Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan gagal ginjal kronik (CKD)". Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen Pembimbing kami, yang
memberikan dorongan, masukan dan bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
DAFTAR ISI ….………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Tujuan……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian chronic kidney disease (CKD)………………………………
B. Tanda dan gejala chronic kidney disease (CKD) ……………………………
C. Etiologi chronic kidney disease (CKD)
D. Patofisiologi chronic kidney disease (CKD)………………………….
E. WOC chronic kidney disease (CKD) ………………………………………
F. Pemeriksaan diagnostic chronic kidney disease (CKD) ……………………
G. Penatalaksanaan chronic kidney disease (CKD) ……………………………
H. Asuhan kepererawaratan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan
chronic kidney disease (CKD)……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah keadaan dimana individu harus mampu menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan yang terjadi untuk mempertahankan status
kesehatannya (Nurhalimah, 2016). Sehat juga dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dimana sistem pada tubuh dalam keadaan normal atau tidak adanya
gangguan.
Terdapat beberapa sistem yang bekerja di tubuh manusia antara lain
sistem persyarafan, sistem pernapasan, sistem kardiovarkuler, sistem
pencernaan, sistem endokrin dan sistem perkemihan (Chalik, 2016). Sistem di
dalam tubuh tidak selalu bekerja dengan baik atau normal, sistem dalam tubuh
juga dapat mengalami ganggauan misalnya gangguan yang terjadi pada sistem
perkemihan.
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari ginjal,
ureter, kandung kemih, sphincter dan uretra. Pada sistem perkemihan terdapat
gangguan seperti gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal kronik atau chronic kidney disease (CKD) merupakan
suatu kondisi dimana fungsi ogan ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan normal (Cahyani, 2009
Dalam Ali dkk 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara umum mengenai penyakit chronic kidney disease
(CKD) serta asuhan keperawatan yang tepat terhadap penyakit chronic
kidney disease (CKD)
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu menjelaskan tentang definisi gangguan sistem
perkemihan chronic kidney disease (CKD)
b. Penulis mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala pada klien
dengan gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease
(CKD)
c. Penulis mampu menjelaskan tentang etiologi pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease (CKD
d. Penulis mampu menjelaskan tentang patofisiologi pada pada klien
dengan gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease
(CKD)
e. Penulis mampu menggambarkan tentang WOC pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease (CKD)
f. Penulis mampu menjelaskan tentang penanganan pada klien
dengan gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease
(CKD)
g. Penulis mampu menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik pada
klien dengan gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease
(CKD)
h. Penulis mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem perkemihan chronic kidney disease
(CKD)
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ginjal terbagi menjadi lobus ginjal, pada setiap lobus terdiri dari satu
piramida ginjal, kolumna (saling berdekatan) dan jaringan korteks yang
melapisinya.
B. Pengertian chronic kidney disease (CKD)
Dalam penelitian Fadhilah (2014) CKD merupakan kerusakan
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat
pulih atau sembuh secara total seperti sedia kala (irreversible) dengan laju
filtrasi glomerulus (LFG) <60 ML/menit dalam waktu 3 bulan atau bahkan
kondisi dimana terjadi kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih
dari 3 bulan.
