini sudah

penggorganisasian berfungsi dengan baik,

asuhan dan besaran luas ruangan

pelayanan nurse stasion di

keperawatan (pre dan ruangan asal 7m x 5

post conference, m=

pengaturan jadwal), 35 m2. Jumlah

dokumentasi sampai maksimal perawat

dengan evaluasi dalam 1 sift ± 5 orang,

pasien. sehingga idealnya

Besaran Luas 3-5 besaran ruangan

m2/perawat sebesar 15 - 25 m2.

(perhitungan 1 stasi Sehingga dapat

perawat untuk disimpulkan bahwa

melayani max. 25 TT) besaran luas nurse

Kebutuhan fasilitas : station ruang asal

Meja, kursi, lemari sudah memenuhi

arsip, lemari obat, standar Depkes.

telpon atau intercom, Kebutuhan fasilitas

alat monitoring untuk sudah cukup baik.

pemantauan terus

menerus fungsi vital

pasien.
3 Ruang Ruangan ini berfungsi Terdapat 10 ruang

perawatan untuk pasien yang perawatan, dimana 1


memerlukan asuhan ruang perawatan

dan pelayanan berisi 3 TT. Saat ini

keperawatan dan dari 10 ruang

pengobatan secara perawatan seluruhnya

berkesinambungan beroperasi.

lebih dari 24jam. Berdasarkan luas

Besaran luas ruangan ideal ruang perawatan

tergantung kelas dan Idealnya dengan

keinginan desain, kebutuhan 3 TT

kebutuhan ruang 1 TT membutuhkan luas

min. 7,2 m2. banguanan sekitar

Kebutuhan Fasilitas : 21,6 m2.

Tempat tidur pasien, Sedangkan di ruang

lemari, nurse call, asal 1 TT hanya

meja, kursi, televisi, memiliki luas 1,5m x

tirai pemisah bila ada. 2,7m = 4,05 m

Jadi 3 TT hanya

memiliki luas 12,15 m

Sehingga dapat

disimpulkan bahwa

ruang perawatan di

ruang asal belum

memenuhi standar

Depkes.

Untuk kebutuhan
fasilitas sudah sesuai

dengan kelasnya,

terdapat tempat tidur

pasien, lemari pasien,

meja dan kursi serta

setiap TT dipisah

dengan menggunakan

tirai pemisah.
4 Ruang Ruang untuk Di ruang asal tidak

Konsultasi melakukan konsultasi terdapat khusus ruang

oleh profesi kesehatan konsultasi, tetapi bila

kepada pasien dan ada pasien yang

keluarga. membutuhkan

Besaran ruangan konsultasi dengan

sesuai kebutuhan. tenaga kesehatan

Kebutuhan fasilitas : dilakukan di nurse

Meja, kursi, lemari station.

arsip,

telepon/intercom,

peralatan kantor

lainnya
5 Ruang Ruangan untuk Terdapat ruang

tindakan melakukan tindakan tindakan. Secara

pada pasien baik fungsi ruangan ini

berupa tindakan belum maksimal

invasif maupun non digunakan. Karena


invasif. untuk tindakan invasif

Idealnya besaran maupun non invasif

ruangan 12-20 m2. dilakukan di ruang

Kebutuhan fasilitas : perawatan pasien.

Lemari alat periksa Besar ruangan

dan obat, tempat tidur tindakan 4,75 m x

periksa, tangga 4.75 m = 22,5 m2.

roolstool, wastafel, Secara besaran luas

lampu periksa, tiang ruang tindakan sudah

infus, dan sesuai dengan kriteria

kelengkapan lainnya. Depkes. Hanya saja

besaran ruang

tersebut menjadi

terlihat kecil karena

ruangan tindakan

digabung dengan

penyimpanan alat

tenun dan alat medis,

dan bersatu dengan

ruang kepala ruangan.

Berdasarkan

kebutuhan fasilitas di

ruang tindakan tidak

ada tempat tidur

periksa.
6 Ruang Ruang untuk Ruang administrasi
administrasi menyelenggarakan memiliki ruang khusus

kegiatan administrasi di dekat ruang

khususnya pelayanan perawat dengan luas 2

pasien di Ruang m x 2.25 m = 4.5 m.

Rawat Inap yaitu Sehingga dapat

berupa registrasi dan disimpulkan bahwa

pendataan pasien, ruang administrasi di

penandatanganan ruang asal memenuhi

surat pernyataan kriteria Depkes.

keluarga apabila

diperlukan tindakan

operasi.

Ideal besaran ruangan

3-5m2/petugas.

Kebutuhan fasilitas :

Meja, kursi, lemari

arsip, telepon,

komputer, printer dan

peralatan kantor

lainnya.
7. Ruang Ruang kerja dan Tidak terdapat ruang

Dokter Jaga kamar jaga dokter. dokter jaga.

Besaran ruangan

sesuai kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Tempat tidur, sofa,


lemari, meja/kursi,

wastafel.
8 Ruang Ruang tempat Ruang pendidikan

pendidikan/ melaksanakan masih bergabung

diskusi kegiatan dengan ruang

pendidikan/diskusi. pertemuan/ruang

Besaran ruangan rapat.

sesuai kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Meja, kursi, perangkat

audio visual, dll


9 Ruang Ruang istirahat Ruang istirahat

perawat perawat. perawat masih

Besaran ruangan bergabung dengan

sesuai kebutuhan. ruang istirahat ruang

Kebutuhan fasilitas : Zumar

Sofa, lemari,

meja/kursi, wastafel
10 Ruang Rang ganti pakaian Ruang ganti pakaian

Loker bagi petugas instalasi dan toilet masih

rawat inap. bergabung dengan

Besaran ruangan ruang Zumar.

sesuai kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Loker, dilengkapi

dengan toilet.
11 Ruang Tempat penyimpanan Ruang tempat
Linen bahan-bahan linen penyimpanan linen

Bersih steril atau bersih. menyatu dengan

Ideal besaran ruangan ruang tindakan.

min. 4 m2. Terdapat 1 lemari

Kebutuhan fasilitas : tempat penyimpanan

lemari linen bersih.


12 Ruang Ruangan untuk Terdapat ruang linen

Linen Kotor menyimpan bahan- kotor, secara fungsi

bahan linen kotor ruangan ini sudah

yang telah digunakan berfungsi cukup baik.

di ruang perawatan Besaran ruangan

sebelum dibawa ke sudah sesuai.

ruang laundry Kebutuhan fasilitas

Ideal besaran ruangan sudah sesuai

min. 4 m2. kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Bak penampungan

linen kotor
13 Gudang Fasilitas untuk Belum terdapat

kotor membuang kotoran spoolhoek untuk

(spoolhoek/ bekas pelayanan membuang limbah

dirty utylity) pasien khususnya cair.

yang berupa cairan.

Spoolhoek berupa

bak/kloset yang

dilengkapi dengan
leher angsa (water

seal)

Ideal besaran ruangan

4-6m2

Kebutuhan fasilitas :

Kloset leher angsa,

keran air bersih (sink).

Tinggi bibir kloset ±80-

100 cm dari

permukaan lantai
14 WC pasien WC pria/wanita luas 2- Terdapat WC khusus

dan 3 m2 pasien dan

pengunjung Kebutuhan fasilitas : pengunjung. Besaran

Kloset, westafel, bak luas 2m x 2m= 4m2.

air Jumlah WC ada 10.

Untuk tata letak WC

pasien terletak di

setiap kamar pasien.

Fasilitas WC belum

dilengkapi untuk

pasien safety seperti

bel tetapi sudah ada

pegangan tangan

pasien, pintu wc

sudah membuka ke

luar
15 Dapur Kecil Sebagai tempat untuk Ruang pantry bersatu

(pantry) menyiapkan makanan dengan ruangan

dan minuman bagi Lukmanul Hakim.

petugas di ruang

rawat inap

Besaran ruangan

sesuai kebutuhan.

Kebutuhan fasilitas :

Kursi + meja untuk

makan, sink, dan

perlengkapan dapur

lainnya.
16 Gudang Ruang tempat Ruang tempat

bersih penyimpanan alat-alat penyimpanan alat-alat

medis dan bahan- medis dan bahan

bahan habis pakai habis pakai masih

yang diperlukan. menyatu dengan

Besaran ruangan ruang tindakan.

sesuai kebutuhan. Kebutuhan fasilitas

Kebutuhan fasilitas : sudah sesuai

Lemari. kebutuhan, 2 lemari

penyimpanan alat-alat

medis.
17 Janitor/ Ruang untuk Terdapat ruang

ruang menyimpan alat-alat khusus untuk petugas

petugas kebersihan/cleaning kebersihan.


kebersihan service. Pada ruangan Besaran ruangan 5m2.

ini terdapat area Kebutuhan Fasilitas

basah. sudah sesuai

Ideal besaran ruangan kebutuhan. Tetapi

min. 4-6m2. masih bersatu dengan

Kebutuhan fasilitas : ruang Zumar

Lemari/rak
18 High Care Ruang perawatan Tidak terdapat ruang

Unit (HCU) yang diletakan HCU di Ruang Asal,

didepan pintu atau karena untuk pasien

bersebelahan dengan pasien yang

nurse stasion, untuk membutuhkan

pasien dalam kondisi peawatan khusus di

stabil yang kirim ke HCU gedung

memerlukan A lt.4.

pelayanan

keperawatan lebih

intensif dibandingkan

ruang perawatan

biasa

Ideal besaran ruangan

min. 9 m2/tt.

Kebutuhan fasilitas :

Tempat tidur pasien,

lemari, nurse call


19 Ruang Ruang perawatan Terdapat ruang
perawatan untuk pasien yang isolasi, secara funsgi

isolasi berpotensi menular, sudah berfungsi

mengeluarkan bau dengan baik,

dan pasien yang Kebutuhan ruangan

gaduh gelisah. sudah sesuai

Ideal besaran ruangan kebutuhan ruangan.

min. 12 m2/tt

Kebutuhan Fasilitas :

Tempat tidur pasien,

lemari, nurse call


Sumber : Data Primer Kajian ruangan Asal 2020

Analisa :

Dari hasil observasi didapatkan bahwa sarana prasarana di

ruangan Asal ada beberapa yang sudah memenuhi standar Depkes

dan ada beberapa ruangan juga yang belum memenuhi standar.

Berdasarkan Standar Departemen Kesehatan idealnya Ruang rawat

Inap memiliki 19 ruangan sarana prasarana. Pada keadaan di ruang

Asal ada beberapa ruangan yang masih bergabung dengan ruangan

lain, dan ada ruangan juga yang masih belum ada. Secara garis

besar kondisi ruangan bersih.


b. Daftar Alat Tenun Ruang Asal RSUD Al-Ihsan Tahun 2020

Tabel 3.18 Daftar Alat Tenun Ruang AsalRSUD Al-Ihsan Tahun 2020

KONDISI

NAMA ALAT KUANTITAS Secara Kuantitas (Jumlah)


STANDAR ALAT
Jumlah KETERANGAN (YANG
NO DIRUANGAN SESUAI Layak
Optimal Rusak / hilang AKAN DIAJUKAN)
MENURUT STANDAR Jumlah pakai
Diruangan
DEPKES DEPKES yang ada
(Sesuai
Standar Rs)

1 Alas Baki 1:2 56 24 √ Jumlah alas baki yang


ada tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

2 Barak schort 1:3 60 33 √ Jumlah barak schort yang


ada tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

3 Perlak Oscar Besar 1:3 84 75 √ Jumlah perlak oscar


besar yang ada tidak
sesuai dengan jumlah
ideal di ruangan.

4 Perlak Tindakan - - 22 √ Layak pakai.


Kecil

5 Sarung Bantal 1:3 84 178 √ Layak pakai


Dewasa

6 Sarung Bantal 1:3 84 90 √ Layak pakai


Oscar

7 Sarung Oksigen - - 3 √ Layak pakai

8 Selimut Dewasa 1:2 56 58 √ Layak pakai


Beludru

9 Sprei Karet Dewasa 1:3 84 100 √ Layak pakai

10 Stik Laken 1:3 84 32 √ Layak pakai

12 Tali Restrain 1:1 28 3 √ Jumlah tali restrain


Tangan dan Kaki tangan dan kaki yang ada
tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

13 Gorden Hijau 1:1 - 0 √ Tidak ada


Jendela Besar

14 Gorden Hijau 1:1 - 16 √ Layak pakai


Jendela Kecil

15 Gorden Putih 1:1 - 0 √ Tidak ada

16 Gorden Scerm - - 50 √ Layak pakai


Gantung/penyekat

17 Barackshort Plastik - 24 1 √ Layak pakai


18 Sarung Buli-Buli - - - √ Tidak ada

19 Bantal Dewasa - - 37 √ Layak pakai

20 Tutup Alat - - - √ Tidak ada

21 Laken Anak - 6 - √ Tidak ada

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi di ruangan, didapatkan bahwa alat tenun yang ada di ruangan Asal 100% layak pakai

tetapi dari standar jumlah, masih terdapat beberapa alat tenun yang tidak ada dan belum memenuhi standar DEPKES RI

2012. Dan dalam penempatan linen masih belum semua sesuai dengan tempatnya.
c. Daftar Inventaris Keperawatan Ruang AsalRSUD Al-Ihsan Tahun 2020

Tabel 3.19 Daftar inventaris keperawatan Ruang AsalRSUD Al-Ihsan Tahun 2020

SPESIFIKASI MODEL JUMLAH TAHUN KONDISI


NO NAMA BARANG MERK Ket
(TYPE/NO SERI) YANG ADA PEROLEHAN BAIK RUSAK

1 Bak injeksi Stainles One med 4 2012 4

2 Baki tindakan Stainles One Med 9 2012 9

3 Windring bantal Karet 0


Bulat

4 Bengkok Stainles One Med 10 2012 10

5 Easy Move Matras One Med 1 2013 1

2 2012

6 Gelas Ukur Plastik 1 2011 1

7 Iluminator single Dharma 1 2012 1

8 Kom alc Tutup Stainles One Med 1 2012 1 Tidak


ada

9 Kasur Dekubitus Zanuplus Zigma 6 2011 6

Yazumi 2012
Amez 2013

Suzric 2009

10 Air matress Arnez 1 2013 1

11 Lampu sorot Autolux 1 2012 1 berfungsi

12 Lavement set Stainles 0

13 Metline Plastik 0

14 Penlight ABN 1 2011 1 Layak


pakai

15 Pispot Plastik One Med 24 2009 24

Stainles One Med 24 2009 24

16 Reflex Hamer Karet, stainles 4 2009 4

17 Regulator Besi 2 2013 1 1 Layak


manual pakai

18 Regulator sentral Besi 20 2013 20

19 Papan Plastik 1 2011 1


Resusitasi

20 Resusitator Weinmann 1 2012 1


dewasa
21 Scherm 1 2011 1

22 Stetoscope anak Karet 0

23 Stetoskop Karet 2 2012 2


Dewasa

24 Spuit gilserin Stainles 1 2005 1

25 Tensimeter Air Raksa Reistar 0 0


raksa

26 Termometer 4 3 1 1 tidak
Digital berfungsi

27 Timbangan Yamamoto 1 1
Dewasa

28 Tongue spatel Stainles 1 1

29 Kruk 0 0

30 Ice crop 0 0

31 Tourniquet Karet 2 1 1

32 Tromol kassa Stainles 1


Besar

33 Comode Plastik 0
34 Beban traksi 1 kg 0 0

35 Beban traksi 2 kg 0 0

36 Beban traksi 3 kg 0 0

37 Beban traksi 4 kg 0 0

38 Beban traksi 5 kg 0 0

39 Cukuran elektrik Jinghao 0 0

40 Blood warmer 1 1

41 Sepatu boot 0 0

42 Brangkar roda Besi Paramount Bed 2 2014 2

43 Kostul/kursi 1 1

44 EKG Philips 1 2015 1 1 1 retur

Esaote 1 2013 1

45 Nebulizer Omron 1 2016 6

Z compresor 1 2009

1 2018

Ultrasonic 1 2013

2 2016
46 Infus Pump 1208000355 Terumo 1 2014 10

1201000102 Terumo 1 2014

M22100 B.Braun 1 2011

B.Braun 1 2011

101.264 B Braun 1 2011

B braun 1 2011

109672 B braun 1 2011

118208 B.Braun 1 2011

348633 B.Braun 1 2017

47 Suction Alsa as-200 1 2011 1

48 Syringe pump TE-331 Terumo 1 2011 1

49 Talang keramas 1 1

50 Baskom mandi Stainles 42 42

51 Urinal Staniles 17 22

Plastik 3

52 Stik GD 1 1
53 Oxymetry Cr67173400 Solaris 1 2016 1

54 Tensimeter Digital Microlife 4 2019 3 1 Tidak


digital berfungsi

Sumber :Data Primer Kajian ruangan asal

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa jumlah barang yang layak pakai ada 246 alat

kesehatan dan jumlah yang rusak/ hilang/tidak berfungsi sebanyak 5 alat kesehatan di Ruangan Asal. Dari standar jumlah

belum semua memenuhi standar DEPKES RI 2012.


d. Daftar Inventaris mebeller dan elektronik Ruang Asal RSUD Al-Ihsan Tahun 2020

Tabel 3.20 Daftar inventaris mebeller dan elektronik Ruang Asal RSUD Al-Ihsan Tahun 2020

SPESIFIKASI MODEL JUMLAH TAHUN KONDISI


NO NAMA BARANG MERK Ket
(TYPE/NO SERI) YANG ADA PEROLEHAN BAIK RUSAK
1 Apar Protect 1 2011 1
2 Bed side cabinet Mak 30 2011 30
4 Lemari alat tenun Mak 1 2011 1
5 Blower Maspion 15 2015 15
6 Computer HP 1 2011 2
1 2017
7 Dispenser Miyako 1 2016 1
8 Jam dinding Sakana 14 2011 14
9 Kulkas Sharp 3 2011/2016 3
10 Lemari alkes Mak 1 2016 1
11 Kursi putar chairman 3 2015 3
12 Lampu Dharma health 1 2012 1
pemeriksaan
13 Loker perawat Mak 2 2015/2016 2
14 Lemari pasien Mak 33 2011 33
15 Meja tulis Local 2 2
16 Nurse stasion 2 2
17 Over bad table Mak 31 2011 31
18 Tempat sampah Shinpo 20 2015 20
injak
19 Trolley EKG 1 1
20 Trolley Nebulizer 1 1
21 Trolley O2 Kecil 2 2
22 Trolley Suction 1 1
23 Strolley tindakan 2 2
24 Tangga pasien Mak 8 8
25 TV LED Thosiba 1 2017 1
26 Printer Epson 1 2015 1
27 Tempat hasil Kayu 1 2017 2
radiologi 1 2015
28 Stand infus roda 2 2
29 Stand infus pump 3 3
30 Tempat tidur Mak 30 2010 30
manual
31 Kipas angin Miyako 2 2014 2
32 Laci excel besar 13 13
33 Laci excel kecil 3 3
34 Wadah plastik 2 2
Besar
35 Tempat sampah 7 2016 7
besar
36 Lemari besi Mak 5 2016 5
37 Loker besi Mak 4 2016 4
38 Excel besi Barata 2 2015 5
39 Kursi Lipat Chitose 54 2011 54
40 Lemari Besi Krisbow 1 2016 1
(tempat helm)
41 Trolley Linen 1 2017 1
42 Keranjang 1 2018 1
Pengambilan
Obat

