Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu:

Enni Halimatussa’diyah Pakpahan, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Nama : Sry Putrika Br Sebayang

Nim : 173306010086

Kelas : Pagi B Semester VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan
rahmat kepada saya dalam menyelesaikan tugas individu critical book report, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu
Enni Halimatussa’diyah Pakpahan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif yang telah membimbing kami. Dalam makalah ini saya
membahas dan menjelaskan mengenai critical book report dengan judul buku Metodologi
Penelitian Kalitatif karangan Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep serta aplikasi mengenai
metodologi penelitian kualitatif. Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam hasil
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu
saya sangat membutuhkan kritik dan saran. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya pada mata kuliah Metodologi Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.

Medan, 20 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................6

1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................6

BAB II. RINGKASAN BUKU

2.1 Identitas Buku....................................................................................7

2.2 Ringkasan Buku.................................................................................7

BAB III. KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keterkaitan Antar Bab......................................................................16

3.2 Kemuthakiran Isi Buku....................................................................17

BAB IV. KELEMAHAN BUKU

4.1Desain Buku .....................................................................................17

BAB V. IMPLIKASI

5.1 Teori.................................................................................................18

5.2 Perkembangan Pendidikan...............................................................19

5.3 Analisis Mahasiswi..........................................................................19

BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan......................................................................................19

6.2 Saran................................................................................................20

Daftar Pustaka...................................................................................................21

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan


atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan
secarasistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja
dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung. Disamping masalah-
masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya
menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk
membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang menjadi
perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti inimenuntut metode
ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha
memecahkan masalah yang dijumpai.

Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih
penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh-dicari, karena masalah yang dipilih
dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan
bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.

Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang


kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian.
Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Oleh itu makalah ini akan
membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu
penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca
masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku(critical
book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik
berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang
melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku

5
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara
pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat
bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan
kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar
mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi
buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut
melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

2.2 Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)

Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku menjadi bahan pertimbangan dan juga menyelesaikan
salah satutugas individu mata kuliah metodologi penelitian pada Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.

2.3 Manfaat Penulisan Critical Book Report(CBR)

 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umumdari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan isidan substansi buku.

6
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Identitas Buku

 Judul Buku : Metodologi Penelitian Pendidikan


 Penulis : Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A.
 Penerbit : Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018
 Tebal Buku : xiv, 410 halaman ; 24 cm
 Kota Terbit : Bandung
 Tahun Terbit : 2018
 ISBN : 979-514-051-5

2.2 Ringkasan Isi Buku

BAB.I KONSEP DASAR PENELITIAN

Manusia memperoleh pengetahuan bisa melalui beberapa sumber antra lain melalui
pengalaman, intuisi, metode deduktif, metode induktif, dan melalui metode ilmiah. Melalui
pengalaman yaitu aktivitas yang dikerjakan secara berulang-ulang, memungkinkan manusia
memperooleh pengetahuan yang benar. Memikian pula melalui intuisi atau perenungan,
seseorang sangat mungkin akan mendapatkan pengetahuan. Namun kedua sumber
pengetahuan itu tidak bisa diandalkan untuk memperoleh pengetahuan, karena bisa saja
beberapa orang melakukan hal yang sama akan tetapi memperoleh pengetahuan yang
berbeda-beda. Metode deduktif adalah cara memperoleh pengetahuan melalui penarikan
sebuah kesimpulan yang berlaku lebih khusus berdasarkan pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum yang diyakini mempunyai nilai kebenaran. Sebaliknya metode induktif
merupakan cara penarikan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan data dan fakta yang
dikumpulkan dari realitas yang dijumpai dalam kehidupan nyata. Metode ilmiah merupakan
cara memperoleh pengetahuan yang menerapkan dua metode yaitu deduktif dan induktif.

Dalam rangka memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut, manusia


membutuhkan sarana berfikir yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa
berfungsi media untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran manusia kepada orang lain agar
dapat dimengerti dan dipahami sebagaimana adanya. Logika digunakan sebagai wahana
untuk mengembangkan kerangka dan alur berfikir secara nalar, logis atau rasional melalui

7
silogisme. Matematika mengajarkan kepada manusia dalam mengembangkan kemampuan
berfikir deduktif sedangkan statistika bermanfaaat sekali sebagai landasan untuk penarikan
kesimpulan secara induktif. Penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilakukan melalui
serangkaian langkah dengan tujuan untuk memecahkan masalah melalui metode ilmiah.
Secara prinsip, masalah adalah jarak atau disparitas antara apa yang diharapkan dengan apa
yang mampu dicapai oleh seseorang. Seraingkaian langkah penelitian diawali dari
memformulasikan masalah, megkaji literatur atau tinjauan pustaka, merumuskan hipotesis
(jika ada) mengenali dan pelabelan variabel, menyusun desain penelitian dan
mengembangkan instrumen, pengumpulan dan analisis data, diakhiri dengan penulisan
laporan penelitian.

