Anda di halaman 1dari 7

CiE 7 (1) (2018)

Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

MINIMALISASI MISKONSEPSI PADA LARUTAN PENYANGGA DAN


HIDROLISIS MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING
Syafaatunniyah, Edy Cahyono, Eko Budi Susatyo

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang


Gedung D6 Lt. 2 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Diterima 17 Juli 2017 Miskonsepsi muncul ketika siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep
Disetujui 18 September –konsep dalam pelajaran kimia terkadang membuat penafsiran sendiri tehadap konsep
2017 yang dipelajari sebagai suatu upaya untuk mengatasi kesulitan belajarnya. penelitian
Dipublikasikan 04 April
ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Project based learning
2018
dalam meminimalisasi adanya miskonsepsi pada konsep pH larutan penyangga dan
Keywords:
hidrolisis garam. penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Pekalongan pada bulan
Miskonsepsi, Project Based
Learning, Larutan
Februari – Maret 2017. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random samplin
Penyangga; Hidrolisis diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol . penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan desain pretest-postest control group desain. Uji statistika yang digunakan adalah uji
normalitas, homogenitas, kesamaan dua varian, perbedaan dua rata-rata, satu pihak
kanan, satu pihak kanan, dan analisis miskonsepsi. Rata-rata postes kelas eksperimen
78,58 dan untuk kelas kontrol 78,58. Pada uji hipotesis t hitung (4,12) > ttabel (2,06) yang
berarti rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pada
analisis miskonsepsi penurunan miskonsepsi kelas eksperimen jauh lebih besar
daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan model
pembelajaran Project based learning dapat meminimalisasi miskonsepsi pada konsep pH
larutan penyangga dan hidrolisis.
Abstract
The misconception arose when students who have difficulties in understanding the concepts in
chemistry lessons sometimes make its own interpretation of the concept of taking action against
studied as an effort to overcome their learning difficulties. This research aims to know the use of
model Learning Project based learning in minimizing the existence of the misconception on the
concept of buffer solution pH and hydrolysis of salt. the research was carried out in SMA Negeri 3
Pekalongan in February-March 2017. The sampling techniques used, namely cluster random
samples obtained research namely samplin class XI class 1 as experimental SCIENCES and
SCIENCES XI class 2 as the class of the control. This research uses experimental methods to the
design of pretest-postest control group design. Statistical test used is the test of normality, its
homogeneity, the similarities of the two variants, the difference of the two averages, one right, one
party to the right, and the analysis of misconception. Average postest 78.58 experiment class and
the class of the control 78.58. In a test of hypotheses tcount (4.12) > ttable (2.06) which means the
average of the results of the experimental class learning better than classroom control. On the
analysis of misconception decline experiment class misconception is much larger than the class of
the control. Based on the results of the study can be summed up the learning model of Project
based learning can minimize the misconception on the concept of buffer solution pH and
hydrolysis.
© 2018 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6609
E-mail: syafania05@gmail.com

