KEBERATAN
(EKSEPSI)
Di ajukan melalui:
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jember
Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara Pidana
Nomor Register Perkara: PDM-50/JMR/EPP.2/06/2019
di Pengadilan Negeri Jember di-
JEMBER
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Della Taragina, S.H., M.H.
2. Diana Nofitasari, S.H., M.H.
Advokat dan Konsultan Hukum pada DELLA ADVOCATES & LEGAL CONSULTANTS yang
beralamat kantor di Jl. Kalimantan Nomor 36, Tegalboto, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor: 80/S.K.Kh/WALC/11/2019 tertanggal 25 Maret 2019 yang telah didaftarkan
pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jember pada hari Minggu, 25 Maret 2019
dengan Nomor Pendaftaran Surat Kuasa
Nomor: 80/Pid/K.Kh/2019/PN Jmr bertindak sebagai Tim Penasihat Hukum
MARZUKI, SYAIFUL dan DINA.
TERDAKWA
1. Nama Lengkap : SYAIFUL
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
DAKWAAN
KESATU--------------------------------------------------------------------------------
-----------
Pasal 354 Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.-----------------------------------------
ATAU
KEDUA----------------------------------------------------------------------------------
-----------
Pasal 355 Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.-----------------------------------------
Bahwa untuk mempermudah kita semua dalam memahami uraian dari Keberatan
ini, dengan ini kami Tim Penasihat Hukum dari MARZUKI, SYAIFUL dan DINA
menyampaikan Keberatan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum Nomor Register
Perkara: PDM-50/JMR/EPP.2/06/2019, dengan sistematika sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
II. SYARAT SURAT DAKWAAN MENURUT KUHAP
III. SYARAT SURAT DAKWAAN MENURUT PARA AHLI
IV. DASAR HUKUM KEBERATAN
V. MATERI KEBERATAN :
SURAT DAKWAAN OBSCUUR LIBEL KARENA DAKWAAN TIDAK
CERMAT, TIDAK JELAS, DAN TIDAK LENGKAP BERKENAAN DENGAN
SPLITSING
VI. KESIMPULAN
VII. PERMOHONAN DAN PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya oleh perkenaan-Nyalah kita masih diberikan nafas kehidupan, tubuh
yang sehat dan kuat sehingga kita dimampukan untuk menjalani tahap persidangan
ini dengan baik serta kami dapat mengajukan Keberatan atas Surat Dakwaan
Penuntut Umum Nomor Register Perkara: Nomor Register Perkara: PDM-
50/JMR/EPP.2/06/2019, tertanggal 13 Juni 2019.
Kami selaku Tim Penasihat Hukum SYAIFUL, MARZUKI, dan DINA juga
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Hakim Yang Mulia dan
Saudara Penuntut Umum atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk
membuat, menyampaikan, dan bertindak membacakan Keberatan atas Surat
dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara: Nomor Register Perkara: PDM-
50/JMR/EPP.2/06/2019, tertanggal 13 Juni 2019 yang telah kami terima
sebelum persidangan hari ini.
Adanya kesempatan ini menjadi bukti nyata bahwa kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
dengan cara memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk mengemukakan
pendapatnya masing-masing (du choc des opinions jaillit la verite). Disamping itu,
KUHAP juga mengenal asas equality before the law yang memandang setiap orang
sama kedudukannya di muka hukum dan asas praduga tidak bersalah ( presumption
of innocence), yang artinya seorang tidak dinyatakan bersalah sebelum adanya
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ( inkracht van
gewijsde).
Hakim Yang Mulia.
Saudara Penuntut Umum yang kami
hormati, Serta Sidang Pengadilan yang
kami Muliakan.
Kami selaku Tim Penasihat Hukum MARZUKI, SYAIFUL, dan DINA sangat berharap
agar Hakim Yang Mulia yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo
dapat bertindak dengan adil.
Selanjutnya kami juga mengucapkan terima kasih kepada Saudara Penuntut Umum
atas keberhasilannya dalam menyusun dan membuat Surat Dakwaan yang berbentuk
Alterenatif.
