Anda di halaman 1dari 3

DRAMA NATAL 2017

Prolog (narator)

Ketika manusia itu bertambah banyak jumlahnya di muka bumi dan bagi mereka
lahir anak-anak perempuan maka anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak perempuan
manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan
itu, siapa saja yang disukai mereka, apa saja yang dikendaki mereka, mereka akan berusaha
mendapatkannya bahkan harta, tahta, keangkuhan, dan kejayaan menjadi tuan bagi mereka.
Kejahatan manusia besar di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu menginginkan
kemenangan. Sifat itulah yang sulit lenyap dari diri manusia. Mereka selalu berlomba
menjadi yang terbaik dengan menyingkirkan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia tidak lagi
peduli tentang arti berbagi dan melayani. Manusia lebih suka memperkaya diri dan
menyombongkan diri.

BABAK I
(Lagu Jawa diputar, pemain dengan peran orang Jawa memasuki panggung)
Jawa L : Enak sekali jadi orang Jawa … tanah kami sangat subur.
Bisa jadi kaya (dehem) ehm..ehm…ehm…
Aku ini orang kaya…
Apa saja bisa aku lakukan dengan kekayaan dan kekuasaan yang aku miliki.
Jawa P : Iya Pak’e …iya pak’e…..bener pak’e….. besok kita shooping ya pak’e…
Jalan-jalan ke London, ke Paris, Perancis, daaaan Singapura
Naik Pesawat terbang ya Pak’e …
Jawa L : Ndak usah khawatir …beress!

Jawa P : Pak’e… Pak’e …orang-orang seberang itu harus nurut sama kita.
Kita kan orang Jawa, kalau ndak nurut sama kita tendang saja
tendang saja tendang saja!
(Lagu Sajojo diputar, orang Papua persiapan memasuki panggung)
Papua L : Hei … jangan enak-enak kau bicara seperti itu.
Torang juga punya kekuasaan.
Papua P : Torang punya emas dan perak
Punya tarian… yang sudah mendunia, kau harus tunduk pada kami.
Bukan kami yang harus tunduk pada kau!
Jawa L : Ooo… tidak bisa … tidak bisa!!
Jawa P : Jangan mau Pak’e …jangan mau Pak’e!
Masak kita harus tunduk oleh orang seberang!

(Musik Cina, Pemain Cina persiapan memasuki panggung)


Cina L : Haiiyaaa… ada apa ini pada ribut semua
Jawa L : Diam! Keluar kamu!
Papua L : Otak kami boleh kalah… tapi kemampuan berperang tidak diragukan.
Uhuuu…uhuu… uhuu…
Papua P : Mau berperang dengan kita kah??
Uhuuu…uhuu… uhuu…
(Musik Madura, pemain Madura persiapan keluar)
Madura L : Nduh ngunduh jambu karo rambutan
Dineh-wenehno sak koncoan
Ojok sampean but-rebutan
Orang Madura sing pinter nyekel kekuasaan
Cina L : Haiiyaaa… ada apa ini pada ribut semua
Madura L : Diam! Keluar kamu!
Madura P : Ner-bener Pak ngono iku… ner-bener Pak ngono iku!
Neng Karangkates tuku paku
Ora enek sing pantes selain bojoku.
Madura L : Kembang karok diadahi kloso!
Ayo carok sing menang dadi penguoso
Anak Madura: Ayo Pak’e todik Pak’e… Ayo Pak’e todik Pak’e… todik Pak’e…
Madura P : Dok rema rea, Njok ngocak meloloh Pak… ayo maju Pak!
Cina L : Haiyaaa…coba loe piker oo… yang pantas berkuasa siapa?kalau tidak oe!
Loe punya barang, kalau nggak oe yang menjual loe dapat uang
dari mana?
Loe bisa menanam, tapi hasilnya siapa yang menjual?
Jadi, akulah yang pantas jadi penguasa ooo … !
Jawa L : Tidak Bisa… hanya golongan kami yang pantas berkuasa!
Papua L : Uhuu…uhuuu…..uhuuu…
Torang korbankan jiwa dan raga!
Jadi, siapa lagi yang pantas berkuasa selain kami!
Uhuu…uhuuu…..uhuuu…
Madura L : Sampean anggap apa aku ini…mengarungi lautan aku berani
Apa lagi hanya bertaruh masalah kekuasaan
Cina L : Haiyaaa… sudah-sudah tak usah berperang!
Tak baik itu berperang biar oe saja yang memimpin kalian!
J,P,M : Tidak bisa! Tidak Bisa! Tidak Bisa!
Beta tak setuju! Beta tak setuju! Beta tak setuju!
Engko tak mau cong! Engko tak mau cong! Engko tak mau cong!
Oe saja…….oe saja……..oe saja….......

Narator : Ketika manusia saling memperebutkan kekuasaan. Datanglah tanda-tanda


yang membuat mereka terdiam.
(suara angin)
Manusia tak pernah bisa lepas dari hal duniawi ,mereka lupa akan yang
punya kekuatan abadi. Mereka hanya mengejar kepuasan di dunia

Karena itu,sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihinya,kenakanlah belas
kasihan,kemurahan,kerendahan hati,kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang
terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,kamu perbuat jugalah demikian.
Dan di atas semuanya itu:kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu karena untuk
itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Anda mungkin juga menyukai