Anda di halaman 1dari 18

REAKTANSI DAN IMPEDANSI RLC

DISUSUN OLEH : ALFI SYAHRIN (5191131008)

HELTON SAGALA (5193331007)

NAOMI SITORUS (5193131001)

DOSEN PENGAMPU: Drs. JONGGA MANULLANG, M. Pd

MATA KULIAH : RANGKAIAN LISTRIK AC

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
PEMBAHASAN

REAKTANSI DAN IMPEDANSI RLC

Impedansi adalah gabungan nilai hambatan yang dihasilkan oleh beban berupa resistor
(R), yang dihubungkan dengan Kapasitor (C) atau Induktor (L). Istilah impedansi digunakan
untuk menjelaskan ukuran penolakan arus bolak-balik gelombang sinus. Impedansi memperluas
konsep reaktansi listrik tentang amplitudo relatif tegangan, arus dan fase relatif pada rangkaian
listrik arus bolak-balik.

Gambar beban Impedansi pada rangkaian arus bolak-balik


Untuk mengetahui nilai impedansi pada rangkaian seperti gambar diatas dapat langsung
mengunakan persamaan Impedansi yang merupakan hasil substitusi dari hukum Ohm:

Keterangan:
Z = Impedansi (Ω)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)
Ada cara lain untuk mengetahui nilai impedansi yaitu dengan cara mengetahui nilai
masing-masing hamabatan yang berupa Resistor : Resistansi (R), Kapasitor :  Reaktansi
Kapasitif (XC), Induktor : Reaktasni Induktif (XL). Setelah itu tinggal menghitung dengan
menggunakan rumus sesuai dengan bentuk rangkaian.

Reaktansi kapasitif adalah nilai hambatan yang disebabkan oleh adanya suatu kapasitor
pada rangkaian listrik arus bolak-balik. Untuk mengetahui nilai reaktasni kapasitif pada kapasitor
murni dapat menggunakan persamaan berupa:

Keterangan:
XC = Reaktansi Kapasitif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
C = Nilai kapasitas kapasitor (F)

Gambar rangkaian seri resistor dengan kapasitor pada arus bolak-balik


Apabila suatu kapasitor dirangkai secara seri dengan resistor pada rangkaian arus bolak-balik
maka, untuk mengetahui nilai impedansi dapat menggunakan persamaan berikut :
Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Hambatan resistor atau resistansi (Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ω)

Gambar rangkaian paralel reistor dengan kapasitor pada arus bolak-balik


Apabila suatu kapasitor dirangkai secara paralel dengan resistor pada rangkaian arus bolak-balik
maka, untuk mengetahui nilai impledansi dapat menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Hambatan resistor atau resistansi (Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ω)
Reaktansi induktif adalah nilai hambatan yang disebabkan oleh adanya gaya gerak listrik
induksi dari suatu induktor yang di rangkai pada rangkaian listrik arus bolak-balik. Untuk
mengetahui nilai reaktansi induktif dapat dilakukan dengan mengunakan persamaan berikut :

Keterangan :
XL = Reaktansi Induktif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
L = Nilai induktansi induktor (H)

Gambar rangkaian resistor dirangkai seri dengan induktor pada arus bolak-balik
Apabila suatu induktor dirangkai secara seri dengan resistor pada rangkaian arus bolak-balik
maka, untuk mengetahui nilai impedansi dapat menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Hambatan resisitor atau resistansi (Ω)
XL = Reaktansi Induktif (Ω)
Gambar rangkaian resistor dirangkai paralel dengan induktor pada arus bolak-balik
Apabila suatu induktor dirangkai paralel dengan resistor pada rangkaian arus bolak-balik maka,
untuk mengetahui nilai impedansi dapat menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Hambatan resistor atau resistansi (Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ω)

Rangkaian Seri RLC Pada Arus Bolak-Balik

Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan kapasitor
yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Telah diterangkan
bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan
mendahului arus, dan pada kapasitor arus mendahului tegangan.
Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menggunakan
diagram fasor sebagai berikut :
VR  = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
VL = Imax XL sin (ωt + 90o) = Vmax sin (ωt + 90o)
VC = Imax XC sin (ωt – 90o) = Vmax sin (ωt – 90o)
Jika sudut ωt kita pilih sebagai sumbu x, maka diagram fasor untuk I, V R, VL, dan VC dapat
digambarkan dengan gambar diatas. Dan besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat
dicari dengan menjumlahkan fasor dari VR, VL, dan VC menjadi :

V = 

di mana:

V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)


VR = tegangan pada hambatan (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)

Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut fase
sebesar θ yang dapat dinyatakan dengan :

Besarnya arus yang melewati rangkaian RLC adalah sama, sehingga besarnya tegangan pada
masing masing komponen R, L, dan C dapat dinyatakan : VR = I R , VL = I XL dan VC = I XC
Berdasarkan hukum Ohm bahwa   = R, akan tetapi dalam rangkaian arus AC besaran   = Z
yang disebut dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun seri dinyatakan :

Z = 

di mana :

Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω)


R = hambatan (Ω)
XL = reaktansi induktif (Ω)
XC = reaktansi kapasitif (Ω)