Sumber : Data Primer Kajian ruangan Asal 2020


Analisa :

Dari hasil observasi yang didapatkan di ruangan bahwa jumlah barang yang layak pakai ada 314 alat mebeller dan

jumlah alat yang rusak/hilang/tidak berfungsi sebanyak 0 alat mebeller di Ruangan Asal. Dari standar jumlah yang

didapatkan tersebut, belum semua alat memenuhi standar DEPKES RI 2012.


e. Daftar Alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang AsalRSUD Al-Ihsan

Tahun 2020

Tabel 3.21 Daftar Alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang Asal RSUD

Al-Ihsan Tahun 2020

Sisa Permintaan
No Nama barang Satuan Ket
Barang Bulan depan
1 Amplop polos panjang Dus - 5
2 Amplop polos pendek Dus - 3
¾
3 Bak stempel Buah - 1
4 Buku bouble polio Buah - 2
5 Buku ekpedisi Buah - 2
6 Buku polio 100/200 lmb Buah - 2/2
7 Buku quartor Buah - 3
8 Box file lipat Buah - 4
9 Calculator Buah - 1
10 Clear holder isi 20/40 Buah - 2/2
lmb
11 Clip besar no 5 Dus - 5
12 Clip kecil no 3 Dus - 3
13 Container FL 3 susun Buah - -
14 Container FL 4 susun Buah - -
15 Container ATK 3 Buah - -
susun/4susun
16 Cutter L 500 Buah - 1
17 DBL Clip No. Dus - -
107/155/260
18 Gunting sedang gg Buah - 2
coklat
19 Hecter besar Buah - 1
20 Kecter kecil Buah - 1
21 Isi cuter besar Pak - 1
22 Isi hecter no 10 kecil Dus - 5
23 Isi hecter no 3 besar Dus - 3
24 Kertas CF 2 :1 Box - 2
25 Kertas HVS A4/F4 RIM - 2/2
26 Kertas Karbon LBR - 5
27 Kertas scotlait warna LBR - 1
semua warna
28 Lebel no. 103/108 LBR - 10/5
29 Lebel no. 110 LBR - 5
30 Lakban bening 2” ROLL - 3
31 Lakban hitam 11/2” ROLL - 1
32 Lem cair BTL - 1
33 Lem diacol besar Buah - -
34 Map clip hitam Buah - -
35 Mapsnel plastik warna Buah - -
36 Mapsnel transparan Buah - 20
warna hijau
37 Mistar besi 30cm/60cm Buah - 1/1
38 Penghapus pensil Buah - 2
39 Penghapus W/B Buah - -
40 Pensil 2B Buah - 2
41 Pensil merah/biru Buah - -
42 Penyerut pensil Buah - 1
43 Perpurator besar Buah - 1
44 Tinta printer LX 310 Buah - 1
45 Solasi 1x72 ROLL - 2
46 Spidol kecil BR Buah - 5
47 Spidol kecil HJ Buah - 5
48 Spidol kecil HTM Buah - 5
49 Spidol kecil KN Buah - 5
50 Spidol kecil MR Buah - 5
51 Spidol S/M Buah - 3
52 Spidol W/B Buah - 3
53 Tinta Snowman warna.. Buah - -
54 Tinta stampel warna BTL - -
55 Tinta Whiteboard BTL - -
warna....
56 Tip-ex Buah - 2
57 Alko - 1
58 Karet BKS - 1
59 Double tipe - 2
60 Steropom - 2
61 Kertaskado - 10
62 Plastik kado - 10
63 Buku ket. kematian Buku - 1
NCR
64 Buku ket. Dirawat Buku - 2
65 Buku ket. Sakit Buku - 2
66 Buku klem BPJS Buku - 6
67 Buku kontrol Buku - 2
68 Buku pendamping Buku - -
pasien
68 Buku permintaan darah Buku - 2
70 Buku pernyataan Buku - 1
sanggup bayar
71 Buku rujukan extern Buku - -
72 Buku teman sejawat Buku - -
73 Kartu stok obat/alkes LBR - 50
74 KTN umum deposit Buku - 1
75 L aswal keperawatan LBR - 500
Px Dewasa R inap 1
76 L aswal keperawatan LBR - 500
Px Dewasa R inap 2
77 L aswal medis bedah R LBR - 200
inap
78 L aswal medis dalam R LBR - 50
inap
79 L aswal medis gigi & LBR - 50
mulut R inap
80 L aswal Medis kulit LBR - 50
kelamin R Inap
81 L aswal medis mata R LBR - 50
Inap
82 L aswal medis saraf R LBR - 50
Inap
83 L aswal medis THT R LBR - 50
inap
84 L aswal medis anak R LBR - 50
Inap
85 L assesment pasien LBR - 50/50/50
terminal/DNR/END OF
LIFE
86 L CTT observasi LBR - 100
87 L CTT perkembangan LBR - 100
terintegrasi R Inap
88 L DFR biaya alkes LBR - 100
89 L DPJP LBR - 100
90 L edukasi & verifikasi 1 LBR - 100
91 L edukasi & verifikasi 2 LBR - 100
92 L edukasi terintegrasi LBR - 100
93 L grafik suhu nadi LBR 100 -
94 L inform consent LBR - 100
95 L Informasi LBR - 200
96 L kartu kendali pasien LBR - 200
R inap
97 L Kepuasan Pelayanan LBR - 50
Perawat
98 L Ket Ruangan Penuh LBR - 50
-99 L Ket Pasien Pulang LBR - 50
100 L Orientasi Pasien LBR - 300
101 L Pelaksanaan LBR - 1000
Keperawatan HJ
102 L pemberian obat LBR - 500
103 L pengembalian obat LBR - 300
104 L pengkajian nyeri LBR 50 400
komprehensif
105 L penolakan TM LBR - 50
106 L persetujuan/ LBR - 300
penolakan Anastesi
107 L persetujuan/ LBR - 300
penolakan operasi
108 L persetujuan/ LBR - 50
penolakan
pemasangan restrain
109 L persetujuan / LBR - 50
penolakan transfusi
darah
110 L pindah kelas LBR - 50
111 L PMT konsul LBR - 50
112 L PMT obat & alkes LBR - 300
113 L pre operasi LBR - 300
114 L PSJ Bayar selisih Buku - 1
naik kelas
115 L PSJ tindakan medis LBR - 100
116 L RENC perawatan LBR - 35
Kepru
117 L RENC perawat LBR - 750
pelaksana
118 L RENC perawat LBR - 100
primer
119 L rencana pemulanga LBR - 100
pasien
120 L rencana TK HJ 1 LBR - 200
121 L rencana TK HJ 11 LBR - 50
122 L rencana TK HH 12 LBR - 50
123 L rencana TK HJ 13 LBR - 300
124 L rencana TK HJ 14 LBR - 50
125 L rencana TK HJ 15 LBR - 50
126 L rencana TK HJ 16 LBR - 50
127 L rencana TK HJ 18 LBR - 50
128 L rencana TK HJ 19 LBR - 50
129 L rencana TK HJ 2 LBR - 50
130 L rencana TK HJ 20 LBR - 50
131 L rencana TK HJ 21 LBR - 300
132 L rencana TK HJ 22 LBR - 300
133 L rencana TK HJ 23 LBR - 50
134 L rencana TK HJ 24 LBR - 50
135 L rencana TK HJ 25 LBR - 50
136 L rencana TK HJ 26 LBR - 50
137 L rencana TK HJ 27 LBR - 50
138 L rencana TK HJ 3 LBR - 50
139 L rencana TK HJ 4 LBR - 50
140 L rencana TK HJ 5 LBR - 50
141 L rencana TK HJ 6 LBR - 50
142 L rencana TK HJ 7 LBR - 50
143 L rencana TK HJ 8 LBR - 50
144 L rencana TK HJ 9 LBR - 50
145 L Resume LBR - 500
Keperawatan
146 L Rujukan BPJS LBR - 300
147 L Sanggup Bayar LBR - 100
Selisih
148 Pindah DR Buku - 50
149 PMT Fisioterapi Buku - 50
150 PMT PMR Lab Buku - 2
151 PMT PMR Radiologi Buku - 2
152 Resep BPJS NCR Buku - 35
153 Resep Umum & Buku - -
Kontraktor NCR
154 Sensus rawat Inap Buku - 5
155 SPL EKG LBR - 50
156 L rekonsiliasi obat LBR - 300
157 L obs transfusi LBR - 100
158 L Laporan Insiden LBR - 100
Internal
159 L Persetujuan/ LBR - 100
penolakan Transfusi
160 L Form Terminal LBR - 50
161 L Aswal Kep. Px Anak LBR - 100
1
162 L Aswal Kep. Px Anak LBR - 100
2
163 L Aswal Kep. Px Anak LBR - 100
3
164 L anastesi sedasi LBR - 300
165 L Farmasi R Inap LBR - 500

Sumber Sumber : Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 13-16 januari 2020 di ruangan asal,

diperoleh data bahwa ada banyak barang yang tidak ada atau sudah habis. Dan

telah diajukan permintaan dibulan depan agar bisa memenuhi kebutuhan di

ruangan kembali .
4. Data Unsur Money

Pada tanggal 14 Januari 2020, kami mewawancarai Kepala

Ruangan dan Administrasi Ruangan dengan tujuan untuk mengkaji data

dari unsur “Money”.

Berdasarkan hasil kajian dari bidang SDM didapatkan bahwa,

setiap tahun Rumah Sakit mendapatkan dana subsidi dari APBD dan

APBN Pemerintah Provinsi Jawa Barat Biasanya dana tersebut untuk

pendanaan biaya belanja modal/ investasi ruangan, seperti: pengadaan

alat-alat kesehatan, pengadaan fasilitas kesehatan bagi pasien

pengadaan bahan kesehatan habis pakai. Untuk pengelolaan dana

dikelola oleh pihak Rumah Sakit. Sedangkan untuk dana renovasi ada

alurnya dan tidak dikelola oleh ruangan melainkan dikelola oleh Rumah

Sakit. Sesuai pengajuan dana sendiri tergantung dengan berapa banyak

permintaan dana yang dibutuhkan oleh ruangan dalam melengkapi

fasilitas ruangan yang dapat menunjang kesembuhan pasien.