63
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

Pendahuluan kapasitas suatu penyangga. Selain itu siswa yakin


bahwa larutan penyangga dapat dibuat dari
Seorang pendidik harus dapat memberikan campuran asam basa tanpa melihat kekuatan asam
model dalam mengajarkan struktur penyusun maupun basa (Orgill & Sutherland, 2008).
materi. Pemodelan/modeling dari suatu materi Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam
kimia yang abstrak dan kompleks akan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
memudahkan peserta didik memahami materi pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang
tersebut. Pendidik yang memberikan pemodelan dimaksud meliputi: project based learning (PJBL),
dalam pembelajaran kimia dapat mengembangkan Problem based learning (PBL), atau discovery learning.
model mental peserta didik (Wisudawati, 2015) Salah satu model pembelajaran yang relevan
Pembelajaran kimia memiliki tujuan yang harus dengan pengimplementasian kurikulum 2013 dan
dicapai yaitu siswa mampu menguasai konsep- diperkirakan mampu meminimalisasi miskonspesi
konsep kimia yang telah dipelajarinya. Kemudian siswa untuk konsep larutan penyangga dan
siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep- hidrolisis adalah dengan model pembelaran
konsep yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, berbasis proyek (Project Based Learning).
penekanan penguasaan konsep dalam pelajaran Project based learning focuses on creating a
kimia menjadi sangat penting (Mentari, Suardana, product or an artifact by using problem-based and
& Subagia, 2014). inquiry-based learning depending on the depth of the
Siswa yang mengalami kesulitan dalam driving question. Terdapat keterkaitan antara problem
memahami konsep-konsep dalam pelajaran kimia based learning (PBL) dan inquiry-based learning dalam
terkadang membuat penafsiran sendiri terhadap PjBL. PBL berfokus pada solving real-word, dan
konsep yang dipelajari sebagai suatu upaya untuk pembelajaran inquiry berfokus pada problem-solving
mengatasi kesulitan belajarnya. Namun, hasil skills, sedangkan PjBL berfokus pada penciptaan
tafsiran siswa terhadap konsep terkadang tidak proyek atau produk dalam membangun konsep
sesuai dengan konsep ilmiah yang disampaikan (Johnson & Lamb, 2007).
oleh para ahli (Yunitasari, Susilowati, & Penerapan project based learning (PjBL) dalam
Nurhayati, 2013). Hal ini berdampak pada pembelajaran sains dari hasil penelitian dapat
munculnya miskonsepsi. meningkatkan hasil belajar kognitif (Baran &
Adanya miskonsepsi pada suatu Maskan, 2010), membentuk sikap dan prilaku
pembelajaran akan memberikan penyesatan lebih peduli terhadap lingkungan (Kılınç, 2010),
jauh jika tidak dilakukan pembenahan. keterampilan proses sains (Ozer & Ozkan, 2012)
Miskonsepsi disebabkan oleh beberapa sumber dan pembelajaran yang efektif (Cook, Buck, & Park
antara lain prakonsepsi awal siswa yang salah, Rogers, 2012); (Movahedzadeh, Patwell, Rieker, &
pengalaman sehari-hari, artikel maupun berita di Gonzalez, 2012). Pembelajaran berbasis proyek
televisi, dan penjelasan guru saat praktikum di lebih cocok untuk pengajaran interdisipliner karena
laboratorium, penjelasan dan contoh dari buku dan secara alami melibatkan banyak keterampilan
LKS yang kurang jelas dan lengkap (Rohmawati & akademik yang berbeda, seperti membaca, menulis,
Suyono, 2010). Salah satu materi yang berkaitan dan matematika dan cocok untuk membangun
dengan materi asam basa adalah materi larutan pemahaman konseptual melalui asimilasi mata
penyangga dan hidrolisis. Materi tersebut, memiliki pelajaran yang berbeda (Capraro Robert, Capraro
konsep yang kompleks dan terkait dengan konsep- Margaret Mary, 2013).
konsep yang mendasarinya yaitu konsep asam basa Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
dan kesetimbangan. Apabila siswa mengalami penggunaan model pembelajaran Project Based
miskonsepsi pada konsep asam basa dan Learning dalam meminimalisasi adanya
kesetimbangan maka kemungkinan besar siswa miskonsepsi pada konsep pH larutan penyangga-
juga mengalami miskonsepsi pada larutan hidrolisis.
penyangga. Hasil penelitian menunjukkan adanya
miskonsepsi pada konsep larutan penyangga, yaitu
siswa menganggap semakin kuat asam basa
pembentuk suatu penyangga maka semakin besar

