Anda di halaman 1dari 4

Nama: Safira Fitria Devi

NRP: 1310181012
Kelas: 2 D4 Elin A

Penyearah Terkontrol Satu Phasa Gelombang Penuh


(Single Phase controlled Full - Wave Rectifier)
1. Gambar Rangkaian

2. Gambar Gelombang
- α = 45°

- α = 50°

- α = 60°
- α = 75°

- α = 90°

- α = 100°
3. Data Hasil Simulasi
R= 121Ω
α Vs(rms) Is(rms) Vo(dc) Vo(dc) Io(dc) Vo(rms) Vo(rms)
(V) (A) Sim. (V) Teori(V Sim.(A) Sim.(V) Teori(V)
)
45° 25 0,196 19,19 19,2 0,158 23,287 21,69
50° 25 0,193 18,492 18,48 0,152 23,439 21,286
60° 25 0,185 16,873 16,87 0,139 22,416 20,44
75° 25 0,168 14,170 14,16 0,117 20,356 19,116
90° 25 0,145 11,234 11,25 0,092 17,657 17,677
100° 25 0,129 9,3 9,29 0,076 15,612 16,65

4. Analisa
Pada percobaan Penyearah Terkontrol Satu Phasa Gelombang Penuh
digunakan komponen SCR sebagai komponen penyearah yang berfungsi sebagai
pengendali. SCR akan dalam kondisi aktif saat dilakukan penyulutan.
Prinsip kerja Penyearah Terkontrol Satu Phasa Gelombang Penuh adalah saat
periode output (T) dipicu oleh SCR sebesar α, maka T akan dalam kondisi ON dari
α°-π ° atau dalam setengah periode . Lalu akan kembali dalam kondisi ON saat
menyearahkan fase negatif.
Pada data hasil percobaan diatas, dapat dilihat bahwa saat sudut penyulutan
semakin besar, maka nilai tegangan keluaran baik Vo(dc) maupun Vo(rms) semakin
kecil. Hal ini dikarenakan bahwa saat sudut penyulutan besar, maka titik start atau
munculnya gelombang hasil penyearahan semakin kecil. Sehingga besar tegangannya
juga semakin kecil.
Namun, apabila dibandingkan dengan saat disearahkan dengan rangkaian
Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang, nilai tegangan outputnya bernilai 2 kali
lebih besar. Hal ini disebabkan oleh pada rangkaian ini, penyearahan dilakukan di
kedua fase, yaitu fase positif dan negatif. SCR melakukan penyulutan sebanyak dua
kali dalam satu periode. Sehingga akan menghasilkan output yang lebih besar dan
lebih mendekati nilai inputnya.
Gelombang output dari sudut penyulutan dapat dilihat pada data Gambar
Gelombang. Saat sudut penyulutan 45°, maka gelombang output akan kondisi ON
setelah sudut 45°dan kondisi ON kembali saat π+45°. Begitupun pada sudut
penyulutan 50°-100°.
Adanya perbedaan pada hasil simulasi dengan hasil perhitungan dapat
disebabkan oleh keakuratan. Saat melakukan simulasi, keakuratan perhitungan hasil
sangat tinggi. Sedangkan saat perhitungan secara teori, hanya menggunakan 2 angka
di belakang koma. Namun, selisih keduanya kecil, sehingga bisa ditoleransi.

5. Kesimpulan
- Saat menggunakan SCR sebagai komponen penyearah, maka penyearahan dapat
dikontrol. SCR akan dalam kondisi ON saat disulut sebesar α°.
- Prinsip kerja Penyearah Terkontrol Satu Phasa Gelombang Penuh adalah saat SCR
disulut sebesar α, maka T akan dalam kondisi ON dari α°-π °. Lalu akan kembali
ON saat menyearahkan fase negatif. Karena SCR melakukan penyulutan sebanyak
dua kali dalam satu periode.
- Besarnya sudut penyulutan mempengaruhi besar tegangan keluaran. Semakin
besar sudut penyulutan maka semakin kecil nilai tegangan outputnya.

Anda mungkin juga menyukai