Anda di halaman 1dari 25

RANCANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI

RUPA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Seni Rupa AUD

Dosen Pengampu
Firstly Mardhatillah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Ria Anggraini (209173245)


Rika (209173246)
Riska Komala Sari (209173248)
Santika (209173250)
Siel Nobela Elistika (209173255)
Siti Amanatus Sholikhah (209173257)
Suci Lestari (209173260)
Uci Gunata (209173263)
Umi Alifah (209173264)
Vitriani (209173265)
Yesse Septia Ika Putri (209173269)
Yuliansi Istoqmah (209173271)
Yuniswar (209173272)
Zuhrini (209173274)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah “Rancangan
Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa” ini untuk melengkapi tugas dalam
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Seni Rupa AUD.
Dalam penyelesaian makalah ini mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga dapat
terselesaikan penyusunan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dan telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi
pembaca.
Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan
bantuan, serta menjalikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabalalamin.

Jambi, 15 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Kemampuan Dasar Anak Usia TK....................................................... 3
B. Pengertian Rancangan Karya Seni Rupa.............................................. 6
C. Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak Usia Dini .................... 8
D. Rancangan Pembelajaran Seni Rupa AUD .......................................... 14
E. Metode Pengajaran Seni Rupa ............................................................. 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 21
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seni rupa merupakan salah satu dari beberapa cabang seni yang menurut
Sofyan Salam (2001:1) Menyatakan bahwa keindahannya diwujudkan melalui
media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang. Sofyan Salam
menambahkan ruang lingkup seni rupa meliputi “seni gambar/lukis, seni
cetak/desain grafis, seni patung, seni kerajinan/desain produk, seni
bangunan/desain lingkungan”.
Secara alamiah anak sudah memiliki seni. Dari mereka berumur 0 – 8 tahun.
Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi. Anak berumur
1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap
segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan
berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak.
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya
dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur
menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam pendidikan
berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan
difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik
maupun mental. Sedang seni dalam kerja profesional difungsikan untuk
meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman belajar
mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman
persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut pembelajaran
apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi, yaitu:
keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan
lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik
dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau
hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar,

1
2

1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan


saja, namun melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati,
menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas berolah seni.

B. Rumusan masalah
1. Apa Kemampuan Dasar Anak Usia TK?
2. Apa Pengertian Rancangan Karya Seni Rupa?
3. Bagaimana Rancangan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa AUD?
4. Kenapa Perlu Pembelajaran Seni Rupa Pada AUD?
5. Apa Saja Metode-Metode Pengajaran Seni Rupa?

C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Saja Kemampuan Dasar Anak Usia TK
2. Mengetahui Pengertian Rancangan Karya Seni Rupa
3. Mengetahui Bagaimana Rancangan Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa
AUD
4. Mengetahui Penjelasan Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada AUD
5. Mengetahui Metode-Metode Pengajaran Seni Rupa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan dasar anak usia TK


Pada setiap masa perkembangan seorang anak ada tugas-tugas perkembangan
yang oleh lingkungan sosial atau masyarakat diharapkan dapat dilaksanakan
olehnya. Tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seorang anak berhubungan
dengan kompetensi atau kemampuan generik dalam dirinya yang diharapkan dapat
berkembang wajar secara bertahap sesuai perkembangan usia mentalnya.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik atau berhubungan dengan gerak/motorik halus (fine-
motor) dan gerak/ motorik kasar (gross-motor). Gerak halus adalah berbagai gerak
yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti meremas, melipat, menggunting,
menjahit, menari, menganyam, menggambar. Sedang gerak kasar adalah berbagai
gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan sendi-sendi, seperti: meloncat,
memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari, dan sebagainya.
Kemampuan dasar gerak dalam seni rupa tampak jelas ketika anak melakukan
aktifitas sebagai berikut.
a. mewarnai gambar dengan krayon, spidol atau cat, dan mengontrol warna
agar menutup bidang gambar secara merata dan rapi.
b. Bermain dan berkreasi dangan cat untuk membuat finger fainting yang di
lukis dengan jari-jari tangan dan di bantu gerakan tubuh. Anak secara aktif
bergerak meng esplorasi berabagai kemungkinan bentuk yang tercipta
melalui gerakannya.
c. Membentuk beragam objek sederhana dengan bahan-bahan lunak seperti
tanah liat,adonan tepung, atau plastisin.
d. Merobek atau menggunting dan merekat kertas warna saat ber kreasi
membuat gambar mosaik.
2. Perkembangan persepsi
Perkembangan persepsi atau daya serap anak bertumpu pada kepekaan atau
sensitivitas indriawi dan kemampuan intelektualnya. Menurut A. Jean ayres, ph.D