64
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

Metode Penelitian larutan penyangga dan hidrolisis. Pertanyaan


disusun untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa
Penelitian dilakukan dan dilaksanakan di terhadap materi, dan mengarahkan siswa membuat
SMA Negeri 3 Pekalongan pada tahun ajaran proyek. Proyek yang dibuat dalam pembelajaran
2016/2017 selama bulan Februari-Maret. sampel ini yaitu berupa concept mipping (peta konsep).
dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA Fase ke dua: Menyusun perencanaan proyek
semester genap yang terdiri dari dua kelas. (design project), siswa dituntut untuk mengenal dan
Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil memperdalam konsep – konsep terkait larutan
dengan teknik Cluster Random Sampling. Jenis penyangga dan hidrolisis garam dengan berkreasi
penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan bersama teman sekelompok membuat concept
desain penelitian pretest-postest control-group design. mapping. Mereka merancang apa saja yang perlu
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mereka persiapkan, dan menetukan kreasi apa yang
menggunakana model pembelajaran Project Based akan mereka buat di concept mapping. Hal ini sesuai
Learning, sedangkan variabel terikatnya adalah dengan penelitian (Ayu, Wayan, & Muderawan,
miskonsepsi siswa yang dilihat dari hasil pretes dan 2013) yang mengatakan bahwa dalam
postes siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan pembelajaran proyek dimulai dengan menetapkan
dengan tes, observasi, dan angket. Instrumen yang tema proyek sesuai materi yang dibahas, kemudian
digunakan berupa soal tes pilihan ganda beralasan siswa diminta untuk membuat sketsa proyek.
terbuka (two tier) pada materi larutan penyangga Fase ke tiga: Menyusun jadwal (creatif
dan hidrolisis, lembar observasi penilaian proyek schedule), proyek yang telah mereka rencanakan
siswa, dan angket tanggapan siswa, serta perangkat akan dikerjakan dalam beberapa tahap. Dimana
pembelajaran yang meliputi silabus, rencana tahapan-tahapan tersebut akan dilakukan pada
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, dan setiap pertemuan, 3 tahapan untuk materi konsep
lembar diskusi siswa. Data penelitian dianilisis larutan penyangga, dan 2 tahapan untuk materi
miskonsepsi nya tiap butir soal kemuadian data konsep hidrolisis garam. Jadi, setelah mereka
nilai postes dianalisis dengan menggunakan uji t mendapat materi, berdiskusi dan pembahasan soal,
untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar setiap kelompok membuat bagian concept mapping
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. dari materi yang telah diperoleh pada pertemuan
tersebut.
Hasil dan Pembahasan Fase ke empat: Memantau siswa dan
kemajuan proyek (monitoring the student and progress
Penelitian ini merupakan penelitian of project), pemantauan proyek dilakukan dengan
eksperimen tentang minimalisasi miskonsepsi siswa meminta siswa untuk membuat concept mipping di
pada konsep pH larutan penyangga dan hidrolisis lembar yang telah disediakan untuk setiap
melalui model pembelajaran project based learning. pertemuannya. Di akhir pembelajaran sebelum
Berdasarkan hasil penelitian terkait miskonsepsi dilakasanakan postes siswa diminta untuk
siswa pada konsep larutan penyangga dan menggabung-gabungkan bagian concept mapping
hidrolisis garam, baik pada kelas kontrol dan kelas yang telah dibuat setiap pertemuannya menjadi
eksperimen, keduanya mendapatkan metode concept mipping yang utuh. Kemudian concept
pembelajaran yang hampir sama, tetapi hanya saja mapping tersebut dikumpulkan untuk dilakukan
kelas eksperimen menggunakan pembelajaran penilaian. Sejalan penelitiannya yang menyatakan
dengan model Project Based Learning dan kelas bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan
kontrol menggunakan pembelajaran sesuai ruang gerak bagi siswa dalam berkreasi dan
kurikulum 2013. melakukan kerja proyek dalam upaya menemukan
Penelitian di kelas eksperimen, siswa informasi dari berbagai sumber informasi (Rais,
mendapat materi konsep larutan penyangga dan 2007).
hidrolisis garam dengan disertai kegiatan diskusi, Fase Ke lima: penilaian hasil, penilaian
presentasi, dan latihan soal. dilakukan menggunakan metode observasi. Hasil
Fase pertama: tahap penentuan pertanyaan proyek siswa dinilai menggunakan lembar
mendasar, siswa diberikan pertanyaan terkait observasi yang telah dibuat.

65
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

Fase Ke enam: Evaluasi Pengalaman, pada masing kelas. Minimalisasi untuk kelas eksperimen
akhir proses pembelajaran siswa diminta untuk dapat dilihat seperti pada Gambar 1. Minimalisasi
menceritakan perasaan dan pengalamannya selama untuk kelas Kontrol dapat dilihat seperti pada
menyelesaikan proyek, refleksi ditulis pada lembar Gambar 2.
refleksi yang telah disediakan. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan kelas
Penelitian kelas kontrol, siswa mendapat eksperimen dan kelas kontrol, siswa di kelas
perlakuan yang hampir sama dengan kelas kontrol. eksperimen lebih besar penurunan miskonsepsinya
Kelas kontrol mendapatkan materi konsep larutan dibandingkan kelas kontrol. Padahal sebelum
penyangga dan hidrolisis garam dengan disertai pembelajaran, ketika pretes kelas eksperimen jauh
kegiatan diskusi, presentasi, dan latihan soal. lebih besar miskonsepsinya. Kemudian, setelah
Namun, pada kelas kontrol tidak diberikan tugas diberi perlakuan, miskonsepsi pada kelas
proyek berupa pembuatan concept mipping yang eksperimen lebih kecil dibandingkan kelas kontrol.
diberikan di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, miskonsepsi
Data pretes dan postes untuk masing-masing kelas eksperimen pada saat pretes sebesar 19,6%
kelas dibandingkan, kemudian dilihat minimalisasi kemudian setelah dilakukan pembelajaran dengan
atau penurunan miskonsepsi untuk masing– model Project Based Learning dan dilakukan
Persentase tingkat pemahaman

