Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran

nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba

dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat

fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. (Sumarsih, 2003)

Didalam laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur

yang komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan

sedikit Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur – unsur ini ditemukan dalam bentuk air,

ion anorganik, molekul kecil, dan makromolekul.

Media kultur yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme

dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Media kultur padat diperoleh dari

dengan menambahkan agar – agar. Agar – agar berasal dari ekstrak ganggang

merah. Kandungan galaktan pada agar sebagai pemadat adalah 1.5 – 2.0% dan

membeku pada suhu 45º C. Agar - agar susah diuraikan oleh bakteri. (Utami,

2004)

Saat ini, berbagai macam media kultur bakteri telah banyak dibuat

dengan bahan dasar agar – agar sebagai pemadat. Penelitian berikutnyapun

peneliti mencoba mengganti bahan dasar agar tersebut dengan tepung tapioka,

kacang kedelai, wortel, kentang yang semuanya telah berhasil. Semua

1
penelitian yang telah berhasil dilakukan baik tepung tapioka, kacang kedelai,

wortel dan kentang semuanya memiliki kandungan karbohidrat.

Dilandasi dari penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan pati dari

pohon sagu yang diolah menjadi tepung. Tepung sagu adalah pati

(karbohidrat) yang diekstrak dari batang sagu kandungan kimianya terdiri dari

protein, lemak, karbohidrat, amilosa, amilopektin, karoten, tiamin dan asam

askorbat (dalam jumlah kecil) dengan kandungan mineral dalam serat terdiri

dari N, P, K, Ca, Mg, Fe. Sagu sukar larut dalam air, ini dikarenakan

kandungan amilopektinnya yang sangat besar lebih dari amilosa. Proses

gelatinasi tepung sagu yaitu pada suhu 60 - 72º C dengan viskositas pada suhu

50º C dan penurunan viskositas pada suhu 95º C.(Suryana, 2004)

Dengan kandungan amilopektin yang dimiliki oleh tepung sagu,

tepung ini cukup untuk memenuhi persyaratan untuk memadatkan. Dengan

penambahan nutrisi penting lainnya, tepung sagu dapat menjadi sebuah media

dasar untuk menumbuhkan bakteri dengan kosentrasi tetentu. Untuk sterilisasi

media kultur untuk Bakteri digunakan autoclave.

Diharapkan pati sagu ini dapat digunakan sebagai media Kultur untuk

Bakteri serta dapat dikembangkan menjadi media selektif, media esklusif dan

media kultur untuk bakteri lainnya. (Utami, 2004)

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik suatu permasalahan yaitu

apakah tepung sagu dapat digunakan untuk memadatkan media dasar kultur

untuk bakteri dan apakah bakteri dapat tumbuh pada media tersebut.

2
C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tepung sagu dapat

digunakan sebagai pemadat media kultur bakteri dan berapa konsentrasi

tepung sagu yang baik untuk pertumbuhan bakteri pada media tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi informasi tentang

sagu sebagai pemadat pengganti agar – agar untuk media kultur bakteri.

Anda mungkin juga menyukai