Penelitian mempunyai ciri-ciri: sistematis, logis, emperis, reduktif, bisa diulangi,


dandapat dilakukan dimana saja. Sistematik artinya dikerjakan melalui serangkaian langkah
yang urutan urutannya jelas. Logik berarti semua prosedur dan mekanisme yang ditempuh
dalam melaksanakan suatu penelitian dibangun dan dilandasi oleh kerangka berfikir nalar,
logis dan rasional sedangkan emperis mempunyai arti bahwa kesimpulan yanng dihasilkan
dari sebuah penelitian ilmiah didasarkan dari data dan fakta emperis yang dikumpulkan di
kancah penelitian. Deduktif, maksudnya bahwa hasil penelitian ilmiah harus mampu
mereduksi atau mengurangi adanya keraguan-keraguan atau kekhawatiran yang muncul
sebelumnya. Karna semua langkah penelitian ilmiah disusun dan dikerjakan secara sistematis
dengan urutan langkah yang jelas, menggunakan alat pengumpul data yang jelas pula, maka
sudah barang tentu sebuah penelitian dapat dikerjakan lagi diwaktu yang berbeda atau
diulangi dan pada prinsipnya harus bisa dilakukan dimanapun juga.

BAB II. JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dilihat berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu
pelaksanaan penelitian, metode penelitian yang digunakan, sifat penelitian dan fokus masalah
yang diteliti. Jika ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif. Berdasarkan
manfaatnya, jenis penelitian dapat dibedakan menjadi/penelitian dasar atau(basic research)
dan penelitian terapan(replied research). Jika ditinjau dari waktu pelaksanaannya, penelitian
dapat dibedakan menjadi penelitian antar waktu (longitudinal), dan penelitian satu waktu
(cross-sectional). Jika dibedakan berdasarkan metode yang digunakan, penelitian
dapatdibedakan atas penelitian survey, penelitian ex post facto, penelitian experimen,

8
penelitian naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian tindakkan, penelitian evaluasi, dan
penelitian sejarah. Jika ditinjau berdasarkan asumsi dasar dalam melihat realita sosial,
penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Jika dikaji
berdasarkan sifat-sifat yang diteliti, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian historis,
penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian studi kasus, penelitian korelasional,
penelitian komperatif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan. Jika dipandang
berdasarkan fokus yang dikaji penelitian dapat dilakukan dalam bidang pendidikan,
kedokteran, ekonomi, agama, bahasa, hukum, teknik, sosial dan lain sebagainya.

BAB III. RUMUSAN MASALAH

Ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik atau penelitian,
yakni aspek keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah, ketertarikan peneliti terhadap
masalah tersebut, masalah yang dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih
hendaknya memiliki nilai kemanfaatan taktik, diantara variabel-variabel yang dipilih tidak
memiliki hubungan yang bersifat simetris atau resiprokal.

Berdasarkan sejumlah permasalahan yang berhasil di identifikasi, tidak mungkin


dapat diteliti semua oleh karena itu perlu dibatasi pada masalah-masalah yang akan diteliti
saja atau ditentukan ruang lingkup permasalahan termasuk definisi operasional terhadap
setiap masalah dalam bentuk variabel yang terukur.

Sesudah pembatasan masalah, dalam bentuk definisi operasional variabel dikerjakan,


barulah seorang peneliti merumuskan masalah dengan ciri-ciri rumusan masalah harus
memuat variabel, rumusan masalah dinyatakan denngan kalimat yang jelas, tidak kabur dan
tidak memiliki makna konotatif, rumusan masalah dinyatakan alam bentuk kalimat
pertanyaan, rumusan masalah harus dapat di uji secara emperis, jika permasalahan berkaitan
dengan hubungan atau komparasi nilai variabel, maka rumusan masalah tersebut sekurang-
kurangnya harus memuat dua variabel.