3
4

kerja indriawi kita selalu bersipat terpadu.integrasi pungsi indriawi seseorang akan
tampak jelas ketika seseorang merespon lingkungan nya.contoh nya antara lain:
seprang anak merasakan keras dan dingin nya batu,mengenal uniknya bentuk dan
tekstur dedaunan, kasar halusnya kulit kayu,mendengan kicau burung,pengalaman
meng eksplorasi dan melatih ke pekaan indriawi memungkin kan anak mengenal
dan mengapriasiasi keragaman bentuk, ukuran, tekstur, bau atau aroma,suara atau
bunyi,rasa,gerak,dan sebagainya.
Kemampuan dasar persetual dalam seni rupa tampak jelasketika anak
melakukaqn aktifitas sebagai berikut:
a. Memilih bentuk ukuran mainan balok warna yang cocok untuk membangun
rumah -rumahan atau jembatan.
b. Meta dan memilih aneka biji-bijian yang bada ukuran ,bentuk dan warna
untuk membuat kolase.
c. Memilih warna krayon yang cocok mewarnai gambar pohon,langit,matahari
dan sebagainya.
d. Mengenal dan membedakan beragam bentuk seperti bulat,kubus,lingkaran,
segitiga,silinder.lalu anak mencontoh membuat bentuk- bentuk tersebut
dengan tanah liat,plastisin atau karton.
3. perkembangan emosi
Perkembangan emosi anak sebenar nya sukar di ukur, namun tetap dapat di
amati perubahan nya .kegiatan bermain dan berkreasi seni dapat di mampaatkan
sebagai sarana pelampiasan atau pencurahan emosi dan relaksasi.selain itu bermain
dan berkreasi seni juga befungsi sebagai pantilasi bagi emosi-emosi negatif anak (
seperti rasa takut, marah,cemas,kesal).dengan sel salurnya keinginan, emosi
negatif, dan agresi vitasnya, anak akan memperoleh kepuasan, kelegaan dan
ketenangan atau keseimbangan emosi.
Kemampuan emosional dalam seni rupa tampak jelas ketika anak
melakukan aktivitas sebagai berikut:
a. Meremas,melumat tanah liat atau nplastisin dengan tekun,sabar dan rasa
gembira.
5

b. Mencoret-coret kertas gambar dengan warna-warna gelap dan menggambar


bentuk-bentuk yang menakutkan sesui dengan emosi kondisi dan mental
nya tidak setabil dan sedang depresi.
c. Melukis gambar bunga dan kupu- kupu dengan warna-warna cerah yang
indah sesuai suasana hatinya yang sedang gembira.
d. Membuat pinger fainting akan merekam jejak-jejak emosi anak. Ekspresi
anak terlihat dari besutan atau gerakan tangan di atas kertas, baik itu coretan
tak beratuuran atau beraturan dengan berbagai variasinya.anak beraktifi
dengan antusias dan penuh tawa.
4. Perkembangan sosial anak
Perkemabangan sosial yang di mulai dari sipat egosentrisnya, terwujud
dalam karya seni rupa yang selalu menampil kan dirinyan dan terpusat dengan
dirinya. Ia senang sekali mengambarkan dirinya kondisi ini secara bertahap akana
berubuh sejalan dengan perkembangan usia,kematangan mental dan intelektual,
serta rasa ingin tau nya.
Kemampuan sosial alam seni rupa tampak jelas ketika anak melakukan
aktivitas sebagai berikut:
a. Bermain balok-balok warna bersama teman dengan suasana bersahabat dan
saling membantu
b. Mewarnai gambar dalam satu kertas bersama-sama teman dengan suasana
gembira,penuh canda dan tidak saling menggangu.
c. Berbagi cat atau korayon dengan teman nya ketika mengambar.
d. Mengambar objek-objek yang berpariasi,idenya bersukber dari realitas
kehidupan di sekitar anak atau imajinasi/pantasi anak.
5. perkembangan berfikir
Kemampuan berfikir pada umumnya di kait kan dengan kemampuan nalar
( logika ) dalam mengenal membandingkan, menghubungkan, menganalisa dan
menyimpulkan sesuatau. Pada anak usia TK berbagai kemampuan ini berkembang
mulai dari hal yang sedrhana hinga menjadi lebih kompleks melalui kegiatan
bermain dan ber kreasi seni.
6

