Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian

KATA PENGANTAR

Pujidan syukur penulis ucapkan kepada AllahSWT atasrahmat-Nya dan juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi
Muhammad SAW,keluarganya,sahabat sahabatnya,dan juga kepada kita selaku umamya.

Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi salab satu tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian.Laporan Praktikum int idak mungkin terselesaikan
tanpa bantuan pihak lain. Da1am hal ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk siapapun yang telah menolong dan memandu penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.

Danpenulis sadar bahwa dalam laporan praktikum ini terdapat banyak kekurangan,serta kepada para pembaca di harapkan dapat meberi saran dan
kritik guna membangun laporan ini menjadi lebih baik Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Labuhan batu, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR............................................................................................................................................................................................................................................. i

DAFTARISI.....................................................................................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

I,atarBelakang........................................................................................................................................................................................................................

Maksud danTujuan Praktikum.............................................................................................................................................................................................1

BAB II KEADAAN UMUM DESA


21.Sejarah Berdirinya...........................................................................................................................................................................................................3

2.2 Sejarah Pemerintahan Desa................................................................................................................................................................................................

2.3 Pembangunan Desa................................................................................................................................................................................................ 3

2.4 Monografi Wilayah.............................................................................................................................................................................................................5

2.5 Struktur Organisasi desa......................................................................................................................................................................................................6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Gambaran Sistem Sosial,Interaksi Sosial Masyarakat Pertanian........................................................................................................................................lfi

3.2 Gambaran Ragam Masalah Sosial DanSolusi Penyelesainnya.............................................................................................................................................10

3.3 Gambaran Pelapisan Masyarakat..........................................................................................................................................................................................12

3.4 Kelembagaan DanOrganisasi Masyarakat.............................................................................................................................................................................12

3.5 Peranan Stakeholder Pada Sistem Sosial..............................................................................................................................................................................13

3.6 Kearifan Lokal yang Ada Di Masyarakat.............................................................................................................................................................................13

3.7 Perubahan Sosial Pada Masyarakat Pertanian.......................................................................................................................................................................13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala sosial yang terjadi di masyarakat dan gejala
moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non sisoal, dan yang terakhir, sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain (PitrinSorolön)
Dalam sosiologi pertanian di pelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek tersebut
meliputi aspek kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, jaringan sosial,dan dampak globalisasi terhadap kemajuan usaha pertanian di wilayah
tersebut.
Sosiologi konsep kebudayaan sangat penting karena objek studi pokok sosiologi adalah dimana masyarakat tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan.
.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

Secara langsung kita dapat mengetahui tentang petani, kelompok tani, maupun masyarakat dan mengungkapkan permasalahan konflik yang dihadapi
para petani serta mencari solusi terbaik.
BAB II

KEADAAN UMUM DESA


2.1 Sejarah Berdirinya
pada awalnya desa ini hanya dipimpin oleh seorang penghulu.saja tanpa ada perangkat-perangkat desa yang memadai untuk memudahkan dalam
membantu pembangunan desa. Pada saat itu desa ini memang belum menjadi sebuah desa melainkan hanya sebuah dusun kecil. Dusun ini dulu dipimpin
oleh seorang penghulu,Penghulu menurut masyarakat di desa Asam Jawa merupakan kepala suku dari desa Asam Jawa yang sebelumnya masih
berbentuk dusun. Dimana nama penghulu tersebut yaitu penghulu Sarip (tidak diketahui tahun mulai memimpin) dan penghulu nalang yang memimpin
ditahun 1950-1977, pada saat itu desa Asam Jawa masih hanya sebuah dusun kecil.