70.0% 64.4%
60.0%
50.0%
Pretest
40.0%
30.0% 22.9%
18.8% 19.4% 18.5% 18.2%
20.0% 15.0%
10.0% 6.7% 5.0% 6.1%
0.2% 2.6%1.7%
0.0%
0.0%
PK M1 M2 PS TM1 TM2 TM3

Kategori Tingkat Pemahaman

Gambar 1 . Tingkat Pemahaman Siswa kelas eksperimen berdasarkan hasil pretes dan postes

60.0%
52.3%
Persentase tingkat pemahaman

50.0%
pretest
40.0%

30.0% 26.3%

17.7% 19.0%
20.0% 14.2% 15.7%
14.8%
13.8% 13.5%
10.0% 7.3%
3.7%
0.6% 0.6% 0.0%
0.0%
PK M1 M2 PS TM1 TM2 TM3
Kategori Tingkat Pemahaman

Gambar 2. Tingkat Pemahaman Siswa kelas Kontrol berdasarkan hasil pretes dan postes

66
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

Tabel 1. Hasil Analisis Uji Perbedaan Dua rata-rata


Eksperimen Kontrol t hitung t tabel Keterangan
Rata – rata 78,58 69,42 4,12 2,06 Terdapat perbedaan

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Satu Pihak Kanan


Data thitung ttabel Kriteria

Postes 4,12 2,06 Ho ditolak

postes, miskonsepsi kelas eksperimen mengalami pada siswa yang diberi pembelajaran dengan
penurunan menjadi 11,5%. Namun, berbeda metode konvensional.
dengan kelas kontrol pada saat pretes memiliki Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, yaitu
miskonsepsi sebesar 14,8 dan setelah proses adanya penurunan derajat miskonsepsi pada kelas
pembelajaran miskonsepsinya justru meningkat eksperimen yang lebih besar, adanya perbedaan
menjadi 16,5%. Hal ini, mungkin disebabkan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
karena tidak adanya proyek untuk kelas kontrol, dan rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari kelas
sehingga siswa minim untuk mencari sumber kontrol. Maka bisa dikatakan bahwa pembelajaran
informasi dan beberapa hambatan lain yang terjadi dengan model Project based Learning dapat
di kelas kontrol. meminimalisasi miskonsepsi siswa pada konsep pH
Apabila dilihat dari rata-rata nilai postes larutan Penyangga dan hidrolisis garam.
siswa, kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai Penelitian terkait miskonsepsi siswa pada konsep
sebesar 78,58 dan untuk kelas kontrol memiliki larutan penyangga dan hidrolisis garam, baik pada
rata-rata nilai sebesar 69,42. Dari hasil rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen, keduanya
postes, kelas eksperimen yang diberikan mendapatkan metode pembelajaran yang hampir
pembelajaran dengan model Project Based Learning sama, tetapi hanya saja kelas eksperimen
memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran dengan model Project
dengan kelas kontrol. Sejalan dengan penelitian Based Learning dan kelas kontrol menggunakan
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang pembelajaran konvensional. Penelitian kelas
signifikan antara model pembelajaran berbasis kontrol, siswa mendapat perlakuan yang hamper
proyek terhadap pemahaman konsep siswa di SMK sama dengan kelas eksperimen. Kelas kontrol
(Muliastawan, Suharsono, & Kirna, 2014). mendapatkan materi konsep larutan penyangga
Terdapat perbedaan pemahaman konsep dan hidrolisis garam dengan disertai kegiatan
antara kelompok siswa yang belajar dengan model diskusi, presentasi, dan latihan soal. Namun, pada
pembelajaran berbasis proyek dan kelompok siswa kelas kontrol tidak diberikan tugas proyek berupa
yang belajar dengan model pembelajaran pembuatan concept mipping yang diberikan di kelas
konvensional (Muliastawan et al., 2014). eksperimen.
Tabel 1 diperoleh t hitung lebih besar daripada Tugas proyek yang dikerjakan siswa adalah
ttabel, melalui uji dua pihak pada taraf signifikansi 5 berupa concept mipping, setiap kelompok membuat
% dan derajat kebebasan 25 dengan ttabel yaitu 2,06. 2 concept mipping, yaitu berkaitan tantang materi
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat larutan penyangga dan materi hidrolisis garam.
perbedaan rata-rata hasil belajar untuk kelas Hasil observasi proyek materi larutan penyangga
eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil observasi proyek
dilakukan analisis uji hipotesis satu pihak kanan pada konsep Hidrolisis garam dapat dilihat pada
yang tersaji dalam Tabel 3. Tabel 4.
Tabel 2 menunjukkan perhitungan uji satu Hasil analisis proyek pada Tabel 3 dan Tabel
pihak kanan diperoleh thitung lebih besar dari ttabel 4 terlihat bahwa ada 6 kelompok siswa masuk
sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa rata – dalam kategori “sangat baik” dan 1 kelompok
rata hasil belajar kimia siswa yang diberi model masuk kategori cukup. Hal ini menunjukkan
pembelajaran Project Based Learning lebih baik dari bahwa sebagian besar siswa antusias dan ber-