6. perkembangan kreativitas
Potensi kreativitas dalam diri seorang anak dapat di kenali melalui beberapa
jenis kemampuan kreatif nya di antaranya:
a. Berfikir kreatif,
b. Kreatifitas yang berkaitan dengan bakat seni yang alamiah,
c. Kreatifitas dalam bermain.
Jika pada usia dini seluruh potensi kreatifitas anak di pupuk dan di
mungkinkan berkembang maka secara ber angsur-angsur kreatifitasnya
meluas pada bidang-bidang lain nya.
Kemampuan dasar kreatifitas dalm seni rupa tampak jelas ketika anak
melakukan aktifitas sebagai berikut:
a. Mengenal jenis bentuk dan warna daun yang berbeda yang ada di alam.
b. Menyusun bentuk balok-balok kayu dengan cara yang tak lazim.
c. Mengambar beragam objek sesui daya pantassi/ kahayal anak.
d. Berkreasi dengan bahan-bahan daur ulang menciptakan bentuk objek
yang unik.
B. Pengertian rancangan karya seni rupa
Rancangan karya seni rupa murni dan tarapan adalah karya- karya seni rupa
dengan mengembangkan teknik teknik dan corak karya seni rupa dengan beragam
unsur- unsur seni rupa yang berada diwilayah nusantara. Gambar rancangan dibuat
sebagai langkah awal dalam bekarya seni rupa. Kegiatan merancang ini dilakukan
sebelum menciptakan karya yang sebenarnya yang akhirnya menjadi karya yang
dimaksudkan rupanya. Penciptaan karya seni rupa murni dan tarapan tidak lepas
dari mempertimbangkan syarat seni rupa yang baik. Adapun seni rupa tarapan slalu
lepas dari segi praktis atau segi kegunaan (utility). Segi kegunaan meiputi faktor
keamanan (scurity), kenyamanan (comfortable) dan keluwesan (flexibilty).
Untuk merancang seni rupa murni dan tarapan agar dapat diperoleh hasil
yang sempurna, maka unsur- unsur seni rupa haruslah diatur dan diolah dengan
menggunakan kaidah-kaidah atau prinsip- prinsip seni rupa. Prinsip seni antara lain:
proporsi yaitu pengaturan ukuran ata perbandingan dari unsur seni. Prinsip- prinsip
perbandingan yang tepat dalam pengaturan unsur akan menimbulkan keserasian
7

(harmoni) dan keseimbangan (balance). Merancang karya seni rupa ini juga
mempertimbangkan pusat perhatian (point of interest), satuan (unity), dan
sebagainya. Pengamatan terhadapa objek dalam menggambar rancangan dipilih
dengan cermat , yaitu memiliki bentuk- bentuk yang menarik perhatian, unik, dan
mengagumkan dengan mengambil unsur- unsur seni rupa nusantara.
Dari hasil pengamatan objek dan selanjutnya mempersiapkan/ memilih
norma- norma seni rupa untuk dituangkan pada medianya, lalu rancangan dibuat
dengan cara menggambarnya yang hasilnya kemudian disebut sebagai gambar
ranvangan.
Merancang karya seni rupa menggunakan langkah- langkah antara lain:
1. Pengamatan objek karya seni rupa
Mengamati karya seni rupa murni dan tarapan dilakukan sebelummembuat
rancangan. Pengamatan ini mengenai teknik dan coraknya yang digunakan dengan
memahami tentang unsur- unsur seni rupa yang ada. Dapat pula dengan pengamatan
yang tidak langsung pada karyanya yaitu dengan mempelajari beberapa sumber
pengetahuan pada buku- buku, artikel atau dokumen berupa gambar, film atau slide,
dan internet tentang seni rupa tarapan/ seni kriya murni.
2. Pemahaman objek dengan sketsa
Bersama dengan pengamatan obyek karya seni rupa kemudian kesan hasil
pengamatan objek divisualisasikan (diwujudkan) dalam bentuk gambar sketsa. Hal
ini perlu dilakukan untuk menciptakan karya seni rupa / seni kriya sesuai dengan
nilai seni dan segi gunaan (nilai praktis), segi kegunaan atau penerapan ini meliputi
segi keamanan (security), kenyamanan (comforttable) dan keluwesan (flexibility).
3. Pembuatan gambar sketsa secara global
Gambar sketsa dibuat sesuai dengan unsur dan prinsip seni rupa. Gambar sketsa
juga dibuat yang detail (rinci) yang menjadi ciri khas benda tersebut.
4. Pengusaan bahan dan alat
Menggambar rancangan dengan mengusai cara menggunakan alat dan bahan untuk
menggambar rancangan karya seni rupa.
8

