Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan pasti akan menemui risiko-
risiko.  Menurut A. Abas Salim, risiko merupakan ketidaktentuan “uncertainty” yang
mungkin melahirkan peristiwa kerugian “loss”. Jadi, kerugian dapat diartikan sebagai
ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko terjadi setiap
saat. Pada saat kita mengambil keputusan, menjalankan usaha, atau terjun ke suatu hal yang
baru, risiko akan selalu menjadi bagian di dalamnya.
Ada risiko yang secara langsung terkait dengan kinerja perusahaan, misalnya gagal
bayar konsumen oleh karena kredit macet. Ada juga risiko yang tidak secara langsung terkait
dengan kinerja perusahaan, misalnya kematian salah satu anggota direksi. Tujuan memahami
risiko adalah untuk mengelola risiko. Risiko terkait dengan sesuatu yang tidak terduga. Lebih
parah lagi, kalau perusahaan tidak memiliki pengalaman mengenai risiko. Untuk itulah,
manajemen perlu menduga-duga risiko seperti apa yang akan muncul.
Tujuan utama seseorang dalam membentuk perusahaan, salah satunya adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Namun, dalam mendapatkan keuntungan tersebut, kita harus
menghadapi risiko yang mungkin timbul. Ketika kita mampu mengenali perilaku risiko, maka
kita dapat mendesain investasi dengan risiko yang rendah namun tingkat pengembaliannya
tinggi. Itulah sebabnya, kemampuan mengelola risiko dengan baik justru dapat meningkatkan
keunggulan bersaing dan keunggulan kinerja dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini antara lain:
1.    Apa pengertian risiko?
2.    Bagaimana jenis risiko terhadap perusahaan?
3.    Apakah pengertian dari enterprise risk management?
4.    Apa manfaat dari enterprise risk management?
5.    Apa saja komponen dari enterprise risk management?
6.    Apa yang hubungan antara ISO 31000 dan enterprise risk management?

1.3    Tujuan
Rumusan masalah makalah ini antara lain:
1.    Mengetahui pengertian dari risiko
2.    Mengidentifikasi jenis risiko terhadap perusahaan
3.    Mengetahui pengertian enterprise risk management
4.    Mengetahui manfaat dari enterprise risk management
5.    Mengidentifikasi komponen dari enterprise risk management
6.    Menganalisa hubungan ISO 31000 dan enterprise risk management
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen resiko

Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk
meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di dalamnya ada kegiatan
identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal
negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha.

Bisa dibilang juga jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah
perusahaan mengalami masalah. Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar,
dijauhi klien dan semacamnya. Tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama
untuk pebisnis pemula.

B. Komponen manajemen resiko

Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu yang membedakannya


dengan manajemen bisnis lain. Instrumen inilah yang harus ada di dalam manajemen
baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan maksimal. Ini dia komponen yang
dimaksud:

1. Lingkungan Internal

Lingkungan internal maksudnya adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam
internal perusahaan. Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi
antara perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun
kadang efek risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut.

Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan


karyawan, etika bekerja, Kompetensi pegawai, tingkat kesejahteraan bawahan dan selainnya.
Ini perlu juga dilakukan deteksi manajemen untuk mencegah munculnya risiko dari kriteria
tersebut.

2. Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak perusahaan harus memasukkan sasaran risiko
yang jelas yang akan coba diselesaikan melalui sistem manajemen. Di dalamnya biasanya
tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari statemen visi dan misi usaha serta sasaran
risiko yang datang dari kegiatan teknis atau operasional.

Tidak dimungkiri setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi usaha. Namun terkadang apa
yang diidamkan tersebut tidak sesuai dengan harapan. Nah dengan adanya komponen ini, bisa
dijelaskan apa penyebab masalah tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya.

Begitu juga yang terkait dengan kegiatan teknis atau operasional. Tidak bisa dibantah kalau
visi dan misinya bagus,  tetapi ketika sudah dilaksanakan malah menjadi buruk. Hal ini bisa
terkait dengan kompetensi pekerja atau kepatuhan pada planning yang masih kurang.

3. Identifikasi Peristiwa

Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi peristiwa. Maksudnya adalah
tidak disebutkan manajemen risiko jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil
identifikasi peristiwa. Seharusnya ini memang sudah didapatkan sebelum usaha mulai
dijalankan.

Untuk komponen ini boleh tidak meng-akomodir semua risiko. Tetapi minimal kegiatan yang
potensial saja dengan berbagai pertimbangan masalah yang muncul jauh lebih besar.
Sekalipun demikian, tidak semua peristiwa bisnis teridentifikasi merugikan. Oleh sebab itu,
silakan dipilah mana peristiwa yang bernilai positif mana yang negatif.

4. Penilaian Risiko

Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun bisnis untuk menilai sebuah kejadian
atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis
tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat
resiko dengan 2 perspektif, yaitu : Likelihood (kecenderungan/ peluang) dan
Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).

5. Tanggapan Risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga menentukan tanggapan atau respon terhadap
risiko tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi. Respon atau
tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :

Menghindari risiko (avoidance)

Mengurangi risiko (reduction)

Memindahkan risiko (sharing)

Menerima risiko (acceptance)

6. Aktivitas Pengendalian

Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan kebijakan yang
membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana
dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara lain :

Pembuatan kebijakan dan prosedur

Delegasi wewenang

Pengamanan kekayaan perusahaan

Pemisahan fungsi

Supervisi

7. Informasi dan komunikasi


Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait
melalui media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan
dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan
tanggung jawabnya dengan baik.
8. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan
dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah
pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui
sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua wirausaha.
Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang
terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua
aktivitas.  Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi
resiko
DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org
http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management
http://vibiznews.com
AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management, Joint Technical
Committee OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004.

Anda mungkin juga menyukai