Sebelum melanjutkan ke tahap persidangan selanjutnya, marilah kita melakukan
penelaahan yang mendalam terlebih dahulu, apakah Dakwaan dari Penuntut Umum
telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam KUHAP. Hal ini didasarkan
pada fungsi dari dakwaan yang pernah dikemukakan oleh Andi Hamzah yaitu
“Dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana karena
berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu, hakim akan memeriksa
perkara itu.”
Setelah menerima dan membaca dengan seksama Surat Dakwaan yang disusun oleh
Saudara Penuntut Umum dan mempelajari serta mengkritisi berkas perkara atas
nama SYAIFUL, MARZUKI, dan DINA kami selaku Tim Penasihat Hukum SYAIFUL,
MARZUKI, dan DINA merasa wajib menyampaikan KEBERATAN ini karena kami
merasa Surat Dakwaan yang dibuat bukan hanya atas dasar pemeriksaan, namun
lebih banyak didasarkan atas imajinasi dan spekulasi, sehingga secara umum
hanya terkesan mengada-ngada.
Keberatan ini kami buat bukanlah untuk tujuan pembenaran, tetapi sebagai
pandangan lain bagi Hakim Yang Mulia untuk memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara a quo dengan seadil-adilnya. Selain itu, keberatan kami adalah pemenuhan
hak bagi Syaiful, Marzuki, dan Dina yang telah diatur oleh undang-undang.
Perlu kami tegaskan sekali lagi, bahwa keberatan ini kami susun tidak dengan
maksud mencari-cari kesalahan dalam penyusunan Surat Dakwaan, melainkan demi
memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak asasi tiap-tiap manusia
sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 dalam Deklarasi Universal HAM, Pasal
27 ayat (1) dan Pasal 28 D ayat (1) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 7 dan Pasal 8 Tap MPR Nomor XVII
Tahun 1998 Tentang HAM, Pasal 17 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang HAM dimana semua orang adalah sama dimata hukum.
Bahwa keberatan ini kami buat untuk menyeimbangkan dan mengontrol terhadap isi
materi Surat Dakwaan Saudara Penuntut Umum yang telah yang telah dikemukakan
panjang lebar dalam persidangan. Kami percaya bahwa Hakim akan mencermati
segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba untuk
menggugah pandangan hati nurani Hakim dan Saudara Penuntut Umum mengenai
pentingnya melihat perkara ini secara menyeluruh, terpadu dan tidak semata-mata
dari sudut pandang yuridis sempit atau dari kacamata hukum legal formalities
menurut hukum positif yang ada.
Kami selaku Tim Penasihat Hukum mangajukan Keberatan ini karena
menemukan hal-hal yang tidak sesuai prinsip dalam Surat Dakwaan. Secara
faktual, dalam hal yuridis banyak ditemukan adanya kekurangan dan/atau
kejanggalan dalam Surat Dakwaan dalam perkara a quo.
Berkas perkara menjadi dasar bagi Saudara Penuntut Umum, dalam menyusun Surat
Dakwaannya, kemudian menjadi pedoman bagi Hakim, Penuntut Umum maupun
kami selaku Penasihat Hukum SYAIFUL, MARZUKI, dan DINA di persidangan dalam
usaha mencari dan menemukan kebenaran materiil.
Pasal 143 ayat (2) KUHAP menyatakan “Penuntut Umum Membuat Surat
Dakwaan Yang Diberi Tanggal dan Ditandatangani Serta Berisi:
a. Nama Lengkap, Tempat Lahir, Umur atau Tanggal Lahir, Jenis
Kelamin, Kebangsaan, Tempat Tinggal, Agama dan Pekerjaan
Tersangka.
b. Uraian Secara Cermat, Jelas dan Lengkap Mengenai Tindak Pidana
Yang Didakwakan Dengan Menyebut Waktu dan Tempat Tindak
Pidana Itu Dilakukan”
Berdasarkan pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP di atas, maka menurut M.