5. Penguasaan komposisi
Gambar rancangan yang baik dibuat oleh seorang perancang (desiner) yang harus
mengusai dan memahami pegetahuan tentang komposisi, setiap membuat bentuk,
(form) tentu harus membuat kaidah- kaidah komposisi atau desain sehingga
mencapai nilai keindahan (estetika) yang tinggi.1
C. Perlunya pembelajaran seni rupa pada anak usia dini
Menurut sternberg, kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi
keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tinggi atas prasaan mereka yang sesungguhnya kemudian
menggambil keputusan- keputusan sacara mantap. Kemampuan mengelola emosi
merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan prasaan sendiri . sehingga
tak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi prilakunya secara wajar. (sternberg.
Seloveri dalam tolopun; 1997).
Menurut pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan
bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain.
Dengan seni rupa akan membantu anak- anak untuk mengerti orang lain dan
memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap
emosional mereka. Anak- anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai
banyak teman , pandai bergaul. Melalui belajar kelompok dituntuk untuk bekerja
sama, mengerti orang lain. Untuk memanusikan dirinya. Menurut Goleman (1995)
mengatakan bahwa idealnya sesorang dapat menguasai keterampilan kognitif
sekalian keterampilan sosial emosional. Melalui bukunya yang terkenal “emotional
intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan demikian
anak akan cakap dalam bidang masing- masing namun juga menjadi amat ahli.
Perkembangan kognitif tidak datang dengan sendirinya. Untuk mendorong
pertumbuhan, kurikulum yang susun berdasarkan atas taraf perkembangan anak.
Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui
pendidikan seni rupa disekolah.

1
Drs. Abidin Wahab. 2016, buku ajar sini budaya kelas xiii semester ganjil: Jln Ponogoro. Putra
Karnonatan.
9

Kerajinan Tangan
Beberapa istilah yang digunakan dalam menyebutkan kerajinan tangan:
pekerjaan tangan, hasta karya, prakarya, keterampilan kerajinan, seni kriya atau
kerajinan. Dalam bahasa inggris hal seperti ini termasuk “Craft and Art” yaitu
kerajinan dari seni rupa, secara terpisah karya ini sering pula disebut dengan istilah
“Handicraft” Istilah kerajinan tangan mengandug makna sebagai suatu kecakapan
kerja tangan yang dilaksanakan secara rapih dan teliti, sabar dan tekun, sebagai
wujud dan buah pikir dan rasa dengan menggunakan berbagai tehnik sesuai dengan
alat dan bahannya, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk suatu kebutuhan
tertentu. Namun bila dilakukan oleh anak-anak tidak sepenuhnya demikian. Ini
diartikan bahwa kerajinan tangan bagi anak-anak bukan semata-mata bekerja tetapi
lebih dekat dengan bermain (Affandi, 2006:4). Demikian pula dalam menggunakan
alat dan bahan dengan tehnik yang memikat tetapi dengan tehnik eksperimen
kreatif, serta tujuan karyanya belum sepenuhnya untuk suatu keperluan pemakaian.
Dalam kegiatan berkerajinan tangan mereka juga berekspresi dan berkreasi,
berfantasi dan mereka-reka.
Jenis karya yang didapat dibuat oleh anak-anak dapat meliputi karya 2(dua)
dimensi dan 3 (tiga) dimensi. Karya dua dimensi mendeteksi wujud seni gambar,
sedangkan karya tiga dimensi mendekati wujud karya seni bentuk.
1. Karya dua dimensi
(a) Tehnik gambar tempelan, yaitu kerajinan yang menggunakan tehnik
ditempel, baik itu ditempel dengan lem atau dijahit, diantaranya: Kolase,
yaitu gambar tempelan berbagai macam materi atau bahan. Mozaik, yaitu
gambar tempelan potongan-potongan berwarna. Aplikasi, yaitu gambar
tempelan gunting-guntingan pola berwarna atau bagian-bagia dari pola yang
sudah disiapkan lebih dahulu, dan Montase, yaitu gambar tempelan yang
dikerjakan dengan cara menyusun/menggabungkan potongan-potongan
bagian dari gambar yang sudah jadi dari beberapa macam gambar cetak
menjadi bentuk perwujudan gambar cetak menjadi berwujudan gambar
yang baru.
10

(b) Tehnik gambar cetakan, yaitu tehnik menggambar menggunakan cetakan,


diantaranya; cetakan lipat, yaitu cetakan yang dikerjakan dengan
menggunakan klise sesame kertas gambarnya sendir. Cetak cukilan, yaitu
gambar cetakan yang dikerjakan dengan menggunakan klise yang terbuat
dari penampang benda seperti penampang pelepah daun pisang, tangkai
daun papaya, buah belimbing, batang daun sawi, dll. Cetak sablon, disebut
sebagai cetak tembus karena klisenya berlubang yang dapat
ditembus/dilalui oleh bahan pewarna ketika dicetakkan. Cetakan percikan,
yaitu percikan warna diatas kertas gambar dihalangi oleh benda-benda pipih
atau potongan pola dari kertas atau karton yang sengaja diatur sedemikian
rupa. Cetakan kering, yaitu tehnik mencetak menggunakan bahan warna
yang warna yang bersifat kering seperti pastel,pensil warna, arang atau
kapur, dan cara menggunakan bahan pewarnanya dengan tehnik dussel atau
digosok.
(c) Tehnik gambar kertas marmer, yaitu tehnik menggambar menggunakan
media cat minyak yang dituangkan keatas air, sehingga cat tersebut
menyerupai motof marmer.
(d) Tehnik gambar batikan, yaitu menggambar menggunakan tehnik membatik
dengan bahan crayon dan cat air dengan cara membuat pola hias dengan
bahan yang tidak tembus pewarna.
(e) Tehnik topeng gambar, yaitu topeng yang sifatnya rata berupa lembaran
kertas gambar yang diberi gambaran wajah atau muka.
(f) Tehnik gambar tiupan, yaitu gambar yang dikerjakan tidak dengan goresan
tangan, tetapi hasil goresannya dibuat dengan menggerakkan tetesan warna.
2. Karya tiga dimensi
(a) Origami, yaitu seni melipat kertas yang berasal dari jepang
(b) Kirigami, yaitu seni melipat dan menggunting kertas.
(c) Seni Kertas Mache, yaitu seni membentuk dengan bubur kertas.
(d) Kerajinan menganyam, yaitu menyusupnyusupkan bahan pita atau tali
memanjang yang bersifat lentur.
11