Dalam sebuah proposal penelitian, selain perumusan masalah biasanya juga dijelaskan
tentang tujuan penelitian dan manfaat atau kontribusi hasil penelitian. Tujuan penelitian
adalah rumusan kalimat yang menyatakan untuk apa penelitian itu dilakukan,
biasanyadisesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya jika rumusan
masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Manfaat hasil penelitian bersifat eksternal

9
artinya setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan, pihak-pihak mana saja yang bisa
memanfaatkan hasil penelitian tersebut dan di manfaatkan untuk kepentingan apa saja.

BAB IV. PALABELAN VARIABEL

Variabel adalah atribut dari sekelompok objek penelitian yang mempunyai nilai
berdeda-beda. Variabel juga bisa dimaknai sebagai pengelompokan secara logis tingkat
ukuran atribut dari objek penelitian sedemikian sehingga antara kelompok yang satu berbeda
dengan kelompok yang lain. Jenis kelamin, agama, tinggi badan, dan lainnya merupakan
contoh-contoh dari sebuah variabel karena semua konsep dan istilah yang disebut tadi
memilik nilai yang bervariasi antara objek yang satu dengan objek yang lain.Variabel
penelitian dapat dikenali berdasarkan sifatnya, wujudnya, dan fungsinya. Jika dilihat dari
sifatnya, variabel dapat dibedakan menjadi, variabel diskret dan variabel kontiniu. Variabel
diskret adalah nilai variabel yang diperoleh dengan cara mencacah. (acccount) dan biasanya
merupakan angka-angka bulat sedangkan variabel kontiniu adalah nilai variabel yang
diperoleh melalui pengukuran (measurement) sehingga bisa berupa bilangan pecahan. Jumlah
anak dalam dalam sebuah rumah tangga merupakan contoh variabel yang bersifat diskret
sedangkan berat badan merupakan salah satu contoh variabel yang bersifat kontiniu. Apabila
ditinjau dari wujudnya, variabel penelitian ada yang berwujud bukan angka (string) atau
berupa kategori yang berwujnud angka (numerical). Nama dan alamat respondenmerupakan
contoh variabel yang wujudnya string yang tidak bisa di operasikan secara aljabar dijumlah,
diukur, dikali atau dibagi. Jika ditinjau dari fungsinya, variabel penelitian dapat dibedakan
sebagai variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel kontrol. Variabel
bebas atau variabel stimulus atau variabel input atau variabel aksi atau variabel anteseden
atau variabel prediktor adalah variabel atau faktor yang menjadi penyebab berubahnya nilai
variabel yang lain, disebut dengan variabel terikat. Variabel bebas munculnya selalu
mendahului dari munculnya variabel terikat. Variabel terikat atau variabel respon atau
variabel output atau variabel reaksi atau variabel konsekuen atau variabel kriterium adalah
variabel atau faktor yang perubahan nilainya disebabkan atau diakibatkan oleh berubahnya
variabel bebas sehingga variabel terikat munculnya belakangan setelah berubahnya nilai
variabel bebas. Variabel moderator adalah variabel bebas yang kehadirannya diposisikan
untuk mengetahui apakah ada perubahan hubungan antara nilai variabel bebas dengan nilai
variabel terikat. Oleh sebab itu variabel moderator juga merupakan variabel bebas hanya saja
diposisikan untuk mengetahui apakahterjadi modifikasi hubungan antara nilai variabel bebas
dengan nilai variabel terikat jika di bandingkan dengan tanpa adanya variabel moderator.

10
Demikian pula variabel kontrol adalah variabel bebas yang posisinya dikendalikan oleh
peneliti karena tidak di inginkan memberikan pengaruh terhadap berubahnya nilai variabel
terikat. Nilai sebuah variabel dapat dinyatakandalam bentuk skala dan dapat dibedakan
menjadi skala nominal, skala ordinal, skala interval,dan sakla ratio.

BAB V. KAJIAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN RELEVAN

Proses penelitian ilmiah dimulai dengan merumuskan masalah kemudian mengkaji


teori yang terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Melalui kajian teori seorang
peneliti akan memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan diteliti.