2.2 Sejarah Pemerintahan desa


Pemerintahan di desa Asam Jawa pada umumnya memiliki sistem yang samadengan desa-desa yang lainnya, dimana pemerintahan didesa ini
dipimpin olehkepala desa dengan dibantu perangkat-perangkat desa lainnya seperti sekretaris desa,ketua RT maupun RW, dan lain sebagainya. Sistem
pemerintahan di desa ini padatahun 1970 belum semodern seperti sekarang ini, pada awalnya desa ini hanyadipimpin oleh seorang penghulu. saja
tanpa ada perangkat perangkat desa yang memadai untuk memudahkan dalam membantu pembangunan desa. Pada saat itu desa ini memang belum
menjadi sebuah desa, melainkan hanya sebuah dusun kecil. Pada tahun 1977, barulah desa ini terbentuk dimana kepala desa resmi pertamanya adalah
bapak almahrum Dongoran Hasibuan serta yang menjadi sekretarisnya ialah bapak Dahlan Harahap. Bapak tersebut menjadi kepala desa Asam Jawa
dimulai dari tahun 1977 dan berakhir pada tahun 1980. Sebelum adanya kepala desa, desa Asam Jawa dipimpin oleh seorang penghulu, dimana nama
penghulu penghulu tersebut yaitu penghulu Sarip (tidak diketahui tahun mulai memimpin) dan penghulu nalang yang memimpin ditahun 1950-1977,
pada saat itu desa Asam Jawa masih hanya sebuah dusun kecil.Menurut bapak H. Dahlan Harahap, pemerintahan di desa Asam Jawa pada masa
mereka menjabat masih sangat tradisional, dimana belum adanya fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan pembangunan terhadap desa
Asam Jawa. Pemerintahan pada masa itu sangat sulit untuk mengembangkan daerahnya oleh karena keterbatasan dana dan keterbatasan sumber daya
alam maupun manusianya.

2.3 Pembangunan Desa


Desa Asam Jawa Tingkatkan Kualitas Jalan
MedanBisnis - Labusel. Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Permen Desa PDTTrans Nomor 21/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016, bahwa prioritas penggunaan
Dana Desa adalah untuk pembangunan infrastruktur desa.
Hal tersebut sejalan dengan prioritas pembangunan di Desa Asam Jawa sebagaimana termuat dalam RPJMDes.banyak sudah pembangan pembangunan
yang di genjarkan pemerintah desa guna memeperbaik sarana serta infrastruktur di desa asam jawa. Saat ini sarana dan prasarana yang ada di desa asam
jawa yang dapat di gunakan untuk membantu masyarakat sebagai berikut:
• Kantor desa
• Balai desa
• BUMdes
• Tempat air bersih
Dan salah satunya adalah sarana infrastruktur peningkatan kualitas jalan desa
Menurut Kepala Desa Asam Jawa Ali Borkat Hasibuan, kondisi jalan di salah satu dusun yang berada di Aek Torop Timur sudah lama tidak mengalami
perbaikan dan kondisinya sudah layak untuk diperbaiki, mengingat selain sebagai sarana transportasi juga merupakan akses jalur produksi. Warga pun
getol menyampaikan aspirasi agar jalan itu segera ditingkatkan kualitasnya.
Maka, melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang), jalan tersebut menjadi salah satu prioritas pembangunan desa
.Atas dasar tersebut, akhirnya jalan yang berlokasi di Dusun Aek Torop Timur Desa Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Labuhanbatu Selatan
ditingkatkan kualitasnya dengan diadakannya pengerjaan pengerasan jalan sepanjang 1.000 meter yang sumber dananya berasal dari APBDes.
Selain upaya mendukung program pemerintah dalam memperkuat implementasi tata kelola pemerintahan dalam pembangunan yang berbasis langsung
dari inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun infrastruktur dasar perdesaan..