Penyusunan anggaran tahunan mengenai pengajuan pendanaan

operasional ruangan sudah dilaksanakan setiap tahun dan kemudian

diserahkan pada kepala instalasi rawat inap dan bidang keperawatan

untuk direalisasikan.
1) Pengelompokan Kelas beserta tarif perawatan perhari

Tabel 3.22 Pengelompokan Kelas beserta

tarif perawatan perhari

NO Golongan Kelas Tarif

1 Kelas III Rp : 150.000

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal medikal

Analisa :

Pada table diatas menjelaskan pengelompokan kelas

perawatan beserta tarif perawatannya, untuk biaya perawatan

untuk kelas III Rp 150.000 per hari.

Kesejahteraan untuk pegawai tetap bersumber dari Rumah

Sakit, sedangkan untuk pegawai tidak tetap bersumber dari

operasional Rumah Sakit. Adanya peningkatan gaji pegawai

setiap 1 tahun sekali dari rumah sakit. Untuk kenaikan gaji bagi

karyawan sesuai dengan jabatan dan golongannya sedangkan

untuk pegawai kontrak dan tetap sesuai dengan UMK provinsi itu

sendiri. Adanya insentif ruangan pertanggal 15 baik untuk perawat

tetap maupun kontrak sesuai dengan kepegawaian dan golongan

serta masa kerja, beban kerja dan jabatan, untuk pegawai kontrak

mendapatkan uang insentif setelah 3 bulan masa kerja,

Sedangkan kesejahteraan perawat mendapat jaminan hari tua


berupa BPJS ketenagakerjaan dan Pensiunan yang bekerja di

Rumah Sakit.

2) Tarif biaya visit dokter

Tabel 3.23 biaya visit dokter

NO Klasifikasi dokter Tarif

1 Umum Rp : 25.000
2 Spesialis Rp : 50.000

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Pada table 3.35 menjelaskan tarif biaya visit dokter umum

yaitu Rp: 25.000, dan dokter spesialis sebesar Rp 50.000.

 Biaya Tindakan Medis

Tabel 3.24 biaya tindakan medis

Kelas Tujuan Kelas 3


Tindakan Im,Sc,Iv 7.000
Tindakan Ic,Skintes 12.000
Injek Infus 1-3 Kali 7.000
Injek infus 4-5 Kali 20.000
Injek Infus > 6 37.000
Pasang Ngt 27.000
Pasang Dc (W) 32.000
Pasang Dc (L) 32.000
Pasang/Up Tranfusi 32.000
Pasang/Up Infus 27.000
Suction 1-3 Kali 35.000
Suction 4-5 Kali 50.000
Suction > 6 75.000
22
Nebulizer Per Kali
.000
Rjp Dr Umum 90.000
Rjp Perawat 71.000
Lavage 1-3 45.000
Lavage 4-5 55.000
Lavage >6 80.000
Ekg 95.000
Echo 800.000
Kasur Decub 105.000
Infus Pump 110.000
Syiring Pump 55.000
Aspirasi Cairan Genu 140.000
Pungsi Abses
700.000
Hepar/Renal
Peleura Punksi, Acsiters 140.000
Hemodialisa 982.000
Administrasi 100.000
Gizi 30.000
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

 Pengelompokan Pasien Sesuai Dengan Jenis Jaminan

Kesehatan

Tabel 3. 25 Pengelompokan Pasien Sesuai Dengan Jenis

Jaminan Kesehatan

NO Pengelompok BPJS UMUM KONTRAKTOR SKTM JUMLAH


an Pasien
1 Oktober 120 18 0 20 158
2 November 109 18 1 32 160

3 Desember 134 15 0 14 163

Jumlah 363 51 1 66 481

Sumber : Data Primer Kajian ruangan Asal Medikal

Analisa :
Pada tabel diatas menjelaskan pengelompokan pasien

sesuai dengan jenis jaminan kesehatannya, penggunaan

jaminan kesehatan BPJS dalam 3 bulan terakhir adalah 363

pasien dan untuk umum 51 pasien, kontraktor 1 pasien dan

SKTM sebanyak 66 pasien.

Dari hasil kajian dengan bagian Administrasi Ruangan

bahwa, setiap tahun ada peningkatan benefit melihat pasien-

pasien yang ada diruangan menggunakan pembayaran dengan

pasien BPJS, Pasien yang terbanyak yang ada diruangan

tersebut yaitu pasien dengan BPJS per setiap bulannya, rata-

rata pasien dengan jaminan sekitar >90%, pasien umum dan

kontraktor < 10%.

Pengelompokan pasien sesuai dengan jenis

pembayaran, Kepercayaan masyarakat khususnya pasien

BPJS, kontraktor dan umum akan pelayanan keperawatan

diruangan sangat menguntungkan dalam marketing mutu

pelayanan keperawatan.

 Pendapatan Karyawan

Table 3.26 Pendapatan Karyawan

Perawat tetap
No Perawat kontrak PNS
B C D

1 3.100.000 – 4.000.000 – 4.500.000 – 5.500,000 – 6.500.000 –


4.500.000 jika 5.000.000 jika 5.000.000 6.500.000 7.500.000
dengan insentif dengan insentif Jika dengan
insentif
Analisis :

Berdasalkan hasil kajian dari SDM, penghasilan karyawan kontrak

sebesar Rp.3.100.000-4.500.000, sedangkan berdasarkan hasil analisis

penghasilan terhadap 13 karyawan kontrak di ruang asal yaitu Rp.3.100.000

untuk gajih pokok, uang makan dan insentif ± Rp.1.400.000 sehingga jumlah

pendapatan yang di terima dalam 1 bulan adalah Rp.4.500.000. Jadi gajih yang

diterima perawat kontrak sudah sesuai dengan UMK Kabupaten Bandung 2019

dengan jumlah Rp.2.893.074, pendapatan yang diterima sesuai dengan jumlah

UMK.

Menurut survey yang dilakukan kepada 17 perawat mengenai sistem

penggajian, di dapatkan 14 perawat merasa puas 82,4%, 2 perawat merasa tidak

puas 11,8%, dan 1 perawat merasa sangat puas 5,9%, terhadap jumlah gaji di

yang didapatkan

5. Data Unsur Marketing

a. Hasil Pengkajian Berdasarkan Jumlah Pasien Masuk di Ruang

Asal RSUD Al-Ihsan

1) Pasien Masuk

Tabel 3.27 Jumlah Pasien Masuk di Ruang Asal RSUD Al-


Ihsan Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d Desember
Tahun 2019
No Pasien Masuk Jumlah Persentase
1 Oktober 171 32.6 %
2 November 172 32.9 %

3 Desember 181 34.5 %

Total 524 100 %

sumber :Data Primer 2020

Analisa :
Berdasarkan tabel jumlah pasien dari Bulan Oktober s/d

Desember 2019 menunjukan bahwa pasien masuk tidak terjadi

peningkatan atau penurunan yang signifikan pada 3 bulan

terakhir.

2) Pasien Keluar

Tabel 3.40 Jumlah Pasien Keluar di Ruang Asal RSUD Al-

Ihsan Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d Desember Tahun

2019

No Pasien Keluar Jumlah Persentase


1 Oktober 174 33.0%
2 November 174 33.0%
3 Desember 179 34.0%
Total 527 100 %

Sumber Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel jumlah pasien keluar dari Bulan Oktober

s/d Desember 2019 menunjukan bahwa pasien keluar tidak ada

peningkatan angka yang signifikan yang terjadi pada 3 bulan

terakhir.
b. Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan

No Oktober November Desember


Dx Medis Jumlah Dx Medis Jumlah Dx Medis Jumlah
1 CHF 23 CHF 23 CHF 21
2 DHF 19 STROKE 21 CAD 17
3 GASTRITIS 18 CAD 18 STROKE 14
4 CAD 18 GERD 15 GEA 10
5 STROKE 17 DM 11 ANEMIA 9
6 DM 11 GEA 10 GERD 8
7 GEA 11 TB PARU 8 TB PARU 8
8 TB PARU 7 SERD 7 SERD 8
9 GERD 7 ANEMIA 7 DHF 7
10 CKD 5 GASTRITIS 7 GASTRITIS 7
HAEMORAGIK HAEMORAGIK
11 LAIN LAIN 35 LAIN LAIN 45 LAIN LAIN 45
jumlah 171 172 172
Tabel 3.28 Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan

Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d Desember Tahun 2019

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10

penyakit besar yang sering muncul di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan


menduduki peringkat teratas selama 3 bulan terakhir yaitu Bulan

Oktober s/d Desember adalah penyakit CHF.

c. Rekapitulasi Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Rawat Inap

Ruang Asal RSUD Al-Ihsan

Tabel 3.29 Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Rawat Inap Ruang

AsalBedah RSUD Al-Ihsan Bulan Oktober s/d Desember

2019

No Laporan Oktober November Desembe Jumlah


Pasien r
1 Pasien 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang
Meninggal
< 48 Jam
2 Pasien 7 orang 10 orang 7 orang 24 orang
meninggal
> 48 jam
3 Pasien 3 orang 0 orang 3 orang 6 orang
Pulang
Paksa
4 Pasien 16 orang 13 orang 16 orang 45 orang
pindah
ruangan
5 Pasien di 1 orang 0 0rang 0 orang 1 orang
rujuk
6 Pasien 0 rang 0 orang 0 orang 0 orang
kabur
Sumber :Data Primer Kajian ruangan AsalBedah