(e) Kerajinan merangkai dan menyusun, yaitu menjadikan satu atau


menggandengkan beberapa bagian bentuk sehingga mewujudkan suatu
benda yang dapat menggambarkan model seperti bangunan, kendaraan, atau
lainnya.2
Dari beberapa kegiatan bekarya seni, terdapat bebrapa kegiatan yang bisa
dilakukan anak saat pembelajaran, yaitu:
1. Menggambar
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan- anak
sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan
yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan bergambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan
pikiran- pikiran atau prasaan- prasaannya. Dengan kata lain, gambar
merupakansalah satu cara manusia mengekspresikan pikiran- pikiran atau prasaan-
prasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa. Ada 3
tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara
anak menggambar.
Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia
2-3 tahun. Pada tahap ini untuk belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya
sehingga coretan yang dibat masih berupa goresan- goresan tidak menentu seperti
benang kusut. Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret
terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan
tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang ,
kemudian lingkaran- lingkaran.
Tahap kedua, pada anak usia 3,5 - 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah
lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil
goresannyapun sudah lebih tujuan menggambar bagi anak:
a. Mengembangkan kebiasaan daya kreativitas
b. Mengembangan daya kreativitas

2
Cucu Retno Yuningsih, “ Pembelajaran Seni Rupa di Pendidikan Anak Usia Dini” . JESA( Jurnal
Edukasi Sebelas April) Vol. 3, No 1, Februari 2019, (Sumedang: PG PAUD STKIP Sumedang ), hlm.
5-6
12

c. Mengembangkan kemampuan berbahasa


d. Mengembangkan citra diri anak
2. Finger painting (lukisan jari)
Suatu kegiatan seni melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama
finger painting.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerakan otot- otot kecil
dan kematangan syaraf.
b. Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna- warna yang
terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak. Kegembiraan dan kondisi –
kondisi emosi mereka.
c. Menegnalkan konsep percampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang
skunder dan tersier.
d. Mengenalkan estetika keindahan warna.
e. Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.
Ada bebrapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting:
a. Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu)
b. Menggunakan teknik kering ( kertas tidak perlu di basahi)
3. Melukis
Salah satu kebagiaan terbesar dari pelukis bukannya hanya kesenangan
tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak- anak selagi
mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-
6 tahun atau usia TK. Media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini
biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan lain- lain.
Dalam pembelajaran melukis anak- anak biasanya belajar sambil bercakap-
cakap dengan temanya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang
warna- warna yang mereka proleh . sambil bereksprimen dengan mencampurkan
warna- warna, anak- anak itubermain bermain elemen seni ini dengan cara yang
santai. Hal ini menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Hal ini akan
membuat mereka mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.
Berbeda dengan anak berusia 7 sampai 8 tahun, ciri khas kelompok umur mereka
13

adalah dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan


hidup mereka sendiri. Anak- anak membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang
muram sendu atau semangat dan lucu. Biasanya suasana hati mereka dismapaikan
oleh warna. Mereka belajar bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat
membantu mengungkapkan ide- ide.
4. Kolase
Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan
berbagai maca, bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak- anak dikelas biasanya
memilih dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan- bahan berstektur,
lalu meletakkannya di tempat yang mereka suka. Berbagai bagian dari pengalaman
mereka dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan
bentk.
Ada beberapa macam kolase yaitu:
a. Kolase dengan kertas dan kain
b. Kolase dengan tekstur
5. Mencetak
Mencetak dapat dilakukan anak berbagai usia, dimulai dari anak berbagai
usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun. Kadang- kadang seorang anak kecil akan
menemukan idenya sendiri. Enth bagaiman dengan cara apa seorang anak berusia
5 tahun dalam pembelajaran mencetak anak menemukan bahwa menepukan spon
yang sudah diberikan warna diatas menghasilkan rangkaian pola yang berulang-
ulang (prihal mencetak, merupakan suatu kemungkinan yang menajubkan untuk
mengulanginya). Mencetak yang formal membutuhkan plat atau stempel. Stempel
tersebut memuat gambar- gambar yang diukir atau ditimbulkan yang diberi tinta
dan kemudian dipindahkan kekertas. Stempel cetak yang paling sederhana, terbuat
dari styropon. Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak didik kita.
Untuk anak- anak usia 5tahun dan 6 tahun, penting ksusunya untuk
menyuruh mereka mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka dengan
sungguh- sungguh memahaminya. Semua anak menikmati mengeksplorasi efek-
efek yang dihasilkan tekstur ini ketika platnya dicetak.
14

6. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak- anak dapat menggunakannya untuk
menjiplak, mereka cukup menepatkan sehelai kertas putih diatas permukaan plat
dan dengan krayon, menggosok- gosokkannya bahkan dengan keras untuk
mendapatkan gambarannya. Anak- anak merasa tehknik menjiblak cukup
mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak cara.
Koin- koin biasanya adalah pavorit mereka. Koin adalah bahan yang
sederhana dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak
jiplakan yang berbeda dari objek- objek yang ditemkan disekolah. Ini merupakan
cara yang bagus untuk membuat anak- anak peka pada dunia sekitar mereka.
7. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun
dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan
dari kata dalam bahsa belanda “ boetseren” atau bahasa inggris “ modelling”.
Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-
bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malamlilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi
dalam pengembangannya selama tidak.
Mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat di pergunakan bahan-
bahan lain seperti kertas, karto atau bahan- bahan lembaran yang sekiranya dapat
dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan
dengan bahan yang lengket, basah bila dibentuk mereka. Anak- anak akan
menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat,
untuk merasakan sesualitasnya.
D. Rancangan Pembelajaran Seni Rupa AUD
Rancangan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini
berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam
rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.
15

Dalam rancangan pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di


TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan
kompetensi lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan
dalam beberapa model, keterpaduan belajar antar bidang seni dengan melihat
keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain. Dalam proses
pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman
baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.
Adapun proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya:
1. Merancang suasana pembelajaran
a. Ruangan dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan
minat bereksplorasi anak dengan cara meletakkan media pembelajaran
secara menarik. Pengaturan ruangan dan halaman dapat disesuaikan
dengan tema mingguan.
b. Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk
bereksplorasi (penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan benda-
benda di sekitarnya.
2. Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran
a. Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat.
Anak hendaknya di beri kesempatan untuk memilih acara kegiatan
pembelajarannya.
b. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai
dengan kegiatan yang dapat merangasang minat anak.
c. Kegiatan yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai
anatara kegiatan yang bersifat ramai dan kegiatan yang melatih
konsentrasi anak
3. Pengaturan
Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman
pengelolaan proses pembelajaran.
Fokus pendidikan di taman kanak-kanak pada umumnya dan pendidikan seni
khususnya sebagai berikut.
16

1. Belajar Melalui Bermain


Kegiatan belajar melalui bermain merupakan hal yang amat sesuai dengan
kesenangan anak.
2. Belajar Melalui Observasi
Anak menyukai hal yang baru dan yang merasuk hati. Karena itu pula, ia
gemar mengamati segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya atau hal yang
dilihatnya dari buku dan rekaman bunyi serta rekaman gambar (televisi dan
video).
3. Belajar Melalui Eksplorasi
Anak tidak dapat berdiam diri. Mereka ingin mencoba-coba atau mengutak-
atik yang ada di sekitarnya. Mobil-mobilan yang baru dibelikan ayahnya
dibongkarnya. Dimainkan pula alat-alat musik yang ada di hadapannya.
4. Belajar Melalui Imitasi
Anak gemar meniru perilaku orang di sekitarnya atau dari tontonan, bahkan
menirukan berbagai bunyi dan suara yang didengarnya. Belajar bahasa dan
musik dapat dipastikan terjadi melalui peniruan. Setahap demi setahap,
peniruan bertambah sempurna melalui usaha penyesuaian hingga anak
dapat mengucapkan kata dengan tepat atau dapat menyuarakan nada dengan
tepat.
5. Belajar Melalui Seni
Berikut ini Anda dapat membaca sebuah contoh kegiatan seni yang
menggambarkan belajar melalui kegiatan seni. Ketika kegiatan seni
berlangsung, banyak pengalaman diperoleh anak dan meningkat serta
mengembangkan berbagai kemampuan karena hal berikut ini.
a. Kegiatan seni membutuhkan perhatian melalui pengamatan yang
hampir selalu terjadi. Umpamanya, anak mengamati bunga dan
kemudian menggambarkannya.
b. Melalui nyanyian dan puisi, anak mudah mengingat berbagai hal.
c. Melalui mewarnai, anak mengenal berbagai bentuk warna dan dapat
membedakan rasanya menggambar di kertas dan di pasir.
d. Melalui gerak, anak juga mengenal jarak, waktu, arah, serta tubuhnya.
17