Teori di defenisikan sebagai kumpulan konsep, defenisi, dan proposisi yang saling
berkaitan dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel-variabel. Teori juga merupakan
pernyataan yang memiliki kaitan logis dan merupakan cerminan atau gambaran dari
kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu peristiwa. Teori merupakan
generalisasi yang berupa simpulan informasi abstrak dan umum yang dapat digunakan untuk
menerangkan dan memprediksi keadaan tertentu yang tercakup dalam lingkup teori tersebut.
Teori mempunyai empat fungsi yakni untuk menjelaskan (to explain) gejala yang tercakup
dalam teori, memprediksi (to predict) peristiwa yang akan terjadi sebagai alat untuk
mengendalikan (to control) peristiwa yang tidak di inginkan, dan sebagai acuan (to reference)
untuk merumuskan hipotesis.

Konsep sebagai suatu istilah atau terminologi yang memiliki khusus, memiliki
pengertian atau defenisi atau memiliki ciri-ciri dan atau unsur-unsur tertentu. Proposisi
merupakan suatu pernyataan mengenai hubungan yang logis antara dua atau lebih konsep
yang menjelaskan kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Pernyataan
bahwa mahasiswa yang berprestasi belajarnya baik adalah mereka yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi merupakan contoh dari sebuah preposisi karena ungkapan tersebut
menjelaskan kaitan secara logis antara dua konsep yaitu prestasi belajar dan motivasi belajar
Dalam kaitannya dengan penelitian, tinjauan literatur memiliki enam manfaat yaitu mengkaji
sejarah permasalahan, membantu memilih prosedur penelitian, mendalami landasan teori
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil
penelitian terdahulu, menghindari duplikasi penelitian, dan menunjang perumusan
permasalah.Ada enam cara atau teknik dalam melakukan kajian teori yakni dilakukan secara
selektif, dikerjai dengan cara komperatif, dikaji secara kritis, diurai dan di analisis secara
rinci dan detail, dilakukan secara mendalam dan holistik, serta bebas nilai dalam arti peneliti

11
tidak memihak pada salah satu teori dan mengabaikan teori yang lain. Disamping kajian teori,
untuk sampai pada penyusunan hipotesis, seorang peneliti perlu mencermati hasil-hasil
penelitian relevan dengan permasalan yang sedang diteliti, yang pernah dilakukan oleh orang
lain. Pentingnya menelusuri hasil-hasil penelitian yang relevan paling tidak dapat ditinjau
dari aspek penentuan fokus penelitian yang sedang dipersiapkan dalam kaitannya dengan
kondisi saat ini serta dapat digunakan untuk membuat prediksi di waktu yang akan
mendatang mengenai fenomena tersebut. Dalam kajian pustaka pada umumnya seorang
peneliti mengutip pendapat dari paraahli dari berbagai sumber referensi. Padahal dalam
penalaran deduktif, seorang peneliti harus bisa menarik sebuah simpulan yang bersifat khusus
dalam bentuk hipotesis berdasarkan kajianteori yang dibahas. Dengan demikian seorang
peneliti harus mengambil sikap, pandangan,atau pendapat berdasarkan argumentasi atau
justifikasi dan penjelasan tertentu. Itulah sebabnya diperlukan satu langkah lagi sebelum
seorang peneliti sampai kepada rumusan hipotesis yakni yang berupa kerangka pemikiran.

BAB VI. RUMUSAN HIPOTESIS

Kesimpulan sementara yang diperoleh melalui kajian literatur tersebut sifatnya masih
tentati atau dugaan, sehingga mungkin saja benar dan mungkin saja tidak benar. Untuk
mengetahui apakah dugaan atau hipotesis yang dirumuskan benar atau tidak benar perlu di uji
melalui proses pengujian hipotesis (hypothesis testing) yaitu dengan cara mengumpulkan data
atau fakta emperis di lapangan. Apabila berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan
ternyata mendukung rumusan hipotesis, maka dikatakan hipotesis tersebut harus diterima
sebaliknya jika berdasarkan data yang dikumpulkan ternyata bertentangan dengan yang
dihipotesiskan, maka hipotesis tadi harus ditolak. Rumusan hipotesis yang baik memiliki ciri-
ciri merupakan dugaan berupa hubungan dan atau komparasi antara dua atau lebih variabel,
dinyatakan secara jelas, tidak kabur, tidak memilik makna konotatif dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan(proporsition), dan harus dapat di uji secara emperis, artinya
memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data untuk kepentingan pengujian
hipotesis tersebut. Bipotesis dapat dibedakan menjadi dua yakni hipotesis penelitian dan
hipotesisstatistika. Bipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat-kalimat verbal tentang variabel yang dipersoalkan pada rumusan masalah.
Bipotesis penelitian dirumuskan setelah seorang peneliti setelah mengkaji teori dan literatur
termasuk hasil-hasil penelitian yang relevan, serta diuraikan dan dijelaskan dalam kerangka
pemikiran. Bipotesis statistika adalah hipotesis yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau
lembang-lambang statistika, biasanya menyatakan dalam hipotesis nihil dan hipotesis