CKD
J. Asuhan kepererawaratan pada klien dengan gagal ginjal kronik atau CKD
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Yang meliputi nama, penanggungjawab, alamat, nomor RM dll
b. Keluhan utama
Keluhan utama berupa perubahan persepsi penglihatan, gelisah dan
nyeri pada mata.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Perlu dikaji apakah ditemukan gejala yang menimbulkan penyakit
menggunakan metode PQRST
d. Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah klien memiliki riwayat penyakit dahulu yang
berhubungan dengan timbulnya gagal ginjal kronik seperti infeksi
saluran kemih, prostektomi, dan batu daluran kemih.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarganya yang menderita penyakit yang
sama.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran umum
Meliputi mengkaji tingkat kesadaran dan mengkaji tanda-
tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2) Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan mata, hidung,
telinga, mulut, leher, dada (paru, jantung), abdomen, kulit
dan kuku, genetalia dan ekstremitas
2. Diagnosa keperawatan
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3) Risiko Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan penyakit
ginjal
4) Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
SDKI SLKI SIKI
1 Pola napas tidak efektif Pola napas L.01004 Pemantauan respirasi
D.0005 Definisi: inspirasi dan I.01014
atau ekspirasi yang Definisi: mengumpulan atau
Definisi: inspirasi dan memberikan ventilasi menganalisis data untuk
atau ekspirasi yang tidak adekuat. memastikan kepatenan jalan
memberikan ventilasi Setelah dilakukan 2x24 napas dan ketidakefektifan
yang kuat. jam diharapkan pola pertukaran gas.
napas tidak efektif
Tanda dan gejala mayor teratasi dengan kriteria Tindakan:
Subjektif: hasil: Observasi
Dispneu 1.frekuensi napas 1. monitor frekuensi, irama,
Objektif: membaik dari skala 2 kedalaman dan upaya napas
1.Penggunaan otot bantu menjadi skala 4 2. monitor pola napas
pernapasan 2. Dipsnea membaik (bradipnea, takipnea,
2.fase ekspirasi dari skala 2 menjadi hiperventilasi)
memanjang skala 4 3. monitor kemampuasn
3.pola napas abnormal 3. pemanjangan fase batur efektif
(takipea, hiperventilasi, ekspirasi membaik dari 4. monitor adanya sputum
bradipneu) skala 2 menjadi skala 4 5.monitor adanya sumbatan
1. jalan napas
Tanda dan gejala minor 6. palpasi kesimetrian
Subjektif ekspansi paru
1.ortopneu 7. auskultasi bunyi napas
Objektif 8. monitor saturasi oksigen
1.pernapasam pursed-lip 9. monitor nilai AGD
2.pernapasang cuping 10. monitor X-ray Thorak
hidung Terapeutik
3. tekanan ekspirasi dan 1.atur interval pemantauan
inspirasi menurun respirasi sesuai kondisi
pasien.
2. dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2.informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
Manajemen cairan I
03098
Definisi: mengidentifikasi
dan mengelola kesembangan
cairan dan mencegah
komplikasi akibat
ketidakseimbangan cairan.
Tindakan:
Obsevasi
1.monitor status hidrasi
(seperti frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral,
kelembapan mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
2.monitor berat badan harian
3.monitor hasil pemeriksaan
labolatorium
4.monitor status
hemodinamik.
Terapeutik
1.catat intake-output dan
hitung balance cairan 24 jam
2. berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
deuritik
4 Risiko deficit nutrisi SLKI Manjemen nutrisi
D.0032 Napsu Makan L.03024 I.03119
Definisi: beresiko Definisi: keinginan Definisi: mengidentifikasi
mengalami asupan untuk makan dan mengelola asupan
nutrisi tidak cukup Tujuan: nutrrisi yang seimbang.
untuk memnuhi Setelah dilakukan
kebutuhan metabolisme. tindakan keperawatan Tindakan:
selama 2x24 jam nafsu Observasi
Faktor risiko: makan membaik dengan 1.identifikasi status nutrisi
1.ketidakmampuan kriteria hasil 2. identifikasi kebutuhan
menelan makanan 1. Keinginan makan kalori dan jenis nutrient
2. ketidakmampuan meningkat dari 2 3.identifikasi perlunya
mencerna makanan 3. menjadi 4 penggunaan selang
Ketidakmampuan 2. Asupan makanan nasograstik
mengabsorbsi nutrient meningkat dari 2 4. monitor berat badan
4. peningkatan menjadi 4 Terapeutik
kebutuhan mebolisme 3. Asupan cairan 1. lakukan oral hygine
5. faktor ekonomi meningkat dari 2 sebelum makan, jika perlu
6. faktor psikologis menjadi 4 2. berikan suplemen
4. Kemampuan makanan, jika perlu
merasakan makanan 3. hentikan pemberian makan
meningkat dari 2 melalui selang nasogastric
menjadi 4 jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1.ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
2.kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ yang
memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem
ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, sphincter dan uretra. Pada
sistem perkemihan terdapat gangguan seperti gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal kronik atau chronic kidney disease (CKD) merupakan
suatu kondisi dimana fungsi ogan ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan normal.