2.4 Monograf i Wilayah


Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini merupakan daerah yang
memiliki luas daerah 6.600 Ha, dimana lahan di desa ini terbagi atas 5.800 Ha merupakan lahan perkebunan dan 800 Ha adalah permukiman
masyarakat, oleh karena itu desa Asam Jawa terbagi atas 22 dusun didalamnya.Desa Asam Jawa ini berada di ketinggian750 mdpl.Daerah yang ada di
desa ini umumnya memiliki tanah yang datar dan hanyasedikit daerah yang tanahnya memiliki kemiringan. Suhu di desa Asam Jawa iniumumnya hanya
berkisar rata-rata 29o-33oC yang merupakan suhu beriklim tropis,daerah ini dapat dikatakan memiliki suhu tropis yang cocok untuk ditanami
komoditikelapa sawit ada. Curah hujan yang ada di desa Asam Jawa ini berada pada kisaran1000-1500 mm/thn, curah hujan yang dapat dikatakan tinggi
ini sangat cocok untukditanami komoditi-komoditi perkebunan yang banyak menyerap air tanah.
Desa Asam Jawa dikelilingi daerah-daerah lain yang ada disekitarannya.Daerah-daerah yang berbatas langsung dengan desa ini yaitu:
- Disebelah utara berbatasan dengan Desa Bunut
- Disebelah selatannya berbatasan dengan desa Pasit Tuntung
- Disebelah timur berbatasan dengan desa Aek Batu
- disebelah baratnya berbatasan dengan kelurahan Kota Pinang.Jika dilihat dari perbatasan-perbatasannya, desa Asam Jawa dikelilingi oleh desa-desa
maupun ibukota kabupaten yang menunjang perkembangan desa tersebut.Jarak antara desa Asam Jawa ke ibukota kecamatan 11 Km serta jarak ke
ibukota kabupaten yaitu 30 Km.

2.5 Struktur Organisasi desa

Sama seperti pada desa umumnnya yang memiliki struktur organisasi, desa asam jawa juga memiliki struktur organisasi desa. Struktur organisasi di desa
asam jawa terdiri dari: kepal desa, skretaris desa, kepala urusan, pelaksana tekhnis, dan kewilayahan. Dimana struktur di atas terbagi lagi ke beberapa
bagian.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 GambaranSistemSosial, Interaksi Sosial Masyarakat Pertanian


Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perjalanankehidupan suatu negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain
sebagainya.Adanya penduduk dalam satu wilayah dapat memberikan suatu pengaruh terhadap perkembangan wilayah yang ditempati.Penduduk
mempunyai peranan penting dalam berkontribusi mengembangkan suatu wilayah.Pertambahan penduduk dan peningkatan mutu pendidikan merupakan
beberapa faktor penting yang dapat memajukan suatu wilayah. Hal itu dikarenakan dengan banyaknya jumlah penduduk yang memiliki mutu pendidikan
yang baik akan memberikan banyak pemikiran- pemikiran untuk membangun wilayah yang ditempati menjadi sebuah wilayah yang makmur serta
nyaman untuk ditempati.Tahun 1980 desa Asam Jawa memiliki penduduk tidak kurang dari 250 kepala keluarga.Keadaan penduduk desa Asam Jawa
pada saat itusangat memprihatinkan karena pada saat itu masyarakatnya mengalami ketertinggalan dalam segi mutu pendidikan dan perkembangan
daerahnya.Hal itu dikarenakan sulitnya akses untuk dapat masuk ke desa tersebut sehingga untuk melakukan eksplorasi terhadap desa tersebut sangat
sulit dilakukan.Pemukiman-pemukiman pada masa itupun masih sangat sunyi dan antar satu rumah berjarak cukup jauh, bahkan untuk menempuh ke
satu rumah dengan rumah yang lainnya memerlukan alat transportasi seperti sepedamaupun sepeda motor.Akibat dari keadaan tersebut masyarakat pada
masa itu masihsangat sulit untuk bersosialisasi antar masyarakatnya. Namun seiring perkembangan pembangunan serta kepadatan penduduk masalah
kesulitan dalam bersosialisasi antar msyarakat tidak lagi di alami.