12
alternatifnya. Bipotesis nol dirumuskan oleh seorang peneliti, biasanya dengan tujuan untuk
ditolak, karena dengan menolak berarti menerima sehingga apa yang di duga oleh peneliti
memang benar adanya. Bipotesis alternatif bisa bersifat non direksional dan bisa bersifat
direksional. Bipotesis alternatif mana yang dipilih untuk dirumuskan sangat tergantung dari
kerangka berfikir yang dikembangkan. Jika dalam kerangka berfikir antara nilai variabel yang
satu diduga mempunyai hubungan yang positif dengan nilai variabel yang lain maka rumusan
hipotesisnya dinyatakan dengan arah yang positif (p>0); sebaliknya jika dalam kerangka
pemikiran yang disusun menjelaskan bahwa antara nilai variabel yang satu diduga memiliki
hubungan yang bersifat negatif dengan nilai variabel yang lain, maka rumusan hipotesisnya
dinyatakan dengan arah yang negatif (p<0). Karena hipotesis alternatif ada yang bersifat non
direksional dan ada yang bersifat direksional , maka pengujian hipotesis juga ada dua yakni
uji satu pihak atau uji eka arah atau uji satu arah atau uji satu ekor (one tailed test) dan uji dua
pihak atau uji dwi arah atau uji satuarah atau uji dua ekor (two tailed test). Langkah-langkah
pengujian hipotesis adalah (1) menyatakan hipotesis statistika (2) menentukan taraf
signifikansi yang bisa di tolerir (3) memilih uji statistika untuk menganalisisdata, (4)
menentukan batas kritik dan daerah kritik penolakan (5) mengerjakan perhitungan-
prerhitungan untuk memperoleh nilai uji statistika berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan (6) menarik kesimpulan dengan menyatakan apakah diterima atau ditolak.

BAB VII. TEKNIK SAMPLING

Dalam hal-hal tertentu, untuk menarik sebuah kesimpulan tentang sesuatu


yangdiamati, seorang peneliti tidak harus melakukan pengamatan terhadap seluruh anggota
populasi yang menjadi objek penelitian. Selain hal itu akan membutuhkan waktu, tenaga, dan
biaya yang banyak, pengamatan terhadap sebagian dari seluruh objek yang diteliti untuk
disimpulkan terhadap keseluruhan objek yang diteliti ternyata secara ilmiah bisa di
pertanggung jawab kan. Kesimpulan sebuah penelitian itu diberlakukan terhadap keseluruhan
anggota populasi sedangkan pengamatan yang sebenarnya hanya dilakukan terhadap sampel,
sudahtentu ukuran sampel dan bagaimana cara pengambilan sampel merupakan dua hal yang
sangat penting untuk diperhatikan agar supaya sampel yang dipilih benar-benar dapat
mewakili danmerupakan sampel yang dapat mencerminkan kondisi populasi yang
sebenarnya. Kondisi sampel yang demikian disebut dengan sampel yang representativ
terhadap populasinya. Suatu sampel penelitian dikataan representativ dan dapat berfungsi
sebagai contoh atau wakil yang baik dari suatu populasi jika semua ciri yang dimiliki oleh
suatu populasi, telah ada danterwakili dalam sampel secara proporsional. Setelah ukuran

13
sampel minimum ditetapkan, cara pengambilan sampel juga menjadi hal penting berikutnya.
Ada dua teknik pengambilan sampel yakni teknik sampling secaraacak menggunakan
pendekatan teori probabilitas, dan teknik sampling tidak acak yangmenggunakan pendekatan
non probabilitas. Teknik pengambilan sampel secara acak (random probability sampling)
dapat dipilih menjadi empat cara yaitu sampling acak sederhana.