Berdasarkan contoh di atas, Haskel (1979) berpendapat bahwa pendidikan


usia dini amat tidak efektif atau kurang sempurna tanpa musik, rupa, gerak, dan
drama. Belajar melalui seni yang pada hakikatnya menyenangkan menjadikan anak
belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna daripada sekadar
melaksanakan perintah guru. Kegiatan seni itu mengasah ketajaman rasa (feeling)
dan mengendalikan emosi.3

Contoh rancangan pembelajaran seni rupa AUD


Tema : Lingkungan
Sub tema : Lingkungan Masyarakat
Sub-sub Tema : Masjid
Kegiatan yang akan dilaksanakan:
 Mendiskusikan perilaku yangyang diharakan selama ada di masjid,
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di masjid.
 Mengajak anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh
bagian bangunan masjid.
 Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya
tentang masjid kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar,
kolase, mozaik, montase, menyusun balok, bermain pasir, membentuk
dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.
Mengoptimalkan potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan
memanfaatkan semua benda dan alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang
dapat dikembangkan sendiri oleh guru bersama anak sebagai salah satu alternatif
mengatasi kekurangan atau keterbatasan APE yang dimiliki.
E. Metode Pengajaran Seni Rupa
Setiap pengajaran dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan tentunya menggunakan suatu cara, strategi atau teknik atau
disebut metode. Tujuan penggunann metode pengajaran adalah untuk
merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan.

3
Caecilia Tridjata dan Widia Pekerti. Wawasan seni dan Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-
kanak. (PAUD4206/MODUL1), h. 1.40-1.41.
18

Dasar pemilihan metode yang tepat adalah relevansinya dengan tujuan/sasaran


yang dirumuskan. Ketepatan pemilihan metode ini indikatornya adalah kualitas
hasil belajar siswa setelah menyelesaikan program.
a. Metode Bimbingan (Directed Teaching)
Dalam metode bimbingan ini, guru menjelaskan cara/teknik sesuai dengan
pengalamanya dan menguraikan langkah-langkah pelaksanaan yang baku. Sasaran
utama pembelajaran dengan metode bimbingan adalah penguasaan teknis
merancang, pengetahuan warna, teknik melukis, membuat huruf, menggambar,
pengetahuan perspektif. Seperti diungkapkan di atas bahwa sasaran pembelajaran
dengan menggunakan metode bimbingan ini biasanya penguasaan teknik. Hal ini
kurang mendukung dalam pembelajaran seni rupa di TK yang sasarannya adalah
pengembangan diri anak baik kreativitas, sensitivitas, maupun imajinasinya.
Metode bimbingan akan bermanfaat jika guru hanya memberikan bantuan terbatas
dalam bentuk saran, peragaan atau cara lain dalam menjelaskan suatu informasi jika
dibutuhkan siswa. Guru yang kreatif akan selalu mengantisipasi setiap kebutuhan
siswa-siswanya sekaligus guru siap membantu hal-hal tertentu dan titik-titik yang
paling efektif. Jika hal ini dilakukan dengan tepat akan memotivasi siswa dalam
berkarya seni rupa.
b. Metode Ekspresi Bebas
Metode ekspresi bebas berlainan dengan metode bimbingan. Metode
ekspresi bebas menekankan pada spontanitas siswa dalam berkarya, yang lahir dan
bersumber dari diri siswa. Guru tidak mendominasi, seluruh kegiatan hanya
terpusat pada gagasan siswa sendiri dalam bentuk ungkapan pribadi. Yang
dimaksud ekspresi bebas dalam konteks ini bukan semata-mata guru memberikan
kebebasan yang mutlak/tanpa batas pada siswanya. Jika hal ini terjadi, maka
hasilnya bukan kreativitas siswa yang berkembang, namun kekacauan. Dengan
demikian guru dalam menggunakan metode ini harus hati-hati, jangan sampai
memberikan kebebasan yang tanpa batas. Ada beberapa batas dalam pelaksanaan
metode ekspresi bebas, yakni: pertama, kebebasan dalam konteks ini tidak
menolak bimbingan, artinya bahwa dengan menggunakan metode ini peran
bimbingan masih diperlukan. Kedua, metode ini masih membutuhkan stimulasi
19