3.2 GambaranRagamMasalah Dan Tolusi Penyelesainnya sosial


Indonesia memiliki beragam daerah yang masing-masingnya memiliki potensialam serta sumber daya manusia yang berbeda dan tidak sama satu
dengan yang lainnya. Oleh kaena perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi mata pencaharian penduduknya masing-masing tergantung dari
potensi alam serta mutu pendidikan yang dimiliki masyarakatnya.Di Indonesia ada beberapa mata pencaharian utama yang dilakukan penduduknya,
diantaranya ialah menjadi nelayan, penambang, serta petani.Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia pada umumnya
menggunakan potensi alam saja untuk dijadikan mata pencahariannya. Begitu jugamasyarakat di desa Asam Jawa juga merupakan salah satu contoh
masyarakat yang mata pencahariannya masih mengutamaka potensi alamnya yang sangat subur.Masyarakat didesa ini pada umumnya ialah
mengusahakan pada bidang pertanian mau perkebunan.Komoditas tanaman pertanian yang pernah dibudidayakan menjadi perkebunan di desa ini
mayoritas ditanami karet, kelapa sawit, serta komoditi tanaman pangan seperti sawah, namun mayoritas perkebunan terbanyak adalah lahan kelapa
sawit. Mata pencaharian penduduk desa Asam Jawa sebelum adanya perkebunan kelapa sawit berasal dari bercocok tanam karet serta bercocok tanam
sawah dan komoditas lainnya yang jumlah luas areal lahannya masih kecil. Sebelum mengenal pertanian kelapa sawit masyarakat di desa Asam Jawa
mayoritas penduduk pada saat itu melakukan bercocok tanam karet sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya.Perkebunan karet yang ada pada
saat itu merupakan mayoritas perkebunan karet rakyat dengan adanya perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan pemerintah maupun yang dimiliki
swasta disekitarnya, sehingga pada umumnya perkebunan karet tersebut nampak tidak teratur dalam penanamannya.Hingga akhirnya, pada tahun 1980
pemerintah menggalakkan perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN) untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit di desa tersebut.

3.3 Gambaran Pelapisan Masyarakat


lapisan masyarakat desa asam jawa pada umumnya terbagi berdasarkan jenis mata pecarian.
lJenis mata pencaharian masyarakat yang berada di Desa Asam Jawa:
Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)
Petani 1.975
Pedagang 561
Buruh Petani 393
Penjahit 17
PNS 107
Aparat Negara 6
Perangkat Desa 7
Buruh Industri 505

Selain dari perkebunan, mata pencaharian masyarakat di desa Asam Jawa juga ada yang PNS maupun karyawan perusahaan-perusahaan milik
swasta maupun pemerintah yang berdiri disana.Oleh karena itu sebagian masyarakat di desa ini tidak hanya bergantung kepada hasil-hasil dari
perkebunan yang telah ada sebelumnya.Bahkan di desa Asam Jawa ini ada sebagian masyarakatnya memiliki dua mata pencaharian sekaligus dalama
satu rumah tangga serta masing-masing suami istri mempunyai penghasilannya yang satu menjadi PNS dan suaminya membeli lahan untuk menanam
kelapa sawit. Adanya pekerjaan lain yang didapat masyarakat tersebut dapat membantu serta menutupi untuk kehidupan sehari-hari mereka maupun
untuk pemeliharaan lahan perkebunan kelapa sawitnya.

3.4 Kelernbagaan Dan Organîsasi Masyarakat kelembagaan


iPemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa),Badan Permusyawaratan Desa (BPD),Lembaga kemasyarakatan,LembagaAdat,Kerjasama
Antar Desa, dan Badan Usaha Milik Desa(BUMDes);
Dalam menyelenggarakan pembangunan Desa, Desa mendayagunakan lembaga- lembaga seperti yang tersebut diatas, untuk pelaksanaan fungsi
penyelenggaraan Pemerinthan Desa., pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. `
Masing-masing lembaga Desa tersebut memiliki kedudukan, tugas dan fungsi tertentu dalam konstruksi penyelenggaraan pemerintah desa yakni:
Kedudukan suatu lembaga desa mencerminkan peran yang diemban oleh lembaga desa tersebut;
Tugas dan kedudukan lembaga desa merupakan derivasi atau uraiaian lebih lanjut dari kewenangan desa, sehingga seluruh kewenangan desa dapat
diselenggarakan secara efektif oleh lembaga- lembaga desa tersebut.

Kedudukan Kelembagaan Desa Dan Pemerintah Desa


1. Pemerintah Desa
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa
menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama
tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.

Dengan begitu kompleksnya permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, maka pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa selaku kepala
pemerintahan desa dan dibantu oleh Perenagkat Desa selaku pembantu tugas- tugas Kepala Desa. Perangkat Desa merupakan unsur yang terdiri dari :

 Unsur staf (Sekretariat Desa);

 Unsur lini (pelaksana teknis lapangan); dan

 Unsur kewilayahan (para Kepala Dusun)

Diantara unsur pemerintah desa yaitu unsur kepala (Kepala Desa), unsur pembantu kepala atau staf (Sekretaris Desa dan para Kepala Urusan), unsur
pelaksana teknis fungsional (para Kepala Seksi), dan unsur pelaksana teritorial (Kepal Dusun), senantiasa ditata dalam suatu kesatuan perintah dari
Kepala Desa dan terdapat hubungan kerja sesuai pembagian kerja yang jelas diantara unsur-unsur organisasi Pemerintah Desa tersebut, sehingga tidak
terjadi tumpang tindih kerja serta terciptanya kejelasan tanggungjawab dari setiap orang yang ditugaskan pada unit-unit kerja Pemerintah Desa.

2. Badan Permusyawaran Desa


Badan permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :

 Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

 Menampung dan Menyalurkan aspirasi masyarakat desa;

 Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa;

Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwakilan dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan
secara demokratis. Masa jabatan Badan Permusyawaratan Desa adlah selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/ janji. Anggota
BPD dapat dipilih paling banyak selama 3 (tiga) periode.

Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang, dengan memperhatikan wilayah, perempuan,
penduduk, dan kemampuan Keuangan Desa.

3. Lembaga Kemasyarakan Desa


Lembaga kemasyarakan desa wadah partisipasi masyarakat desa sebagai mitra Pemerintah Desa. Lemabag Kemasyarakatan Desa mempunyai
fungsi :

 menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat;

 meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa;

 menumbuhkan, mengembangkan, dan menggerakkan prakarsa, partisipasi, swadaya, serta gotong royong masyarakat;

 meningkatkan kesejahteraan keluarga;

 meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4. Lembaga Adat
Lembaga Adat adalah lembaga desa yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan
berkembang atas prakarsa masyarakat desa. Lemabaga adat mempunyai tugas membantu pemerintahan desa dan sebagai mitra dalam memberdyakan,
melestarikan dan mengembangkan adat istiadat sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat desa.

5. Kerjasama Antar Desa


Kerjasama Antar Desa meliputi ;

 Pengembangan Usaha Bersama yang dimiliki desa untuk mencapai nilai ekonomis yang berdaya saing;

 Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan desa, dan pemberdyaan antar desa;

 Bidang keamanan dan ketertiban;

6. Badan Usaha Milik Desa


Badab Usaha Milik Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam bidang ekonomi dan pelayanan umum. Hasil usaha
BUMDes digunakan untuk
 Pengembangan usaha,pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, bantuan untuk masyarakat miskin.

3.5 Peranan Stakeholder Pada Sistem Sosial

Pada umumnya di asam jawapelaku pembangunan adalah adanya pt. Asam jawa serta adanya perkebunan perkebunan kelapa sawit baik itu
milik pribadi maupun milik perusahaan ataupun pemerintah.
Salah satu faktor yang mendukung berkembang pesatnya perkebunan yang ada di desa Asam Jawa ialah letak geografisnya yang sangat cocok untuk
menanam komoditi kelapa sawit. Faktor-faktor yang mendukung dapat berkembang pesatnya komoditi kelapa sawit adalah kesesuain lahan yang
ditentukan oleh letak geografis,tofografi serta ketersediaan air yang banyak.Strategis serta suburnya tanah yang dimiliki desa Asam Jawa ini
memberikan dampak yang besar bagi perkembangan desa Asam Jawa yang semula hanya terdiri dari hutan-hutan yang lebat dan sedikit penghuninya

3.6 Kearifan Lokal yang Ada di Masyarakat

Kearifan lokal yang ada di desa asam jawa yang masih dilakukan sampai saat ini merupakan kegiatan menangkap ikan di sungai, rawa atau
kolam yang dilakukan masyarakat Labusel di musim kemarau. Pada saat itu debit air sungai akan jauh berkurang, sehingga sungai jadi dangkal, nah
saat itulah kesempatan untuk mendapatkan ikan lebih mudah.Tradisi ini terbilang unik. Sebelum memulai perburuan, sekelompok masyarakat beramai-
ramai masuk ke dalam kolam untuk menguras air sehingga debit air semakin sedikit dan hanya menyisakan lumpur. Selanjutnya warga mengucek-ucek
air hingga keruh karena tercampur lumpur sungai atau kolam. Setelah itu air yang sudah keruh dibiarkan.Karena air yang keruh, ikan yang semula
bersembunyi akan keluar dan muncul kepermukaan untuk mendapatkan udara segar. Jika ikan berukuran besar mulai muncul, pertanda ikan sudah
mulai mabuk, perburuan pun dilakukan. Sambil berebutan, warga mengambil ikan yang masih sedikit liar lalu mengumpulkannya di penampungan.
Tentu saja ikan yang diambil hanya yang berukuran besar, sedangkan yang masih kecil dibiarkan agar populasinya tak terganggu. Dan setelah acara
menangkap ikan selesai ikan yg di dapat akan di bagikan kepada masyarakat atau juga di olah dan di santap bersama-sama. Tradisi ini lah yang
membuat masyarakat desa asam jawatetap terjaga kerukunan bersosialisasi antar masyarakat.

3.7 Perubahan Pada Sosial Masyarakat Pertanian

Seiring berjalan nya waktu dan perkembangan di desa asam jawa, banyak warga yang lebih memilih tanah mereka yang terdapat rawa atau
kolam menjadi kebun kelapa sawit. Akibat nya semakin berkurangnya lahan rawa atau sungai kecil maka berkurang juga populasi ikan tersebut,dan
jumlah nyayg semakin sedikit karna terlalu sering di lakukan penagkapan. Permasalahan ini menyebab kan perubahan interaksi sosial pada masyarakat
sekitar,jarangbersosialisai. Di tambah lagi sudah banyak masyarakat yang sibuk mengurusi kebun kelapa sawit milik pribadi masing, membuat jarang
nya bertemu atau berinteraksi lagi antar sesama masyarakat.

`
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pengamatan dan wawancara di desa asam jawa

Menyimpulkan pada umumny bahwa desa asam jawa yang terdiri dari 19.146 jumlah penduduk dengan luas desa 6.600 ha terjalin interaksi sosial yang
baik antar masyarakat setempat,juga bahwasanya masyarakat desa asam jawa tidak hanya bekerja sebagai petani,tetapi banyak juga yang memiliki lahan
perkebunan masing -masing.

Di desa asam jawa juga sangat di gencarkan pembangunan oleh pemerintah setempat,bukti bahwa organisasi kepemerintahan setempat

Berjalan baik,dan pembangun di desa diharapakan dapat membantu masyarakat.

4.2 Saran
Kepada pemerintahan desa asam jawa agar terus memperbaiki keadan di desa tersebut,dengan melakukan pembangunan yang dapat di
`manfaatkan secara maksimal oleh masyarakat,serta selalu transparan dalam persoalan apapun. Dan selalu melibatkan masyarakat dalam
kegiatan apapun guna terciptanya interaksi sosial yang baik antara masyarakat maupun pemerintah desa.

l
DAFTAR PUSTAKA

Dosensosiologi.Com/Pengertian-Sosiologi-Pertanian-Ruang-Lingkup-Dan-Fungsinya-Lengkap/.;Di Akses Pada Tanggal 23 April


2020
Wawancara dengan bapak supandi,warga desa asam jawa sekaligus pekerja kebun
BPS. 2019. “TORGAMBA DALAM ANGKA”data desa asam jawa di kecamatan torgamba.diakses tanggal 23 April 2020

Anda mungkin juga menyukai