Jtptunimus GDL Muhammadbi 6961 2 Babi PDF
Jtptunimus GDL Muhammadbi 6961 2 Babi PDF
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi atau zat – zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan
sedikit Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur – unsur ini ditemukan dalam bentuk air,
dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Media kultur padat diperoleh dari
dengan menambahkan agar – agar. Agar – agar berasal dari ekstrak ganggang
merah. Kandungan galaktan pada agar sebagai pemadat adalah 1.5 – 2.0% dan
membeku pada suhu 45º C. Agar - agar susah diuraikan oleh bakteri. (Utami,
2004)
Saat ini, berbagai macam media kultur bakteri telah banyak dibuat
peneliti mencoba mengganti bahan dasar agar tersebut dengan tepung tapioka,
1
penelitian yang telah berhasil dilakukan baik tepung tapioka, kacang kedelai,
pohon sagu yang diolah menjadi tepung. Tepung sagu adalah pati
(karbohidrat) yang diekstrak dari batang sagu kandungan kimianya terdiri dari
askorbat (dalam jumlah kecil) dengan kandungan mineral dalam serat terdiri
dari N, P, K, Ca, Mg, Fe. Sagu sukar larut dalam air, ini dikarenakan
gelatinasi tepung sagu yaitu pada suhu 60 - 72º C dengan viskositas pada suhu
penambahan nutrisi penting lainnya, tepung sagu dapat menjadi sebuah media
Diharapkan pati sagu ini dapat digunakan sebagai media Kultur untuk
Bakteri serta dapat dikembangkan menjadi media selektif, media esklusif dan
B. Rumusan masalah
apakah tepung sagu dapat digunakan untuk memadatkan media dasar kultur
untuk bakteri dan apakah bakteri dapat tumbuh pada media tersebut.
2
C. Tujuan penelitian
tepung sagu yang baik untuk pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
D. Manfaat Penelitian
sagu sebagai pemadat pengganti agar – agar untuk media kultur bakteri.