TUMBUH KEMBANG
1. Tahap-tahap tumbuh kembang anak
a. masa prenatal :
masa mudigah/embrio : konsepsi- 8 minggu
masa janin/fetus : 9 minggu – lahir
b. masa bayi : usia 0-1 tahun
masa neonatal : usia 0-28 hari
a. masa neonatal dini : 0-7 hari
b. masa neonatal lanjut : 8-28 hari
masa pasca neonatal : 29 hari – 1tahun
c. masa pra-sekolah : usia 1-6 tahun
d. masa sekolah : usia 6-18/20 tahun
masa pra-remaja : usia 6- 10 tahun
masa remaja :
a. masa remaja dini
i. wanita, usia 8-13 tahun
ii. pria, usia 10-15 tahun
b. masa remaja lanjut
i. wanita, usia 13-18tahun
ii. pria, usia 15-20 tahun
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)
2. Tingakat perkembangan yang harus dicapai berdasarkan usia tertentu sesuai dengan
umurnya ( mileston )
a) Perkembangan anak balita
i) sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni
ii) prasekolah,sekolah, akil balik dan remaja
iii) untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
(a) kesehatan & gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah
(b) stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
iv) keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisk, mental
sosial anak balita.
7. pengolongan intelegensi ( IQ )
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu harus dicari
dalarn keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan bicara juga. Disamping
itu kelainan bicara juga lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini
karena pada perempuan, maturasi dan perkembangan fungsi verbal hernisfer kiri lebih
bak Sedangkan pada laki-laki perkembangan hemisfer kanan yang lebih baik, yaitu untuk
tugas yang abstrak dan memerlukan keterampilan.
Sedangkan Aram DM (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada anak dapat
disebabkan oleh kelainan dibawah ini:
1. Lingkungan sosial anak.
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan
bicara dan bahasa pada anak.
2. Sistem masukan/input.
Adalah sistern pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan
otitis media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan
kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat
pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial
(infeksi intra uterin: sifilis, rubella, toksoplasmosis. sitomegalovirus), tuli konduksi
seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat mendengar),
tuli persepsi/afasia sensotik (terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar menjadi
suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya.
Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang
berat, demikian pula dengan anak dengan defisit taktil-kinestetik akan terjadi gangguan
artikulasi.
3. Sistem pusat bicara dan bahasa.
Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan intelektual dari
anak.
Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya
pada sindrom Down.
4. Sistem produksi.
Sistem produksi suara seperti faring, faring, hidung, struktur mulut, dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,
bunyi faring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat
faring, faring, dan rongga mulut.
(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)
Etiologi ;
faktor : kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi syaraf, emosi psikologis,
dsb.
Klasifikasi : menurut Rutter ;
•Ringan, keterlambatan akusisi dari bunyi kata2 (dislalia)
•Sedang, keterlambatan lebih berat dari akusisi bunyi kata2 & perkembangan bahasa
terlambat (Disfasia ekspresif)
•Berat, Keterlambatan lebih berat dari akusisi & bahasa, gangguan pemahaman bahasa
(Disfasia reseptif & Tuli persepsi)
•Sangat Berat, Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa (Tuli persepsi & tuli sentral)
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)
Menurut Rapin dan Allen berdasar patofisiologi, membagi kelainan
bahasa pada anak menjadi 6 subtipe :
a. 2 primer ekspresif:
i. Disfraksia verbal
ii. Gangguan defisit produksi fonologi
b. 2 defisit represif dan ekspresif :
i. Gangg campuran ekspresif-represif
ii. Disfasia verbal auditori agnosia
c. 2defisit bahasa yang lebih berat:
i. Gangg leksikal-sintaksis
ii. Gangg semantik-pragmatik
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak