Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN OSTEOMALACIA” ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas dari mata kuliah keperawatan medikal bedah III.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN KONSEP DASAR PENYAKIT .................................2
A. Definisi ........................................................................................................2
B. Etiologi ........................................................................................................2
C. Manifestasi Klinis........................................................................................3
D. Patofisiologi ................................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................5
F. Pathway ......................................................................................................6
G. Penatalaksanaan...........................................................................................7
BAB III KONSEP ASKEP ..................................................................................8
A. Pengkajian ...................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................9
C. Intervensi Keperawatan ..............................................................................9
BAB IV PENUTUP .............................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama dalam penyusun tulang
yaitu kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium bisa mengakibatkan berkurangnya
kalsium yang terdapat dalam tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi
perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak. Akibatnya tulang
menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak atau patah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui
A. Definisi Osteomalasia
B. Etiologi Osteomalasia
C. Manifestasi klinis Osteomalasia
D. Patofisiologi Osteomalasia
E. Pemeriksaan Penunjang Osteomalasia
F. Pathway Osteomalasia
G. Penatalaksanaan Osteomalasia
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan Osteomalasia
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang
dikarakteristik oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai panyakit
yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa,
osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi
tidak separah degan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). (Smeltzer, 2002)
Osteomalasia adalah manifestasi difisiensi vitamin D. Perubahan
mendasar pada penyakit ini adalah gangguan mineralisasi tulang disertai
meningkatnya osteoid yang tidak mengalami mineralisasi. (Robins, 2007)
Osteomalasia adalah penyakit rakitis pada orang dewasa dan
sebagaimana penyakit rakitis, kelainan ini berkaitan dengan gangguan
kalsium pada matriks tulang (gangguan mineralisasi). (Muttaqin Arief,
2008)
B. Etiologi
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi
tulang terutama kekurangan vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalasia
yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral, antara lain:
1. Adanya malnutrisi
Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan
asupan kalsium yang jelek, terutama makanan kurang
matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga
merupakan salah satu faktor. Paling sering terjadi dimana
vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga
kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
2. Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis
Penyakit – penyakit patologik yang dapat memicu
terjadinya osteomalsia meliputi gagal ginjal kronik
sehingga proses eksresi atau pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan
2
terhambat. Penyakit hati karena organ hatinya tidak mampu
memproses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak
terjadi, terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin
fenobarbital) dan gastrektomi. Osteomalasia dalam hal ini
terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium ataupun
kehilangan kalsium yang berlebihan dari tubuh.
C. Manifestasi Klinis
Secara umum terdapat tanda klinis utama dari osteomalasia yaitu:
1. Lemahnya tulang
2. Nyeri tulang
3. Nyeri tulang pelvis
4. Nyeri tulang belakang
5. Kelemahan otot
6. Hipokalsemia
7. Tulang vertebra mengalami tekanan
8. Fraktur, baik secara jumlah dan mudahnya patah tulang
Umunya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah:
1. Nyeri tulang dan kelamahan. Sebagai akibat dari defisiensi
kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien
kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan
loyo atau lemah. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar,
terutama pada daerah pinggang dan paha.
2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkak (karena tinggi
badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan,
pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk
thoraks (kifosis).
3. Penurunan berat badan
4. Nyeri tulang dan nyeri tekan tulang
5. Sakrum terdorong kebawah dan depan, pelvis tertekan ke
lateral
D. Patofisiologi
3
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya
menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya
untuk osteomalasia adalah kesalahan diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK,
terapi anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan
insufisiensi vitamin D (diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi
vitamin D sering di golongkan dalam hal kekurangan kalsium) terutama
terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan kurangnya pengetahuan tentang
nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi
tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya
kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum,
yang merangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon
paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal.
Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis.
Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah
abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini
menimbulkan deformitas tulang. Diperkirakan defek primernya adalah
kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi kalsium dari traktus
gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium
dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang
mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat
kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi
perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.
E. Komplikasi
1. Kesemutan ditangan dan kaki
2. Kejang
3. Kram
4. Rasa berkedut dalam tubuh
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
4
Foto Rontgen, pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi
tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya
patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada
radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas
tulang, terutama pada tangan , tengkorak, tulang iga dan tulang
belakang.
2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor
yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase.
Ekskresi kreatininin dan kalsium urine rendah serta biopsi tulang
yang memnunjukan peningkatan jumlah osteoid.
G. Pathway
5
H. Penatalaksanaan
1. Diperlukan diet vitamin D disertai suplemen kalsium
2. Apabila osteomalasia atau rakitis disebabkan oleh penyakit lain,
maka penyakit tersebut akan memerlukan penanganan terlebih
dahulu
3. Pemajanan sinar matahari dianjurkan
4. Jika terjadi deformitas ortopedik persisten perlu penggunaan brace
atau korset atau dengan pembedahan
6
BAB III
KONSEP ASKEP
Pengkajian
a. Anamnesis
1. Data demografi : data ini meliputi nama,usia, jenis kelamin, tempat tinggal
orang yang dekat dengan klien.
3. Riwayat sosial : data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Sseorang yang
terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaan status
kesehatan dapat dipengaruhi.
5. Riwayat diet : identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini
dapat mengakibatkan stes pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi
terjadi instabilitas ligamen,khsu pada punggung bagian bawah, kurangnya
asupan kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya delkasifikasi.
Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,D, kalsium,
serta protein yang merupakan zat untuk menjaga kondisi muskuloskeletal.
7
dislokasi. Perlu di kaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi
apakah ada nyeri pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi
roda,tongkat ataupun walker).
8
nyeri. Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh,ada yang
dipasang gips. Identifikasi apakah ada padas atau kemerahan karen
tanda tersebut menunjukan adanya inflamasi,infeksi atau cedera.
b. Pemeriksaan fisik
d) Angulasi abnormal pada tulang panjang. Gerakan pada titik buka sendi
teraba krepitus pada titik gerakan abnormal. Manunjukan adanya patah
tulang
9
b) Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering
terjadi pada lansia dengan osteoporosis atau penyakit neuromuskular.
Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepaskan untuk
melihat seluruh punggung,bkng dan tungkai. Pemeriksaan kurvantura tulang
belakang dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan
anterior,posterior,dan lateral. Dengan berdiri dibelakang pasien,perhatikan
setiab perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya
simetris. Kesimetrisan bahu,pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa
pada posisi pasien berdiri tegak dan membungkuk ke depan.
Pengkajian sistem persendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif
maupun pasif,deformitas ,stabilitas dan adanya benjolan. Pemeriksaan sendi
menggunakan alat goniometer. Yaitu busur derajat yang yang dirancang khusus
untuk evakuasi gerak sendi.
1. Jika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas
grakan ini dianggap terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh
deformitas skeletal, patologi sendi, kontraktur otot dan tendon sekitar.
2. Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus dipaksa adanya
kelebihan cairan dalam kapsulnya (efusi) pembengkakan dan inflamasi.
Tempat yang sering terjadi efusi adalah pada lutut.
Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi
mengenai inegritas sendi. Suara “gemeletuk” dapat menunjukan adanya
ligamen yang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena
permukaan sendi yang tidak rata di temukan pada pasien artritis. Jaringan
sekitar sendi terdapat benjolan yang khas di temukan pada pasien :
10
d. Pengkajian sistem otot
2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas pendek
Masalah Keperawatan
Intervensi
Dx SLKI Intervensi
12
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Edukasi
4. Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
d. Kolaborasi
1. K
olaborasi pemberian analgesic
jika perlu
b. Terapeutik
13
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
2. Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
c. Edukasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
3. Identifikasi factor
lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh
5. Monitor kemampuan
berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda dan
sebaliknya
b. Terapeutik
14
1. Pastikan roda tempat tidur
dan kursi roda selalu dalam
kondisi terkunci
c. Edukasi
1. Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
3. Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
15
penolakan/ reaksi 4. Monitor frekuensi
orang lain menurun pernyataan kritik terhadap
(5) diri sendiri
b. Terapeutik
1. Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
4. Diskusikan cara
mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
c. Edukasi
2. Anjurkan mengungkapkan
gambran dirir terhadap
citra tubuh
3. Anjurkan menggunakan
alat bantu
4. Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
6. Latih peningkatan
penampilan diri
16
7. Latih pengungkapan
kemampuan diri kepda
orang lain maupun
kelompok
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
17
Osteomalasia adalah penyakit yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Penyebab utamanya adalah tidak
cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan vitamin D. Tanda dan gejala
dari osteomalasia antara lain lemahnya tulang, nyeri tulang, nyeri pelvis, nyeri
tulang belakang
B. Saran
Pembaca sebaiknya jangan hanya membaca makalah ini saja karena masih
banyak literature yang dapat menambah wawasan Anda.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Kumar. Buku Ajar Patofisiologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1995
18
Smeltezer & Brenda G. bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol III.
Edisi 8. Jakarta : EGC, 2002
19