Analisa :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 3 bulan

terakhir Oktober s/d Desember 2019 angka kematian kurang dari 48

jam perawatan sebanyak 4 orang dan yang meninggal lebih dari 48

jam perawatan sebanyak 24 orang. Sementara angka kejadian

pulang paksa berjumlah 6 orang. Alasan kepulangan sebagian besar


karena pasien sudah perbaikan. Sedangkan Untuk pasien yang

dipindahkan ruangan sebanyak 45 orang, dengan alasan

berhubungan dengan hak rawat pasien di tempat tersebut, ada 1

pasien yang dirujuk pada bilan oktober, dan tidak kejadian pasien

yang kabur dan angka kejadian pasien pulang biasa selama 3 bulan

terakhir berjumlah 614 orang dengan perbaikan kesehatan sehingga

dilanjutkan dengan rawat jalan atau kontrol di Poliklinik.

d. Jenis kunjungan pasien di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan

Tabel 3.30 Jenis Kunjungan Pasien di Ruang Asal Bulan

Oktober s/d Desember 2019

No Uraian Oktober November Desember Jumlah Persentase


1 Pasien 75 56 71 202 40,0 %
BPJS Non
PBI
2 Pasien 50 42 85 177 35.0 %
BPJS PBI
3 Pasien 29 30 26 85 16.8 %
Umum

4 Pasien 0 3 3 6 1,1 %
Kontraktor

5 Pasien 17 12 6 35 6,9 %
Maskin

Jumlah 171 143 191 505 100 %


Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar pasien berobat

menggunakan jaminan BPJS non PBI dan PBI yaitu sebesar 40,0%

dan 35.0%, sebagian kecil pasien berobat menggunakan umum yaitu


16,8, KONTRAKTOR 1,1%,dan yang menggunakan SKTM sebanyak

6.9 %

Mutu Pelayanan Keseluruhan di Ruang Asal RSUD Al-

Ihsan

Tabel 3.31 Mutu Pelayanan Keseluruhan di Ruang Asal RSUD Al-

Ihsan Bulan Oktober s/d Desember 2018

No Uraian Oktober November Desember Total Rata- Ideal Katego


rata ri
1 BOR 83,98 77.53 61,52 273.50 91 % 75- lebih
85%
2 LOS 5,67 4.13 2,75 12.55 4.18 2-12
hari
3 TOI 3.81 1,40 2.00 7,21 2.40 1-3
hari
4 BTO 5.89 5.28 0,18 11,35 3,78% > 30
kali
5 GDR 14,22 9,80 - 24,02 8,0% < 45%
6 NDR 9,48 9,80 - 19,28 6,42% < 25%
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Pada 3

bulan terakhir terhitung dari Bulan Oktober s/d Desember 2018

nilai rata-rata BOR adalah sebesar 91 % artinya kapasitas bed

terisi sanatb optimal dapat dikategorikan berlebih . Sedangkan

nilai rata-rata ALOS adalah sebesar 4.18 % artinya rata-rata lama

perawatan di Ruang Asal 4 hari, nilai rata-rata TOI adalah sebesar

2,40 %, artinya lama kosongnya bed di ruangan kurang dari 2 hari,

rata-rata BTO adalah sebesar 11,35 %. nilai rata-rata GDR adalah

sebesar 8,0 %. nilai rata-rata NDR adalah sebesar 6,42 %.


e. Rekapitulasi Mutu Umum Kejadian Cedera Dan Infeksi

Nosokomial Berdasarkan Keseluruhan di Ruang Asal RSUD Al-

Ihsan

Tabel 3.32 Rekapitulasi Mutu Umum Kejadian Cedera dan Infeksi

Nosokomial Berdasarkan Keseluruhan di Ruang Asal RSUD Al-

Ihsan Bulan Oktober s/d Desember 2019

No Bulan Cedera Infeksi Nosokomial


Dekubitus Plebitis/ IADP ISK VAP/ IDO
HAV
1 Oktober 0 0 0 0 0 0
2 Novembe 0 0 0 0 0 0
r
3 Desembe 0 0 0 0 0 0
r
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada Bulan

Oktober s/d Desember tidak terjadi cedera dan infeksi nasokomial

yang terdiri dari dekubitus, plebliitis, infeksi saluran kemih,

HAP/HAV (hepatitis) dan (Infeksi daerah operasi)


f. Pengkajian 10 Besar Masalah Keperawatan di Ruang Asal RSUD

Al-Ihsan

Tabel 3.34 Pengkajian 10 Besar Masalah Keperawatan bulan

Oktober s/d Desember 2019

NO MASALAH KEPERAWATAN
1 Hypervolemia

2 Penurunan curah jantung


3 Aktual / resiko hipovolemia
4 Nyeri akut / kronis
5 Gangguan oksigenasi, transportasi/ventilasi, difusi
6 Gangguan perfusi jaringan selebral
7 Defisit nutrisi
8 Defisit perawatan diri
9 Hipertermia
10 Resiko hipo / hiperglikemia
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Asal

Analisa :

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa 10 diagnosa terbesar

diatas telah diperbaiki dengan yang terdapat dalam buku SDKI 2018,

tatapi diruangan sebagaian masih mengunakan standar diagnosa nic noc


g. Hasil Kajian Marketing Berdasarkan 4P (Place, Promotion, Price

and Product)

Hasil Kajian Marketing Ruang Zaitun 2 Medikal RSUD Al-Ihsan

Berdasarkan 4P (Place, Promotion, Price and Product) Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan selama 3 hari

terhitung dari 14 Januari s/d 17 Januari 2020, maka hasil kajiannya

berdasarkan 4P yaitu:

1) Tempat (Place)

a) Ruang Asal RSUD Al-Ihsan saat ini berada pada wilayah

kerja Kabupaten Bandung dengan lokasi strategis di

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

b) Petunjuk alur menuju Ruangan Asal Al-Ihsan sudah

terpampang jelas diluar ruangan tetapi, letak ruang Asal

berada sebelum ruang zumar , sehingga membuat

pengunjung masih kebingungan untuk ke ruangan Asal

c) Adanya ruangan dibagi menjadi 2 sayap yaitu kanan dan kiri,

untuk sayap kanan ada blok tim 2 dan sayap kiri blok tim 1

untuk kamar isolasi terletak di ruang paling depan dekat pintu

masuk .

d) Visi ruang Asal sejalan dengan visi Rumah Sakit dan bidang

Keperawatan, yaitu mewujudkan pelayanan keperawatan

prima bernuansa Islam dan terdepan dalam memberikan

kepuasan kepada pelanggan di Asal sesuai dengan visi rumah


sakit Al Ihsan. Misi ruang Asal sejalan dengan misi Rumah

Sakit dan Bidang keperawatan yaitu :

- Menerapkan pelayanan keperawatan secara profesional

berdasarkan standar profesi untuk mewujudkan center of

Excellent) pelayanan unggulan degeneratif, Jantung,

Cancer, diabetic,)

- Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia

yang profesional, yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- Meningkatkan kegiatan ketersediaan sarana dan

prasarana di ruangan untuk menujang pemberian

pelayanan keperawatan medikal yang berkualitas.

- Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk pengembangan SDM dan pelayanan

keperawatan di Ruangan.

- Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan medikalyang

berbasis pada sistem informasi yang terpadu

Visi, Misi dan Moto Ruang Asal belum terpampang jelas di

Ruang Asal

e) Kotak saran terpampang jelas di Ruang Asal

2) Pengembangan Promosi (Promotion)

a) Adanya beberapa instansi kerjasama sebagai tempat rujukan

Rumah Sakit.
b) Sudah terdapat tempat media informasi tetapi belum terdapat

lengkap leaflet 10 besar penyakit atau media pemasaran

c) Telah optimalnya pengembangan kerjasama pasien kontraktor

d) Ruang Asal merupakan ruang rawat inap kelas III. Ruang

rawat inap ini merupakan ruang rawat inap dengan kualitas

perawatan yang sudah cukup baik tetapi, yang masih harus di

perhatiakan adalah kelengkapan ruangan, seperti kurangnya

ventilasi, handscrub , Sedangkan untuk tingkat kepercayaan

masyarakat yang di rawat di Ruang AsalBedah dengan nilai

BOR rata-rata 3 Bulan terakhir Bulan Oktober s/d Desember

2019 mencapai 91 %. Kondisi ini perlu dipertahankan dan

ditingkatkan ditahun-tahun berikutnnya.

3) Harga (Price)

a) Harga di Ruang asal Medikal kelas III sesuai dengan kebijakan

Direktur RSUD Al-Ihsan

b) Harga sudah tercatat jelas dibagian administrasi Ruang

AsalBedah

c) Informed concent harga untuk setiap tindakan sudah optimal di

informasikan pada klien.

4) Produk Unggulan (Product)

a) Adanya program unggulan ruangan yaitu mewujudkan

pelayanan keperawatan prima bernuansa Islam dan terdepan

dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan di Asal

sesuai dengan visi rumah sakit Al Ihsan


b) Sudah adanya program home care bekerjasama dengan

Poliklinik Diabetic Center RSUD Al-Ihsan.

c) Informed consent dalam menjelaskan prosedur tindakan

sudah optimal

5) People

Pegawai di Ruang Asal dari mulai dokter, perawat, petugas

kesehatan lain, petugas umum sudah memberikan pelayanan

prima pada pasien dalam memberikan pelayanan service

excellence memiliki senyuman yang tulus dan hati yang tulus

dalam melayani pasien, wajah yang hangat dan ceria, penampilan

yang menarik, tutur kata yang halus, dan kemampuan melayani

pasien. Pasien senang bila mendapatkan sapaan halus pada

mereka. Sikap ramah dan mudah menyesuaikan diri pada pasien

akan memudahkan dalam memberikan pelayanan pasien

6) Physical Environment

Ruang AsalBedah merupakan ruang perawatan kelas III dengan

fasilitas kelas III dengan 1 ruang perawatan dengan 3 bed manual,

Lemari pakaian. Ruangan dibagi menjadi 2 sayap yaitu kanan dan

kiri, untuk sayap kanan ada blok team 2 (kamar ganjil) dan sayap

kiri ada blok tim 1 (kamar genap). khusus kamar isolasi terletak di

paling belakang.