dalam wujud motivasi pada setiap langkah kegiatan. Jika anak lepas dari
bimbingan atau pengarahan dan motivasi, anak cenderung akan mengulang-ulang
kemampuanya yang telah dikuasainya, untuk menghindari kesulitan atau
tantangan, dan akhirnya menjadi streotif.
c. Metode Pengajaran Inti (Core Teaching)
Pelajaran inti yang dimaksud disini adalah sejumlah pelajaran yang
memiliki nilai bagi suatu sasaran pendidikan. Pelajaran seni sendiri memiliki
pelajaran inti yang tercantum dalam tujuan-tujuan atau sasaran pendidikan. Untuk
suatu periode/masa tertentu, pengajaran seni memiliki sasaran tertentu pula, misal
apresiasi. Pencapaian sasaran apresiasi tidak harus dengan satu kegiatan, seperti
membahas karya seni, tetapi dapat dilakukan dengan berkarya, widyawisata,
koleksi, dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat
menumbuhkan apresiasi anak.
d. Metode Korelasi (Correlated Teaching)
Korelasi dalam konteks ini adalah menghubungkan materi pembelajaran
seni rupa dengan kebutuhan siswa atau materi lain yang sudah dan akan dipelajari
anak. Dengan demikian, metode korelasi ini akan menimbulkan motivasi. Cara
kerja metode ini adalah mencari motivasi dan insentif apa saja yang dibutuhkan
siswa bagi pelaksanaan suatu kegiatan seni. Artinya pengetahuan apa saja yang
dibutuhkan, telah dipelajarinya atau apa saja yang telah kajinya dalam bidang studi
lain yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan seni. Misal menggambar manusia
dibutuhkan atau dikorelasikan dengan pelajaran biologi. Guru seni rupa yang akan
menggunakan pendekatan ini sebelum merancang pengajaran harus melakukan
pengamatan terlebih dahulu pada siswa, pelajaran-pelajaran apa saja yang telah
diperolehnya yang mungkin dapat memperkaya khasanah gagasannya. Sasaran
tingkat utama pendekatan/metode ini adalah wawasan.
e. Metode Integrasi
Dalam pengajaran seni metode integrasi dimasudkan mengajar seni dengan
melibatkan totalitas seluruh pengalaman kreativitas. Seluruh materi/ mata pelajaran
(agama, sosial, ekonomi, dan budaya) yang pernah dipelajarinya akan berintegrasi
atau berpengaruh pada kreativitas dalam berolah seni rupa. Dengan proses integrasi
20

tersebut siswa mengidentifikasi dirinya dengan menanggapi keseluruhan


lingkungan dan pengalamannya. Konsep integrasi akan berhasil bila nilai-nilai dan
kaitan dari situasi nampak jelas hubungannya. Pengayaan bahan pelajaran,
pengalaman yang bermakna, motivasi yang tepat dan bimbingan yang terampil
dalam penggunaan sumber adalah jalan menuju integrasi, baik individu maupun
sosial. Pelajaran seni harus berusaha dan membantu perkembangan siswa dengan
sehat. Guru yang baik dan cerdik akan mampu mernyajikan suatu pelajaran seni
dalam berbagai jenis pengalaman. Seperti pengalaman estetik, pengalaman mental,
pengalaman emosional, dan pengalaman persepsi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini
berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam
rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.
Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh
beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni. Adapun
proses pembelajaran terdiri atas beberapa hal diantaranya: Merancang suasana
pembelajaran, menjalankan atau melaksanakan pembelajaran, pengaturan.
Kegiatan merancang ini dilakukan sebelum menciptakan karya yang
sebenarnya yang akhirnya menjadi karya yang dimaksudkan rupanya. Penciptaan
karya seni rupa murni dan tarapan tidak lepas dari mempertimbangkan syarat seni
rupa yang baik. Adapun seni rupa tarapan slalu lepas dari segi praktis atau segi
kegunaan (utility). Segi kegunaan meiputi faktor keamanan (scurity), kenyamanan
(comfortable) dan keluwesan (flexibilty).
Dalam rancangan pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di
TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan
kompetensi lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan
dalam beberapa model, keterpaduan belajar antar bidang seni dengan melihat
keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain. Dalam proses
pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman
baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.
B. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini. Tidak terlepas dari kesalahan dan
kehilafan. Karena itulah kami berharap kepada segenap yang membaca agar
berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah kami
kedepannya semakin baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abidin Wahab. 2016. Buku Ajar Sini Budaya Kelas XIII Semester Ganjil.
Ponogoro: Putra Karnonatan.
Cucu Retno Yuningsih. 2019. Pembelajaran Seni Rupa di Pendidikan Anak Usia
Dini. JESA( Jurnal Edukasi Sebelas April) Vol. 3 No 1. Sumedang: PG
PAUD STKIP Sumedang
Caecilia Tridjata dan Widia Pekerti. Wawasan seni dan Pendidikan Kesenian di
Taman Kanak-kanak. PAUD 4206/MODUL 1

22

Anda mungkin juga menyukai