Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan
makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-
sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, dan
sebagainya.
Bahan pangan kita, baik yang berupa sayuran, buah, daging, maupun susu, telah banyak
berjasa dalam memenuhi kebutuhan air manusia. Buah mentah yang menjadi matang selalu
bertambah kandungan airnya, misalnya calon buah apel hanya mengandung 10% air akan
dapat menghasilkan buah apel yang kadar airnya 80%; nenas mempunyai 87%, dan tomat
95%. Buah yang paling banyak kandungan airnya adalah semangka dengan kadar air 97%.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya
tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci
yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam
pengolahannya. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam
media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.
Bila badan manusia hidup dianalisis komposisi kimianya, makan akan diketahui bahwa
kandungan airnya rata-rata 65% atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5
liter harus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti,
1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1 liter berasal dari bahan makanan yang
dikonsumsi. Dalam keadaan kesulitan bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat tahan
hidup tanpa makan selama lebih dari dari 2 bulan, tetapi tanpa minum ia akan meninggal
kurang dari seminggu.
Kandungan air beberapa bahan makanan yang umum menunjukkan bahwa banyaknya air
dalam suatu bahan tidak ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut. Misalnya buah nenas
seakan-akan mempunyai kandungan air yang lebih besar dari kol, kandungan air pada susu
lebih besar dari kacang hijau, sedangkan susu bubuk dan terigu sekan-akan tidak mengandung
air.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja macam-macam tipe air dalam bahan makanan?
2. Apa penjelasan persyaratan air untuk industry makanan?
3. Bagaimana perhitungan kadar air bahan makanan, aktivitas air bahan makanan, dan
kelembapan relatif dan kelembapan mutlak bahan makanan?
4. Bagaimana penjelasan kurva sorpsi isotermik?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan macam-macam tipe air dalam bahan makanan
2. Menjelasan persyaratan air untuk industry makanan
3. Menghitungan kadar air bahan makanan, aktivitas air bahan makanan, dan kelembapan
relatif dan kelembapan mutlak bahan makanan
4. Menjelasan kurva sorpsi isotermik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Parameter fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, jernih, dan
dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
nyaman.
2. Parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg), alumunium (Al),
Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH),
dan zat kimia lainnya.
3. Parameter mikrobiologis air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari
bakteri patogen. Bakteri golongan coli, Salmonella, Clostridium perfingens yang
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
2.3 Perhitungan Kadar Air Bahan Makanan
Kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan beberapa cara :
1. Penentuan Kadar Air dengan Pengeringan (Thermogravimetri)
Prinsip penentuan kadar air dengan pengeringan adalah penguapan air yang ada
dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian dilakukan penimbangan terhadap
bahan hingga berat konstan yang mengindikasikan bahwa semua air yang terkandung
dalam bahan sudah teruapkan semua. Penentuan kadar air dengan cara ini relative
mudah, dan ekonomis
Bahan yang telah dikeringan, biasanya memiliki sifat higroskopis lebhi tinggi
daripada bahan asalnya. Sehingga pendinginan bahan setelah pengeringan sebelum
penimbangan perlu dilakukan yaitu pendinginan di desikator yang telah diberi zat
penyerap air seperti kapur aktif, asam sulfat, silica gel, alumunium oksida, kalium
klorida, kalium hidroksida, kalium sulfat atau barium oksida.
Adapun metode penentuan kadar air dengan pengeringan menurut AOAC (1995) yaitu
:
Sampel sebanyak 3-5 gr ditimbang dan dimasukan kedalam cawan yang telah
dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam
oven suhu 105oC selama 6 jam. Cawan didinginkan dan ditimbang, kemudian
dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot konstan.
Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
4
Keterangan :
W = bobot sampel sebelum dikeringkan (gr)
W1 = bobot sampel dan cawan kering (gr)
W2 = bobot cawan kosong (gr)
5
bebas. Perhitungan kadar air pada metode ini yaitu dengan menggunakan rumus
dibawah ini :
Dengan :
W1 = berat sampel (gr)
V1 = volume pereaksi Karl Fischer untuk titrasi sampel (ml)
V2 = volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
F = faktor standarisasi pereaksi
0,4 = ekivalen air pereaksi
b. metode kalsium klorida. Metode ini didasarkan atas rekasi antara kalsium karbida
dengan air menghasilkan gas asetilin. Cara ini cukup cepat dan tidak memerlukan
alat yang rumit. Jumlah asetilin yang terbentuk dapat diukur dengan beberapa
cara, antara lain :
Selisish bobot campuran bahan sebelum dan sesudah reaksi
Menampung dan mengukur volume gas asetilin dalam tabung tertutup
Mengukur tekanan gas asetilin apabila reaksi dilakukan pada ruang tertutup
c. metode asetil klorida. Metode ini didasarkan atas reaksi antara asetil klorida
dengan air menghasilkan asam yang dapat dititrasi dengan basa. Cara ini dapat
digunakan untuk menentukan kadar air bahanberupa minyak, mentega, margarin,
rempah-rempah, dan beberapa bahan berkadar air rendah.