67
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

Tabel 3. Nilai Observasi Proyek Larutan Tabel 4. Nilai Observasi Proyek Hidrolisis
Penyangga Garam
Kelompok Nilai Kriteria Kelompok Nilai Kriteria
Kelompok 1 111 A Kelompok 1 108 A
Kelompok 2 121 A Kelompok 2 121 A
Kelompok 3 119 A Kelompok 3 123 A
Kelompok 4 83 C Kelompok 4 82 C
Kelompok 5 123 A Kelompok 5 121 A
Kelompok 6 130 A Kelompok 6 115 A
Kelompok 7 129 A Kelompok 7 138 A

sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas reaksi pada larutan penyannga dan hidrolisis, serta
proyek yang diberikan. sifat hidrolisis garam.
Adanya proyek, siswa menjadi lebih kreatif, Analisis deskriptif diperoleh dari data hasil
pembelajaran lebih menyenangkan, menarik dan angket tanggapan siswa yang diberikan di kelas
mendorong siswa untk berinovasi, dan membuat eksperimen, digunakan untuk mengetahui
siswa lebih mudah dalam memahami materi ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dengan
(Nai’mah, Supartono, & Wardani, 2015). Hal ini model Project Based Learning yang telah diterapkan.
dibuktikan dengan proyek mind mipping yang Analisis hasil angket tanggapan siswa
mereka buat sangat kreatif dan mereka bisa menggunakan analisis deskriptif yang terdiri dari
membuat mind mipping yang bervariasi, namun 10 indikator dengan bobot 4 untuk sangat setuju
tak lepas dari konsep yang diberikan. Meskipun (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
ada satu kelompok yang belum bisa maksimal. setuju (STS). Adapun tabel persentase tanggapan
Selain itu menggunakan proyek dengan produk siswa terhadap pembelajaran dengan model Project
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Based Learning terlihat pada Gambar 3.
Ditunjukkan dengan peningkatan pada aspek Persentase tanggapan siswa terhadap
kognitif dengan nilai N-gain sebesar 0,73 pada pembelajaran berbasis proyek dapat diketahui
kelas A dan 0,67 pada kelas B (Lestari, bahwa persentase rata-rata dari 10 aspek tanggapan
Hadisaputro, & Nuswowati, 2015). siswa yang pada kriteria “Sangat Setuju” sebesar
Proyek Concept mipping siswa juga bisa 29%, persentase rata-rata yang berada pada kriteria
digunakan untuk menganalisis sejauh mana “Setuju” sebesar 47%, persentase yang berada pada
pemahaman konsep siswa terkait konsep larutan kriteria “Tidak Setuju” sebesar 22%, dan persentase
penyangga dan hidrolisis. Selain itu dari proyek yang berada pada kriteria “Sangat Tidak Setuju”
mind mipping juga bisa dianalisis miskonsepsi apa sebesar 2% seperti terlihat pada Gambar 3. Hasil
saja yang masih terjadi. Berdasarkan pengamatan analisis angket tanggapan siswa, dapat dikatakan
pada Concept mipping, ada beberapa konsep yang persentase yang berada pada kriteria “Setuju”
belum sesuai diantaranya memberikan contoh adalah persentase tertinggi dan kriteria “Tidak
nama senyawa larutan penyangga dan garam, ciri Setuju” adalah persentase terendah. Hal ini

Persentase Angket Tanggapan Siswa


2%

29% Sangat Setuju


22%
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Gambar 3. Persentase Angket Tanggapan Siswa