BAB VIII. PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen sangat
penting karena kesimpulan penelitian ditarik berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
instrumen tersebut paling tidak empat teknik pengumpulan data yakni teknik pengamatan,
teknik wawancara, teknik tes, dan teknik kuesioner. Teknik pengamatan (observation) adalah
cara pengumpulan data yang dikerjakan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi khusus di dalam
labolaturium maupun dalam situasi ilmiah. Pengamatan dapat dilakukan melalui tiga cara
yaitu/ pengamatan secara langsung, pengamatan tidak langsung, dan pengamatan partisipasi.
Pengamatan langsung adalah pengamatan yangdikerjakan sendiri oleh peneliti terhadap objek
yang diamati secara langsung, tanpa perantara. Pengamatan secara tidak langsung adalah
pengamatan yang dikerjakan oleh seorang peneliti terhadap objek yang diamati melalui
parantara, misalnya handycam yang dipasang di dalamruang di mana objek tersebut
melakukan aktivitas. Pengamatan partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
terhadap objek yang diamati dengancara melibatkan diri atauikut serta dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh individu atau sekelompok orang yangmejadi objek pengamatan.Teknik
wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara
lisan, baik secara langsung melalui tatap muka (face to face) antara sumber data (responden)
atau secara tidak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara
langsung terhadap objek yang diamati, baik melaui tatap muka anatara peneliti dengan objek
yang diteliti atau melalui tatap muka jarak jauh, seperti dialog interaktif melalui siaran
langsung televisi dan atau radio. Wawancara tidak langsung adalah wawancarayang
dilakukan oleh peneliti terhadap seseorang yang bukan menjadi objek pengamatan untuk
dimintai keterangan dan informasi mengenai objek pengamatan. Pemgumpulan data melalui
teknik wawancara umumnya diterapkan untuk mengungkap data yang terkait dengan
sikapatau resepsi seseorang melalui sumber data.Teknik tes adalah cara pengumpulan data
penelitian yang dilakukan dengan melaksanakan tes terhadap sejumlah objek penelitian. Tes
biasanya berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang menuntut jawaban. Berbeda dengan

14
teknik wawancara atau kuesioner, jawaban terhadap pertanyaan atau soal dalam seoerangkat
tes biasanaya dapat diklasifikasikan sebagai jawaban yang benar atau salah. Contohnya tes
prestasi belajar, tes potensi akademik, tes intelegensi, dan sebagainya.Teknik kuesioner
adalah teknik pengumpulan data peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis yang
menuntut jawaban secara tertulis pula, sehingga teknik kuesioner adayang menyebut sebagai
paper and pencil, karena pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditulis di atas kertas
(tertulis) dan cara menjawabnya menggunakan alat tulis (pencil). Kuesioner juga sering
disebut sebagai angket. Jawaban yang diberikan oleh narasumber terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kuesioner, tidak dapat dikelompokkan sebagai jawaban
yang salah. Semua jawaban yang diperoleh melalui kuesioner benar adanya sepanjang sesuai
dengan kondisi yang dialami dan dirasakan oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan yang
disusun dalam seperangkat kuesiner biasanya memuat aspek-aspek psikologis seperti
pendapat, tanggapan, sikap, motivasi, kedisiplinan, kecemasan, keberanian, kebiasaan,
kesukaan, dan sebagainya.

BAB IX. MENDESKRIPSIKAN DATA

Statistika dapat dibedakan menjadi dua yakni (1) statistika matematika, dan (2)
metode statistika. Statistika matematika adalah statistika yang mempelajari dan
mengembangkan konsep teoritik sehingga diperoleh rumus, dalil, sifat-sifat atau model-
model dalam bentuk matematika sedangkan metode statistika membahas tentang penerapan
statistika matematika seperti rumus, dalil, sifat atau model-model statistika dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan atau pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
selanjutnya metode statistika juga dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) metode statistika
deskriptif, dan (2) metode statistika inferensial. Metode statistika deskriptif mempelajari
masalah-masalah yang terkait dengan penyajian (deskriptif) data, sedangkan metode statistika
inferensial bertujuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan-perhitungan data sampel. Metode statistika inferensial dapat dibedakan menjadi
dua yaitu (1) metode statistika inferensial parametrik dan (2) metode statistika inferensial
nonparametrik. Rumus-rumus yang termasuk dalam statistika inferensial parametrik hanya
dapat diterapkan jika dipenuhinya beberapa persyaratan atau asumsi yaitu (a)sampel di ambil
secara acak dari sebuah populasi yang terdistribusi normal, (b) jika membandingkan ukuran
data dari dua atau lebih kelompok sampel, maka varians dari data masing-masing kelompok
sampel harus homogen, (c) skor variabel terikat yang berpasangan dengan kelompok skor
variabel bebas memiliki variabilitas yang homogen, (d) jika menerapkan rumus regresi linier

15
antara dua ataulebih nilai variabel, hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat linear
dan (e) juga menerapkan rumus regresi ganda, dia antara nilai variabel bebasnya tidak boleh
menjadi multikolinieritas. Penerapan rumus-rumus statistika inferensial nonparametrik, tidak
menuntut dipenuhinya sejumlah persyaratan tersebut di atas sehingga bentuk distribusi
datanya bebas atau free distribution.