4. Penentuan Kadar Air Metode Fisis
Penentuan kadar air dengan metode fisisi didasarkan pada beberapa cara, yaitu :
a. tetapan dielektrikum. Air memiliki tetapan dielektrikum sebesar 80. Zat-zat lain
memiliki tetapan tertentu, seperti karbohidrat dan protein memiliki tetapan
dielektrikum lebih kecil dari 10, methanol 33, etanol 24, aseton 214, benzene 2,3,
dan heksan 1,9. Kontante dielektrikum dapat dituliskan rumusnya sebagai berikut
:
6
Dengan :
F = daya tarik menarik antar dua ion yang berlawanan
e
1 e2 = muatan ion-ion
r = jarak antara dua ion
Untuk mengetahui kadar air bahan diperlukan kurva standar yang melukiskan
hubungan antara kadar air dengan tetapan dielektrikum dari bahan yang ingin
diketahui kadar airnya. Dengan mengetahui tetapan dielektrikum bahan sejenis
akan dapat dihitung kadar air bahan tersebut.
b. daya hantar resistansi listrik atau resistensi. Air merupakan penghantar listrik
yang baik. Bahan yang memiliki kandungan air tinggi akan mudah
menghantarkan listrik atau memiliki resistensi yang relative kecil. Suatu zat yang
dilalui aliran listrik, akan diketahui kadar airnya apabila diketahui grafik yang
menggambarkan hubungan-hubungan antara kadar air dengan resistensiya. Alat
yang digunakan untuk mengukur kadar air berdasarkan daya hantar listrik adalah
resistensi meter atau moisture tester.
c. resonansi nuklir magnetic atau nuclear magnetic resonance (NMR). Penentuan
kadar air cara ini berdasarkan kepada sifat-sifat magnetic dari inti atom, yang
mampu menyerap enersi. Dengan kondisi yang terkendali absorbsi enersi dapar
merupakan index zat yang dikandungnya. Enersi yang diserap oleh inti atom
hydrogen oleh molekul air dapat merupakan suatu ukuran dari banyaknya air
yang dikandungnya oleh bahan tersebut. Untuk itu diperlukan kurva standar
yang menggambarkan antara banyaknya enersi yang diserap dengan kandungan
air.
7
Hubungan kadar air dengan aktivitas air (aw) ditunjukkan dengan kecenderungan bahwa
semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi pula nilai aw nya. Kadarair dinyatakan dalam
persen (%) pada kisaran skala 0-100, sedangkan nilai aw dinyatakan dalam angka desimal
pada kisaran skala 0-1,0.
Aktivitas air juga dinyatakan sebagai potensi kimia dari air yang nilainya bervariasi dari
0 sampai 1. Pada nilai aktivitas air sama dengan 0 berarti molekul air yang bersangkutan
sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas dalam proses 6 kimia. Sedangkan nilai aktivitas
air sama dengan 1 berarti potensi air dalam proses kimia pada kondisi maksimal.
Equilibrium Relative Humidity (ERH) adalah persentase dari rasio P dan PoApabila
bahan pangan disimpan dalam desikator berisi larutan garam jenuh, maka kadar air dan Aw-
nya akan berubah sehingga mencapai kondisi kesetimbangan.
Bila Aw produk > ERH, air akan dilepaskan ke udara (kadar air menurun)
Bila Aw produk < ERH, air dari udara akan masuk ke bahan pangan (kadar air meningkat)
2.5 Perhitungan Kelembapan Relatif dan Kelembapan Mutlak Bahan Makan.
Kelembaban udara dapat dinyatakan dalam kelembaban nisbi/relatif dan
kelembaban mutlak. Kelembaban nisbi adalah perbandingan banyaknya uap air dalam
udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara dalam suhu
yang sama. Kelembaban mutlak adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 m3
udara. Rumus untuk menghitung kelembaban nisbi adalah sebagai berikut:
8
Tipe 1, ikatan air
Pada tipe 1, air teradsorpsi pada permukaan koloid makromolekul. Ini dikenal sebagai air
dehidrasi. Kekuatan adsorpsi meliputi ikatan hydrogen dan kekuatan van der waals
Tipe 2, kadar air monolayer
Dalam hal ini, monolayer diserap dan multilayer pertama ditambahkan
Tipe 3, air bebas
Di sini aur mengisi ruang antar granular dan ruang dengan pori-pori. Air ini bergerak dan
mempertahankan sifat-sifat air. Jadi, itu adalah zat pendispersi serta pelarut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Air merupakan bahan yang begitu penting bagi kehidupan manusia. Fungsinya tidak
tergantikan oleh senyawa lain. Air memiliki fungsi yang tidak tergantikan oleh senyawa
lain, karena merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan
makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian,
terkandung air dalam jumlah tertentu
Bahan pangan kita, baik yang berupa sayuran, buah, daging, maupun susu, telah banyak
berjasa dalam memenuhi kebutuhan air manusia. Buah mentah yang menjadi matang
selalu bertambah kandungan airnya, misalnya calon buah apel hanya mengandung 10%
air akan dapat menghasilkan buah apel yang kadar airnya 80%; nenas mempunyai 87%,
dan tomat 95%. Buah yang paling banyak kandungan airnya adalah semangka dengan
kadar air 97%.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan
daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air
merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan
digunakan dalam pengolahannya. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan
makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.
10
11