Pada rangkaian seri RLC dapat mempunyai beberapa kemungkinan yaitu :

a. Jika nilai XL > XC maka rangkaian akan bersifat seperti induktor, yaitu tegangan
mendahului arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan

dengan 
b. Jika nilai XL < XC maka rangkaian akan bersifat seperti kapasitor, yaitu tegangan
ketinggalan terhadap arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan

dengan 
c. Jika nilai XL = XC maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya
(Z = R) maka pada rangkaian akan terjadi resonansi yang disebut resonansi deret/seri

yang besarnya frekuensi resonansi dapat dicari yaitu :

Rangkaian RLC Paralel

Gambar rangkaian resistor, induktor, dan kapasitor dirangkai secara paralel dengan arus listrik
bolak-balik.
Untuk mengetahui nilai impedansi (Z) pada rangkaian paralel resistor , induktor,
kapasitor pada arus bolak-balik dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai reaktansi
induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC) 
Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = nilai hambatan atau resistansi pada resistor (Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (&mega;)
Arus listrik (I) total pada rangkaian paralel resistor, induktor, dan kapasitor dengan arus
bolak-balik dapat diketahui, jika arus listrik masing-masing pada beban telah diketahui kemudian
menghitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
I = Arus listrik total pada rangkaian (A)
IR = Arus listrik yang mengalir pada beban resistor (A)
IL = Arus listrik yang mengalir pada beban induktor (A)
IC = Arus listrik yang mengalir pada beban kapasitor (A)

Terdapat tiga kemungkinan sifat rangkaian arus bolak-balik apabila dirangkai dengan R, L,
dan C secara paralel yaitu :

1. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat resistif apabila nilai arus listrik yang


mengalir pada induktor sama dengan arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL = IC,
arus listrik total se fase dengan tegangan.
2. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat induktif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih besar dari pada arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL
> IC, arus listrik total tertinggal (Lag) terhadap tegangan.
3. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat kapasitif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih kecil dari pada arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL
< IC, arus listrik total mendahului (lead) terhadap tegangan.
CONTOH SOAL

Contoh 1:
Sebuah resistor dengan nilai hambatan 10 Ω dirangkai secara seri dengan induktor yang
memiliki nilai induktansi sebesar 30 mH. Berapakah nilai impedansi rangkaian tersebut jika
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang memiliki nilai frekuensi 50 Hz?

Gambar rangkaian
Diketahui : R = 10 Ω
                  L = 30 mH = 3x 10-2 H
                  ƒ = 50Hz
Ditanya   : Z = ?
Jawab      :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi induktif  (XL) pada rangkaian induktor :

Jika nilai XL telah diketahui maka selanjutnya menghitung nilai  impedansi (Z) :


Contoh soal 2. Rangkaian seri resistor dan kapasitor:
Rangkaian seri kapasitor dengan nilai kapasitas 4 μF dengan resistor yang memiliki nilai
hambatan 1 KΩ dirangkai dengan sumber tegangan yang memiliki nilai frekuensi 50 Hz,
Berapakah nilai impedansi pada rangkaian tersebut?

Gambar rangkaian
Diketahui : C = 4μF = 4 x10-6 F
                   R =1 KΩ = 1000 Ω
                   ƒ = 50 Hz
Ditanya    : Z = ?
Jawab       :
Langkah pertama menghitung nilai reaktansi kapasitif (XC) pada kapasitor :
Jika reaktansi kapasitif telah diketahui, selanjutnya menghitung nilai impedansi (Z) pada
rangkaian seri resistor dan kapasitor :

Contoh soal 3 Rangkaian Paralel RLC


Sebuah resistor 50Ω, sebuah coil 20mH dan kapasitor 5uF semua terhubung secara
paralel di sebuah 50V, supply 100Hz. Hitung total arus yang diambil dari supply, arus untuk
setiap cabang, total impedansi dari rangkaian dan sudut fasa. Juga buat segitiga arus dan
admitansi yang mewakili rangkaian.

Rangkaian RLC paralel

1). Reaktansi Induktif, ( XL ):


XL = ωL = 2πfL = 2π.100.0.02x10 = 12.6Ω

2). Reaktansi Kapasitif, ( XC ):

3). Impedansi, ( Z ):

4). Arus melalui resistor, R ( IR ):


5). Arus melalui induktor, L ( IR ):

6). Arus melalui kapasitor, C ( IC ):

7). Total supply arus, ( IS ):

Contoh 4 Rangkaian RLC Seri


Rangkaian RLC seri yang mengandung resistansi 12Ω, induktansi 0,15H dan kapasitor
100uF dihubungkan secara seri pada supply 100V, 50Hz. Hitung impedansi total rangkaian, arus
rangkaian, faktor daya, dan gambar diagram fasor tegangan.
Reaktansi Induktif, XL.
XL = 2πfL = 2πx50x0.15 = 47.13Ω

Reaktansi Kapasitif, XC .

Rangkaian Impedansi, Z .
DAFTAR PUSTAKA

Gussow, Milton. 2002. Dasar-dasar Teknik Listrik. Jakarta. Penerbit Erlangga.

https://blog.ruangguru.com/penjelasan-rangkaian-seri-rlc-pada-arus-bolak-balik

https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/07/rangkaian-paralel-resistor-induktor-dan.html

Anda mungkin juga menyukai