68
Syafaatunniyah dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)

menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan
pembelajaran proyek mendapat tanggapan yang Penyangga. E-J Journal Kimia VisvitalisUviversitas
baik dari siswa yang dibuktikan dengan sebagian Pendidikan Ganesa, 2(1), 76–87.
Movahedzadeh, F., Patwell, R., Rieker, J. E., &
besar siswa menjawab “Setuju”.
Gonzalez, T. (2012). Project-based learning to
promote effective learning in biotechnology
Simpulan courses. Education Research International, 2012, 1–
8. https://doi.org/10.1155/2012/536024
Berdasarkan hasil penelitian dapat Muliastawan, I. K., Suharsono, N., & Kirna, I. M.
disimpulkan bahwa model pembelajaran Project (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Based Learning dapat meminimalisasi miskonsepsi Proyek Terhadap Pemahaman Konsep dan
siswa pada konsep pH larutan penyangga dan Keterampilan Memperbaiki Sistem Transmisi di
hidrolisis ditunjukkan dengan adanya penurunan SMK. E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, 4.
derajat miskonsepsi pada kelas eksperimen yang
Nai’mah, J. N., Supartono, & Wardani, S. (2015).
lebih besar, adanya perbedaan rata-rata antara
Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek
kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan rata-rata
Berbatuan E-Learning. Jurnal Inovasi Pendidikan
kelas eksperimen lebih baik dari kelas control. Kimia, 9(2), 1566–1574.
Orgill, M., & Sutherland, A. (2008). Undergraduate
Daftar Pustaka chemistry students’ perceptions of and
misconceptions about buffers and buffer
Ayu, I., Wayan, I., & Muderawan, I. W. (2013). problems. Chemistry Education Research and
Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Practice, 9(2), 131.
Keterampilan. E-Journal Program Pascasarjana https://doi.org/10.1039/b806229n
Universitas Pendidikan Ganesha, 3(2). Ozer, Z. D., & Ozkan, M. (2012). The Effect of the
Baran, M., & Maskan, A. (2010). The effect of project- Project Based Learning on the Science Process
based learning on pre-service physics teachers ’ Skills of the Prospective Teachers of Science.
electrostatic achievements. Cypriot Journal of Turkish Science Education, 9(3), 131–136.
Educational Sciences, 5, 243–257. Rais, M. (2007). Model Project Based-Learning Sebagai
Capraro Robert, Capraro Margaret Mary, M. J. (2013). Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik
STEM Project-Based Learning. STEM Project- Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran,
Based Learning an Integrated Science, Technology, 43(3), 246–252.
Engineering, and Mathematics (STEM) Approach, Rohmawati, L., & Suyono. (2010). Penerapan model
15–27. https://doi.org/10.1007/978-94-6209- pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Kimia
143-6 Unesa, 1–72.
Cook, K., Buck, G., & Park Rogers, M. (2012). Wisudawati, A. W. (2015). Pengembangan Instrumen
Preparing Biology Teachers to Teach Evolution Three – Tier Test Untuk Mengidentifikasi
in a Project-Based Approach. Science Educator, Representasi Tingkat Mikroskopis Perubahan
21(2), 18–30. Retrieved from Wujud Air Sebagai Alternatif Assesment
http://eric.ed.gov/?id=EJ997503%5Cnpapers2:/ Integrasi Islam-Sains ( A Preliminary Study ).
/publication/uuid/E98DB8B8-1DFC-4A07- Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan KImia VII.
B85C-47C6DD193474 Yunitasari, W., Susilowati, E., & Nurhayati, D. (2013).
Johnson, L., & Lamb, A. (2007). Project, Problem, and Pembelajaran Direct Instruction Disertai Hierarki
Inquiry-Based Learning. Retrieved December 26, Konsep Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa
2016, from Pada Materi Larutan Penyangga Kelas Xi Ipa
https://eduscapes.com/tap/topic43.htm Semester Genap Sma Negeri 2 Sragen Tahun
Kılınç, A. (2010). Can project-based learning close the Ajaran 2012 / 2013. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(3).
gap ? Turkish student teachers and
proenvironmental behaviours. October, 5(4), 495–
509.
Lestari, A. R., Hadisaputro, S., & Nuswowati, M.
(2015). Chemistry in Education. Chemistry in
Education, 4(2252).
Mentari, L., Suardana, I. N., & Subagia, I. W. (2014).
Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada

69

Anda mungkin juga menyukai