7) Process

Pelayanan service excellence yang diberikan cepat, mudah

dan ramah dengan kepuasan pasien. Dari 25 pasien 11 orang

(44%) mengatakan sangat puas terhadap kinerja perawat di ruang


asal, 14 orang (56%) mengatakan puas terhadap kinerja perawat di

ruangan ‘Asal. Dan tidak ada satupun pasien yang mengatakan

tidak puas dan sangat tidak puas terdahap kinerja perawat di ruang

Asal
. ANALISIS SWOT

1. Analisis SWOT

Analisis SWOT di Ruang Asal Medikal RSUD Al -Ihsan Provinsi Jawa barat Tahun 2020

INTERNAL EXTERNAL
UNSUR STRENGTH
NO WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT
MANAJEMEN (S)
(W) (O) (T)

1 MAN 1. Jumlah perawat yang di Ruang 1. Dari 20 jumlah perawat 1. Tersedianya sumber daya 1.  Arus tenaga
Asal medikal adalah 17 diruangan Asal Medikal manusia yang sudah kesehatan asing
perawat Asosiate. terdapat 16 perawat lulusan teregistrasi STR pada yang bekerja
2. perawat primer dan 1 kepala Diploma 3 Keperawatan. proses penerimaan diindonesia
ruangan adalah satu kekuatan 2. Status kepegawaian perawat kepegawaian dan adnya semakin
bagi ruangan karena kebutuhan yang ada diruangan asal peluang untuk mengikuti meningkat.
tenaga keperawatan maksimal dibedakan menjadi 2 kategori pelatihan seperti pelatihan Selain itu,
sesuai dengan perhitungan yaitu pegawai tetap sebanyak 7 PPGD, BTCLS Perawatan tenaga medis
Douglas & Gillies dimana orang, pegawai kontrak Luka dll. asing dan
kebutuhan tenaga perawat yang sebanyak 12 orang. Dapat kebanyakan dari
dibutuhkan untuk pagi 4 orang, memicu kinerja perawat karena 2.   Adanya peluang untuk mereka
siang 3 orang dan malam 2 adanya perbedaan dalam melanjutkan studi ke S1 umumnya
orang tapi kenyataan di payment. dan juga dapat berpendidikan
lapangan yang sift pagi 4 orang memudahkan bagi perawat setingkat S1,
+ karu, siang 3 orang dan tetap untuk meningkatkan dengan status
malam 3 orang. jenjang karir (jabatan Registered
dalam pekerjaan). Nurse (RN) dan
3. Adanya kerja sama dengan mampu
institusi pendidikan. berbicara bahasa
3.   Seluruh perawat sudah memiliki indonesia.
STR Setiap pegawai sudah
mengikuti pelatihan MPKP dan 2. Adanya
juga mengikuti pelatihan – peningkatan dan
pelatihan penunjang lainnya daya pikir yang
kritis seiring
4.   Perawat yang berada diruangan berkembangnya
asal mayoritas sudah menikah teknologi
dengan jumlah 18 orang dan informasi terkait
yang belum menikah hanya 1 kesehatan
orang.
3. letak geografis
8. Sebagian besar perawat merasa yang sering
puas dengan tunjangan mengalami
bencana alam
9. Sebagian besar perawat memiliki (banjir) dapat
pengetahuan yang baik terhadap mempengaruhi
peran dan fungsinya masing- akses pegawai
masing menuju rumah
sakit yang akan
berdampak
terhadap
pelayanan.
2 METODE 1. Ruangan Asal Medikal 1. Pelaksanaan ronde keperawatan 1. Adanya fasilitas yang 1. Adanya tuntutan
sudah menggunakan dalam MPKP belum berjalan memadai dari ruangan akan pelayanan
metode tim modifikasi dengan baik terkait dengan menghindari yang maksimal
keperawatan primer 2. Prosedur pelaksanaan supervisi terjadinya infeksi dari masyarakat
2. Pelaksanaan Timbang telah dilakukan tetapi tidak di nasokomial. 2. Peningkatan
terima sudah dilakukan dokumentasi 2. Adanya kepercayaan yang daya pikir yang
setiap pergantian shift 3. Pendokumentasian keperawatan cukup baik dari pasien dan kritis dari
dengan persentasi 93,9% masih terdapat kekurangan masyarakat kepada rumah masyarakat
(baik) yaitu dalam pengkajian sakit terhadap
3. Pelaksanaan prosedur keperawatan tidak seluruhnya 3. Sudah terdapat lembaga pelayanan dan
penerimaan psien baru mencantumkan riwayat PKRS. tindakan
mencapai 93,6% (baik) keluarga, psikososial, dan 4. Pembuatan SPO tindakan keperawatan
4. Sudah terlaksananya Activity Daily Livng. Pada item keperawatan dan secara
discharge planning tidakan keperawatan tidak keseluruhan SPO diruang
prosedur persiapan pasien seluruhnya dilakukan Asal telah lengkap
pulang dengan presentase pendidikan kesehatan secara
94,81% keseluruhan
5. Prosedur pelaksanaan 4. Ruangan tidak melakukan
universal precaution sudah survei kepuasan tenaga
dilaksanakan dengan kesehatan setiap bulannya
presentase 89,6% 5. Metode DRK dalam MPKP
6. Prosedur tetap dari belum berjalan secara optimal.
pelaksanaan pre dan post 6. Pelaksanaan discharge planning
conference sudah dalam mengantar pasien dan
dilaksanakan dengan keluarga tidak diantarkan ke
persentase 90,4% ( baik) pintu luar dan jarangnya
7. Audit dokumentasi askep memberikan Pendidikan
sudah dilakukan dengan kesehatan pada pasien
baik dengan presentase 7. masih terdapat kekurangann
98,9% dari setiap identifikasi terutama
aspek identivikasi tidak
dilakukan secara tepat masih
belum 100% masih terdapat
kekurangan rata-rata pasien
diidentifikasi berdasarkan
kamar dan namanya saja
8. masih terdapat kekurangan dari
komunikasi tidak langsung
yaitu dari perawat tidak
menyebutkan pasien masuk
ruangan dan hari perawatannya
dan tidak mengidentifikasi
pengetahuan pasien terhadap
diagnosa medis atau penyakit
yang dialami.
9. mengenai mengurangi Risiko
InfeksI terutama dalam
melakukan cuci tangan perawat
tidak semuanya melakukan
dengan five moment masih
jarang dilakukan cuci tangan
sebelum kontak dengan pasien
dan setelah kontak dengan
lingkungan pasien, serta
penggunaan APD juga masih
tidak sepenuhnya dilakukan
dengan nilai 75%, terutama
dalam melakukan tindakan
tidak menggunakan handscoon
dan pemaiakan masker