Yahya Harahap, S.H dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP”, syarat-syarat yang harus dipernuhi tersebut dapat dibagi
menjadi :
1. Syarat Formil, dimana Surat Dakwaan ini harus memuat dan dicantumkan
Identitas Terdakwa secara jelas dan lengkap terdiri dari Nama Lengkap,
Tempat Lahir, Umur, dan Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Tempat
Tinggal, Agama, dan Pekerjaan Tersangka, serta juga harus diberi tanggal
dan ditandatangani oleh Penuntut Umum . Apabila syarat formil tersebut tidak
terpenuhi, maka Surat Dakwaan akan menjadi kurang sempurna (imperfect)
sehingga berakibat batalnya Surat Dakwaan dan dinyatakan tidak
dapat diterima (vernietigbaar atau voedable) namun masih dibetulkan.
2. Syarat Materiil, dimana Surat Dakwaan ini juga harus memenuhi syarat
materiil yang memuat 2 (dua) unsur yang tidak boleh dilalaikan yaitu berisi
uraian cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dan harus menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (tempus
delicti dan locus delicti). Apabila syarat materiil ini tidak terpenuhi maka
berakibat Surat Dakwaan batal demi hukum (van rechtswege nietig
atau null and void) akan tetapi sudah tidak dapat dibetulkan karena batal
demi hukum.
Diibaratkan dengan pintu masuk ke dalam sebuah ruangan atau bangunan yang
hendak kita tuju, maka Surat Dakwaan merupakan pintu gerbang awal untuk
memasuki suatu bangunan hukum dimana Penuntut Umum yang tidak cermat, tidak
jelas, tidak lengkap bahkan keliru menuntun kita memasuki pintu gerbang yang
benar, maka akibatnya sidang pengadilan akan dituntun memasuki ruangan atau
bangunan yang salah. Dengan demikian, Surat Dakwaan merupakan dasar
pemeriksaan perkara di sidang pengadilan dan harus memenuhi syarat-syarat diatas.
Pemeriksaan di persidangan tidak dapat menyimpang dari yang dirumuskan dalam
Surat dakwaan. Surat Dakwaan yang tidak cermat, jelas, dan lengkap akan
kehilangan substansi hukumnya, menjadikannya tidak sah menurut hukum, atau
setidak-tidaknya mengandung cacat hukum atau obscuur libel dan mengandung hal-
hal yang bukan hanya dapat menyesatkan Hakim yang Mulia bahkan masyarakat.
Oleh karenanya, Surat Dakwaan semacam ini haruslah dikesampingkan.
BAB III
SYARAT SURAT DAKWAAN MENURUT PARA AHLI
Surat Dakwaan merupakan dasar yang penting bagi Hukum Acara Pidana karena
segala hal yang termuat di dalamnya akan menjadi dasar bagi Hakim yang akan
memeriksa suatu perkara. Pemeriksaan didasarkan kepada Surat Dakwaan dan
menurut Negerbrugh, pemeriksaan tidak batal jika batasan-batasan dilampaui,
namun putusan hanya boleh mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batas
itu. Berikut adalah beberapa pengertian Surat Dakwaan menurut Ahli:
M. Yahya Harahap
Surat Dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana
yang didakwakan, yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan
penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi Hakim dalam
pemeriksaan dimuka umum sidang pengadilan.
Abdul Karim Nasution
Suatu surat atau akta yang memuat suatu perumusan dari tindak pidana
yang dituduhkan, yang sementara dapat disimpulkan dari surat-surat
pemeriksaan pendahuluan yang merupakan dasar bagi Hakim untuk
melakukan pemeriksaan yang bila ternyata cukup terbukti, Terdakwa dapat
dijatuhi hukuman.
Mr. I. A. Negerburgh
Surat ini adalah sangat penting dalam pemeriksaan perkara pidana, karena
ialah yang merupakan dasarnya, dan menentukan batas-batas bagi Hakim.
Memang pemeriksaan itu tidak batal jika batas-batas itu dilampaui, tetapi
putusan Hakim hanyalah boleh mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak
dalam batas-batas itu.