Terjadinya gagal ginjal kronik paling banyak disebabkan karena
hipertensi (34%) nefropati diabetic (27%) dan glomerulopati (primer
(14%). Penyebab lain terjadinya gagal ginjal adalah glomerulonefritis
(gn), diabetes mellitus, pielonefritis.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan gagal ginjal
kronik antara lain Penanganan konservatif: penanganan ini terdiri dari
tindakan untuk menghambat perkembangannya gagal ginjal, menstabilkan
keadaan pasien, dan mengobati setiap faktor yang reversible Dedangkan
terapi penggantian ginjal: penanganan ini dilakukan dengan cara
mengganti ginjal yang dapat dilakukan engan dialisi intermiten atau
transplantasi ginjal yang merupakan cara paling efektif untuk penanganan
ginjal.
B. Saran
Saran bagi perawat diharapkan mampu menambah pemahaman
kembali mengenagi penanganan yang tepat pada klien dengan gangguan
sistem perkemihan chronic kidney disease (CKD)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, ARB., Gresty, N & Vandri, K. (2017). Perbandingan Kaulitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik Dengan Comorbid Faktor Diabetes Mellitus Dan
Hipertensi Di Ruangan Hemodialisa RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou
Manado. E-jurnal keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus
2017. Dimuat dalam
Https://media.neliti.com/media/publications/106621-ID-perbandingan-
kualitas-hidup-pasien-gagal.pdf&ved. Diunduh pada tanggal 18 Maret
2020 Pukul 13.00 WIB.
Chalik, R. (2016). Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pudik SDM kesehatan
Corwin, J. Elizabet. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Fadhila, AZ. (2014). Chronic Kidney Disease State V. J Agormed unila. Volume 1
Nomor 2 Sepetmber 2014. Dimuat dalam
Https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/131
3/pdf&ved. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2020 Pukul 13.40 WIB.
Fitrianasari, DL., Justina, ET., Ida Srisurani, WA. (2017). Pengaruh Dukunga
Keluarga Terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic Kidney Disease
Stadium 5D Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUD Dr Soebandi
Jember. E-jurnal Pustaka kesehatan, Vol. 5 (no.1), Januari 2017.
Dimuat dalam
Https://Jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/5387/4053/&v
ed. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2020 Pukul 13.20 WIB
Haryani, IAP & Khairunissa. (2015). Terapi Konservatif Dan Terapi Pengganti
Ginjal Sebagai Penatalaksaan Pada Gagal Ginjal Kronik. Majority
Volume 4 Nomor 7 Juni 2015. Dimuat dalam
Https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/144
7&ved. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2020 Pukul 16.00 WIB
Monica, C. (2017). Kajian Drug Related Problem (Drps) Pada Pasien Penyakit
Gagal Ginjal Kronik Stadium V Yang Menjalani Hemodialisa Di
Instalasi Hemodialisa Di RSUP DR.M.Djamil Padang. Dimuat dalam
Https://scholar.unand.ac.id/24549/&ved. Diunduh pada tanggal 20
Maret 2020 Pukul 12.00 WIB
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: keperawatan jiwa.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Smeltzer, C Suzanne & Bare. (2015) Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah
Brunner Suddart, ed. 8 Vol 2. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indicator Diagnostik. Edisi I Cetakan III. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Tindakan keperawatan. Edisi I Cetakan III. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan . Edisi I Cetakan III. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat