Rancangan Pembelajaran Seni Rupa AUD
Rancangan Pembelajaran Seni Rupa AUD
RUPA
Dosen Pengampu
Firstly Mardhatillah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah “Rancangan
Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa” ini untuk melengkapi tugas dalam
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Seni Rupa AUD.
Dalam penyelesaian makalah ini mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga dapat
terselesaikan penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dan telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi
pembaca.
Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan
bantuan, serta menjalikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabalalamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seni rupa merupakan salah satu dari beberapa cabang seni yang menurut
Sofyan Salam (2001:1) Menyatakan bahwa keindahannya diwujudkan melalui
media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang. Sofyan Salam
menambahkan ruang lingkup seni rupa meliputi “seni gambar/lukis, seni
cetak/desain grafis, seni patung, seni kerajinan/desain produk, seni
bangunan/desain lingkungan”.
Secara alamiah anak sudah memiliki seni. Dari mereka berumur 0 – 8 tahun.
Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi. Anak berumur
1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap
segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan
berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak.
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya
dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur
menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam pendidikan
berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan
difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik
maupun mental. Sedang seni dalam kerja profesional difungsikan untuk
meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman belajar
mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman
persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut pembelajaran
apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi, yaitu:
keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan
lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik
dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau
hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar,
1
2
B. Rumusan masalah
1. Apa Kemampuan Dasar Anak Usia TK?
2. Apa Pengertian Rancangan Karya Seni Rupa?
3. Bagaimana Rancangan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa AUD?
4. Kenapa Perlu Pembelajaran Seni Rupa Pada AUD?
5. Apa Saja Metode-Metode Pengajaran Seni Rupa?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Saja Kemampuan Dasar Anak Usia TK
2. Mengetahui Pengertian Rancangan Karya Seni Rupa
3. Mengetahui Bagaimana Rancangan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa
AUD
4. Mengetahui Penjelasan Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada AUD
5. Mengetahui Metode-Metode Pengajaran Seni Rupa
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
kerja indriawi kita selalu bersipat terpadu.integrasi pungsi indriawi seseorang akan
tampak jelas ketika seseorang merespon lingkungan nya.contoh nya antara lain:
seprang anak merasakan keras dan dingin nya batu,mengenal uniknya bentuk dan
tekstur dedaunan, kasar halusnya kulit kayu,mendengan kicau burung,pengalaman
meng eksplorasi dan melatih ke pekaan indriawi memungkin kan anak mengenal
dan mengapriasiasi keragaman bentuk, ukuran, tekstur, bau atau aroma,suara atau
bunyi,rasa,gerak,dan sebagainya.
Kemampuan dasar persetual dalam seni rupa tampak jelasketika anak
melakukaqn aktifitas sebagai berikut:
a. Memilih bentuk ukuran mainan balok warna yang cocok untuk membangun
rumah -rumahan atau jembatan.
b. Meta dan memilih aneka biji-bijian yang bada ukuran ,bentuk dan warna
untuk membuat kolase.
c. Memilih warna krayon yang cocok mewarnai gambar pohon,langit,matahari
dan sebagainya.
d. Mengenal dan membedakan beragam bentuk seperti bulat,kubus,lingkaran,
segitiga,silinder.lalu anak mencontoh membuat bentuk- bentuk tersebut
dengan tanah liat,plastisin atau karton.
3. perkembangan emosi
Perkembangan emosi anak sebenar nya sukar di ukur, namun tetap dapat di
amati perubahan nya .kegiatan bermain dan berkreasi seni dapat di mampaatkan
sebagai sarana pelampiasan atau pencurahan emosi dan relaksasi.selain itu bermain
dan berkreasi seni juga befungsi sebagai pantilasi bagi emosi-emosi negatif anak (
seperti rasa takut, marah,cemas,kesal).dengan sel salurnya keinginan, emosi
negatif, dan agresi vitasnya, anak akan memperoleh kepuasan, kelegaan dan
ketenangan atau keseimbangan emosi.
Kemampuan emosional dalam seni rupa tampak jelas ketika anak
melakukan aktivitas sebagai berikut:
a. Meremas,melumat tanah liat atau nplastisin dengan tekun,sabar dan rasa
gembira.
5
6. perkembangan kreativitas
Potensi kreativitas dalam diri seorang anak dapat di kenali melalui beberapa
jenis kemampuan kreatif nya di antaranya:
a. Berfikir kreatif,
b. Kreatifitas yang berkaitan dengan bakat seni yang alamiah,
c. Kreatifitas dalam bermain.
Jika pada usia dini seluruh potensi kreatifitas anak di pupuk dan di
mungkinkan berkembang maka secara ber angsur-angsur kreatifitasnya
meluas pada bidang-bidang lain nya.
Kemampuan dasar kreatifitas dalm seni rupa tampak jelas ketika anak
melakukan aktifitas sebagai berikut:
a. Mengenal jenis bentuk dan warna daun yang berbeda yang ada di alam.
b. Menyusun bentuk balok-balok kayu dengan cara yang tak lazim.
c. Mengambar beragam objek sesui daya pantassi/ kahayal anak.
d. Berkreasi dengan bahan-bahan daur ulang menciptakan bentuk objek
yang unik.
B. Pengertian rancangan karya seni rupa
Rancangan karya seni rupa murni dan tarapan adalah karya- karya seni rupa
dengan mengembangkan teknik teknik dan corak karya seni rupa dengan beragam
unsur- unsur seni rupa yang berada diwilayah nusantara. Gambar rancangan dibuat
sebagai langkah awal dalam bekarya seni rupa. Kegiatan merancang ini dilakukan
sebelum menciptakan karya yang sebenarnya yang akhirnya menjadi karya yang
dimaksudkan rupanya. Penciptaan karya seni rupa murni dan tarapan tidak lepas
dari mempertimbangkan syarat seni rupa yang baik. Adapun seni rupa tarapan slalu
lepas dari segi praktis atau segi kegunaan (utility). Segi kegunaan meiputi faktor
keamanan (scurity), kenyamanan (comfortable) dan keluwesan (flexibilty).
Untuk merancang seni rupa murni dan tarapan agar dapat diperoleh hasil
yang sempurna, maka unsur- unsur seni rupa haruslah diatur dan diolah dengan
menggunakan kaidah-kaidah atau prinsip- prinsip seni rupa. Prinsip seni antara lain:
proporsi yaitu pengaturan ukuran ata perbandingan dari unsur seni. Prinsip- prinsip
perbandingan yang tepat dalam pengaturan unsur akan menimbulkan keserasian
7
(harmoni) dan keseimbangan (balance). Merancang karya seni rupa ini juga
mempertimbangkan pusat perhatian (point of interest), satuan (unity), dan
sebagainya. Pengamatan terhadapa objek dalam menggambar rancangan dipilih
dengan cermat , yaitu memiliki bentuk- bentuk yang menarik perhatian, unik, dan
mengagumkan dengan mengambil unsur- unsur seni rupa nusantara.
Dari hasil pengamatan objek dan selanjutnya mempersiapkan/ memilih
norma- norma seni rupa untuk dituangkan pada medianya, lalu rancangan dibuat
dengan cara menggambarnya yang hasilnya kemudian disebut sebagai gambar
ranvangan.
Merancang karya seni rupa menggunakan langkah- langkah antara lain:
1. Pengamatan objek karya seni rupa
Mengamati karya seni rupa murni dan tarapan dilakukan sebelummembuat
rancangan. Pengamatan ini mengenai teknik dan coraknya yang digunakan dengan
memahami tentang unsur- unsur seni rupa yang ada. Dapat pula dengan pengamatan
yang tidak langsung pada karyanya yaitu dengan mempelajari beberapa sumber
pengetahuan pada buku- buku, artikel atau dokumen berupa gambar, film atau slide,
dan internet tentang seni rupa tarapan/ seni kriya murni.
2. Pemahaman objek dengan sketsa
Bersama dengan pengamatan obyek karya seni rupa kemudian kesan hasil
pengamatan objek divisualisasikan (diwujudkan) dalam bentuk gambar sketsa. Hal
ini perlu dilakukan untuk menciptakan karya seni rupa / seni kriya sesuai dengan
nilai seni dan segi gunaan (nilai praktis), segi kegunaan atau penerapan ini meliputi
segi keamanan (security), kenyamanan (comforttable) dan keluwesan (flexibility).
3. Pembuatan gambar sketsa secara global
Gambar sketsa dibuat sesuai dengan unsur dan prinsip seni rupa. Gambar sketsa
juga dibuat yang detail (rinci) yang menjadi ciri khas benda tersebut.
4. Pengusaan bahan dan alat
Menggambar rancangan dengan mengusai cara menggunakan alat dan bahan untuk
menggambar rancangan karya seni rupa.
8
5. Penguasaan komposisi
Gambar rancangan yang baik dibuat oleh seorang perancang (desiner) yang harus
mengusai dan memahami pegetahuan tentang komposisi, setiap membuat bentuk,
(form) tentu harus membuat kaidah- kaidah komposisi atau desain sehingga
mencapai nilai keindahan (estetika) yang tinggi.1
C. Perlunya pembelajaran seni rupa pada anak usia dini
Menurut sternberg, kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi
keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tinggi atas prasaan mereka yang sesungguhnya kemudian
menggambil keputusan- keputusan sacara mantap. Kemampuan mengelola emosi
merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan prasaan sendiri . sehingga
tak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi prilakunya secara wajar. (sternberg.
Seloveri dalam tolopun; 1997).
Menurut pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan
bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain.
Dengan seni rupa akan membantu anak- anak untuk mengerti orang lain dan
memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap
emosional mereka. Anak- anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai
banyak teman , pandai bergaul. Melalui belajar kelompok dituntuk untuk bekerja
sama, mengerti orang lain. Untuk memanusikan dirinya. Menurut Goleman (1995)
mengatakan bahwa idealnya sesorang dapat menguasai keterampilan kognitif
sekalian keterampilan sosial emosional. Melalui bukunya yang terkenal “emotional
intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan demikian
anak akan cakap dalam bidang masing- masing namun juga menjadi amat ahli.
Perkembangan kognitif tidak datang dengan sendirinya. Untuk mendorong
pertumbuhan, kurikulum yang susun berdasarkan atas taraf perkembangan anak.
Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui
pendidikan seni rupa disekolah.
1
Drs. Abidin Wahab. 2016, buku ajar sini budaya kelas xiii semester ganjil: Jln Ponogoro. Putra
Karnonatan.
9
Kerajinan Tangan
Beberapa istilah yang digunakan dalam menyebutkan kerajinan tangan:
pekerjaan tangan, hasta karya, prakarya, keterampilan kerajinan, seni kriya atau
kerajinan. Dalam bahasa inggris hal seperti ini termasuk “Craft and Art” yaitu
kerajinan dari seni rupa, secara terpisah karya ini sering pula disebut dengan istilah
“Handicraft” Istilah kerajinan tangan mengandug makna sebagai suatu kecakapan
kerja tangan yang dilaksanakan secara rapih dan teliti, sabar dan tekun, sebagai
wujud dan buah pikir dan rasa dengan menggunakan berbagai tehnik sesuai dengan
alat dan bahannya, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk suatu kebutuhan
tertentu. Namun bila dilakukan oleh anak-anak tidak sepenuhnya demikian. Ini
diartikan bahwa kerajinan tangan bagi anak-anak bukan semata-mata bekerja tetapi
lebih dekat dengan bermain (Affandi, 2006:4). Demikian pula dalam menggunakan
alat dan bahan dengan tehnik yang memikat tetapi dengan tehnik eksperimen
kreatif, serta tujuan karyanya belum sepenuhnya untuk suatu keperluan pemakaian.
Dalam kegiatan berkerajinan tangan mereka juga berekspresi dan berkreasi,
berfantasi dan mereka-reka.
Jenis karya yang didapat dibuat oleh anak-anak dapat meliputi karya 2(dua)
dimensi dan 3 (tiga) dimensi. Karya dua dimensi mendeteksi wujud seni gambar,
sedangkan karya tiga dimensi mendekati wujud karya seni bentuk.
1. Karya dua dimensi
(a) Tehnik gambar tempelan, yaitu kerajinan yang menggunakan tehnik
ditempel, baik itu ditempel dengan lem atau dijahit, diantaranya: Kolase,
yaitu gambar tempelan berbagai macam materi atau bahan. Mozaik, yaitu
gambar tempelan potongan-potongan berwarna. Aplikasi, yaitu gambar
tempelan gunting-guntingan pola berwarna atau bagian-bagia dari pola yang
sudah disiapkan lebih dahulu, dan Montase, yaitu gambar tempelan yang
dikerjakan dengan cara menyusun/menggabungkan potongan-potongan
bagian dari gambar yang sudah jadi dari beberapa macam gambar cetak
menjadi bentuk perwujudan gambar cetak menjadi berwujudan gambar
yang baru.
10
2
Cucu Retno Yuningsih, “ Pembelajaran Seni Rupa di Pendidikan Anak Usia Dini” . JESA( Jurnal
Edukasi Sebelas April) Vol. 3, No 1, Februari 2019, (Sumedang: PG PAUD STKIP Sumedang ), hlm.
5-6
12
6. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak- anak dapat menggunakannya untuk
menjiplak, mereka cukup menepatkan sehelai kertas putih diatas permukaan plat
dan dengan krayon, menggosok- gosokkannya bahkan dengan keras untuk
mendapatkan gambarannya. Anak- anak merasa tehknik menjiblak cukup
mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak cara.
Koin- koin biasanya adalah pavorit mereka. Koin adalah bahan yang
sederhana dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak
jiplakan yang berbeda dari objek- objek yang ditemkan disekolah. Ini merupakan
cara yang bagus untuk membuat anak- anak peka pada dunia sekitar mereka.
7. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun
dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan
dari kata dalam bahsa belanda “ boetseren” atau bahasa inggris “ modelling”.
Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-
bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malamlilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi
dalam pengembangannya selama tidak.
Mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat di pergunakan bahan-
bahan lain seperti kertas, karto atau bahan- bahan lembaran yang sekiranya dapat
dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan
dengan bahan yang lengket, basah bila dibentuk mereka. Anak- anak akan
menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat,
untuk merasakan sesualitasnya.
D. Rancangan Pembelajaran Seni Rupa AUD
Rancangan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini
berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam
rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.
15
3
Caecilia Tridjata dan Widia Pekerti. Wawasan seni dan Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-
kanak. (PAUD4206/MODUL1), h. 1.40-1.41.
18
dalam wujud motivasi pada setiap langkah kegiatan. Jika anak lepas dari
bimbingan atau pengarahan dan motivasi, anak cenderung akan mengulang-ulang
kemampuanya yang telah dikuasainya, untuk menghindari kesulitan atau
tantangan, dan akhirnya menjadi streotif.
c. Metode Pengajaran Inti (Core Teaching)
Pelajaran inti yang dimaksud disini adalah sejumlah pelajaran yang
memiliki nilai bagi suatu sasaran pendidikan. Pelajaran seni sendiri memiliki
pelajaran inti yang tercantum dalam tujuan-tujuan atau sasaran pendidikan. Untuk
suatu periode/masa tertentu, pengajaran seni memiliki sasaran tertentu pula, misal
apresiasi. Pencapaian sasaran apresiasi tidak harus dengan satu kegiatan, seperti
membahas karya seni, tetapi dapat dilakukan dengan berkarya, widyawisata,
koleksi, dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat
menumbuhkan apresiasi anak.
d. Metode Korelasi (Correlated Teaching)
Korelasi dalam konteks ini adalah menghubungkan materi pembelajaran
seni rupa dengan kebutuhan siswa atau materi lain yang sudah dan akan dipelajari
anak. Dengan demikian, metode korelasi ini akan menimbulkan motivasi. Cara
kerja metode ini adalah mencari motivasi dan insentif apa saja yang dibutuhkan
siswa bagi pelaksanaan suatu kegiatan seni. Artinya pengetahuan apa saja yang
dibutuhkan, telah dipelajarinya atau apa saja yang telah kajinya dalam bidang studi
lain yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan seni. Misal menggambar manusia
dibutuhkan atau dikorelasikan dengan pelajaran biologi. Guru seni rupa yang akan
menggunakan pendekatan ini sebelum merancang pengajaran harus melakukan
pengamatan terlebih dahulu pada siswa, pelajaran-pelajaran apa saja yang telah
diperolehnya yang mungkin dapat memperkaya khasanah gagasannya. Sasaran
tingkat utama pendekatan/metode ini adalah wawasan.
e. Metode Integrasi
Dalam pengajaran seni metode integrasi dimasudkan mengajar seni dengan
melibatkan totalitas seluruh pengalaman kreativitas. Seluruh materi/ mata pelajaran
(agama, sosial, ekonomi, dan budaya) yang pernah dipelajarinya akan berintegrasi
atau berpengaruh pada kreativitas dalam berolah seni rupa. Dengan proses integrasi
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abidin Wahab. 2016. Buku Ajar Sini Budaya Kelas XIII Semester Ganjil.
Ponogoro: Putra Karnonatan.
Cucu Retno Yuningsih. 2019. Pembelajaran Seni Rupa di Pendidikan Anak Usia
Dini. JESA( Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 3 No 1. Sumedang: PG
PAUD STKIP Sumedang
Caecilia Tridjata dan Widia Pekerti. Wawasan seni dan Pendidikan Kesenian di
Taman Kanak-kanak. PAUD 4206/MODUL 1
22