3 MATERIAL 1. Alat – alat tindakan sudah 1. Belum adanya struktur 1. Pengadaan alat – alat 1. Adanya
tersimpan didalam lemari organisasi ruangan yang sudah diruangan mendapat persaingan antar
2. Pemilihan tempat sampah untuk diperbaharui bantuan atau inventaris rumah sakit
sampah non medis, medis, 2. Belum ada tempat bimbingan logistic dari APBD negeri maupun
farmasi, plabot dan safetybox khusus untuk pendidikan swasta promosi
sudah berjalan 3. Belum tertatanya ruang ganti tentang
3. Tersedia ruangan tindakan perawat dengan rapih dan pengadaan alat-
keperawatan (belum memenuhi masih bersatu dengan mushola alat kesehatan
standar) 4. Penyimpanan alat tenun di yang semakin
4. Sudah tersedia nurse station dan dalam lemari belum sesuai canggih.
kotak saran dengan tempatnya. Cara 2. Meningkatnya
5. Sudah tersedia tempat pengambilan alat tenun tidak harga fasilitas
penyimpanan status pasien dan beraturan dan tidak dirapihkan kesehatan
penempatan alat di meja sudah kembali ketempatnya. seiring
tertata rapih 5. Identitas perawat diloker berkembangnya
6. Sudah tersedia tempat masing” sudah tercatat tetapi peralatan yang
penyimpanan kertas format belum lengkap semakin
diagnosa di lemari canggih
4 MONEY 1. Penyusunan anggaran tahunan 1. Tidak adanya insentif yang 1. Setiap tahun Rumah Sakit 1.Jika terhambatnya
mengenai pengajuan pendanaan diberikan kepada perawat PHL. mendapatkan dana subsidi proses pengajuan
operasional ruangan sudah dari APBD Pemerintah anggaran dana
dilaksanakan setiap tahun dan Provinsi Jawa Barat. subsidi
diserahkan pada kepala bagian Biasanya Dana tersebut APBD,akan
instalasi rawat inap dan bidang untuk pendanaan biaya berdampak pada
keperawatan untuk investasi rumah sakit, kinerja rumah
direalisasikan. adanya bantuan dana sakit sendiri.
2. Kesejahteraan perawat mendapat APBD provinsi untuk 2.Persaingan rumah
jaminan hari tua berupa BPJS investasi bangunan dan sakit baik dari
ketenagakerjaan dan Pensiunan alat-alat kesehatan rumah Negeri maupun
yang bekerja di Rumah Sakit. sakit. swasta.
3. Adanya peningkatan gaji 2. Pasien yang sering masuk / 3.Berubahnya
pegawai setiap 1 tahun sekali dirawat diruang medikal kebijakan JKN
dari rumah sakit. Untuk yaitu rata-rata pasien dari fee for
kenaikan gaji bagi karyawan dengan menggunakan service menjadi
sesuai dengan jabatan dan jaminan BPJS kesehatan INA CBG’s.
golongannya sedangkan untuk non PBI serta pasien umum
pegawai kontrak kenaikan gaji dan kontraktor.
sesuai dengan UMK provinsi itu
sendiri, dan adanya insentif yang
diberikan setiap bulan
pertanggal 15 setelah 3 bulan
kerja untuk perawat tetap
ataupun kontrak.
5 MARKETING 1. Ruang Asal Medikal RSUD Al- 1. Visi, Misi dan Moto Ruang 1. Adanya beberapa instansi 1. Persaingan
Ihsan saat ini berada pada Asal Medikal belum kerjasama sebagai tempat antar rumah
wilayah kerja Kabupaten terpampang jelas di Ruang Asal rujukan Rumah Sakit. sakit swasta dan
Bandung dengan lokasi Medikal. 2. Telah optimalnya negeri
strategis di Kecamatan 2. Kotak saran tidak terpampang pengembangan kerjasama 2. Akses
Baleendah Kabupaten Bandung. di Ruang Asal Medikal karena pasien kontraktor. transportasi
2. Petunjuk alur menuju Ruangan rusak. 3. Harga di Ruang Asal yang kurang
Asal Medikal Al-Ihsan telah 3. Sudah terdapat tempat media Medikal kelas 1 sesuai mudah, karena
tertata rapi dan terpampang informasi tetapi belum terdapat dengan kebijakan berada di
dengan jelas di depan ruangan. lengkap leaflet 10 besar Gubernur melalui Direktur kawasan rawan
3. Visi dan misi ruang Asal penyakit atau media pemasaran. RSUD Al-Ihsan. banjir, sehingga
medikal sejalan dengan visi 4. Masih terdapat kejadian pulang 4. Harga sudah tercatat jelas menimbulkan
Rumah Sakit dan bidang paksa berjumlah 6 orang, dibagian administrasi kendala
Keperawatan, yaitu angka kematian kurang dari 48 Ruang Asal Medikal. pemasaran.
mewujudkan pelayanan jam perawatan sebanyak 4 5. Informed concent harga 3. Adanya
keperawatan prima bernuansa orang dan yang meninggal lebih untuk setiap tindakan kegiatan pasar
Islam dan terdepan dalam dari 48 jam perawatan sebanyak sudah optimal di minggu
memberikan kepuasan kepada 24 orang, pasien yang informasikan pada klien. disekitar Rumah
pelanggan di Asal Medikal dipindahkan ruangan sebanyak 6. Sudah adanya program sakit yang dapat
sesuai dengan visi rumah sakit 45 orang, dengan alasan home care bekerjasama mengganggu
Al Ihsan. berhubungan dengan hak rawat dengan Poliklinik diabetic kenyamanan
4. Adanya program unggulan pasien di tempat tersebut, center RSUD Al-Ihsan. klien dan akses
ruangan yaitu mewujudkan pasien dirujuk ada 1 orang. 7. Informed consent dalam untuk berobat
pelayanan keperawatan prima menjelaskan prosedure pada hari
bernuansa Islam dan terdepan tindakan sudah optimal. tersebut
dalam memberikan kepuasan 8. Sebagian besar pasien terganggu.
kepada pelanggan di Asal berobat menggunakan 4. Tingkat
Medikal sesuai dengan visi jaminan BPJS non PBI dan pengetahuan
rumah sakit Al Ihsan. PBI yaitu sebesar 40% dan masyarakat
5. Ruang Asal Medikal 35% sebagian kecil pasien yang semakin
merupakan ruang rawat inap berobat non BPJS umum tinggi dan kritis
kelas III. 16,8 dan non BPJS menyikapi
6. Kunjungan pasien 91% sudah kontraktor 1,1%, sktm pelayanan yang
optimal selama 3 bulan terakhir 6,9%. diberikan.
berdasarkan BOR ruang Asal Perkembangan
Medikal RSUD Al-Ihsan. teknologi yang
7. Angket kepuasan pasien pesat menuntut
dilakukan terhadap 25 pasien pelayanan yang
didapatkan sebanyak 11 (44%) harus diberikan
pasien yang sangat puas dengan
kinerja perawat dan sebanyak
14 (56%) pasien yang puas
terhadap kinerja perawat di
ruang Asal RSUD Al-Ihsan.
8. Jumlah pasien yang masuk dan
menunjukan kestabilan pasien,
tidak ada peningkatan dan
penurunan yang signifikan.
9. Tidak ada pasien yang kabur.
10. Tidak terjadi cedera dan infeksi
nasokomial yang terdiri dari
dekubitus, plebliitis, infeksi
saluran kemih, HAP/HAV
(hepatitis) dan (Infeksi daerah
operasi).
11. Hasil kepuasan dari tenaga
kesehatan lain yaitu pada ahli
gizi didapatkan persentase 80%
dengan kriteria puas
a. Man (M1)

Tabel 3.42 IFE (Internal Faktor Evaluation)


No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

A Kekuatan

1. Jumlah perawat yang di Ruang Asal medikal adalah 17 perawat


Asosiate. 2 perawat primer dan 1 kepala ruangan adalah satu kekuatan
bagi ruangan karena kebutuhan tenaga keperawatan maksimal sesuai
dengan perhitungan Douglas & Gillies dimana kebutuhan tenaga
perawat yang dibutuhkan untuk pagi 4 orang, siang 3 orang dan
malam 2 orang tapi kenyataan di lapangan yang sift pagi 4 orang +
karu, siang 3 orang dan malam 3 orang.

3.  Seluruh perawat sudah memiliki STR Setiap pegawai sudah mengikuti


pelatihan MPKP dan juga mengikuti pelatihan – pelatihan penunjang lainnya

4.   Perawat yang berada diruangan asal mayoritas sudah menikah dengan


jumlah 19 orang dan yang belum menikah hanya 1 orang.
5. Sebagian besar perawat merasa puas dengan tunjangan

6. Sebagian besar perawat memiliki pengetahuan yang baik terhadap


peran dan fungsinya masing-masing

Total `

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

B Kelemahan

1.  Dari 20 jumlah perawat diruangan Asal Medikal terdapat 16 perawat


lulusan Diploma 3 Keperawatan.

2. Status kepegawaian perawat yang ada diruangan asal dibedakan menjadi 2


kategori yaitu pegawai tetap sebanyak 7 orang, pegawai kontrak sebanyak
12 orang. Dapat memicu kinerja perawat karena adanya perbedaan dalam
payment.

Total

Tabel 3.43 (Eksternal Faktor Evaluation)


No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

C Peluang

1. Tersedianya sumber daya manusia yang sudah teregistrasi STR pada proses
penerimaan kepegawaian dan adnya peluang untuk mengikuti pelatihan
seperti pelatihan PPGD, BTCLS Perawatan Luka dll.

2.   Adanya peluang untuk melanjutkan studi ke S1 dan juga dapat memudahkan bagi
perawat tetap untuk meningkatkan jenjang karir (jabatan dalam pekerjaan)

3. adanya kerja sama dengan institusi pendidikan

Total

No Eksternal Faktor Strategis

D Ancaman

1.   Arus tenaga kesehatan asing yang bekerja diindonesia semakin meningkat. Selain itu,
tenaga medis asing dan kebanyakan dari mereka umumnya berpendidikan setingkat
S1, dengan status Registered Nurse (RN) dan mampu berbicara bahasa indonesia.

2. adanya peningkatan dan daya pikir yang kritis seiring berkembangnya teknologi
informasi terkait kesehatan

3. letak geografis yang sering mengalami bencana alam (banjir) dapat mempengaruhi
akses pegawai menuju rumah sakit yang akan berdampak terhadap pelayanan.

Total

Sumbu X (S:W) = skor kekuatan –skor kelemahan

= 3,5 – 2,1 = 1.4

Sumbu Y (O:T) = Skor peluang – Skor Ancaman

=2,4 – 1,6 = 0,8


b. Metode (M2)

Tabel 3.44 IFE (Internal Faktor Evaluation)

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

A Kekuatan

1. Ruangan Asal Medikal sudah menggunakan Model Praktik Keperawatan


Profesional (MPKP)

2. hasil evaluasi aktivitas pengendalian di MPKP yaitu 92,5% dengan


demikian pengendalian evaluasi MPKP hampir seluruhnya dilakukan
seperti perhitungan BOR, AVLOS, TOI, angka perhitungan infeksi
noskomial,

3. Pelaksanaan Timbang terima sudah dilakukan setiap pergantian shift


dengan persentasi 93,9% (baik)

4. pencatatan kepuasan pasien, survei masalah keperawatan, dan audit


dokumentasi, hampir seluruhnya dilakukan perhitungan setiap bulannya

5. Pelaksanaan prosedur penerimaan psien baru mencapai 93,6% (baik)

6. Sudah terlaksananya discharge planning prosedur persiapan pasien pulang


dengan presentase 94,81%
7. Prosedur tetap dari pelaksanaan pre dan post conference sudah dilaksanakan
dengan persentase 90,4% ( cukup baik)
8. Audit dokumentasi askep sudah dilakukan dengan baik

Total

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

B Kelemahan

1. Pendokumentasian keperawatan masih terdapat kekurangan yaitu dalam


pengkajian keperawatan tidak seluruhnya mencantumkan riwayat keluarga,
Pada item tidakan keperawatan tidak seluruhnya dilakukan pendidikan
kesehatan secara keseluruhan
2. Ruangan tidak melakukan survei kepuasan tenaga kesehatan setiap
bulannya
1.
3. Pelaksanaan discharge planning dalam mengantar pasien dan keluarga tidak
diantarkan ke pintu luar dan jarangnya memberikan Pendidikan kesehatan
pada pasien

4. Tidak berjalannya kegiatan supervisi

5. mengenai mengurangi Risiko InfeksI terutama dalam melakukan cuci tangan


perawat tidak semuanya melakukan dengan five moment masih jarang
dilakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak
dengan lingkungan pasien, serta penggunaan APD juga masih tidak
sepenuhnya dilakukan terutama dalam melakukan tindakan tidak
menggunakan handscoon dan pemaiakan masker
Total

Tabel 3.45 EFE (Eksternal Faktor Evaluation)


No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

C Peluang

1. Adanya fasilitas yang memadai dari ruangan terkait dengan


menghindari terjadinya infeksi nasokomial.