Harun M. Husein
Surat Dakwaan adalah suatu surat yang diberi tanggal dan ditandatangani
oleh Penuntut Umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap
Terdakwa, perumusan tindak pidana yang didakwakan dengan unsur-unsur
tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan pidana yang
bersangkutan disertai uraian tentang waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan oleh Terdakwa, surat yang menjadi dasar dan batas ruang
pemeriksaan di samping Pengadilan.
BAB IV
DASAR HUKUM KEBERATAN
Bahwa yang menjadi dasar bagi kami mengajukan Keberatan ini adalah Pasal 156
ayat (1) KUHAP yang menyatakan:
Berdasarkan Pasal 156 ayat (1) KUHAP di atas, Keberatan dapat diajukan jika
menyangkut 2 (dua) hal, yaitu:
1. Keberatan Terkait Kewenangan Pengadilan (Exception of
Incompetency
atau exception van onbevoegheid)
Menurut jenis kompetensi, kewenangan mengadili dapat dibagi menjadi 2
(dua), yaitu :
a. Kompetensi Absolut
Menyangkut kewenangan badan peradilan mana yang memeriksa,
mengadili, dan memutus suatu perkara, sebagaimana diketahui
berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, membagi 4 (empat) lingkungan peradilan,
yaitu :
Kompetensi Absolut dari Peradilan Umum;
Kompetensi Absolut dari Peradilan Agama;
Kompetensi Absolut dari Peradilan Militer;
Kompetensi Absolut dari Peradilan Tata Usaha Negara.
b. Kompetensi Relatif
Keterangan relatif Pengadilan merupakan kewenangan lingkungan
peradilan tertentu berdasarkan yuridiksi wilayah hukumnya.
Kami selaku Tim Penasehat Hukum SYAIFUL, MARZUKI, dan DINA ingin
menyampaikan Keberatan mengenai Surat Dakwaan yang dibuat oleh Saudara
Penuntut Umum dalam uraiannya tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap
(obscuur libel atau kabur).
Alasan keberatan kami berangkat dari pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP yang
menyatakan:
“Penuntut Umum membuat Surat Dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda
tangani serta berisi:
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka;
b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.
Berdasarkan ketentuan di atas, kami Tim Penasihat Hukum MARZUKI bin HARUN,
SYAIFUL dan DINA berpendapat bahwa sudah seharusnya Saudara Penuntut Umum
membuat Surat Dakwaan dengan memenuhi 2 (dua) syarat dalam pasal 143 ayat (2)
huruf a dan b KUHAP Apabila kedua syarat di atas tidak terpenuhi, maka Surat
Dakwaan dapat BATAL DEMI HUKUM sebagaimana dalam pasal 143 ayat (3)
KUHAP. Meskipun KUHAP tidak memberikan pengertian khusus mengenai cermat,
jelas, dan lengkap, akan tetapi berdasarkan beberapa literatur atau pendapat para
ahli yang telah diakui dan diikuti dalam praktik peradilan serta Yurisprudensi tetap
Mahkamah Agung dapat diperoleh pengertian sebagai berikut:
Pengertian “Cermat”
Bahwa yang dimaksud dengan cermat adalah ketelitian dalam merumuskan
Surat Dakwaan, sehingga tidak terdapat adanya kekurangan atau kekeliruan
yang dapat mengakibatkan tidak dapat dibuktikannya dakwaan itu sendiri.
Pengertian “Jelas”
Bahwa yang dimaksudkan dengan jelas adalah kejelasan mengenai rumusan
unsur-unsur dari delik yang didakwakan, sekaligus dipadukan dengan uraian
perbuatan material / fakta perbuatan yang dilakukan oleh Anak Razak Achsan
alias Rojak bin Sulaiman dalam Surat Dakwaan.
Pengertian “Lengkap”
Bahwa yang dimaksud dengan lengkap adalah uraian dari Surat Dakwaan
yang mencakup semua unsur-unsur delik yang dimaksud yang dipadukan
dengan uraian mengenai keadaan, serta peristiwa dalam hubungannya
dengan perbuatan materiil yang didakwa sebagai telah dilakukan oleh
Marzuki, Syaiful, dan Dina.
