OLEH:
YOHANA JAWE LODA
NIM: 1911030013
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini di banyak negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia
apabila berbicara masalah kesehatan pada umumnya asosiasi kita tertuju pada
pengobatan penyakit, rumah sakit, puskesmas, poliklinik, sehingga pembiayaan rumah
sakit dan pembiayaan penanganan orang sakit merupakan komponen utama pembiayaan
upaya kesehatan. Penanganan kesehatan penduduk masih berupa program-program
konvensional masih menekankan pada pengembangan rumah sakit – rumah sakit,
penanganan penyakit secara individual, spesialistis terutama penanganan peristiwa sakit
secara episodik. Program kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif dalam jangka
panjang tidak menguntungkan. Oleh karena berapapun besar biaya yang disediakan akan
tetap kurang, oleh karena permintaan akan pelayanan medis kuratif akan selalu
meningkat. Upaya kesehatan kuratif khususnya rumah sakit akan cenderung berkumpul
di tempat yang banyak uang, yaitu di kota-kota besar saja. Upaya kesehatan yang bersifat
kuratif tidak akan membawa masyarakat ke sehat produktif secara lebih cost efektif. Hal
ini menyebabkan upaya kesehatan yang berorientasi kuratif dari segi ekonomi bersifat
konsumtif tidak produktif.
Dipandang dari segi ekonomi melakukan investasi pada orang yang tidak atau belum
sakit lebih “cost effective” daripada terhadap orang sakit karena investasi pada orang
“sehat” dan orang ”tidak sakit” lebih dekat ke produktivitas ketimbang investasi pada
orang sakit. Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan
adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Kondisi pembangunan kesehatan secara umum
dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi,
kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial
budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat
dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang
ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit
ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses
yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya (1).
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan
jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradigma
Stepen R. Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective People”
menguraikan “The word paradigm comes from the Greek. It was originally a
scientific form, and is more commonly used today to mean a model theory, concept,
perception, orientation, assumption or frame reference. In the more general sense, it’s
the way we see the world, not in term or our visual sense of sight, but in term of
perceiving, understanding and interpreting”.
Dalam makna yang lebih popular dapat diartikan visi serta orientasi kita terhadap
realitas. Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia
terhadap informasi – informasi yang diperolehnya apakah dari pengalaman ataupun
dari penelitian.
B. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah Suatu proses memungkinkan orang untuk
meningkatkan kontrol dan meningkatkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan di bagi atas 3:
a. Pendekatan untuk modifikasi perilaku
b. Mengembangkan perilaku hidup sehat
c. Keadilan dan kemampuan (equity and empowerment)
a. Sehat dan sakit bukan merupakan sesuatu yang hanya sebatas hitam dan putih,
sehat berarti harus bugar sejalan antara fisik, mental dan sosial sedangkan sakit
berarti tidak bugar, tidak sejalan antara fisik mental dan sosial
b. Pelayanan kesehatan tidak hanya penyembuhan dan pemulihan, tetapi mencakup
preventif dan promotif serta pematauan berkala.
c. Pelayanan kesehatan bukan hanya Rumah Sakit, dan Poliklinik tetapi dimana
saja orang/ pasien menerima layanan kesehatan entah di fasilitas kesehatan yang
disediakan pemerintah ataupun rumah pasien itu sendiri
d. Tujuan pelayanan kesehatan mencakup empat upaya kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif
e. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya seluruh tenaga kesehatan yang saling
bekerja sama satu sama lain
f. Sasaran utama pelayanan adalah kelompok atau masyarakat yang sehat dan yang
sakit.
BAB III
KESIMPULAN
Selain itu, dalam paradigma sehat ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak
semata-mata dilihat dari penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indicator
negatif), tetapi lebih ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka
kesehatan (indicator Positif).