2. Adanya kerjasama yang baik antara pihak institusi pendidikan


dengan rumah sakit.
3. Adanya kepercayaan yang cukup baik dari pasien dan masyarakat
kepada rumah sakit
4. Kepuasan pasien 44% sangatb puas dan 56% puas

5. Sudah terdapat lembaga PKRS.

6. Pembuatan SPO tindakan keperawatan dan secara keseluruhan SPO


diruang Asal mediksl telah lengkap
Total

No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket
D Ancaman

1. Adanya tuntutan akan pelayanan yang maksimal dari masyarakat

2. Peningkatan daya pikir yang kritis dari masyarakat terhadap


pelayanan dan tindakan keperawatan
3. Kebebasan pers yang mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi
dari dalam ruangan rumah sakit kepada masyarakat.
Total

Sumbu X (S : W) = Skor Kekuatan – Skor Kelemahan

2,86-3,29= -0,43

Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman


2,12- 1,97 = 0,15

c. Material (M3)

Tabel 3.46 IFE (Internal Faktor Evaluation)

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

A Kekuatan

1. Alat – alat tindakan sudah tersimpan didalam lemari 0,3 3 0,9

2. Pemilihan tempat sampah untuk sampah non medis, medis, farmasi, 0,3 3 0,9
plabot dan safetybox sudah berjalan
3. Tersedia ruangan tindakan keperawatan (belum memenuhi standar) 0,3 3 0,9

4. Sudah tersedia nurse station dan kotak saran 0,1 1 0,1

5. Sudah tersedia tempat penyimpanan status pasien dan penempatan alat 1 10 2,8
di meja sudah tertata rapih

6. Sudah tersedia tempat penyimpanan kertas format Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

No Internal Factor Strategis

B Kelemahan 0,1 2 0,2

1. Belum adanya struktur organisasi ruangan yang sudah diperbaharui 0,150 2 0,3

2. Belum ada tempat bimbingan khusus untuk pedidikan 0,1 2 0,2

3. Belum tertatanya ruang ganti perawat dengan rapih dan masih bersatu dengan 0,150 2 0,3
mushola

4. Penyimpanan alat tenun di dalam lemari belum sesuai dengan tempatnya. 0,05 1 0,05
Cara pengambilan alat tenun tidak beraturan dan tidak dirapihkan kembali
ketempatnya

Identitas perawat di loker masing-masing sudah tercatat tetapi belum lengkap 0,1 2 0,2

Total 1 17 2,1

Table EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

No Eksternal Faktor Strategis Bobot Rating Nilai Ket


(a) (b) (axb)

C Peluang

1. Pengadaan alat – alat diruangan mendapat bantuan atau 1 4 4


inventaris logistic dari APBD
Total 1 4 4

Bobot Rating Nilai


No Eksternal Faktor Strategis Ket
(a) (b) (axb)

D Ancaman

1. Adanya persaingan antar rumah sakit negeri maupun 0,5 4 2


swasta promosi tentang pengadaan alat-alat kesehatan
yang semakin canggih

2. Meningkatnya harga fasilitas kesehatan seiring 0,5 3 1,5


berkembangnya peralatan yang semakin canggih.
Total 1 7 3,5

Sumbu X (S : W) = Skor Kekuatan – Skor Kelemahan

=2,8 – 2,1= 0,7

Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman

=4 – 3,5= 0,5
d. Marketing (M5)

Tabel 3.48 IFE (Internal Faktor Evaluation)

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

A Kekuatan

1. Ruang Asal Medikal RSUD Al-Ihsan saat ini berada pada wilayah
kerja Kabupaten Bandung dengan lokasi strategis di Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung.

2. Petunjuk alur menuju Ruangan Asal Medikal Al-Ihsan telah tertata rapi
dan terpampang dengan jelas di depan ruangan.
3. Visi dan misi ruang Asal medikal sejalan dengan visi Rumah Sakit dan
bidang Keperawatan, yaitu mewujudkan pelayanan keperawatan prima
bernuansa Islam dan terdepan dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan di Asal Medikal sesuai dengan visi rumah sakit Al Ihsan.
4. Adanya program unggulan ruangan yaitu mewujudkan pelayanan
keperawatan prima bernuansa Islam dan terdepan dalam memberikan
kepuasan kepada pelanggan di Asal Medikal sesuai dengan visi rumah
sakit Al Ihsan.
5. Ruang Asal Medikal merupakan ruang rawat inap kelas I.

6. Kunjungan pasien 91% sudah optimal selama 3 bulan terakhir


berdasarkan BOR ruang Asal Medikal RSUD Al-Ihsan.
7. Angket kepuasan pasien dilakukan terhadap 25 pasien didapatkan
sebanyak 11 (44%) pasien yang sangat puas dengan kinerja perawat
dan sebanyak 14 (56%) pasien yang puas terhadap kinerja perawat di
ruang Asal RSUD Al-Ihsan.

8. Jumlah pasien yang masuk dan menunjukan kestabilan pasien, tidak


adapeningkatan dan penurunan yang signifikan.
9. Tidak ada pasien yang kabur.

10. Tidak terjadi cedera dan infeksi nasokomial yang terdiri dari
dekubitus, plebliitis, infeksi saluran kemih, HAP/HAV (hepatitis) dan
(Infeksi daerah operasi).
11. Hasil kepuasan dari tenaga kesehatan lain yaitu pada ahli gizi
didapatkan persentase 80% dengan kriteria puas
Total

No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

B Kelemahan

1. Visi, Misi dan Moto Ruang Asal Medikal belum terpampang jelas di
Ruang Asal Medikal.
2. Kotak saran tidak terpampang di Ruang Asal Medikal karena rusak.

3. Sudah terdapat tempat media informasi tetapi belum terdapat lengkap


leaflet 10 besar penyakit atau media pemasaran.
4. Masih terdapat kejadian pulang paksa berjumlah 6 orang, angka
kematian kurang dari 48 jam perawatan sebanyak 4 orang dan yang
meninggal lebih dari 48 jam perawatan sebanyak 24 orang, pasien
yang dipindahkan ruangan sebanyak 45 orang, dengan alasan
berhubungan dengan hak rawat pasien di tempat tersebut, pasien
dirujuk ada 1 orang.
Total

Tabel 3.49 EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

C Peluang

1. Adanya beberapa instansi kerjasama sebagai tempat rujukan Rumah


Sakit.
2. Telah optimalnya pengembangan kerjasama pasien kontraktor.

3. Harga di Ruang Asal Medikal kelas 1 sesuai dengan kebijakan


Gubernur melalui Direktur RSUD Al-Ihsan.
4. Harga sudah tercatat jelas dibagian administrasi Ruang Asal Medikal.

5. Informed concent harga untuk setiap tindakan sudah optimal di


informasikan pada klien.
6. Sudah adanya program home care bekerjasama dengan Poliklinik
diabetic center RSUD Al-Ihsan.
7. Informed consent dalam menjelaskan prosedur tindakan sudah optimal.

8. Sebagian besar pasien berobat menggunakan jaminan BPJS non PBI


dan PBI yaitu sebesar 40% dan 35% sebagian kecil pasien berobat non
BPJS umum 16,8 dan non BPJS kontraktor 1,1%, sktm 6,9%.

Total
No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

D Ancaman

1. Persaingan antar rumah sakit swasta dan negeri

2. Akses transportasi yang kurang mudah, karena berada di kawasan rawan


banjir, sehingga menimbulkan kendala pemasaran.
3. Adanya kegiatan pasar minggu disekitar Rumah sakit yang dapat
mengganggu kenyamanan klien dan akses untuk berobat pada hari tersebut
terganggu.
4. Tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin tinggi dan kritis menyikapi
pelayanan yang diberikan.

5. Perkembangan teknologi yang pesat menuntut pelayanan yang harus


diberikan.

Total

Sumbu X (S : W) = Skor Kekuatan – Skor Kelemahan

Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman

=
a. Money (M4)

IFE (Internal Faktor Evaluation)

N Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket
o

B Kelemahan

1. Tidak adanya Insentif yang diberikan kepada perawat PHL 1 4 4

Total 1 4 4

EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

C Peluang

1. Setiap tahun Rumah Sakit mendapatkan dana subsidi dari APBD 0.6 2 1.2
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dana tersebut untuk pendanaan biaya
investasi rumah sakit, adanya bantuan dana APBD provinsi untuk
investasi bangunan dan alat-alat kesehatan rumah sakit.
2. Pasien yang sering masuk / dirawat diruang medikal yaitu rata-rata 0.4 3 1.2
pasien dengan menggunakan jaminan BPJS kesehatan non PBI serta
pasien umum dan kontraktor.
Total 1 5 2.4

No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (b) Nilai (axb) Ket

D Ancaman

1. Jika terhambatnya proses pengajuan anggaran dana subsidi APBD, 0.4 2 1


akan berdampak pada kinerja rumah sakit sendiri.
2. Persaingan rumah sakit baik dari Negeri maupun swasta. 0.4 2 1

3. Berubahnya kebijakan JKN dari fee for service menjadi INA CBG’S 0.2 2 1

Total 1 6 3

Sumbu X (S : W) = Skor Kekuatan – Skor Kelemahan

= 2.7 – 4 = -1.3

Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman

= 2.4 – 3 = 0.6

Anda mungkin juga menyukai