Bentuk uraian yang bulat dan utuh yang mampu menggambarkan unsur-unsur
tindak pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan. Menyusun uraian secara cermat, jelas, dan lengkap tersebut dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Dirumuskan terlebih dahulu unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan,
kemudian dilanjutkan dengan uraian fakta-fakta perbuatan yang memenuhi
unsur-unsur tindak pidana tersebut; atau
Dirumuskan unsur-unsur tindak pidana dan fakta-fakta perbuatan secara
langsung dan bertautan satu sama lain sehingga tergambar bahwa semua
unsur tindak pidana tersebut terpenuhi oleh fakta perbuatan.
Keberatan yang kami ajukan adalah berkenaan dengan syarat formil dan materiil
Surat Dakwaan sebagaimana diharuskan dalam pasal 143 ayat (2) huruf a dan b
KUHAP, khususnya yang mengatur mengenai syarat bahwa Surat Dakwaan harus
secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan. Dalam
keberatan ini kami sudah menemukan ketidakcermatan, ketidakjelasan, dan
ketidaklengkapan Surat Dakwaan Saudara Penuntut Umum sebagai berikut :
SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK CERMAT, TIDAK JELAS, DAN
TIDAK LENGKAP BERKENAAN DENGAN SPLITSING
Berdasarkan uraian diatas, kami Tim Penasihat Hukum SYAIFUL, MARZUKI, dan
DINA sudah cukup menguraikan bahwa surat dakwaan tidak cermat yang dilakukan
oleh Saudara Penuntut Umum, terhadap perkara atas nama SYAIFUL, MARZUKI, dan
DINA adalah TIDAK JELAS. Oleh karena itu, kami memohon agar Hakim yang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo untuk menyatakan Surat
Dakwaan TIDAK DAPAT DITERIMA dan BATAL DEMI HUKUM.
BAB VI
KESIMPULAN
Perlu kami sampaikan pada bagian penutup ini, bahwa segala Keberatan kami
hanyalah tentang formalitas Surat Dakwaan. Segala uraian kami diatas dalam rangka
menguji kecermatan, kejelasan, dan kelengkapan Surat Dakwaan dan sama sekali
TIDAK membahas pokok perkara. Sehingga, mohon dengan hormat kepada
Penuntut Umum untuk tidak menghindar dari kewajiban untuk menanggapi dengan
jawaban klasik seperti “Keberatan Tim Penasihat Hukum telah memasuki
pokok perkara”. Pengamatan kami, bila Penuntut Umum kesulitan menanggapi,
maka dengan mudah dan dengan bahasa yang standar, mengatakan bahwa kami
telah memasuki pokok perkara.
Marilah sebagai sesama penegak hukum kita mengupayakan kebenaran dan
keadilan, apabila memang perkara ini menurut hukum tidak dapat dilanjutkan, maka
sudah seharusnya perkara ini dihentikan sampai disini. Janganlah memaksakan diri
untuk memenuhi target tertentu atau sekedar menyelamatkan muka dengan
mengorbankan hukum serta keadilan dan kebenaran itu sendiri.
Bahwa selanjutnya dari Keberatan kami tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
Penuntut Umum telah tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap dalam menyusun
dan menguraikan Surat Dakwaannya sehingga tidak memenuhi syarat menyusun dan
menguraikan Surat Dakwaan yang berakibat tidak terpenuhi syarat materiil suatu
Surat Dakwaan. Sebagaimana diisyaratkan oleh Pasal 143 ayat (2) huruf a dan b
KUHAP. Oleh karenanya, cukup beralasan apabila Surat Dakwaan dinyatakan BATAL
DEMI HUKUM, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP
BAB VII
PERMOHONAN DAN PENUTUP
Kami selaku Tim Penasihat Hukum Syaiful, Marzuki, dan Dina mengajukan
permohonan agar Yang Mulia Hakim pada Pengadilan Negeri Purwokerto yang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana atas nama Marzuki, Syaiful, dan
Dina, berkenan untuk memberikan Putusan Sela dengan Amar sebagai berikut :
ATAU
7 Juli 2019
Hormat
Kami,
DELLA.SH. ADVOCATES & LEGAL CONSULTANTS TIM
PENASIHAT HUKUM