BAB X. STATISTIKA INFERENSIAL

Hakikat sebuah penelitian adalah membandingkan dua atau lebih besaran nilai dan
mencari hubungan antara dua atau lebih variabel. Untuk membandingkan rata-rata(mean) dari
dua kelompok jika datanya dinyatakan dalam bentuk skala interval dapat digunakan rumus uji
perbedaan dua rata-rata atau sering disebut dengan uji-t. Ada dua jenis rumus uji-t yang
penggunaannya berbeda, yakni jika (1) kedua kelompok sampel saling bebas dan (2) jika
kedua kelompok sampel saling berelasi. Apabila banyaknya kelompok yang akan di
bandingkan lebih dari dua kelompok, maka penggunaan rumus uji-t kurang efektif karena
harus dilakukan perhitungan beberapa kali sesuai dengan banyaknya kelompok yang di
bandingkan. Dalam kasus demikian, maka analisis varians (anava) akan lebih tepat
digunakan. Bentuk hubungan antara nilai sebuah variabel dengan nilai variabel yang lain
dapat dihitung dengan cara mencari persamaan garis regresi linear sederhana akan tetapi
apabila banyaknyavariabel bebas yang diamati dua atau lebih dengan satu variabel terikat,
maka teknik analisisnya dinamakan teknik analisis regresi ganda. Bentuk hubungan antara
dua atau lebih variabel yang diperoleh melalui analisis regresi dapat berupa garis lurus
(linear) atau bukan berupa garis lurus (nonlinear), seperti kuadratik, logaritmik, dan
sebaginya

BAB III

KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keterkaitan antar Bab

Pada bab pertama buku ini membahas mengenai konsep dasar penelitian sebagai
kerangka acuan dasar dan alur berfikir pentingnya memahami penelitian, metode penelitian
dan ciri-ciri penelitian, langkah-langkah penelitian. Selanjutnya pada bab kedua dijelaskan
mengenai jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, waktu, metode, sifat dan lainnya
sehingga pembaca mampu membedakan penelitian yang satu dengan lainnya. Pada bab ketiga
membahas mengenai rumusan masalah, hal ini sangat diperlukan sebelum kita memulai suatu

16
penelitian hendaknya memilih topik atau penelitian dengan mempertimbangkan aspek
keterlaksanaan, tingkat kekritisan masalah, ketertarikan peneliti terhadap masalah tersebut,
masalah yang dipilih memiliki nilai secara teoritis, masalah yang dipilih, nilai kemanfaatan
dan lainnya. Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk
mengikutilangkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab
satu (i) sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu
penelitian,yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai.

3.2 Kemutakiran Isi Buku

Dilihat dari tahun terbit, buku ini terbit 2013 tepatnya sudah empat tahun dan tidak
termasuk buku yang sudah lama. Tetapi penulis menggunakan sumber bacaan atau referensi
kebanyakan sudah lebih dari lima tahun terakhir, walaupun seperti itu penulis tetap
menggunakan referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku panduan terjemahan,
jurnalterakreditasi dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam bidang
metodologi penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel jurnal
ilmiah hal tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan teori dan
mengambil contoh terbaru sebagai sampelnya.

BAB IV

KELEMAHAN BUKU

4.1 Desain Buku

Buku sudah baik karena berukuran sedang dan dicetak menggunakan kertas yang
ringan dan tipis sehingga mudah untuk dibawa. Kulit buku ini menggunakan hardcover yang
seharusnya memberikan kesan elegan tetapi dikarenakan gambar latar belakang yang tidak
menarik serta cover menggunakan kombinasi warna yang pucat, sehingga menjadikan buku
ini terlihat tidak menarik untuk dibaca. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku
tersebut masih kurang baik karena masih susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya
tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi
saat membacanya. Dalam setiap babsering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan,

17
maka sebab itu dalam memahami pun menjadi susah. Sebaiknya penggunaan kalimat dalam
dibuat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar isi yang terkandung
didalamnya dapat tersampaikan dengan jelas.

BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori

Teori-teori yang terdapat pada buku ini sangatlah berdampak untuk penemuan,
pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian
ituadalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Apabila
kitamengaplikasikan teori tersebut secara benar dalam proses penelitian kita. Sedangkan
pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-
raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada. Teori-teori yang terdapat juga
dapatdigunakan sebagai penguat data dalam pembuktian penelitian. Maka, dapat disimpulkan
bahwa penelitian dapat memberikan pengetahuan baru kepada kita dan juga dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi.

5.2 Perkembangan Pendidikan

Hasil yang di dapatkan dari data+data yang dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta


akan di telaah, dan dikembangkan maka data tersebut sebagai data baru atau informasi yang
baru bagi peneliti yang sangat penting yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk
memperkirakan tindakan selanjutnya khususnya dalam pendidikan. Salah satu contohnya,
hasil penelitian dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu
pendidikan, terutama pada penerapan model- model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas dan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien
sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat. Meningkatkan hasil
belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan,
meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model
pembelajaran inovatif. Manfaat terbesar bagi peneliti yaitu sebagai sarana belajar untuk
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat

18
melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan
selama ini sudah efektif dan efisien.

5.3 Analisis Mahasiswa

Hasil yang di dapatkan dari data-data yang dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta akan
di telaah, sehingga mahasiswa dapat menyajikan berbagai gambar secara lengkap mengenai
implikasi teoritikal dari penelitian tersebut. Tujuannya untuk meyakinkan para penguji
terhadap kontribusi ilmu pengetahuan maupun teori yang dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah penelitian. Mahasiswa juga harus mampu memahami operasional serta mampu
menyajikan refleksi penulis tentang metodologi yang hendak digunakan di dalam penelitian
yang dilakukan. Contoh pada bagian ini dapat disajikan berupa penjelasan mengenai bagian
dari metode penelitian mana yang sudah dilakukan dengan baik, bagian mana yang
cenderung sulit, dan prosedur mana yang sudah dikembangkan untuk memecahkan berbagai
masalah ataupun kesulitan yang sebenarnya belum tergambarkan pada literatur mengenai
metode penelitian. Sebuah penelitian bisa menyajikan pendekatan-pendekatan yang dapat
digunakandi dalam sebuah penelitian lanjutan maupun penelitian lainnya guna
mempermudah atau meningkatkan.

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan. Pokok pembahasan dari bab satu (i)
sampai dengan bab sebelas (xi) merupakan suatu kesatuan dalam melakukan suatu penelitian,
yang tentunya saling berkaitan dan dengan urutan yang sudah sesuai. Penulis juga
menggunakan sumber bacaan atau referensi yang akurat dan terpercaya seperti buku panduan
terjemahan, jurnal terakreditasi dan dengan buku-buku yang memang penulisnya ahli dalam
bidang metodologi penelitian. Penulis juga mencantumkan beberapa contoh proposal artikel
jurnal ilmiah hal tersebut menggambarkan bahwa penulis dapat langsung menerapkan
teoridan mengambil contoh terbaru sebagai sampelnya.

19
6.2 SARAN

Sebaiknya penulis mengganti tampilan cover yang menarik serta menggunakan


kombinasi warna yang cerah, sehingga menjadikan buku ini terlihat menarik untuk dibaca.
Selain itu, sebaiknya penulis mencantumkan referensi yang jelas dari setiap kutipan yang
diambil dan jika diperlukan membuat daftar referensi dari setiap babnya

20
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Skripsi atau Jurnal :

Akbar, R. A. (2010). Analisis Efisiensi Baitul Mal wa Tamwil dengan Menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah
pada Tahun 2009). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hasanah, Tuti. (2016). Transformasi Fatwa Dewan Syariah Nasional Ke Dalam Hukum
Positif. Syariah Jurnal Hukum dan Pemikiran, Vol. 16, No. 2, Desember. Hal. 161-176.

Isfandiar, Ali Amin (2008). Tinjuan Fiqh Muamalat dan Hukum Nasional Tentang Wakaf di
Indonesia. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 2, No. 1, Juli, Hal. 51-73.

21

Anda mungkin juga menyukai